BAB I PENDAHULUAN. Agustono, B., Suprayitno., Dewi, H., dkk, (2012), Sejarah Etnis Simalungun, Penerbit Hutarih Jaya, Pematang Siantar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI E-MUSEUM SEBAGAI MEDIA PENYAJIAN INFORMASI BENDA-BENDA SEJARAH DAN BUDAYA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia ini penuh dengan adat istiadat yang sangat beraneka ragam, terutama di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB II METODE PERANCANGAN. Adapun maksud dan tujuan perancangan Multimedia Interaktif ini

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan hidup. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. budayanya. Hampir sebagian besar objek wisata budaya dan sejarah terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Batak adalah salah satu kelompok gelombang proto Melayu. Menurut Ichwan Azhari dan Daniel Perret (dalam Budi Agustono dkk) berpendapat bahwa nama Batak tidak muncul dari Batak sendiri, tetapi disematkan orang luar untuk mengidentifikasi penduduk pedalaman yang belum beragama Islam. Nama Batak pertama kali ditemukan pada tulisan Ferdinand Mendez Pinto pada abad ke-16 dalam bukunya Peregrination (perjalanan) yang disebut dengan nama Bata. Sebelumnya, nama yang berdekatan ditemukan pada tulisan Nicolo di Conti pada abad ke-15 yang menyebut Batech. Kedua nama tersebut mengandung pengertian yang sama yakni manusia bermukim di gunung dan dinyatakan uncivilized. Suku bangsa yang dikategorikan ke dalam suku Batak yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Mandailing, Batak Angkola, dan Batak Simalungun. 1 Batak Simalungun adalah salah satu sub Suku Bangso Batak yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga-marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah Timur mereka. Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku 1 Rujukan bacaan Sejarah Etnis Simalungun Agustono, B., Suprayitno., Dewi, H., dkk, (2012), Sejarah Etnis Simalungun, Penerbit Hutarih Jaya, Pematang Siantar

Simalungun berasal dari luar Indonesia. Suku Batak Simalungun memiliki bendabenda peninggalan sejarah dari nenek moyang suku Simalungun sehingga pada masa pemerintahan Raja - raja Simalungun membuat sebuah museum. Museum tersebut dinamakan dengan Museum Simalungun. Museum Simalungun dibangun pada 10 April 1939 di Pematang Siantar. Museum ini dibangun oleh Raja-Raja Simalungun dengan menggunakan biaya 1.650 gulden dan diresmikan pada 30 April 1940. Tujuan membangun Museum Simalungun pada masa itu adalah untuk menjaga benda-benda cagar budaya yang bernilai sejarah dan budaya agar tidak lenyap ditelan jaman. Sejak tanggal 7 Juni 1955 Museum Simalungun dikelola Museum Simalungun sedangkan biaya perawatan Museum Simalungun diharapkan dari Pemerintah Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. Koleksi utama dari museum ini antara lain yaitu Koleksi Etnografika berupa Peralatan rumah tangga,koleksi Keramikologis berupa Jenis porselin buatan China, Honand dan Spanyol,Koleksi Numismatika berupa mata uang,koleksi Naskah Kuno yang terbuat dari raut kayu alim dan bambu anyam,koleksi Arkeologi berupa Aneka Arca,Koleksi Hand Craft adalah Ornament yang bahannya terbuat dari kayu 2. Saat ini peninggalan sejarah Batak Simalungun kurang terawat di dalam Museum karena biaya pemeliharaannya cukup mahal, khususnya biaya pembersihan sehingga peninggalan sejarah dari Batak Simalungun bagaikan rongsokan dan terancam dimakan rayap. Menurut Kepala Museum Simalungun S. Andreas Lingga mengungkapkan bahwa Museum Simalungun saat ini seperti objek wisata yang mati suri. Baik pelancong lokal dari Kota Pematangsiantar, daerah Simalungun dan kota lain juga seperti turis mancanegara semakin jarang singgah ke Museum Simalungun. Kadang dalam satu bulan hanya beberapa orang yang datang berkunjung ke Museum Simalungun. Berdasarkan informasi dari indosiar.com Museum Simalungun tidak memiliki pengunjung Sepertinya Museum Simalungun tidak memiliki daya tarik apa-apa, mungkin karena lokasi Museum Simalungun yang jauh dari wilayah strategis pengunjung. Museum 2 Yayasan Museum Simalungun 1

Simalungun juga tertinggal dalam pembangunan pariwisata Kabupaten Simalungun dan Sumatra Utara karena tidak ada program-program pengembangan. Kondisi bangunan museum kurang tertata rapi, sehingga kurang mampu memikat hati pengunjung. Selain itu kegiatan promosinya juga sangat minim atau bahkan tidak ada. Ini dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah setempat. Baik perhatian Pemerintah Kabupaten Simalungun, Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara. Bahkan kalangan intelektual dari Universitas Simalungun dan Universitas Sumatra Utara (USU) jarang melakukan studi mengenai peninggalan sejarah Simalungun yang ada di Museum 3. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung Museum Simalungun sekaligus menjaga peninggalan benda-benda sejarah di Museum Simalungun. Penulis akan membuat sebuah media promosi yang menarik dan informatif yaitu media utama dan media pendukung. Media utama dalam perancangan ini digunakan untuk menjangkau target audience secara menyeluruh serta memberikan informasi yang benar kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat Sumatera Utara Khususnya Batak Simalungun sedangkan media pendukung dalam perancangan ini bertujuan sebagai alternatif dalam memberikan informasi bersifat kontinyu. Target utama dalam penelitian ini adalah masyarakat Sumatera Utara khususnya Batak Simalungun. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Museum Simalungun, sebagai berikut : 1. Kurangnya pemahaman masyarakat sekitar akan pentingnya peranan Museum Simalungun sebagai salah satu tempat peninggalan benda-benda bersejarah dan sekaligus sebagai tujuan wisata lokal maupun mancanegara. 3 Observasi Penulis 2

2. Kurangnya kepedulian pemerintah kota terhadap kondisi Museum Simalungun. 3. Setiap tahun jumlah pengunjung ke Museum Simalungun semakin menurun oleh karena itu diperlukan adanya media promosi yang informatif dan menarik. 1.2.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang media promosi yang informatif dan menarik untuk meningkatkan jumlah pengunjung Museum Simalungun? 1.3. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dibentuk ruang lingkup pada penelitian ini agar lebih terarah, sebagai berikut: 1. Apa Objek penelitian penulis adalah Perancangan Media promosi Museum Simalungun sebagai upaya meningkatkan jumlah pengunjung Museum Simalungun. 2. Bagian Mana Penulis akan merancang media promosi yang menarik dan informatif untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke Museum Simalungun dengan menggunakan media utama dan media pendukung. Media utama digunakan untuk menjangkau target audience secara menyeluruh serta memberikan informasi yang benar kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat Sumatera Utara Khususnya Batak Simalungun sedangkan media pendukung dalam perancangan ini bertujuan sebagai alternatif dalam memberikan informasi bersifat kontinyu. 3. Siapa Media promosi ini ditujukan kepada masyarakat sekitar Museum Simalungun yaitu Kota Pematang Siantar khususnya masyarakat Batak Simalungun usia (14 17 Tahun). 3

4. Dimana Media promosi ini akan dikenalkan kepada masyarakat Kota Pematang Siantar dan akan bekerja sama dengan Yayasan Museum Simalungun dan pemerintah kota. Media utama dalam penelitian ini akan dimasukkan dalam website resmi Kota Pematang Siantar sehingga masyarakat akan mudah mengakses dan mendapat informasi tentang Museum Simalungun. 5. Kapan Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember hingga Agustus 2015.Kemudian perancangan media akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Setelah itu promosi akan dilakukan pada bulan Januari 2016. 1.4. Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan pada penelitian ini adalah memberikan informasi yang benar dan sekaligus mengajak masyarakat agar berkunjung ke Museum Simalungun. Diharapkan dengan memberikan informasi yang benar diharapkan, masyarakat Kota Pematang Siantar lebih perduli dan menjaga bendabenda peninggalan Batak Simalungun sebagai warisan budaya. 1.5. Cara Pengumpulan Data dan Analisis 1.5.1. Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut : 1. Studi pustaka Merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mempelajari, membaca dan menganalisa buku-buku serta teori yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Dengan cara membaca buku-buku, tesis dan kumpulan artikel yang berkaitan dengan permasalahan ini. 2. Interview ( Wawancara) Merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang berkepentingan. Pihak berkepentingan adalah pihak yang mengetahui dan paham akan masalah-masalah yang berkaitan dengan Museum Simalungun. 4

3. Observasi (Pengamatan) Merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dihadapi yaitu Museum Simalungun. 1.5.2. Analisis Metode analisis, pada tahap ini dianalisis terhadap data kegiatan yang akan dilakukan. Analisis ini dilaksanakan dengan cara mengelompokkan data dari hasil wawancara, hasil kuesioner, maupun studi pustaka tentang Museum Simalungun serta observasi pandangan masyarakat terhadap museum, dan kemudian disajikan ke dalam Matriks perbandingan guna mendukung dalam penentuan media promosi yang sesuai dengan target audience. Peneliti akan menjabarkan kelebihan dan kelemahan dari berbagai jenis media yang ada, kemudian peneliti akan membuat suatu kesimpulan. Kesimpulan dimana peneliti akan memilih media tersebut sebagai solusi untuk meningkatkan jumlah pengunjung Museum Simalungun. Cara analisis yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Matriks Matriks menjadi salah satu metode analisis yang sangat bermanfaat dan sering digunakan untuk menyampaikan sejumlah besar informasi dalam bentuk ruang yang padat. Matriks merupakan alat yang rapi baik bagi pengelolaan informasi maupun analisis, (Rohidi, 2011:247). Sebuah matriks memuat kolom dan baris, yang memunculkan dua dimensi yang berbeda, konsep atau seperangkat informasi. Matriks juga sangat berguna untuk membuat perbandingan seperangkat data, misalnya mengidentifikasi perbedaan dan persamaan dalam data penelitian. Sedangkan menurut Suwardikun (2013:50), Pada prinsipnya analisis matriks adalah juxtaposition atau membandingkan dengan cara menjajarkan. Objek visual apabila dijajarkan dan dinilai menggunakan satu tolak ukur yang sama maka akan terlihat perbedaannya, sehingga dapat memunculkan gradasi misalnya membandingkan poster akan terlihat perbedaan gaya gambar dan genrenya. Susunan analisis matriks dapat dibentuk untuk memberi informasi berdasarkan 5

kategori, tema dan pola, baris pertama berisi data, berupa karya visual yang dianalisis terdiri dari beberapa kolom yang diperbandingkan. Peneliti memilih media internet. Internet menurut Monle Lee & Carla Johnson (2004), adalah sebagai ruang maya atau informasi supercepat (superhighway information) yang memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Menurut Max Sutherland dan Sylvester Alice K. (2005), memiliki alamat web merupakan bagian penting bagi citra sebuah perusahaan/lembaga. Perusahaan/lembaga yang memiliki alamat web dianggap lebih responsif dan berorientasi pada pelanggan, Lebih canggih dan berteknologi tinggi, Menyasar masyarakat yang membutuhkan informasi khususnya anak muda/remaja, dan juga masyarakat yang membutuhkan sosialisasi lebih luas. Sesuai dengan target audiens peneliti yaitu anak remaja dimana pada usia remaja cenderung menyukai hal-hal yang baru dan menyukai media yang cepat juga menarik. Menurut Gregory P. Gendi (dalam Pijiyanto hlm 180), bahwa situs web merombak proses penerbitan yang ada selama ini. Dalam penerbitan cetak tradisional, aktivitas penciptaan informasi, produksi, distribusi, dan konsumsi informasi terjadi terpisah-pisah. Tetapi semua proses ini di internet terintegrasi dalam satu sistem, terutama para konsumen yang didaulat integral menjadi satu dalam isi situs. Perbandingan yang akan dilakukan penulis yaitu perbandingan Museum Simalungun dan Museum TB Silalahi Center. Peneliti akan membandingkan berdasarkan masalah yang dihadapi Museum Simalungun yaitu kurangnya keperdulian pemerintah dan masyarakat terhadap Museum Simalungun sehingga berkurangnya jumlah pengunjung ke Museum Simalungun. Dengan adanya perbandingan ini diharapkan peneliti bisa menemukan solusi media untuk meningkatkan jumlah pengunjung sekaligus menyadarkan masyarakat akan pentingnya Museum Simalungun sebagai warisan budaya. 1.6. Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 6

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : Dokumentasi Penulis) 7

1.7. Pembabakan BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar permasalahan tentang penyu yang didalamnya meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan dan pembabakan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Menjelaskan teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk proses perancangan. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Menjelaskan berbagai hasil data yang telah didapatkan dan menjelaskan analisis masalah untuk menentukan proses perancangan. BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN Menjelaskan konsep desain dan hasil perancangan yang dibuat bedasarkan data yang telah didapatkan. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan permasalahan yang ada. 8

9