Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017


BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Banten Agustus 2017 sebesar 9,28 persen Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebesar 5,08 juta orang, turun sekitar 11 ribu pekerja jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016. Pada periode yang sama juga terjadi peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 8,92 persen menjadi 9,28 persen. TPT lulusan pendidikan tertinggi SMK menempati posisi tertinggi dibanding jenjang pendidikan lain yaitu 14,25 persen pada Agustus 2017. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Banten adalah sektor industri dan sektor perdagangan, masing-masing sebesar 24,54 persen dan 23,71 persen Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus buruh/karyawan (2,8 juta orang). Jumlah pekerja formal di Banten lebih tinggi dibanding pekerja informal. Persentase pekerja formal mengalami penurunan dari 61,52 persen pada Agustus 2016 menjadi 58,07 persen pada Agustus 2017. 1

1. Angkatan Kerja, Penduduk Yang Bekerja Dan Pengangguran Pada periode Agustus 2016 - Agustus 2017 jumlah angkatan kerja mengalami sedikit peningkatan dari 5,59 juta orang pada Agustus 2016 menjadi 5,60 juta orang pada Agustus 2017. Namun sayangnya, peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah pengangguran sebesar 21 ribu pada periode tersebut. Jumlah penduduk bekerja justru mengalami penurunan dari 5,09 juta orang menjadi 5,08 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mengalami penurunan dari 63,66 persen menjadi 62,32 persen. Menurunnya TPAK ini merupakan indikasi adanya penurunan suplai tenaga kerja. Tabel 1 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Banten, Februari 2016 - Agustus 2017 2016 2017 Jenis Kegiatan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) 1. Penduduk 15+ (000) 8.673 8.775 8.879 8.981 2. Angkatan Kerja 5.686 5.587 5.969 5.597 Bekerja (000) 5.234 5.088 5.507 5.077 Penganggur (000) 452 499 462 520 3. Bukan Angkatan Kerja (000) 2.987 3.188 2.909 3.384 Sekolah 875 722 731 852 Mengurus Rumah Tangga 1.748 2.066 1.845 2.133 Lainnya 363 399 333 399 4. TPAK (%) 65,56 63,66 67,23 62,32 5. TPT (%) 7,95 8,92 7,75 9,28 6. Pekerja tidak penuh/setengah Pengangguran (000) 1.089 936 1.086 864 Setengah penganggur/sp Terpaksa 407 398 317 249 Paruh waktu/sp Sukarela 681 537 769 615 Indikator lain adalah jumlah setengah pengangguran atau pekerja tidak penuh. Pekerja tidak penuh ialah mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (di bawah 35 jam seminggu). Indikator ini dapat menggambarkan ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi, sebagian dari mereka memiliki jam kerja rendah. Ada dua kelompok setengah pengangguran: yang masih mencari kerja (setengah pengangguran terpaksa) dan tidak mencari kerja lagi (setengah pengangguran sukarela atau pekerja paruh waktu). Pada Agustus 2017, setengah pengangguran berjumlah 864 ribu atau 17,02 persen dari penduduk bekerja. Sedikit menurun dibanding Agustus 2016 yang sebanyak 936 ribu (18,40 persen). 2

Setengah Pengangguran Terpaksa menurun selama satu tahun dari 398 ribu pekerja menjadi 249 ribu pekerja. Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional, Februari 2016- Agustus 2017 (persen) 8,92 9,28 7,95 7,75 5,50 5,61 5,33 5,50 Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Agt 2017 Provinsi Banten Nasional Secara relatif angka pengangguran menunjukan peningkatan dari 8,92 persen pada Agustus 2016 menjadi 9,28 persen pada bulan Agustus 2017. Angka pengangguran Provinsi Banten selama beberapa periode tercatat lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional. Pada Agustus 2017, angka pengangguran Provinsi Banten menempati peringkat kedua tertinggi nasional setelah Provinsi Maluku. Di Provinsi Banten banyak terdapat lapangan pekerjaan yang menarik migran untuk masuk ke Banten. Banyaknya migran masuk yang mencari pekerjaan ini tidak semuanya terserap oleh pasar kerja sehingga menambah jumlah pengangguran di Banten. Di lain pihak, migran masuk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di Banten. 2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dilihat berdasar tren sektoral, penyerapan tenaga kerja terbesar berada di tiga lapangan pekerjaan yaitu di Industri (1,25 juta orang), Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi (1,20 juta orang), serta Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan (900 ribu orang). 3

Tabel 2 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2016- Agustus 2017 (dalam ribuan) 2016 2017 Lapangan Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 673 706 809 676 Pertambangan dan Penggalian 12 8 18 37 Industri 1.256 1.117 1.127 1.246 Listrik, Gas dan Air Minum 20 32 17 21 Konstruksi 383 447 301 286 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 1.282 1.207 1.463 1.204 309 324 397 375 368 318 301 333 928 926 1.074 900 Jumlah 5.234 5.088 5.507 5.077 Secara stuktur sektoral tenaga kerja, selama periode Agustus 2016 - Agustus 2017 tidak mengalami banyak perubahan. Penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh sektor industri dan sektor Perdagangan. Kedua sektor ini masingmasing menyerap lebih dari dua puluh persen penduduk bekerja di Banten. Tabel 3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2016- Agustus 2017 (persen) 2016 2017 Lapangan Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 12,86 13,88 14,69 13,31 Pertambangan dan Penggalian 0,23 0,17 0,32 0,74 Industri 24,01 21,95 20,47 24,54 Listrik, Gas dan Air Minum 0,39 0,64 0,31 0,41 Konstruksi 7,33 8,80 5,46 5,62 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 24,51 23,73 26,56 23,71 5,91 6,38 7,22 7,38 7,03 6,25 5,47 6,56 17,73 18,20 19,50 17,73 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 4

Gambar 2 Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Provinsi Banten, Agustus 2017 (persen) Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17,73 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan 6,56 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 7,38 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 23,71 Konstruksi 5,62 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 13,31 Pertambangan dan Penggalian 0,74 Industri 24,54 Listrik, Gas dan Air Minum 0,41 3. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus sebagai buruh/karyawan yaitu sebesar 2,8 juta. Jumlah buruh/karyawan dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 85 ribu orang. Begitupun mereka yang berstatus berusaha dibantu dan pekerja keluarga. Peningkatan jumlah pekerja terjadi pada berusaha sendiri dan pekerja bebas. Jumlah pekerja yang berusaha sendiri meningkat sangat besar yaitu sebanyak 255 ribu orang Tabel 4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2016- Agustus 2017 (dalam ribuan) Status Pekerjaan Utama 2016 2017 Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Berusaha sendiri 702 663 874 918 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 568 419 608 382 Berusaha dibantu buruh tetap 231 231 169 136 Buruh/Karyawan 2.894 2.898 2.889 2.813 Pekerja bebas 499 528 530 546 Pekerja keluarga/tak dibayar 338 347 436 283 Jumlah 5.234 5.088 5.507 5.077 5

Status pekerjaan utama dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menyusun 2 kelompok kegiatan ekonomi yakni formal dan informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan mereka yang berstatus buruh/karyawan. Sementara sisanya digolongkan ke dalam kegiatan informal. Persentase pekerja formal di Provinsi Banten lebih tinggi dibanding pekerja informal. Pada Agustus 2017, pekerja formal tercatat sebanyak 2,9 juta orang atau sebesar 58,07 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 61,52 persen. Dengan kata lain penyerapan tenaga kerja pada periode satu tahun terakhir umumnya terjadi pada kegiatan ekonomi informal. Gambar 3 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal di Provinsi Banten, Februari 2016- Agustus 2017 (dalam ribuan) 2.107 1.957 2.448 2.129 3.125 3.129 3.058 2.948 Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017 Agustus 2017 Formal Informal 4. Pencari Kerja Menurut Pendidikan Dilihat dari sisi komposisi pencari kerja menurut pendidikan, pencari kerja di Provinsi Banten umumnya berpendidikan menengah. Persentase pencari kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana) meningkat dari 7,86 persen menjadi 8,03 persen dari total penduduk bekerja. Begitu juga, persentase pengangguran yang mengenyam pendidikan menengah (SMA/SMK) mengalami kenaikan dari 41,28 persen menjadi 48,17 persen. Sebaliknya pencari kerja pendidikan rendah mengalami penurunan (SMP ke bawah) dari 50,85 persen menjadi 43,80 persen. 6

4,15 4,09 3,47 6,51 5,80 5,64 12,35 11,64 11,79 12,72 13,14 14,25 Tabel 5 Komposisi Penduduk Bekerja dan Pengangguran menurut Pendidikan di Provinsi Banten, Februari 2016- Agustus 2017 (persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017 Bekerja Agustus 2017 Februari 2016 Agustus 2016 Pengangguran Februari 2017 Agustus 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) SD Ke bawah 36,79 34,73 34,45 36,12 25,10 32,19 24,48 21,72 SMP 15,84 15,85 16,73 17,15 21,21 18,66 24,07 22,08 SMA 18,59 20,46 18,57 19,60 27,44 17,64 25,34 27,91 SMK 14,36 13,03 12,53 12,47 19,18 23,64 19,34 20,26 Diploma I/II/III 3,11 3,75 3,65 3,16 2,10 2,00 1,61 1,32 Universitas 11,31 12,18 14,07 11,50 4,97 5,86 5,16 6,71 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Dilihat dari lulusan jenjang pendidikan, lulusan SMK paling banyak yang berstatus sebagai pencari kerja (14,25 persen). Angka ini lebih banyak dari lulusan SMU yang 12,72 persen. Lulusan perguruan tinggi lebih mudah terserap di pasar kerja, hanya 4,09 persen lulusan Diploma dan 5,64 persen lulusan Sarjana yang menganggur. Pada lulusan pendidikan rendah (SD ke bawah) juga banyak terserap di lapangan kerja tetapi mereka biasanya adalah pekerja informal dan bukan new entry. Gambar 4 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus 2016 - Agustus 2017 (persen) <= SD SMP SMA Umum SMA Kejuruan Diploma I/II/III Universitas Agustus 2016 Agustus 2017 7

8,30 7,16 6,83 8,88 8,43 10,57 13,00 11,88 5. Pengangguran Menurut Kabupaten/Kota Dilihat menurut kabupaten/kota, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Serang merupakan yang terbesar di Provinsi Banten (13 persen). Kota Tangerang Selatan memiliki angka pengangguran terkecil sebesar 6,83 persen. Jumlah pengangguran terbesar berada di Kabupaten Tangerang, hal ini sejalan dengan jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang merupakan jumlah terbesar di Provinsi Banten. Tabel 6 Jumlah dan Persentase Pengangguran menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2017 Jumlah Persentase Kabupaten/Kota (Ribuan) (100%) (1) (2) (3) Pandeglang 42 8,30 Lebak 52 8,88 Tangerang 175 10,57 Serang 82 13,00 Kota Tangerang 75 7,16 Cilegon 22 11,88 Kota Serang 25 8,43 Tangerang Selatan 48 6,83 Jumlah 520 9,28 Gambar 5 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2017 (persen) Pandeglang Lebak Tangerang Serang Kota Tangerang Cilegon Kota Serang Tangerang Selatan Agustus 2017 8

Konsep Ketenagakerjaan Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Batas bawah bervariasi antar Negara. Indonesia, menggunakan batas bawah usia 15 tahun. Setiap negara memiliki batas bawah yang berbeda. Contoh : Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun). Batas atas bervariasi antar Negara. Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun). Banyak Negara termasuk Indonesia tidak ada batas atas. 2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran. 3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya. 4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit dilakukan selama 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. 5. Penganggur terbuka, terdiri dari: a) Mereka yang mencari pekerjaan. b) Mereka yang mempersiapkan suatu usaha. c) Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik). d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja 6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15+) 7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja (An ILO Manual on Concepts and Methods) 8. Penduduk bekerja berdasar jam kerja dibagi ke dalam dua kategori yaitu pekerja penuh dan pekerja tidak penuh (setengah pengangguran). 9

a) Pekerja penuh adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih dalam seminggu b) Pekerja tidak penuh (Setengah Pengangguran) adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah penganggur terdiri dari: 1) Setengah Penganggur terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. 2) Setengah penganggur sukarela (pekerja paruh waktu) adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Jl. Syech Nawawi Al Bantani Kav H1-2, KP3B, Serang, Banten 42171 Ir. Agoes Soebeno, M.Si. Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: (0254)267027, E-mail: pst3600@bps.go.id Website: http://banten@bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik 10