BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu infant atau bayi, toddler

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Obesitas dan Overweight

I. Panduan Pengukuran Antropometri

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan lokasi pengukuran ukuran2 tubuh atau penentuan tempat

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. diprediksikan terdapat peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, serta terdiri atas ratusan otot, tendon, dan ligamen. Kaki manusia dapat

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

Gambar II.3. Postur Bayi 3 b. Square Window 3,4 Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur femur proksimal atau secara umum disebut fraktur hip

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinggi Badan 1. Definisi Tinggi badan adalah jarak dari vertex ke lantai, ketika orang tersebut berdiri tegak, posisi tubuh anatomis dan posisi kepala pada bidang Frankfort (Ahmad et al., 2014). Sedangkan menurut Snell (2006), tinggi badan didefinisikan sebagai hasil pengukuran maksimum panjang tulang-tulang dalam tubuh yang membentuk poros tubuh (The Body Axis), yang diukur dari titik tertinggi kepala yang disebut vertex (puncak kepala) ke titik terendah dari tulang kalkaneus (tuberositas calcanei) yang disebut heel. Tinggi badan merupakan komponen yang fundamental dalam penilaian status gizi dan nutrisi, memperkirakan luas permukaan tubuh, dan memprediksi fungsi paru pada anak-anak (Gauld et al., 2004). Selain itu tinggi badan merupakan indikator yang penting untuk menentukan indeks masa tubuh, indeks kreatinin, serta memperkirakan indeks energi basal tubuh, selain itu tinggi badan dapat digunakan sebagai pengukur BMR (basal metabolic rate) (N. Yabanci et al., 2009). Tinggi badan yang bervariasi diyakini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya saja faktor ras, etnik dan nutrisi memegang peran yang sangat penting (Ilayperuma et al., 2010). 6

7 2. Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan posisi antropometris, yaitu dengan posisi subjek berdiri tegak lurus, kepala menghadap ke depan dengan tungkai, pantat,punggung dan kepala berada dalam satu garis lurus serta kedua tangan relaks di samping badan Wiyono et al. dalam Novian (2011). Selain itu dalam mengukur tinggi badan, posisi kepala sejajar dengan dataran Frankfurt (Jasuja dan Singh, 2004). Menurut CDC (1988), cara pengukuran tinggi badan yang sering terlewatkan adalah, menarik napas panjang dan menahannya untuk beberapa saat ketika pengukuran berlangsung, kemudian rambut ataupun ornamen yang berada di kepala haruslah disingkirkan, selain itu tumpuan berat badan haruslah seimbang berada di kedua kaki, posisi menghadap lurus kedepan, bahu rileks, tangan di samping, kaki lurus, tumit berdempetan, dengan kepala scapula bokong dan tumit menempel pada bidang vertikal, posisi ini terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar commit 2.1 Posisi to user Antropometris (CDC, 1988)

8 Pengukuran tinggi badan pada umumnya dipersulit oleh beberapa keadaan misalnya kelemahan otot, kerusakan sendi ataupun adanya deformitas pada tulang belakang. Pengukuran tinggi badan menggunakan rentang tangan banyak digunakan, namun hasilnya jauh dari kata akurat (Gauld et al., 2004). 3. Perkiraan Tinggi Badan Ukuran tulang-tulang panjang dalam tubuh memiliki hubungan yang signifikan dalam memperkirakan tinggi badan pada lansia. Pada keadaan dimana lansia tidak dapat berdiri tegak atau ketika satu-satunya hal yang dapat dilakukan hanyalah terbaring di tempat tidur, ada beberapa cara untuk menentukan tinggi badan. Novian (2011) mengungkapkan beberapa cara seperti: a. Mengukur jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan pada saat direntangkan secara maksimum, akan sama dengan ukuran tinggi badan. b. Mengukur panjang dari vertex (puncak kepala) sampai symphisis pubis dikali 2, ataupun ukuran panjang dari symphisis pubis sampai ke salah satu tumit, dengan posisi pinggang dan kaki diregangkan serta tumit dijinjitkan. c. Mengukur panjang salah satu lengan (diukur dari salah satu ujung jari tengah sampai ke acromion di clavicula pada sisi yang sama) dikali 2 cm, lalu ditambahkan lagi 34 cm (terdiri

9 dari 30cm panjang 2 buah clavicula dan 4 cm lebar dari manubrium sterni) d. Mengukur panjang dari lekukan di atas sternum (sternal notch) sampai symphisis pubis lalu dikali 3,3. e. Mengukur panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon pada satu sisi yang sama dikali 3,7. f. Panjang femur dikali 4 g. Panjang humerus dikali 6 Uhrova et al. (2011) menyebutkan bahwa perkiraan tinggi badan bisa juga dilakukan dengan : a. Panjang telapak kaki, pengukuran ini diukur secara langsung mulai dari bagian paling posterior tumit (pternion) sampai bagian anterior dari jari yang paling panjang (acropodion). b. Lebar telapak kaki, pengukuran ini diukur secara langsung mulai dari ujung metatarsal 1 sampai ujung metatarsal 2. Metode yang digunakan untuk menentukan tinggi badan sangatlah beragam, namun yang terpenting metode yang digunakan haruslah reliable. Ketidakmampuan dalam menentukan tinggi badan secara akurat menurunkan medical assessment (Gauld et al., 2004). 4. Pertumbuhan Tinggi Badan Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah bila mendapat tekanan. Tulang bersifat keras oleh karena matriks

10 extraselularnya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajad elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik. Tulang berkembang dengan dua cara: membranosa dan endochondral. Pada cara yang pertama, tulang berkembang langsung dari membran jaringan ikat; pada cara yang kedua, mula mula dibentuk model tulang rawan dan kemudian diganti oleh tulang. Tulang panjang ekstremitas berkembang secara osifikasi endochondral. Osifikasi ini merupakan proses yang lambat dan baru selesai pada usia 18-20 tahun atau malahan lebih lama lagi (Snell, 2006). Tulang secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu epiphysis, metaphysis dan diaphysis. Disamping itu tulang juga memiliki dua komponen, yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular atau spongiosa. Tulang kortikal merupakan bagian dari diaphysis yang memiliki kekuatan yang besar. Sedangkan tulang trabekular atau spongiosa terletak di bagian metaphysis yang mengandung sel-sel hematopoetik (Price dan Wilson, 2005). Pusat pertumbuhan tinggi badan manusia berada pada lempeng epiphyseal plate yang terletak di ujung tiap tulang panjang. Epiphyseal plate terbentuk sejak manusia dilahirkan dan biasanya akan menutup pada usia 16 tahun untuk wanita sedangkan untuk pria menutup pada usia 18 tahun yang berarti pertumbuhan sudah berhenti (Wibisono, 2014).

11 Tempat pertemuan dua tulang atau lebih yang saling berhubungan dinamakan sendi (Price dan Wilson, 2005). Sendi memiliki fungsi untuk melakukan pergerakan, beberapa sendi memiliki pergerakan yang bebas, tetapi ada juga sendi dalam tubuh manusia yang hanya memiliki sedikit pergerakan atau bahkan tidak mempunyai pergerakan. Mengukur tinggi badan adalah mengukur tubuh yang dibentuk oleh tulang yang dihubungkan dengan sendi (Ismurrizal, 2011). Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak ketika terjadi lebih banyak pembentukan daripada absorpsi tulang (Price dan Wilson, 2005). Semakin bertambahnya usia struktur tulangpun mengalami perubahan. Pada saat usia mencapai 18 tahun pada pria dan 16 tahun pada wanita, pertumbuhan panjang tulang berhenti, namun berbeda dengan halnya lebar tulang, pertumbuhan lebar (width) atau pertumbuhan appositional akan terus berlanjut, hal ini disebabkan karena adanya eksplosi dari periosteal. Adanya perubahan bentuk (shape) pada tulang ini berfungsi untuk mempertahankan fungsi mekaniknya yaitu menjadi cukup kuat untuk menahan tekanan dan menjadi cukup ramping untuk meminimalkan kebutuhan energi. Perubahan bentuk pada tulangtulang panjang lansia adalah pelebaran diameter dan secara

12 signifikan terjadi penipisan kortikal (Boskey dan Coleman, 2010). Perubahan bentuk tulang-tulang pada lansia cenderung lebih stabil pada tulang-tulang panjang ekstremitas (Montoye, 2007). B. Hubungan tinggi badan dengan status gizi Pengukuran tinggi badan merupakan salah satu aspek antropometri dimana pengukuran tinggi badan merupakan assessment yang penting untuk menentukan status gizi seseorang. Antropometri merupakan pengukuran eksternal dari manusia, dimana telah disebut di atas antropometri memiliki tempat yang sangat penting untuk melakukan penilaian status gizi. Assessment status gizi ini sangat penting seiring dengan meningkatkan angka obesitas dan overweight pada lansia, dimana hal ini berkaitan erat dengan peningkatan angka kematian serta penyakit metabolik maupun penyakit jantung. Obesitas dan overweight juga berkontribusi dalam penurunan fungsional tubuh maupun adanya disabilitas pada lansia. Tak hanya masalah obesitas dan overweight, pada saat yang bersamaan dalam angka yang cukup signifikan dilaporan bahwa lansia mengalami underweight dan karenanya lansia berada dikeadaan dimana sangat mudah bagi mereka untuk terkena penyakit akut dan kematian. Kehilangan berat badan menunjukan angka yang cukup tinggi dalam mengakibatkan disabilitas pada lansia (Novian, 2011). Penilaian status gizi menggunakan pengukuran antropometri digunakan untuk menentukan BMI, penghitungan ini terhitung cukup

13 mudah untuk dilakukan, dimana pengukuran BMI dilakukan dengan cara berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Hasil BMI tersebut menurut Asia-Pasific kemudian dikategorikan dalam beberapa kelompok, dimana Normal = BMI 18.5-22.9, overweight = BMI 23-24.9, and obese = BMI > 25 (Thandassery, 2014). Status gizi yang cenderung berlebih (obesitas dan overweight) merupakan faktor resiko terpenting terjadinya disabilitas pada orangtua. (Visser et al., 1998; Koley et al., 2010). Pengukuran antropometri yang dilakukan pada orangtua merupakan pengukuran yang non-invasive dan inexpensive, serta mudah untuk dilakukan. Pengukuran antropometri yang paling sering dilakukan adalah pengukuran tinggi badan (height), berat badan (weight), lingkar pinggang (girth) serta ketebalan lipatan kulit (skin fold) (Kuczmarski et al., 2000; Menezes dan Marcui, 2005; Milanovic et al., 2011). Namun sayangnya, kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi hasil pengukuran dan interpretasi status gizi seseorang. Kesalahan yang paling sering terjadi dikarenakan oleh 2 hal: a. Pengukuran yang diulang beberapa kali dan memberikan hasil yang sama dikarenakan 3 faktor utama yaitu (unreliability, imprecision, undependability) b. Kesalahan karena faktor ketidakakuratan (inaccuracy) dan adanya bias (Ulijaszek dan Kerr, 1999).

14 C. Panjang ulna Panjang ulna adalah jarak yang ditarik langsung dari prosesus olecrani sampai dengan prosesus styloideus pada saat siku difleksikan secara maksimal (ebit et al., 2010). Sedangkan menurut Gauld et al. (2004) panjang ulna dapat diperoleh dengan cara duduk dan lengan ditaruh di atas meja secara rileks, telapak tangan diposisikan pronasi. Siku ditekuk dengan sudut 90-110 derajad, akhir proksimal ulna ditemukan dengan cara meraba sepanjang tulang, sedangkan ujung dari prosesus styloideus dapat dirasakan di pergelangan tangan dengan meraba di sepanjang tulang distal seperti yang tampak pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Posisi Pengukuran Ulna (Gauld et al., 2004) Ulna adalah tulang panjang yang sering digunakan untuk pengukuran estimasi tinggi badan karena ulna merupakan tulang yang terletak paralel di lengan bawah, dimana ujung-ujungnya berada di permukaan sehingga mudah untuk diraba. Ulna adalah tulang panjang yang berbentuk prismatik yang terletak di sebelah medial dari lengan bawah. Tulang ini lebar di sebelah proksimal dan mengecil di sebelah distal. Osifikasi tulang commit ulna ini to user dimulai sejak usia 8 minggu ketika

15 masa fetus, dan epiphysis proksimal akan berhenti bertumbuh pada usia 14 tahun pada wanita dan 16 tahun pada pria, sedangkan epiphysis distal akan berhenti tumbuh di usia 17 tahun pada wanita dan 18 tahun pada pria (Prasad et al., 2012). Rumus yang digunakan untuk mengukur tinggi badan berdasarkan panjang ulna sudah cukup banyak ditemukan seperti yang tercantum pada Tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Rumus Estimasi Tinggi Badan Rumus Ilayperuma et al. (2010) Prasad et al. (2012) Rumus Thumar B et al. (2011) Rumus Pureepatpong et al. (2010) Laki-laki 97,252 + 2,645 x panjang ulna (cm) Perempuan 68,777 + 3,536 x panjang ulna (cm) 93,45 + 2,92 x panjang ulna (cm) 113,89 + 2,37 x panjang ulna (cm) 65,76 +3,667 x panjang ulna (cm) 18,95 +5,335 x panjang ulna (cm) 64,605 + 3,8089 x panjang ulna (cm) 66,377 + 3,5796 x panjang ulna (cm).

16 B. Kerangka Pemikiran Panjang Ulna Deformitas, Paralisis, Kompresi tulang belakang Panjang Depan Knee height Tinggi duduk Pengukuran Tinggi Badan secara antropometris sulit dilakukan Estimasi Tinggi Badan Penilaian status gizi Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Keterangan: : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

17 C. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan antara tinggi badan menggunakan panjang ulna dengan tinggi badan aktual pada perempuan. 2. Terdapat perbedaan antara tinggi badan menggunakan panjang ulna dengan tinggi badan aktual pada laki-laki.