Perancangan kota d3 ars undip 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

Perencanaan Kota TEORI URBAN DESIGN 3 (LINGKUNGAN DAN PENUNJANG)

BAB III DATA OBSERVASI LAPANGAN 3.1. TIJAUAN UMUM KOTA TEGAL

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Peruntukkan Kawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PERANCANGAN KOTA. BAB II Ruang Kota (Urban Space) TINJAUAN PUSTAKA Batasan Pengertian Perancangan Kota Ruang Terbuka (Open Space)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Hubungan Urban Design dan Parkir

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

BAB I PENDAHULUAN Urban Heat Island Sebagai Dampak Dari Pembangunan Perkotaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISAHKAN ATURAN BERSAMA LKM PRIMA KEADILAN KELURAHAN BANTAN KECAMATAN SIANTAR BARAT KOTA PEMATANGSIANTAR

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

Arahan Penataan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran The Direction of The Central Government Setup the Regency of Pangandaran

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL KOTA GORONTALO. Lydia Surijani Tatura Fakultas Teknik Universitas Gorontalo

KAJIAN PENATAAN ELEMEN STREET FURNITURE Penggal Jalan Puad Ahmad Yani - Bundaran Kalibanteng Semarang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, perkembangan dalam hal ini menyangkut aspek-aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik. Khusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupun penggunaan lahan pedesaan adalah perkembangan fisik, khususnya perubahan arealnya. Suatu kota akan berkembang menjadi lebih baik apabila di dalam kota tersebut memiliki suatu perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang memperlihatkan pengambilan-pengambilan keputusan dan pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan yang lebih baik dimasa mendatang, serta meminimalisasikan masalah yang timbul (Diana Conyers dan Peter Hall, 1984).Area perkotaan tidak bisa terpisah dari sarana dan prasarana kota yang ada (fasilitas-fasilitas yang ada), antara lain : bangunan perdagangan, bangunan pemerintahan, tempat peribadatan, perkantoran, bangunan kesehatan, perumahan,dan area publik terbuka (seperti alun-alun, tempat rekreasi, taman kota,dll). Tiap kota memiliki ruang publik tersendiri untuk tempat berkumpul dan melakukan aktifitas-aktifitas lainnya (pusat orientasi). Ruang publik ini biasanya diwujudkan dalam ruang terbuka hijau seperti alun-alun kota. Alun-alun kota merupakan Ruang publik berbentuk ruang terbuka hijau sebagai bahan pengembangan sejarah terletak di pusat kota yang sering digunakan untuk tempat yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal seperti upacara-upacara peringatan hari nasional. Disamping itu untuk kegiatan-kegiatan masyarakat baik sosial,ekonomi, maupun apresiasi budaya. Setiap Alun-alun kota tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda, potensi ini dapat terbentuk akibat aktivitas-aktivitas di alun-alun dan sekitarnya yang telah ada. Kemudian dari aktivitas-aktivitas inilah muncul beberapa aktivitas yang menjadi basis dan akhirnya membentuk fungsi suatu Alun-alun kota. Kondisi internal yang dapat mempengaruhi adanya konstelasi wilayah lebih menitikberatkan pada fungsi Alun-alun kota yang terbentuk akibat aktivitas-aktivitas utamanya. Hubungan keterkaitan antar aktivitas menyebabkan terbentuknya kumpulan pusat-pusat kegiatan di alun-alun kota maupun kawasan sekitar alunalun. Penataan alun-alun kota ini sangat penting kaitannya dalam perancangan sebuah kota, karena alun-alun kota ini sebagai pusat kegiatan masyarakat. Penataan suatu alu-alun kota memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang serta menyeluruh agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Perencanaan adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan dari tahap survei sampai pada tahap pengamatan (Suwardjoko, 1984). Di dalam laporan ini nantinya akan dibahas mengenai perkembangan Alun-alun Kota Batang agar dapat dipergunakan sebagai dasar perbaikan perancangan alun-alun Kota Batang.Selain itu, Kota Batang ini merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur pantura dan merupakan suatu kawasan yang strategis.letak Alun-alun Kota Batang ini juga terletak di jalur Pantura. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Adapun tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah untuk merancang ulang desain (redesain ) Alun-alun Kota Batang agar Alun-alun ini menjadi lebih baik,lebih indah,dan lebih nyaman tanpa meninggalkan fungsi utama dari alun-alun itu sendiri. 1.2.2 Sasaran Adapun langkah-langkah untuk mencapai tujuan di atas adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi alun-alun kota Batang dengan menggunakan analisis 8 teori pembentuk kota (menurut Hamid Shirvani). Memahami issue yang dihadapi Alun-alun Kota Batang berupa potensi dan permasalahan yang ada. Mengambil kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan redesain Alun-alun Kota Batang.

1.3 Ruang Lingkup 1.5 Sistematika Laporan 1.3.1 Ruang Lingkup Materi Materi studi berkaitan dengan topik studi yang dipilih untuk diteliti dalam laporan ini mencakup 8 teori pembetuk Kota menurut Hamid Shirvani yang berkaitan tentang Alun-alun Kota Batang. Antara Lain : Tata Guna Lahan (Land Use), Bentuk dan massa bangunan (Building form and massing), Sirkulasi dan parkir (Circulation and parking), Ruang Terbuka (Open space), Area pedestrian (pedestrian ways), Tanda-tanda (signage), Pendukung Kegiatan (activity support), Perlindungan (Preservation). 1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam makalah ini adalah Alun-alun Kota Batang yang memiliki batasbatas sebagai berikut : Utara : Pertokoan BAB 1 BAB 2 BAB 3 PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penyusunan, tujuan dan sasaran, batasan pembahasan makalah, baik materi maupun wilayah, metode pembahasan, dan sistimatika penyusunan laporan. PEMBAHASAN Bab ini berisi Letak geografis Kota Batang, Pengertian Alun-alun, Data Fisik Alun-alun Kota Batang, Analisis 8 teori elemen pembentuk Kota, Potensi dan Permasalahan Alun-Alun Batang. PENUTUP Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran, serta Rencana Usulan Desain Alun-alun Kota Batang. Timur Selatan Barat : Kantor Polisi, Kantor pos : Kantor Bupati Batang, BRI, Perumahan Rakyat : Masjid Agung Darul Muttaqin, Indomaret, Toko-toko kecil 1.4 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut : Survei dan pengumpulan data (data lapangan dan observasi langsung ke Alun-alun Kota Batang). Mengelompokkan, menyeleksi, dan menyusun data-data yang relevan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Menganalisa data alun-alun Kota Batang dengan menggunakan 8 acuan teori dasar elemen pembentuk kota menurut Hamid Shirvani. Menyimpulkan dan merekomendasikan saran atau usulan desain yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas Alun-alun Kota Batang.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Letak Geografis Kota Batang Kota Batang ini terletak di Provinsi Jawa Tengah tepatnya di jalur pantura (pantai utara jawa) 84 km sebelah barat Kota Semarang. Terletak antara 6 o 51 46 7 o 11 47 lintang selatan dan 109 o 40 19 110 o 03 06 bujur timur, dengan batas geografis sebagai berikut : Utara : Laut Jawa 2.3 Data Fisik Alun Alun Kota Batang Alun alun Kota Batang merupakan kawasan ruang terbuka hijau. Alun alun ini berukuran 102 m 104 m. Terletak persis di jalur Pantura, oleh karena itu Alun- alun ini memiliki tempat yang strategis. Timur Selatan Barat : Kabupaten Kendal : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara : Kabupaten dan Kota Pekalongan 2.2 Pengertian Alun alun kota Alun-alun kota merupakan Ruang publik berbentuk ruang terbuka hijau sebagai bahan pengembangan sejarah terletak di pusat kota yang sering digunakan untuk tempat yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal seperti upacara-upacara peringatan hari nasional. Disamping itu untuk kegiatan-kegiatan masyarakat baik sosial,ekonomi, maupun apresiasi budaya. Pada umumnya disekitar alun terdapat bangunan pemerintahan, tempat peribadatan, dan bangunan pertokoan, karena alun- alun ini dahulunya adalah tempat pusat aktifitas pemerintahan, dan pusat masyarakat untuk berkumpul.

2.3.1 Infrastruktur Infrastuktur yang terdapat di alun-alun Kota Batang antara lain : 1. Jalan a. Struktur Jaringan Jalan Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Berdasarkan peranannya jalan dikelompokkan menjadi: Jalan arteri Adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Jalan kolektor Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi 1) Peranan Jalan Jalan mempunyai peranan yang penting terutama yang menyangkut perwujudan Perkembangan antar daerah yang seimbang Pemerataan hasil pembangunan Pemantapan pertahanan dan keamanan nasional Mewujudkan pembangunan nasional 2) Sistem Jaringan Jalan Jalan mempunyai sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki. Jalan lokal Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi sistem jaringan jalan dibagi menjadi Sistem Jaringan Jalan Primer dan Sistem Jaringan Jalan Sekunder. Sistem Jaringan Jalan Primer Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota Sistem Jaringan Sekunder Sistem Jaringan Sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota. b. Pengelompokkan Jalan

sub surface drainage). Pada kondisi tertentu, saluran drainase juga untuk menampung / menanggulangi genangan air yang ada di kota akibat hujan. Jalan jalan di sekitar Kota Batang antara lain adalah : Sebelah Utara : Jalan Jendral Sudirman (jalan arteri primer) Sebelah Timur : Jalan Diponegoro (jalan lokal sekunder) Sebelah Selatan : Jalan Veteran (jalan lokal sekunder) Sebelah Barat : Jalan Diponegoro (jalan lokal sekunder) Pada Alun- alun ini Drainase berada mengelilingi alun-alun dan di pinggir-pinggir jalan sekitar alun-alun. Sistem konstruksi drainase di alun-alun ini menggunakan sistem saluran tertutup. Saluran drainase ini berada di bawah pedestrian ways (tempat pejalan kaki), agar air bisa masuk ke saluran drainase, dipinggir jalan diberi pralon yang menuju ke saluran drainase dan diatas pedestrian ways yang bawahnya terdapat saluran drainase, diberi penutup yang bisa dibuka terbuat dari beton bertulang. 2.3.2 Utilitas Utilitas merupakan sarana atau bangunan penunjang untuk pelayanan lingkungan yang lebih ditekankan pada segi kegunaannya. Beberapa komponen utilitas yang terdapat di Alun Alun kota Batang antara lain : a. Air Bersih Pada Alun alun Batang ini disediakan kran air bersih disetiap sudut dan ditengah-tengah Alun alun. Kegunaan disediakannya kran air ini adalah untuk cuci tangan, menyirami beberapa vegetasi di alun-alun, dll. b. Drainase Drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada di kawasan tersebut. Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dengan pengendalian banjir (flood control) dan memberikan supply air pada tanaman. Drainase berfungsi sebagai sistem pembuangan air yang kelebihan baik dari permukaan tanah (drainase permukaan / surface drainage) maupun sistem pembuangan air dibawah permukaan tanah dengan mengalirkan air dibawah permukaan tanah yang bertujuan mengendalikan muka air tanah dan mengurangi keasinan / salinity (drainase bawah tanah / c. Persampahan Pengelolaan sampah secara umum dibagi menjadi dua yaitu secara teknis dan non teknis. Secara teknis, pengelolaan sampah ditangani oleh dinas Kebersihan. Sedangkan secara non teknis, pengelolaan sampah dilakukan sendiris ecara tradisional oleh masyarakat. Pengelolaan sampah secara teknis dimulai dari pengumpulan sampa-sampah dalam tong-tong sampah sampai pembuangan dalam TPA (tempat pembuangan akhir).

Pada Alun-alun Kota Batang ini pengelolaan sampah dilakukan secara teknis dengan disediakannya 1 tong sampah pada 22 titik di sekitar alun-alun. 2.3.2 Element Lain Pendukung Alun alun Selain infrastruktur dan utilitas, terdapat element pendukung lainnya dalam sebuah alun alun,antara lain : a. Bangku Taman Bangku taman ini sebagai sarana penunjang yang terdapat di alun-alun.berfungsi sebagai tempat beristirahat (duduk santai). Bangku taman ini terdapat di sekeliling alun-alun Kota Batang. d. Penerangan Jalan Penerangan merupakn salah satu utilitas yang penting dalam perkotaan. Penerangan ini berfungsi untuk menerangi suatu jalan atau suatu kawasan pada waktu malam hari. Penerangan Jalan di alun-alun Kota Batang dan sekitarnya menggunakan 2 macam lampu, yaitu lampu taman untuk alun alun itu sendiri dan lampu jalan untuk penerangan jalan disekitar alun-alun. b. Vegetasi Peranan vegetasi sangat erat kaitannya dalam perancangan sebuah kota, karena vegetasi ini sangat banyak manfaatnya. Manfaat dari vegetasi secara umum antara lain : Akar tanaman dapat menyerap air,mengurangi resiko banjir (fungsi hidrologis). Sebagai penghasil oksigen karena pada siang hari pohon menghasilkan oksigen sebagai hasil dari fotosintesis (fungsi hygienis). Sebagai pembentuk ruang (fungsi arsitektur). Sebagai penambah keindahan (fungsi estetis). Vegetasi pada alun alun ini terdiri dari beberapa jenis pohon, tanaman perdu, dan pengalas tanah antara lain pohon beringin, glodokan, palem (perdu),rumput,dll.

2.4 Analisis 8 Teori Pembentuk Kota 2.4.1 Tata guna lahan (land use) Pada prinsipnya land use adalah pengaturan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian investasi pembangunan. Tata guna lahan di sekitar alun alun Kota Batang ini digunakan sebagai Area pemerintahan, area perdagangan, tempat ibadah, Bangunan pelayanan masyarakat, dan perumahan rakyat. Letak Bangunan pemerintahan yaitu Kantor Bupati Batang terletak di bagian selatan Alun alun, area pertokoan terletak di sebelah utara dan sebelah barat, area peribadatan di sebelah barat, area pelayanan umum seperti kantor polisi berada disebelah timur,dsb. c. Tiang Bendera Tiang bendera pada alun-alun ini menandakan alun- alun dijadikan sebagai tempat upacara bendera pada perayaan-perayaan hari nasional. Tiang bendera ini terletak di bagian alun-alun sebelah selatan. 2.4.2 Bentuk dan massa bangunan ( building form and massing) Bentuk dan massa bangunan tidak semata-mata ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunanny, akan tetapi ditentukan juga oleh besaran selubung bangunan (building envelope), BCR (KDB), dan FAR (KLB), ketinggian bangunan, sempadan bangunan,ragam arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya. Bentuk dan massa Bangunan-bangunan disekitar alun alun antara lain sbb : Utara Tampak Depan Kompleks pertokoan Dengan ketinggian bangunan 2 lantai dan ada yang 1 lantai.

Timur Tampak Depan Kantor Bupati Bangunan kantor bupati ini berbentuk joglo dengan atap yang berada ditengah ditinggikan agar terkesan agung,tetapi kantor bupati ini sebenarnya hanya 1 lantai. Tampak depan Kantor Polisi Ketinggian bangunan kantor polisi 1 lantai Tampak Depan Bangunan BRI Ketinggian 2 lantai Barat Tampak Depan Kantor Pos Ketinggian bangunan Kantor Pos 1 lantai Selatan Kompleks pertokoan dengan tinggi bangunan 1 lantai

Masjid Agung Darul Muttaqqin dengan ketinggian bangunan 2 lantai. 2.4.3 Sirkulasi dan parkir (Circulation and Parking) Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Diperluakn suatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-aspek tersebut. Di sebagian besar negara maju sudah dicanangkan aytau digencarkan penggunaan moda kendaraan (transportasi) umum dan menguarangi penggunaan kendaraan pribadi. Selain penghematan BBM, langkah ini membantu pengurangan pencemaran udara kota berupa partikel beracun (CO2 misalnya) maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainya. Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalisir transportasi (zero transportasi). Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan tempat untuk berhenti (parkir). Kebutuhan parkir sepmakin meningkat terutama di pusat-pusat kegiatan kotaa atau Central Bussiness District (CBD). Area parkir pada alun-alun ini terletak di sekeliling alun-alun di sebelah barat, timur, selatan, dan utara.sedangkan untuk sirkulasi sendiri jalan melingkar di alun-alun 1 arah kecuali jalur pantura sirkulasi 2 arah. 2.4.4 Ruang Terbuka (Open Space) Berbicara tentang ruang terbuka (open space)selalu menyangkut lansekap. Elemen lansekap terdiri dari elemen keras (hardcape seperti ;jalan, trotoar, patun, bebatuan, dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang terbuka bisa berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya.

Dalam perencanaan open space akan senantiaasa terkait dengan perabot taman / jalan (steet furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tampat sampah, papa nama, bangku taman dan sebagainya. Open space Di alun-alun Kota Batang ini terdiri dari : Hardcape Terdiri dari,jalan raya disekeliling alun-alun dengan lebar jalan rata-rata 7m,dan khusus jalan di jalur pantura memiliki lebar ±16 m. Selain itu di sekeliling alun-alun dan sekeliling bangunan terdapat trotoar dengan lebar 1,5 m 2 m. Softcape Terdiri dari tanaman pengalas tanah (rumput),tanaman perdu (palem ), pohon (glodokan,pohon beringin,dan pohon peneduh lainnya). Street furniture Terdiri dari lampu jalan, lampu taman, tong sampah, bangku taman, Papan-papan nama,dll. 2.4.5 Area Pedestrian Ways Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan pada kendaraan di kawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem perancangan yang manusiawi, menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang lebih banyak yang akhirnya akan membantu kualitas udara dikawasan itu. Pedestrian ways di Alun-alun Batang ini terdiri dari trotoar dibagian dalam alunalun dan di pinggir alun-alun. Trotoar ini terbuat dari paving block yang disusun dengan pola miring (diagonal). Lebar 1,5 m sampai 2 m.

2.4.6 Tanda tanda (Signage) Papan Papan nama Tanda-tanda penunjuk jalan, arah ke suatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di jalan kawasan pusat kota semakin membuat semarak atmosfir lingkungan kota tersebut. Peraturan yang mengatur tentang tanda-tanda tersebut pada sebagian besar kota di Indonesia. Belum mengatur pada masalah teknis. Akibatnya perkembangan papan-papan reklame mengalami persaingan yang berlebihan, baik dalam penempatan titik-titiknya, dimensi atau ukuran billboardnya, kecocokan bentuk, dan pengaruh visual terhadap lingkungan kota. Manfaat dari adanya signage adalah untuk mengetahui nama tempat dimana kita berada, selain itu signage juga memberi rambu- rambu lalu lintas pada para pengendara untuk belok kanan, belok kiri, jalan melingkar, berhenti,hati-hati, dilarang berhenti, dilarang parkir,dll. Papan reklame,baliho, dan sejenisnya yang berisi iklan juga merupakan signage yang bersifat komersil. lain : Pada Alun- alun Kota Batang ini banyak sekali terdapat tanda-tanda (signage). Antara Rambu-rambu jalan atau petunjuk arah jalan Terdiri dari traffic light, arah belok kanan/kiri, dilarang belok, dll

Papan Reklame / baliho 2.4.7 Pendukung Kegiatan ( Activity Support ) Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas tidak hanya menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, tetapi juga harus mempertimbangkan fungsi utama dan elemenelemen kota yang dapat menggerakkan aktifitas, misalnya : pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat perkantoran, perpustyakaan dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan yang ada di alun- alun Kota Batang antara lain upacara bendera pada perayaan hari hari nasional, tempat olahraga ( senam pagi, footsal), tempat berkumpul, tempat bersantai, tempat berdagang bagi PKL legal maupun ilegal, dll.

Pada setiap alun- alun pasti memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan. Beberapa potensi yang ada pada alun-alun Kota Batang ini antara lain : Letak yang sangat strategis,karena berada tepat pada jalur Pantura Alun-alun memiliki open space yang cukup luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk olahraga (senam,sepakbola,dll) Selain itu di alun alun Kota Batang terdapat berbagai permasalahan,antara lain : Suasana alun-alun batang yang kurang nyaman dan kurang menarik dari segi visual 2.4.8 Preservasi Preservasi merupakan usaha perlindungan bangunan yang memiliki nilai sejarah, yang sudah diwariskan secara turun temurun. Sebagian jalan yang terbuat dari paving (pedestrian street) sudah mulai rusak dan kurang terawat. Kondisi alun-alun yang kurang terurus dan terlihat kurang bersih Salah satu bangunan yang menjadi preservasi adalah masjid darul muttaqin karena masjid ini sudah ada sejak dahulu, namun seiring perkembangan zaman ada beberapa perubahan pada bentuk bangunan. 2.5 Potensi dan Permasalahan Alun-alun Kota Batang

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran Alun-alun Kota Batang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena letaknya yang strategis di jalur PANTURA. Namun, Banyak elemen pendukung alunalun yang kurang terawat dan sudah mulai rusak. Oleh karena itu Pemerintah Kota Batang seharusnya memperbaiki kualitas Alun-Alun Kota Batang (dari segi desain, elemen pendukung alun-alun, penataan PKL,dll) Sehingga Alun-Alun Kota Batang bisa menjadi icon Ruang terbuka hijau Kota Batang. 3.2 Usulan Desain Untuk mengatasi berbagai masalah di alun-alun kota Batang dan untuk mengembangkan potensi di alun-alun kota Batang, maka perlu diadakan redesain alun-alun.