ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

dokumen-dokumen yang mirip
ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA KE-V TAHUN

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

IKATAN MAHASISWA FISIOTERAPI INDONESIA (IMFI) PERIODE

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014

ANGGARAN DASAR JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEWAN MAHASISWA

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI (HIMAGRON) INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO NO.01 / TAP / SM FEB UNDIP / 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI SMAN PLUS PROPINSI RIAU

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PEMBUKAAN BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ANGGARAN DASAR Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

MAJELIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

MUSYAWARAH NASIONAL XVII FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA TANAH LAUT, MEI 2016

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

DAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

Musyawarah Nasional XIII Ikatan Himpunan Mahasiswa Fisika Indonesia Central Executive of Indonesian Physics Student s Societies Association

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

ANGGARAN DASAR. LEMBAGA KEMAHASISWAAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Tahun 2018

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA (AD/ART) IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA (IKA USB) Pembukaan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transkripsi:

HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan Indonesia merupakan insan pembangunan nasional yang memiliki moral, intelektual, dan kinerja yang mampu berperan sebagai agen perubahan untuk membawa dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa peternakan Indonesia sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dituntut untuk mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap realita masyarakat dan mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dengan didasarkan kepada nilai nilai kebenaran dan keadilan untuk dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dalam semua aspek kehidupan, khususnya melalui sektor peternakan. Atas dasar kesadaran dan tuntutan tanggung jawab tersebut, maka diperlukan satu kesatuan arah pemikiran dan gerak langkah mahasiswa peternakan Indonesia. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa peternakan Indonesia menghimpun diri dalam suatu wadah Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia. HASIL MUNAS XIII BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT PEMBENTUKAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia yang kemudian disingkat

Pasal 2 Waktu dan Tempat Pembentukan dibentuk pada tanggal 18 April 1983 di Baturraden, Jawa Tengah Pasal 3 Tempat Kedudukan Sekretariat Nasional (SETNAS) berkedudukan dimana perangkat tertinggi berada. BAB II ASAS, SEMANGAT DAN SIFAT Pasal 4 Asas dan Semangat berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan semangat kekeluargaan, kegotongroyongan dan nasionalisme Pasal 5 Sifat merupakan wadah mahasiswa yang bersifat keprofesian dan independen BAB III TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 7 Fungsi berfungsi : 1. Membina dan meningkatkan kerjasama dengan stakeholder peternakan khususnya dan masyarakat pada umumnya 2. Berperan serta dalam mengembangkan nalar dan keterampilan masyarakat dalam bidang peternakan 3. Memberi kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya dunia peternakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Sebagai mediator dan akselerator bagi seluruh stakeholder peternakan dalam pembangunan peternakan Indonesia 5. Menyikapi kondisi peternakan nasional dan melakukan fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah tentang peternakan baik di tingkat wilayah dan nasional berbentuk Federasi BAB IV BENTUK DAN KEKUASAAN Pasal 8 Bentuk Pasal 9 Kekuasaan Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional (MUNAS) untuk tingkat nasional dan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) untuk tingkat wilayah Pasal 6 Tujuan bertujuan meningkatkan peran aktif mahasiswa peternakan Indonesia untuk memajukan dunia peternakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB V KEORGANISASIAN Pasal 10 Keanggotaan beranggotakan seluruh mahasiswa peternakan Indonesia yang diwakili oleh lembaga eksekutif mahasiswa peternakan dari suatu perguruan tinggi Pasal 11 Badan Kelengkapan Badan Kelengkapan terdiri dari : 1. Pengurus yang terdiri dari : a. Pengurus Besar yang selanjutnya disebut PB b. Pengurus Wilayah yang selanjutnya disebut PW 2. Majelis Pekerja yang terdiri dari : a. Majelis Pekerja Nasional yang selanjutnya disebut MP NAS b. Majelis Pekerja Wilayah yang selanjutnya disebut MP WIL Pasal 12 Kepemimpinan Kepemimpinan terdiri dari : 1. Pada tingkat nasional dipimpin oleh Ketua Umum PB yang berkoordinasi dengan MP NAS 2. Pada tingkat wilayah dipimpin oleh Koordinator Wilayah yang berkoordinasi dengan MP WIL Pasal 13 Keuangan Keuangan diperoleh dari usaha-usaha yang halal, sah, dan tidak mengikat BAB VI ATRIBUT ORGANISASI Pasal 14 Lambang dan Bendera Lambang dan Bendera sesuai hasil ketetapan MUNAS XI tahun 2010 di Baturraden Pasal 15 Hymne Hymne sesuai hasil ketetapan MUNAS XI tahun 2010 di Baturraden BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 16 Perubahan Anggaran Dasar 1. Perubahan Anggaran Dasar (AD) hanya dapat dilakukan dalam MUNAS dan atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) 2. Usulan Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan apabila diusulkan oleh anggota kepada MP NAS sebelum dilaksanakan MUNAS dan atau MUNASLUB Pasal 17 Pembubaran Organisasi Pembubaran hanya dapat dilakukan dalam MUNAS atau MUNASLUB

BAB VIII ATURAN PENUTUP Pasal 18 Penutup Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota adalah lembaga tertinggi mahasiswa peternakan yang bersifat eksekutif dari Perguruan Tinggi se-indonesia yang telah disahkan oleh Ketua Umum PB Pasal 2 Persyaratan Persyaratan untuk menjadi anggota adalah : 1. Mendaftarkan diri sebagai calon anggota kepada PB melalui PW 2. Mengikuti minimal 1 kali kegiatan baik di tingkat nasional atau wilayah dalam satu periode kepengurusan Pasal 3 Hak dan Kewajiban 1. Hak anggota, antara lain : a. Mengikuti secara aktif kegiatan b. Menjadi penyelenggara kegiatan c. Dipilih dan memilih Badan Kelengkapan d. Meminta dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan e.memberikan kritik, saran dan solusi kepada Badan Kelengkapan untuk memajukan 2.Kewajiban anggota, antara lain :

a. Mentaati AD/ART b. Menjunjung tinggi dan memelihara nama baik c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan d. Wajib memberitahukan secara lisan dan tulisan kepada panitia penyelenggara apabila berhalangan hadir dalam mengikuti kegiatan nasional dengan tembusan kepada PB e. Setiap institusi memiliki kewajiban memperkenalkan pada mahasiswa f. Setiap institusi memiliki kewajiban melakukan kegiatan dalam pengkaderan yang dikoordinir oleh Korwil dan PB Pasal 4 Hilangnya Keanggotaan Keanggotaan dapat hilang, antara lain apabila : 1. Atas permintaan sendiri dengan memberikan surat pernyataan tertulis kepada PB 2. Lembaga yang menjadi anggota dinyatakan telah bubar 3. Dicabut keanggotaannya oleh MUNAS atau MUNASLUB Pasal 5 Pembagian Wilayah Keanggotaan dibagi menjadi wilayah I, II, III, IV dan V BAB II BADAN KELENGKAPAN Pasal 6 Pengurus Besar 1. PB merupakan eksekutif tertinggi di tingkat nasional 2. PB dipimpin oleh Ketua Umum PB yang mendapat mandat dari MUNAS 3. PB merupakan representasi dari setiap wilayah yang tergabung dalam 4. Dalam menjalankan tugasnya Ketua Umum PB dibantu oleh : a. Ketua I Bidang Administrasi dan Keuangan b. Ketua II Bidang Kaderisasi c. Ketua III Bidang Advokasi, Propaganda dan Aksi d. Ketua IV Bidang Keilmuan dan Keprofesian e. Ketua V Bidang Informasi dan Komunikasi 5. Perangkat PB bertanggung jawab kepada Ketua Umum PB 6. Perangkat PB dilantik oleh Ketua Umum PB melalui MUNAS Pasal 7 Ketua Umum PB 1. Ketua Umum PB dipilih langsung oleh anggota melalui MUNAS 2. Ketua Umum PB tidak diperkenankan merangkap jabatan struktural dalam satu periode kepengurusan yang bersamaan 3. Ketua Umum PB bertanggung jawab kepada anggota melalui MUNAS atau MUNASLUB 4. Apabila Ketua Umum PB tidak dapat menjalankan tugasnya selama maksimal 3 bulan, maka dalam kurun waktu tersebut fungsi eksekutif sementara dijalankan oleh perangkat PB lainnya yang diberi mandat oleh Ketua Umum PB Pasal 8 Hak dan Kewajiban Pengurus Besar 1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan AD/ART 2. Melaksanakan hasil ketetapan MUNAS 3. Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 4. Menyusun dan menetapkan program kerja 5. Memberikan Laporan Kerja setiap 6 bulan sekali kepada MP NAS secara tertulis dan lisan 6. Segera menyampaikan segala informasi penting mengenai kepada seluruh anggota

7. Menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Organisasi (APBO) dengan pertimbangan MP NAS 8. Memperhatikan serta menindaklanjuti kritik, saran, dan teguran MP NAS maupun anggota 9. Menampung dan menindaklanjuti saran dan aspirasi PW 10. PB terpilih berhak mendapatkan jaringan kerja dari PB demisioner Pasal 9 Majelis Pekerja Nasional 1. MP NAS adalah Badan yang mengawasi pelaksanaan hasil-hasil MUNAS dan mempersiapkan MUNAS berikutnya 2. MP NAS dibentuk dan ditetapkan oleh MUNAS 3. MP NAS terdiri dari 1 orang perwakilan masing-masing wilayah yang dipimpin oleh Koordinator merangkap anggota 4. Pemilihan koordinator melalui mekanisme internal anggota MP NAS Pasal 10 Hak dan Kewajiban Majelis Pekerja Nasional 1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan AD/ART 2. Mengawasi PB terhadap pelaksanaan ketetapan-ketetapan MUNAS 3. Memberikan kritik, saran, solusi dan teguran untuk kemajuan kepada PB 4. Memperhatikan dan menindaklanjuti kritik dan saran anggota 5. Membentuk Badan Pekerja MUNAS dan bersama-sama mempersiapkan materi MUNAS dan atau MUNASLUB 6. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Kerja kepada MUNAS dan atau MUNASLUB 7. Menyelenggarakan MUNAS danatau MUNASLUB 8. Mensosialisasikan Laporan Kerja per 6 bulan PB kepada anggota 9. MP NAS harus menghadiri kegiatan nasional minimal 1 orang pengurus MP NAS Pasal 11 Pengurus Wilayah 1. PW merupakan eksekutif tertinggi di tingkat wilayah 2. PW dipimpin oleh Koordinator Wilayah yang mendapat mandat dari MUSWIL 3. Dalam menjalankan tugasnya Koordinator Wilayah dibantu oleh perangkat PW 4. Perangkat PW dipilih oleh koordinator wilayah yang berkordinasi dengan PB 5. Perangkat PW bertanggung jawab kepada Koordinator Wilayah 6. Perangkat PW dilantik oleh Koordinator Wilayah dan diketahui oleh PB Pasal 12 Koordinator Wilayah 1. Koordinator Wilayah dipilih langsung oleh anggota wilayah melalui MUSWIL 2. Koordinator Wilayah berhak mengangkat dan memberhentikan perangkat PW lainnya secara musyawarah 3. Koordinator Wilayah tidak diperkenankan merangkap jabatan struktural dalam satu periode kepengurusan yang bersamaan 4. Koordinator Wilayah bertanggung jawab kepada anggota wilayah melalui MUSWIL dan menjalankan koordinasi instruktif dengan PB 5. Apabila Koordinator Wilayah tidak dapat menjalankan tugasnya selama maksimal 3 bulan, maka dalam kurun waktu tersebut fungsi eksekutif sementara dijalankan oleh perangkat PW lainnya yang diberi mandat oleh Koordinator Wilayah

Pasal 13 Hak dan Kewajiban Pengurus Wilayah 1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan AD/ART 2. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan MUNAS dan MUSWIL 3. Menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) 4. Menyikapi setiap kebijakan-kebijakan PB 5. Melakukan koordinasi dengan anggota-anggota wilayahnya 6. Menampung dan menindaklanjuti saran dan aspirasi anggota wilayah 7. Membantu kelancaran kegiatan nasional yang diselenggarakan di wilayahnya 8. PW wajib melaksanakan program nasional yang direkomendasikan oleh PB yang telah disepakati dalam RAKERNAS 9. PW berhak mengusulkan anggota baru kepada PB untuk selanjutnya ditetapkan dalam MUNAS 10. Memperhatikan dan menindaklanjuti kritik, saran, solusi dan teguran MP WIL 11. PW terpilih berhak mendapatkan jaringan kerja dari PW demisioner 12. PW terpilih berkewajiban memperkuat jaringan kerja yang lama dan memperluas jaringan kerja yang baru 1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan AD/ART 2. Mengawasi PW terhadap pelaksanaan ketetapan-ketetapan MUNAS dan MUSWIL 3. Memberikan kritik, saran, solusi dan teguran untuk kemajuan kepada PW 4. Memperhatikan dan menindaklanjuti kritik dan saran anggota 5. Membentuk Badan Pekerja MUSWIL dan bersama-sama mempersiapkan materi MUSWIL dan atau MUSWILLUB 6. Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Kerja kepada MUSWIL dan atau MUSWILLUB 7. Menyelenggarakan MUSWIL danatau MUSWILLUB Pasal 16 Periode Kepengurusan Periode kepengurusan Badan Kelengkapan adalah 2 tahun sejak ditetapkan BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 17 Struktur Organisasi Struktur adalah sebagai berikut : MUNAS Pasal 14 Majelis Pekerja WIL 1. MP WIL adalah Badan yang mengawasi pelaksanaan hasil-hasil MUSWIL dan mempersiapkan MUSWIL berikutnya. 2. MP WIL dibentuk dan ditetapkan oleh MUSWIL 3. MP WIL terdiri dari 3 orang anggota yang dipimpin oleh Koordinator merangkap anggota 4. Pemilihan koordinator melalui mekanisme internal anggota MP WIL Pasal 15 Hak dan Kewajiban MP WIL MUSWIL PB MP WIL PW Garis Instruksi Garis Koordinasi BAB IV MUSYAWARAH NASIONAL Garis Pertanggungjawaban MP NAS

Pasal 18 Musyawarah Nasional 1. Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah musyawarah anggota yang merupakan kekuasaan tertinggi di tingkat nasional. 2. MUNAS diadakan 1 kali pada akhir periode kepengurusan 3. MUNAS dinyatakan sah apabila dihadiri 2/3 dari jumlah anggota + 1 anggota 4. Apabila ketentuan ayat (3) tidak terpenuhi, maka MUNAS ditunda 2x5 menit dan selanjutnya MUNAS dinyatakan quorum 5. Dalam keadaan luar biasa, MUNAS dapat diadakan sewaktu-waktu yang selanjutnya disebut MUNASLUB 6. Pimpinan MUNAS dipilih dari dan oleh peserta MUNAS Pasal 19 Kekuasaan dan Wewenang 1. Menetapkan AD/ART 2. Menetapkan Ketua Umum PB 3. Menetapkan MP NAS 4. Merekomendasikan perangkat PB 5. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) 6. Menetapkan Garis-garis Besar Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (GBAPBO) 7. Menetapkan waktu dan tempat MUNAS selanjutnya 8. Meminta Laporan Kerja MP NAS dan Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB 9. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum PB 10. Menerima, menolak, dan memberhentikan keanggotaan 11. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum PB dan MP NAS Pasal 20 Musyawarah Nasional Luar Biasa 1. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) adalah Musyawarah Nasional yang diadakan antara lain karena hal-hal sebagai berikut: a. Terjadi pelanggaran AD/ART oleh PB b. PB tidak bisa menjalankan tugasnya lebih dari 3 bulan berturut-turut c. Adanya ancaman terhadap keberlanjutan organisasi 2. Mekanisme MUNASLUB a. Diusulkan oleh anggota kepada MP NAS b. MP NAS menerima, mempelajari, dan mensosialisasikan kepada seluruh anggota maksimal 1 bulan setelah usulan diterima c. 2/3 anggota menyatakan persetujuannya dalam bentuk tertulis BAB V MUSYAWARAH WILAYAH Pasal 21 Musyawarah Wilayah 1. Musyawarah Wilayah (MUSWIL) adalah musyawarah anggota yang merupakan kekuasaan tertinggi di tingkat wilayah. 2. MUSWIL diadakan 1 kali pada akhir periode kepengurusan wilayah dan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah MUNAS 3. MUSWIL dinyatakan sah apabila dihadiri 2/3 dari jumlah anggota + 1 anggota wilayah 4. Apabila ketentuan ayat (3) tidak terpenuhi, maka MUSWIL ditunda 2x5 menit dan selanjutnya MUSWIL dinyatakan quorum 5. Dalam keadaan luar biasa, MUSWIL dapat diadakan sewaktu-waktu yang selanjutnya disebut MUSWILLUB 6. Pimpinan MUSWIL dipilih dari dan oleh peserta MUSWIL Pasal 22 Kekuasaan dan Wewenang 1. Menetapkan Koordinator Wilayah 2. Menetapkan MP WIL 3. Menetapkan waktu dan tempat MUSWIL selanjutnya 4. Meminta Laporan Kerja MP WIL dan Laporan Pertanggungjawaban Koordinator Wilayah

5. Mengangkat dan memberhentikan Koordinator Wilayah dan MP WIL 6. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Koordinator Wilayah Pasal 23 Musyawarah Wilayah Luar Biasa 1.Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB) adalah Musyawarah Wilayah yang diadakan antara lain karena hal-hal sebagai berikut: a. Terjadi pelanggaran AD/ART oleh PW b. Koordinator Wilayah tidak bisa menjalankan tugasnya lebih dari 3 bulan berturut-turut 2. Mekanisme MUSWILLUB a. Diusulkan oleh anggota kepada MP WIL b. MP WIL menerima, mempelajari, dan mensosialisasikan kepada seluruh anggota maksimal 1 bulan setelah usulan diterima c. 2/3 anggota menyatakan persetujuannya secara tertulis BAB VI RAPAT KERJA NASIONAL Pasal 24 Rapat Kerja Nasional 1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) adalah forum tertinggi PB dan PW 2. RAKERNAS dilaksanakan selambat-lambatnya 4 bulan setelah MUNAS dan selambat-lambatnya 2 bulan setelah MUSWIL 3. Pimpinan RAKERNAS adalah Ketua Umum PB 4. Tempat dan waktu pelaksanaan RAKERNAS ditentukan oleh PB 5. Peserta RAKERNAS adalah badan kelengkapan 6. RAKERNAS dianggap sah apabila dihadiri oleh seluruh PB dan PW 7. Apabila ketentuan pada ayat (6) tidak terpenuhi maka RAKERNAS ditunda selama 2x5 menit dan selanjutnya RAKERNAS dianggap sah Pasal 25 Kekuasaan dan Wewenang Menyusun dan menetapkan program kerja Nasional BAB VII RAPAT KERJA WILAYAH Pasal 26 Rapat Kerja Wilayah 1. Rapat kerja wilayah (RAKERWIL) adalah forum tertinggi Wilayah 2. RAKERWIL dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah MUSWIL 3. Pimpinan RAKERWIL adalah Koordinator Wilayah 4. Tempat dan waktu pelaksanaan RAKERWIL mengacu pada pelaksanaan tempat RAKERNAS 5. RAKERWIL dianggap sah apabila dihadiri oleh seluruh PW 6. Apabila ketentuan pada ayat (5) tidak terpenuhi maka RAKERWIL ditunda selama 2x5 menit dan selanjutnya RAKERWIL dianggap sah Pasal 27 Kekuasaaan dan Wewenang Menyusun dan menetapkan program kerja wilayah BAB VIII KEUANGAN Pasal 28 Keuangan

Segala sesuatu yang menyangkut masalah keuangan harus dibukukan, disertai bukti yang sah, dan dipertanggungjawabkan dalam MUNAS untuk PB dan dalam MUSWIL untuk PW BAB IX LAMBANG DAN BENDERA Pasal 29 Lambang 1. Latar merah putih simbol bendera Republik Indonesia 2. Simbol buku terbuka melambangkan keilmuan 3. Segi lima melambangkan Pancasila 4. Lingkaran dengan tulisan Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia melambangkan persahabatan 5. Ternak menghadap kekanan melambangkan profesi 6. Genggaman tangan melambangkan rasa kekeluargaan 7. warna hitam pada lambang melambangkan solidaritas yang kokoh Pasal 30 Bendera 1. Bendera berwarna dasar merah 2. Bentuk persegi panjang 3. Ditengah-tengah terdapat lambang 4. Tulisan berwarna hitam BAB X SANKSI Pasal 31 Sanksi Anggota Pelanggaran terhadap setiap keputusan organisasi dapat dikenakan sanksi berupa : 1. Sanksi administratif antara lain : a. Institusi yang bersangkutan dicabut hak dipilih dan memilih selama satu periode kepengurusan b. Selama 1 periode tidak boleh menjadi penyelenggara kegiatan baik di tingkat nasional maupun wilayah c. Membuat surat permohonan maaf yang disampaikan kepada badan Kelengkapan dan tembusan kepada seluruh anggota 2. Diberhentikan dengan tidak hormat dari keanggotaan Pasal 32 Sanksi Badan Kelengkapan Pelanggaran yang dilakukan oleh Badan Kelengkapan akan diberikan sanksi antara lain : 1. Wajib menanggung segala biaya yang telah dikeluarkan akibat yang ditimbulkan 2. Institusi dimana Badan Kelengkapan berada menanggung sanksi sesuai aturan yang berlaku di BAB XI PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 33 Perubahan Anggaran Rumah Tangga 1. Perubahan ART dapat dilakukan dalam MUNAS danatau MUNASLUB 2. Usulan perubahan ART hanya dapat dilakukan apabila diusulkan oleh anggota kepada MP NAS sebelum dilaksanakannya MUNAS danatau MUNASLUB BAB XII ATURAN PENUTUP

Pasal 34 Penutup Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur selanjutnya dalam peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga