BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB I PENDAHULUAN. paling diminati oleh investor adalah return asset yaitu pengembalian atas

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM. tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya, sehingga nilai perusahaan lebih mudah untuk diukur. Laporan. investor dalam membuat keputusan investasi.

Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber: (21 Maret 2016)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BUKU PANDUAN INDEKS HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

BAB I 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal menjadi suatu kegiatan ekonomi yang penting

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Pasar Modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

PASAR MODAL DI INDONESIA

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PASAR MODAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era sekarang ini banyak alternatif-alternatif untuk melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan diterbitkannya Undang-undang darurat tentang Bursa Nomor 13

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari

Bagaimana Menjadi Investor Saham

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


BAB I PENDAHULUAN. modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini perekonomian dunia sedang mengalami krisis finansial dimana

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya maka dari itu diperlukan penambahan sumber dana yang dapat. dilakukan dengan cara berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. (Bersambung)

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara negara yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

Introduction to Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912 perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah republik Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan 8

Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia Misi : Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Salah satu aspek penting peran yang dijalankan bursa efek yaitu penyebaran informasi kepada pelaku dan masyarakat luas dan menjadi sentral bagi penyebaran informasi bursa dan keterbukaan emiten kepada public. 2.2. Index Harga Saham Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Sekarang ini PT Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Adapun kesebelas index tersebut yang dapat digunakan sebagai cerminan dalam ber investasi adalah sebagai berikut : 9

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : Pada index ini menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Index ini paling banyak digunakan para investor sebagai acuan pasar modal. 2. Indeks Sektoral : pada index ini menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing sektor. 3. Indeks LQ45 : pada index ini menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. 4. Jakarta Islamic Index : pada index ini menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbikan oleh Bapepam-LK) dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. 5. Indeks Kompas100 : pada index ini menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. 6. Indeks BISNIS-27 : pada index ini menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia. 7. Indeks PEFINDO25 : pada index ini menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO. 10

8. Indeks SRI-KEHATI : pada index ini menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan KEHATI. 9. Indeks Papan Utama : pada index ini menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama. 10. Indeks Papan Pengembangan : pada index ini menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan. 11. Indeks Individual : yaitu indeks harga saham masing-masing emiten Indeks-indeks tersebut ditampilkan terus menerus melalui display wall di lantai bursa dan disebarkan ke masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed. Dari sebelas index tersebut diatas maka yang dipilih pada penelitian ini adalah index LQ45 karena pertimbangan Likuiditas dan Kapitalisasi yang besar. 2.3. Index LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (Liquid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. kriteria pemilihan saham indeks LQ45 Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. 11

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, Indeks LQ45 merupakan perwakilan lebih dari 70 persen total kapitalisasi Bursa Efek Indonesia dan mencakup 60 saham yang paling banyak diperdagangkan setiap harinya, dalam hitungan nilai, selama periode 12 bulan. Saham perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas menjadi indikator utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Begitu terpilih, saham-saham tersebut dipantau dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. untuk dapat masuk dalam pemilihan suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama sebagai berikut : 1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 2. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler 3. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45 4. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. 5. Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. 12

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat minta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang independen. 13