BAB 5 SIMULASI DAN ANALISIS HASIL

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

STABILITAS PERHITUNGAN PADA SIMULASI NUMERIK PERAMBATAN PANAS TRANSIENT ARAH RADIAL PADA SISTEM ISOLASI BERBENTUK SILINDER

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

METODOLOGI PENELITIAN

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

ANALISA NUMERIK DISTRIBUSI PANAS TAK TUNAK PADA HEATSINK MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK SEBARAN AIR PANAS SPRAY POND MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Deni Rafli 1, Mulfi Hazwi 2. Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

KALORIMETRI A. Pendahuluan

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

PENYEBARAN ALIRAN PANAS PADA OVEN SURYA (3 DIMENSI) Arif Fatahillah 1

BAB IV HASIL DAN ANALISA

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUKUM JOULE. Waktu yang diperlukan untuk menaikan temperatur Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)

PENGARUH HUMIDITY DAN TEMPERATURE TERHADAP KENYAMANAN PEMAKAIAN HELM TENTARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) FLUENT

Kaji Numerik Pengkondisian Udara di Workshop Teknik Mesin Universitas Majalengka Menggunakan Autodesk Simulation CFD 2015

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

Fluida Dan Kalor. ρ = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi P t = tekanan total P o = tekanan udara luar

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. ( di mana gelombang merambat melalui

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN

Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Frekuensi Radio dari Andaliman

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

Transkripsi:

BAB 5 SIMULASI DAN ANALISIS HASIL Pada bab ini akan dijelaskan hasil-hasil simulasi yang didapatkan dari persamaan pemanasan menggunakan microwave yang disimulasikan dengan menjalankan program MATLAB 7.0. Sebelum simulasi dilakukan, akan dijelaskan terlebih dahulu macam-macam penyajian dalam simulasi. 5.1 Macam-Macam Penyajian Dalam Simulasi Macam-macam simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Mensimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4. 51) yang terdapat pada Lampiran 1 dari pias satu dengan 25 node. Dalam simulasinya akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dalam tiga dimensi. Adapun parameter-parameter yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 2. Mensimulasikan hasil pada pias satu dengan 100 node. Dalam simulasinya akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dalam tiga dimensi. Adapun parameterparameter yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 3. Mesimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4.51) yang terdapat pada Lampiran 1 dengan mengambil 20 node bagian tengah. Pada sumulasi ketiga ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik dalam dua dimensi. Adapun parameter-parameter yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 4. Mensimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4.51) yang terdapat pada Lampiran 1 dengan perubahan-perubahan parameter kecepatan dengan mengambil 20 node bagian tengah. Hasil dari simulasi ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik dalam dua dimensi. Adapun parameter-parameter lain yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 5. Mensimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4.51) yang terdapat pada Lampiran 1 dengan perubahan-perubahan parameter besar sumber panas ( q ) dengan mengambil 20 node bagian tengah. Hasil dari simulasi ini ditunjukkan 37

dalam bentuk tabel dan grafik dalam dua dimensi. Adapun parameter-parameter lain yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 6. Mensimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4.51) yang terdapat pada Lampiran 1 dengan perubahan-perubahan parameter panjang jari-jari (r) dengan mengambil 20 node bagian tengah. Hasil dari simulasi ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik dalam dua dimensi. Adapun parameter-parameter lain yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 7. Mensimulasikan hasil dari penyelesaian Persamaan (4.51) yang terdapat pada Lampiran 1 dengan perubahan-perubahan parameter waktu (t) dengan mengambil 20 node bagian tengah. Hasil dari simulasi ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik dalam dua dimensi. Adapun parameter-parameter lain yang digunakan terdapat pada Tabel 5.1. 5.2 Simulasi dan Analisis Hasil 5.2.1 Hasil Simulasi Dalam Tiga Dimensi (25 node) Pada simulasi ini meggunakan parameter-parameter pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Parameter-parameter yang digunakan dalam pemanasan No Parameter Ukuran Satuan 1 q (sumber panas) 1500 W 2 ( kecepatan ) 0.0000315 m t -1 3 k(daya hantar ) * 0,57 Wm - 1K -1 4 C p (panas jenis ) * 3943.7 J kg -1 K -1 5 ( kepadatan ) * 1047.9 kg m -1 6 T ( suhu cairan susu) 293.15 7 T A (suhu ruangan ) 298.15 8 t(waktu ) 1200 det 9 r(jari-jari) 0.085 m 10 z(tinggi ) 0.044 m Sumber: Jurnal Zhu,dkk(2006)*, KOPSAE Pujon 0 K 0 K 38

Dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 3 serta dengan parameter-parameter pada Tabel 5.1, didapatkan hasil yang disajikan dalam Tabel 5.2 dan Gambar 5.1 Tabel 5.2 Hasil simulasi distribusi suhu dalam dua dimensi dengan 25 node Iterasi suhu dalam derajad Kelvin Node T Node T Node T Node T Node T 1 320.70 6 322.11 11 322.15 16 322.10 21 320.40 2 336.67 7 340.30 12 340.45 17 340.28 22 336.17 3 341.30 8 346.05 13 346.29 18 346.02 23 340.75 4 342.56 9 347.76 14 348.03 19 347.72 25 341.99 5 342.96 10 348.34 15 348.64 20 348.31 25 342.39 Gambar 5.1 Grafik distribusi suhu pada susu cair dalam tiga dimensi Pada simulasi ini, volume susu cair satu liter dimasukkan dalam tabung yang berukuran panjang jari-jari 0.085m (8.5 cm) dan tinggi 0.044 m (4.4 cm), sedangkan tinggi tabung 15 cm. Dari hasil penghitungan yang dilakukan pada proses pemanasan selama 1200 detik (20 menit), suhu susu cair yang mula -mula 293.16 0 K menjadi 348.64 0 K (pada node ke 15) atau 75.48 0 C, suhu ini hampir sama dengan proses pasteurisasi. Suhu susu cair yang bagian tengan lebih tinggi dari pada yang tepi, hal ini diakibatkan oleh sumber panas dari microwave 39

5.2.2 Hasil Simulasi Dalam Tiga Dimensi dengan 100 Node Untuk mendapatkan hasil yang akurasinya lebih tinggi, maka pada simulasi ini menggunakan 100 node (10x10). Parameter-parameter yang digunakan tetap seperti pada Tabel 5.1. Hasil dari simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 4 dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Gambar 5.2 Tabel 5.3 Hasil simulasi distribusi suhu dalam tiga dimensi dengan 100 node Gambar 5.2 Grafik distribusi suhu pada susu cair dalam tiga dimensi Berdasarkan hasil simulasi pada Tabel 5.3, maka hasilnya tidak beda dengan hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 5.3. Selisih suhu paling tinggi hanya 0.23 0 K, sedangkan suhu paling rendah sama besar, yaitu 320.7 0 K. 40

5.2.3 Hasil Simulasi Dalam Dua Dimensi dengan 20 Node Pada simulasi ini diambil 20 node bagian tengah dari penyelesaian Persamaan (4.51). Parameter-parameter yang digunakan seperti pada Tabel 5.1 di atas. Hasil dari simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 5 dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan grafik pada Gambar 5.3. Tabel 5.4 Hasil simulasi distribusi suhu pada susu cair dalam dua dimensi Iterasi suhu dalam derajad Kelvin Node T Node T 1 322.16 11 348.78 2 340.47 12 348.78 3 346.32 13 348.78 4 348.07 14 348.78 5 348.58 15 348.78 6 348.72 16 348.78 7 348.77 17 348.78 8 348.78 18 348.78 9 348.78 19 348.79 10 348.78 20 348.87 Gambar 5.3 Grafik distribusi suhu dalam dua dimensi dengan 20 node 41

Berdasarkan hasil simulasi di atas, suhu tertinggi mencapai 348.87 0 K. Selisih suhu paling tinggi hanya 0.23 0 K jika dibandingkan dengan dengan suhu pada Tabel 5.2. Simulasi ini selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh kecepatan, sumber panas, panjang jari-jari, serta waktu pada waktu proses pemanasan. 5.2.4 Hasil Simulasi dengan Perubahan Kecepatan, Besar Sumber Panas, Panjang Jari-jari, dan Waktu a. Hasil Simulasi dengan Perubahan Kecepatan Pada simulasi ini parameter-parameter yang digunakan seperti pada Tabel 5.1 dengan merubah parameter besar kecepatan. Parameter kecepatan (w1)=0.00 00305 m/det, kecepatan (w2)=0.00 00315 m/det, dan kecepatan (w3) = 0.00 00325 m/det. Hasil simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 6 dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Gambar 5.4. Tabel 5.5 Hasil simulasi dengan perubahan kecepatan Iterasi suhu dalam derajad Kelvin Node w(1)= 0.0000305 m/det w(2)= 0.0000315 m/det w(3)= 0.0000325 m/det...... 6 348.73 348.73 348.72 7 348.77 348.77 348.77 8 348.78 348.78 348.78 9 348.78 348.78 348.78 10 348.78 348.78 348.78 11 348.78 348.78 348.78 12 348.78 348.78 348.78 13 348.78 348.78 348.78 14 348.78 348.78 348.78 42

15 348.78 348.78 348.78 16 348.78 348.78 348.78 17 348.78 348.78 348.78 18 348.78 348.78 348.78 19 348.77 348.79 348.80 20 348.34 348.82 349.31 Gambar 5.4 Grafik pengaruh kecepatan aliran terhadap proses pemanasan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 5.4, kenaikan kecepatan dari 0.0000305 m/det ke 0.0000315 m/det (kenaikan 0.000 001m/det) mengakibatkan kenaikan suhu dari 348.34 0 K menjadi 348.82 0 K (naik 0.48 0 K), sedangkan kenaikan kecepatan dari 0.0000315 m/det ke 0.0000325 m/det (kenaikan 0.000001m/det) mengakibatkan kenaikan suhu dari 348.82 0 K menjadi 349.31 0 K (naik 0.4 9 0 K), disamping itu kenaikan hanya berpengaruh pada nilai akhir sedangkan yang lainnya hampir tidak terjadi perubahan. Kenaikan kecepatan ini megakibatkan kenaikan suhu sangat kecil Sesuai dengan sifat fluida dari pada susu cair bahwa susu cair termasuk jenis fluida non-neutonian, artinya bahwa kecepatan pergerakan cairan akan mempercepat proses pemanasan. 43

a. Hasil Simulasi dengan Perubahan Besar Sumber Panas Pada simulasi ini paramter-parameter yang diunakan seperti pada Tabel 5.1 dengan mengubah besar sumber panas. Parameter-parameter besar sumber panas ( q ) yang digunakan adalah q (1) = 1000 W, q (2) =1500 W, dan q (3) = 2000 W. Hasil dari simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 7 dapat dilahat pada Tabel 5.6 dan grafik pada Gambar 5.5 Tabel 5.6 Hasil simulasi dengan perubahan besar sumber panas Node Iterasi suhu dalam derajad Kelvin q (1)=1000 W q (2)= 1500 W q (3)= 2000 W 6 330.20 348.73 367.25 7 330.23 348.77 367.31 8 330.24 348.78 367.32 9 330.24 348.78 367.33 10 330.24 348.78 367.33 11 330.24 348.78 367.33 12 330.24 348.78 367.33 13 330.24 348.78 367.33 14 330.24 348.78 367.33 15 330.24 348.78 367.33 16 330.24 348.78 367.33 17 330.24 348.78 367.33 18 330.24 348.78 367.33 19 330.24 348.79 367.33 20 330.27 348.82 367.38 44

Gambar 5.5 Grafik pengaruh besar sumber panas terhadap proses pemanasan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 5.5, kenaikan besar sumber panas dari 1000 W ke 1500 W megakibatkan kenaikan suhu susu cair dari 330.27 0 K menjadi 348.82 0 K (naik 18.55 0 K atau 5.6%), sedangkan pada kenaikkan besar sumber panas dari 1500 W ke 2000 W mengakibatkan kenaikan sushu susu cair dari 348.82 0 K menjadi 367.38 0 K (naik 18.56 0 K atau 5.6%). c. Hasil Simulasi dengan Perubahan Panjang Jari-jari Pada simulasi ini parameter panjang jari-jari tabung (r) yang dirubah sedangkan paramter-parameter yang lain tetap menggunakan parameter-parameter pada Tabel 5.1. Parameter-parameter jari-jari (r) yang digunakan adalah r (1) = 0.085 m (volume =1 liter), r (2) = 0.1m (volume= 1.38 liter), dan r (3) = 0.115 m (1.83 liter). Hasil dari simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 8 dapat dilahat pada Tabel 5.7 dan grafik pada Gambar 5.6. Tabel 5.7 hasil simulasi dengan perubahan jari-jari tabung Node Iterasi suhu dalam derajad Kelvin r(1)=0.085 m r(2)=0.1 m r(3)=0.115 m 6 348.73 340.39 334.23 45

7 348.77 340.42 334.26 8 348.78 340.43 334.27 9 348.78 340.44 334.27 10 348.78 340.44 334.27 11 348.78 340.44 334.27 12 348.78 340.44 334.27 13 348.78 340.44 334.27 14 348.78 340.44 334.27 15 348.78 340.44 334.27 16 348.78 340.44 334.27 17 348.78 340.44 334.27 18 348.78 340.44 334.27 19 348.79 340.44 334.27 20 348.82 340.47 334.30 Gambar 5.6 Grafik pengaruh panjang jari-jari terhadap proses pemanasan 46

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, jika jari-jari tabung diubah dari 0.085 m menjadi 0.1m mengakibatkan penurunan suhu dari 348.82 0 K menjadi 340.47 0 K (turun 8.35 0 K atau 2.4 %), sedangkan jika jari-jari tabung dinaikkan lagi menjadi 0.115 m, maka mengakibatkan penurunan suhu dari 340.47 0 K menjadi 334.3 0 K (turun 6. 17 0 K atau turun 1.8% ). Pada simulasi ini walaupun diberikan kenaikan jari-jari yang sama namur tidak berakibat mengalami penurunan suhu yang sama. d. Hasil simulasi dengan perubahan waktu Pada simulasi ini parameter waktu (t) yang dirubah sedangkan paramter - parameter yang lain tetap menggunakan parameter-parameter pada Tabel 5.1. Parameter-parameter j waktu (t) yang digunakan adalah t (1) = 20 men it, t(2) = 22 menit, dan t(3)=24 menit. Hasil dari simulasi dengan menggunakan program listing yang ada pada Lampiran 9 dapat dilahat pada Tabel 5.8 dan grafik pada Gambar 5.7 Tabel 5.8 Hasil simulasi dengan perubahan waktu Node Iterasi suhu dalam derajad Kelvin t(1)=20 menit t(2)=22 menit t(3)=24 menit... 6 348.73 355.26 363.35 7 348.77 355.33 363.48 8 348.78 355.36 363.52 9 348.78 355.36 363.54 10 348.78 355.37 363.54 11 348.78 355.37 363.54 12 348.78 355.37 363.54 13 348.78 355.37 363.55 14 348.78 355.37 363.55 15 348.78 355.37 363.55 47

16 348.78 355.37 363.55 17 348.78 355.37 363.55 18 348.78 355.37 363.55 19 348.79 355.37 363.55 20 348.82 355.42 363.60 Gambar 5.7 Grafik pengaruh waktu terhadap proses pemanasan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.8, jika waktu pemanasan dari 20 menit menjadi 22 menit mengakibatkan kenaikan dari 348.82 0 K menjadi 355.42 0 K ( naik 8.6 0 K atau 2.9 %), sedangkan jika waktu pemanasan dari 22 menit menjadi 24 menit mengakibatkan kenaikan suhu dari 355.42 0 K menjadi 363.6 0 K (naik 8.18 0 K atau 2.8 %). Pada simulasi ini penambahan waktu 2 menit saja dapat mempengaruhi kenaikan suhu cukup signifikan. Berdasarkan hasil dari simulasi-simulasi tersebut diatas menunjukkan bahwa pemanasan susu sapi cair sangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: kecepatan aliran, besar sumber panas, panjang jari-jari ( volume), dan waktu. 48

5.3 Hubungan Pemanasan dan Pengawetan Untuk melengkapi penelitian ini penulis mengadakan praktikum dengan peralatan microwave yang berukuran sebagaimana tersebut dalam bab 2. Untuk menguji keawetan ( life time) susu sapi cair tersebut, penulis menggunakan bahan methyline blue. Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum dapat dilihat pada Tabel 5.9. Pada penelitian ini susu yang telah dipanaskan kemudian didiamkan secara alami tanpa perlakuan lain-lain, selanjutnya kira-kira 15 jam kemudian diuji dengan menggunkan methyilene blue, untuk mengetahui dengan pasti kerusakan susu. Tabel 5.9 Hubungan pemanasan dalam pengawetan No Lama pemanasan Suhu ( 0 C) Life time (jam) 1 20 menit 70-80 16-18 2 22 menit 80-90 18-20 3 24 menit 90-100 20-24 Sumber: praktikum sendiri( 10-15 Mei 2009) Berdasarkan Tabel 5.9 di atas, susu cair akan memiliki life time (keawetan) lebih lama ketika dipanaskan hingga mencapai 100 0 C, yaitu antara 20 jam hingga 24 jam. Pada segmen ini meskipun lebih awet, tetapi jarang dilakukan oleh perusahaan, hal ini untuk menjaga kesegaran susu. Susu akan tetap segar jika hanya dipanaskan antara 70 0 C-80 0 C (pasteurisasi). Dan jika dipanasi hingga 100 0 C susu lebih awet namun kurang segar dan juga kadar gizinya berkurang. 49

50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pemodelan pemanasan susu sapi cair menggunakan microwave adalah cpr T T w t z T 1 T r r r z z = rk k r k + 2 rf E 0 '' 2 2. Untuk menghitung distribusi temperatur,maka digunakan bantuan komputer dengan bahasa pemrograman dengan bahasa program MATLAB 7.0 3. Dari hasil simulasi distribusi temperatur pada dengan volume 1 liter, kecepatan 0.0000315 m/det, panas jenis 3943 j kq -1 K -1, kepadatan 1047.7 kq m -1, daya hantar termal 0.57 Wm -1 K -1, suhu susu cair yang semula suhunya 293.16 0 K, menjadi 348.64 0 K atau 75.48 0 K jika dipanasi selama 20 menit. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemanasan yang mempengaruhi proses pemanasan adalah kecepatan aliran, besar sumber panas, volume, dan waktu. 5. Penambahan kecepatan 0.000001m/det menyebabkan pertambahan panas sebesar 0.48 0 K, penambahan besar sumber panas 500 W, mengakibatkan kenaikan suhu sebesar18.56 0 K, penambahan panjang jari-jari dari 0.085 m menjadi 0.1 m mengakibatkan penurunan suhu sebesar 8.35 0 K, sedangkan penambahan waktu pemanasan 2 menit mengakibatkan penambahan panas sebesar 8.6 0 K. 6. Sebelum dipanaskan life time susu 4-5 jam dan setelah dipanaskan pada suhu 70 0 C-100 0 C, life time susu menjadi 16-24 jam 6.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menganalisa lebih jauh, yaitu menghitung sumber panas yang diakibatkan oleh energi gelombang elektromagnetik, jadi tidak langsung diinputkan ke persamaan perpindahan panas. 51

52

DAFTAR PUSTAKA Apsley, D., 2005, Computational of Fluid dynamics, Spinger, Verlag Berlin Heidelberg, New York. Buckle, K.A., Edward, R.A., Flat, G.H., and Wotton, M., 1987, Ilmu Pangan, Penerjemah Purnomo, H dan Adipono, Universitas indonesia Press, Jakarta. Ferziger.J. H., Peric M, 2002, Computational Methods for Fluid Dynamics, Springer, Verlak Berlin Heidelberg, New York. Garniwa, I., 1996, Aplikasi Elektromagnetik, Erlangga, Jakarta Gupta, K. C., 1979, Microwaves, Wiley Eastern Limited, New Delhi, India Hadiwiyoto, S., 1983, Hasil-Hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, Dan Telor, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Herawati, E., 2000, Pengolahan Pangan Asal Ternak, Ikan, dan Secara Fermentasi, Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang. Holman, J. P, Jasjfi, E., 1994, Perpindahan kalor, Erlangga, Jakarta Kreith, F., Priyono, A., 1994, Prinsip-prinsip perpindahan panas, Erlangga, Jakarta Reitz, J.R., Milford, F. J., Christy, R. W., 1993, Dasar Teori Listrik Magnet, Penerjemah Wirosimin, S., dan Susanti, ITB, Bandung. Versteg, H., K., Malasekera, W., 1995, An Introduction to Computational Fluid Dynamics Using the Finite Volume Method, longman group limited, london White, F., M., Hariandja, M., 1986, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta. Winarno, F. G., dan Janei, B. S. L., 1982, Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya, Galia Indonesia, Jakarta. Zhu, J., Kuznatsov A.V,, Sandep K.P., 2006, Mathematical Modeling of Continuous Flow Heating Of Liquids, International Journal of Thermal Sciences 46 (328-341) 53

54