BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggunakannya. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung

BABl PENDAHULUAN. Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. teknologi seefisien mungkin sehingga terkadang mengabaikan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pemrosesan data keuangan. Pengertian ini dapat ditemukan dalam Accounting

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup sehubungan dengan. dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

BAB II LANDASAN TEORI Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) IFAC (2005) menjelaskan bahwa pada level organisasi, Environmental

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk pangan maupun penyedia lapangan pekerjaan. Berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan penyakit menular. Manakala perusahaan berdiri di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan istilah green accounting pada akhir-akhir ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. warming, eco efficiency, dan kegiatan industri yang memberi dampak langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desember Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika

BAB I PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

Bab 1 Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan ataupun rumah sakit adalah limbah produksi dan limbah operasional untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

TRANFORMASI AKUNTANSI MENUJU AKUNTANSI BERKELANJUTAN: Tantangan dan Strategi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan isu green accounting tersebut di tahun 1980-an. Di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. ikut serta dalam menjaga lingkungan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Purnawan, 1996). Dampak pencemaran lingkungan oleh limbah industri

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, perusahaan, pemerintah maupun dunia. Lingkungan yang baik dalam arti lingkungan yang bersih, terawat, sehat bisa membawa dampak positif bagi masyarakat. Namun di era globalisasi ini tentunya sulit untuk menemukan lingkungan yang seperti itu, lingkungan tersebut hanya dapat ditemukan di daerah yang belum terjamah teknologi seperti daerah yang jauh dari perkotaan atau daerah yang jauh dari sebuah perusahaan terutama perusahaan yang hasil usahanya memungkinkan menyisahkan limbah. Limbah adalah sisa dari suatu proses industri yang dibuang, yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas (Djohan dan Halim, 2013). Pengertian lainnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (sampah rumah tangga) yang tidak memiliki nilai ekonomis sehingga keberadaan limbah tersebut dapat mencemari lingkungan. Dari penjelasan mengenai limbah secara garis besar di atas dapat dilihat di kehidupan sehari-hari bahwa limbah-limbah tersebut dapat dijumpai disekitar lingkungan kehidupan manusia. Lalu bagaimana dengan lingkungan perkotaan dan lingkungan sekitar perusahaan yang menghasilkan limbah, masyarakatnya juga berhak untuk mendapat dan merasakan lingkungan yang baik. 1

2 Menciptakan kesehatan lingkungan yang bersih dan aman bukanlah hal yang mudah, mengingat masalah kebersihan dipengaruhi berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi menurut Djohan dan Halim (2013). Oleh sebab itu, suatu perusahaan yang hasil produksinya juga menghasilkan limbah sebaiknya tidak hanya memikirkan bagaimana mendapatkan laba tetapi juga bagaimana mengelola limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Di era modern seperti sekarang ini masyarakat pun tidak akan menerima begitu saja jika terjadi pencemaran lingkungan di sekitar lingkungannya. Hal ini bisa memicu timbulnya konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya. Untuk mencegah konflik seperti itu melalui UUPT No 40/2007 mewajibkan perusahaan menganggarkan dan melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). CSR bermakna perusahaan di mana pun beroperasi dan mencari keuntungan tidak bisa lepas dari masyarakat. Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab pada pemilik modal, pemasok, maupun pelanggannya tetapi juga kepada masyarakat di lokasi sekitar perusahaan. Konsep-konsep mengenai lingkungan juga bisa semakin dikembangkan. Bisa saja konsep triple bottom line yang mengacu pada orientasi akuntansi berbasis profit, people, planet, akan diperluas dengan munculnya konsep-konsep baru yang makin relevan. Ini memungkinkan munculnya konsep pelaporan yang makin komprehensif, jauh lebih komprehensif ketimbang sustainability reporting dan integrated yang ada saat ini (Majalah IAI edisi Desember 2014).

3 Lalu apa hubungannya antara akuntansi dengan upaya mengelola limbah perusahaan, jawabannya adalah akuntansi lingkungan. Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsipprinsip akuntansi internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits) (Ikhsan, 2008; Blog Sukma, 2008). Akuntansi telah memproklamasikan bahwa kemajuan rasionalisme akuntansi harus harus digeser dari paham berbasis kapitalisme ke arah berbasis sosial, lingkungan, dan spiritualitas (majalah IAI edisi Desember 2014). Ini juga sesuai dengan Amanat UU No.40 pasal 74 tentang perseroan terbatas dan kian menguatnya tekanan pelaku pasar dan lembaga-lembaga internasional tentang pentingnya pelaporan dan pengungkapan secara integral informasi sosial, lingkungan dan keuangan oleh suatu entitas korporasi, maka Rancangan Undang- Undang Pelaporan Keuangan hendaknya tidak hanya terfokus pada isu-isu atau aspek-aspek keuangan saja tetapi juga pada isu-isu sosial dan lingkungan. Diharapkan tim penyusun RUU Pelaporan Keuangan bisa mencermati isu-isu akuntansi atau keuangan yang berkaitan dengan corporate social responsibility (CSR), green corporation, green business, atau green finance dalam pertimbangan penyususnan RUU pelaporan keuangan. Bagaimana pun, isu-isu

4 tersebut telah berimplikasi luas pada munculnya tuntutan global agar para akuntan perlu mengonstruksi kembali esensi akuntansi dan model pelaporan keuangan yang lebih ramah masyarakat dan lingkungan (majalah IAI edisi Jauari-Februari 2015). Oleh sebab itu penulis menganggap topik ini menarik untuk diteliti. Akuntansi lingkungan ini merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mengidentifikasikan, mengukur, menilai, dan melaporkan akuntansi lingkungan. Tujuan utama akuntansi lingkungan adalah dipatuhinya perundangan perlindungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi dampak dan biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan lebih cenderung menyoroti masalah aspek sosial atau dampak dari kegiatan secara teknis, misalnya pada saat penggunaan alat atau bahan baku perusahaan yang kemudian akan menghasilkan limbah produksi yang berbahaya. Di dalam akuntansi konvensional, biaya akuntansi lingkungan dialokasikan pada biaya overhead, dengan berbagai cara antara lain dengan dialokasikan keproduk tertentu atau dialokasikan pada kumpulan-kumpulan biaya yang menjadi biaya tertentu sehingga tidak dialokasikan keproduk secara spesifik. Namun saat ini perusahaan menggunakan akuntansi manajemen lingkungan/environmental Management Accounting (EMA) biaya lingkungan diidentifikasi, ditetapkan dan dialokasikan secara tepat ke produk sehingga manajemen dapat mencari peluang untuk penghematan menurut IFAC, 2005 (Burhany, 2014).

5 Berbagai penjelasan di atas mengenai limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan penanganan melalui akuntansi lingkungan membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan akuntansi lingkungan pada sebuah entitas atau perusahaan yang menghasilkan limbah seperti pada rumah sakit. Keberadaan rumah sakit adalah sebuah kebutuhan mendasar masyarakat. Semakin banyak rumah sakit semakin membantu masyarakat, semakin besar lengkap fasilitas sebuah rumah sakit semakin baik bagi masyarakat. Tetapi semakin banyak juga limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit. Bila dibandingkan dengan perusahaan atau instansi lain, masalah kebersihan di rumah sakit jauh lebih kompleks karena merupakan tempat yang menghasilkan berbagai jenis limbah dengan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan limbah di tempat lain. Jenis limbah yang dihasilkan sebagai akibat dari aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit seperti adanya limbah infeksius dan bahan habis pakai yang telah terkontaminasi seperti masker, sarung tangan, dan bahan/alat kesehatan yang kontak dengan pasien, dengan resiko penularan, potongan/bagian tubuh manusia, limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang merupakan hasil sampingan laboratorium, radiologi, kemasan-kemasan disinfektan, bahan kimia/farmasi, dan lain-lain. Pengertian limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif (Depkes, 2006) (Djohan dan Halim, 2013).

6 Dari sekian banyak rumah sakit (RS) di Indonesia ini masih sedikit data mengenai RS yang menerapkan akuntansi lingkungan untuk mencegah adanya pencemaran lingkungan akibat limbah medis. Limbah medis ini harus ditangani secara khusus karena cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik. Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang sejak awal menganggarkan biaya lingkungan demi kelestarian lingkungan sekitar rumah sakit, demi pengolahan limbah medis yang lebih baik, demi pelayanan yang lebih baik dan demi nama baik rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit akan kehilangan nama baiknya bila mana terbukti mencemari lingkungan sekitarnya. Bahkan rumah sakit akan mengeluarkan dana lebih besar ketika terbukti mencemari lingkungan karena limbah medis. Rumah sakit pun akan dituntut oleh masyarakat sekitar yang merasakan dampak pencemaran oleh medis. Rumah sakit yang tidak mengelola limbah secara benar dan merugikan bagi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan, masuk dalam tindakan pelanggaran Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun serta Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman hukuman hingga tiga tahun dan denda maksimal Rp 3 miliar. Oleh sebab itu rumah sakit membutuhkan akuntansi lingkungan untuk mengelola biaya limbah medis ini. Penelitian ini dilakukan untuk mencoba mengungkapkan penerapan dan pencatatan biaya lingkungan terhadap pengelolaan limbah medis yang dihasilkan

7 rumah sakit. Peneliti mencoba mengidentifikasi semua yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya lingkungan. Langkah selanjutnya mengukur, menilai dan melaporkan mengenai biaya lingkungan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN. B. Perumusan Masalah Dari uraian dalam latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan akuntansi lingkungan di Rumah Sakit. Maka berikut adalah rumusan masalah yang ingin diteliti: Apakah penerapan akuntansi lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman sudah sesuai dengan teori akuntansi lingkungan yang ada? C. Batasan Masalah 1. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan di Rumah Sakit pada bagian keuangan atau akuntansi dan pada bagian unit sanitasi rumah sakit. 2. Penelitian ini dibatasi pada model biaya kualitas lingkungan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman. 3. Akuntansi lingkungan yang dimaksud adalah metode pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian alokasi biaya lingkungan dan pengungkapannya dalam laporan keuangan Rumah Sakit Daerah (RSUD) Sleman.

8 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman apakah sudah sesuai dengan teori akuntansi lingkungan yang ada. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah ilmu dan wawasan yang sangat berguna bagi masa depan peneliti. Dengan meneliti secara langsung dapat membuat peneliti mamahami lebih dari hanya sekedar teori. Peneliti dapat membandingkan apakah hasil yang diteliti sesuai dengan teori yang selama ini didapat di bangku kuliah. 2. Bagi rumah sakit atau perusahaan Menambah ilmu tentang akuntansi lingkungan. Ilmu ini bisa digunakan untuk pengembangan terkait akuntansi lingkungan. Bisa membantu penanganan terkait pengolahan limbah baik medis dan non medis secara akuntansi agar dapat meningkatkan efisiensi dan menjaga nama baik rumah sakit. 3. Bagi pemerintah Membantu pemerintah mengurangi pencemaran lingkungan. Mencegah dan mengolah limbah dengan akuntansi lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang akan mengganggu masyarakat di sekitar rumah sakit. Bisa menjadi bahan evaluasi mengenai penanganan limbah medis di rumah sakit.

9 4. Bagi masyarakat Bisa mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah medis yang kemungkinan bisa mengganggu kesehatan bahkan kehidupan masyarakat di sekitar rumah sakit. Bisa menambah ilmu masyarakat agar lebih sadar dan mengenali tanda-tanda bila terjadi pencemaran lingkungan di sekitar tempat tinggal. 5. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini bisa menjadi referensi dan tambahan ilmu untuk memudahkan penelitian selanjutnya. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yang terdiri dari beberapa sub bab yang membahas tentang : Akuntansi, Akuntansi Lingkungan, Rumah Sakit, Limbah Medis dan Non Medis, Lingkungan Hidup.

10 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Berisi uraian tentang lokasi penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data termasuk prosedur analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. BAB IV : ANALISA DATA Merupakan hasil dari penelitian yang menguraikan gambaran umum objek penelitian dan analisis data. BAB V : KESIMPULAN dan SARAN Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, saran yang diperlukan untuk pihak yang berkepentingan dan keterbatasan penelitian.