BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang dikehendaki dalam tujuan pendidikan nasional yang termasuk dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas yang terkandung dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, maka peserta didik harus menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku ditempat mereka melakukan pendidikan (sekolah). 1 Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 1

2 Setiap individu sebenarnya berperilaku sesuai dengan keinginannya masing-masing, namun perlu di sadari bahwa manusia harus mengikuti aturan yang berlaku baik aturan dari Allah, Agama, norma dan lingkungan sendiri. Hal ini sesuai dengan ayat Al-qur an yang berbunyi QS. Al-Isra ayat 84 : Dalam agama Islam, ajaran yang terkandung di dalamnya merupakan aturan-aturan tentang jalan hidup yang sempurna bagi manusia. Begitu pula di sekolah memiliki peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa agar pelaksanaan pendidikan berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan pendidikan. Remaja biasanya sadar akan hukum ditentukan oleh pengetahuan, pemahaman, sikap, dan terkadang juga takut dengan hukumannya. Dorongandorongan yang dimiliki anak remaja untuk mematuhi hukuman adalah dorongan psikologis, pemelihara nilai-nilai moral, perlindungan hukuman dan penghindaran dari hukuman. 2 Remaja sebagai bagian dari komunitas masyarakat yang majemuk merupakan individu yang kuat akan potensi dan semangat, juga merupakan bagian terbesar dari anggota masyarakat. Masa depan bangsa dan negara 2 Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 109-110

3 terletak dipundaknya dan tanggung jawab remaja, maka mereka adalah tunas bangsa. 3 Bimbingan sangatlah diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai...process of helping an individual to understand himself and his word (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya). 4 Bimbingan dan konseling selain diberikan kepada siswa yang mempunyai potensi lebih, baik dari minat dan bakat diberikan juga kepada siswa yang bermasalah seperti bimbingan anak yang mengalami masalah dengan keluarga, masalah dengan ekonomi, masalah kesulitan belajar termasuk masalah dalam melanggar tata tertib disekolah. Membahas mengenai tata tertib pastinya tidak lepas dari orang yang terkait dengan membuat tata tertib tersebut. Anak pada usia remaja memiliki berbagai macam karakteristik tersendiri sehingga aturan yang diberlakukan mesti sesuai dengan kondisi jiwa dan usianya. Masa remaja adalah masa dalam mencari identitas diri sebenarnya yang dimanfaatkan dalam bentuk mencoba dan mencari identitas. Masa remaja terkadang adalah masa yang penuh keguncangan dan kebimbangan. Masa remaja juga merupakan masa teransisi dalam peroses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini berpengaruh 3 Hasan Basri, Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995),h. 3 4 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 6

4 pada pentingnya kedisiplinan dalam memperlakukannya sesuai dengan perkembangan dan keadaan jiwa remaja tersebut. Suatu lembaga atau kelompok sosial menerapkan peraturan atau tata tertib untuk anggotanya dengan tujuan membuatnya untuk hidup lebih disiplin. Misalnya saja di sekolah siswa dilarang untuk datang terlambat, meminum minuman keras, membawa senjata tajam, berpakain tidak rapi, membolos, membawa HP dan melanggar peraturan lainnya yang berhubungan dengan kedisiplinan dan kerapian siswa. SMP Negeri 11 Banjarmasin merupakan sebuah sekolah yang dijadikan masyarakatnya sebagai tempat pendidikan yang terbaik. Dalam kesehariannya siswa SMP Negeri 11 Banjarmasin tidak luput dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar maupun dengan lingkungan sekolah sendiri, sehingga aturan yang ada di sekolah merupakan aturan yang wajib untuk ditaati. Proses pergaulan dalam kehidupan sehari-harinya perilaku siswa tidak lepas dari pengaruh teman-teman, baik dari segi belajar, bersosialisasi maupun dalam proses berfikir. Jika seorang siswa berteman dengan orang yang baik dan menjadi motivasi dari teman yang lainnya, maka siswa akan menjadi baik dan ikut dalam kesehariannya untuk menaati peraturan dan tata tertib yang ada. Sebaliknya, jika berteman dengan orang yang tidak baik dan terpengaruh untuk melakukan pelanggaran peraturan sekolah maka tidak mengungkit kemungkinan siswa akan mengikutinya dalam berperilaku dan mengakibatkan peraturan menjadi tidak ditaati, sering membolos dan sulit

5 dalam belajar. Dengan adanya guru bimbingan dan konseling di sekolah siswa mampu diarahkan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya secara baik, belajar dengan baik dan membantu memecahkan masalah siswa yang menjadi penghambat dalam melangsungkan tujuan pendidikan. Tujuan guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa yang bermasalah dan cara menangani kesulitan pada siswa, mengarahkan dan membimbing para siswa agar dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Selain itu juga agar para siswa mampu beradaptasi dengan teman, para guru, dan menaati segala peraturan yang telah ditetapkan sekolah. Meskipun guru bimbingan dan konseling telah berusaha dalam mendisiplinkan siswa untuk bisa menaati terhadap peraturan yang berlaku disekolah, namun dilihat dari kesehariaannya ternyata diantara siswa SMP Negeri 11 Banjarmasin masih banyak yang berpakaian tidak rapi, datang terlambat, membolos, dan membawa HP. SMP Negeri 11 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah yang perlu bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran peraturan atau tata tertib di sekolah bagi siswa yang bermasalah. Dalam proses pelayanannya bimbingan dan konseling yang dipakai memasukkan unsur Islam yakni dengan layanan bimbingan dan konseling islami. Sehingga siswa mampu meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran sebagai manusia yang eksistensinya berkaitan dengan makhluk dan khalifah Allah di muka bumi ini

6 sehingga setiap aktivitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya yakni untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. 5 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang saya lakukan, saya menemukan banyak sekali pelanggaran yang terjadi di sana. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang didapatkan dari guru bimbingan dan konseling bahwa tata tertib yang sering dilanggar siswa adalah datang terlambat, membolos, dan berpakaian tidak rapi. Dengan demikian berdasarkan latar belakang dan hasil studi pendahuluan, penulis menemukan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa di sekolah dan bagaimana bimbingan dan konseling berperan di dalamnya dalam menangani siswa yang melanggar tata tertib sekolah dengan mengadakan penelitian di SMP Negeri 11 Banjarmasin. Dari hal tersebut penulis merumuskan penelitian yang berjudul sebagai berikut: Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib di Sekolah bagi Siswa SMP Negeri 11 Banjarmasin B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang tertulis di atas, maka masalah yang penulis rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan tata tertib sekolah di SMP Negeri 11 Banjarmasin? 5 Hallen, Bimibingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pres, 2000), h. 15

7 2. Bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 11 Banjarmasin? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 11 Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang ada, peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan diantaranya: 1. Mengetahui pelaksanaan tata tertib di sekolah SMP Negeri 11 Banjarmasin 2. Mendeskrisikan upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib di sekolah 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik dari teoretis maupun praktis. 1. Secara Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam menangani permasalahan siswa yang berkaitan tentang pelanggaran tata tertib di sekolah. Hal ini juga bertujuan untuk memperkaya bidang keilmuan Bimbingan dan konseling Islam,

8 2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di sekolah. Dalam hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Institut Agama Islam Negeri Antasari, sekolah, guru, keluarga, guru bimbingan dan konseling, siswa dan penulis. Di antaranya sebagi berikut: a. Bagi Institut Agama Islam Negeri Antasari (IAIN Antasari) Untuk menambah khazanah kepustakaan IAIN Antasari Banjarmasin dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin khususnya. Selain itu hasilnya juga dapat di jadikan sebagai pedoman atau referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis. b. Bagi Sekolah Untuk memberikan masukan kepada sekolah, agar lebih memperhatikan segala perilaku siswa terutama yang berkaitan dengan perilaku yang melanggar tata tertib sekolah. c. Bagi Keluarga Orang tua dapat mengetahui perilaku pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh anaknya. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pengawasan terhadap anak itu penting.

9 d. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling diharapkan lebih berupaya memperhatikan siswa-siswa di sekolah dalam mentaati tata tertib, agar mereka lebih terarah dan menjadi pribadi yang baik lebih terutama yang sering melanggar peraturan. e. Bagi Siswa Sebagai masukan kepada siswa bahwa perilaku yang dilakukannya tidak sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di sekolah. Selain itu juga sebagai pertimbangan agar nantinya bermasyarakat tidak melakukan hal yang serupa. f. Bagi Penulis Penelitian ini menambah pengetahuan dan juga wawasan tentang kebiasaan perilaku siswa yang memang sering dilakukannya. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dalam memahami judul skripsi saya, maka perlu ditegaskan beberapa istilah yang ada yaitu: 1. Upaya Upaya yang dimaksud penulis adalah usaha guru bimbingan dan konseling dalam melakukan tindakan untuk mengatasi pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa di sekolah SMP Negeri 11 Banjarmasin. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan konseling yang dimaksud penulis adalah guru yang melakukan layanan bimbingan dan konselingsecara langsung

10 dan bertanggung jawab atas setiap pelayanan program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. 3. Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib di Sekolah Mengatasi pelanggaran tata tertib di sekolah yang penulis maksud adalah menangani perbuatan melanggar tata tertib di sekolah yang sering dilakukan oleh siswa. Kemudian guru bimbingan dan konseling menangani masalah tersebut dngan menelusuri sebab akibat yang dilakukan oleh siswa tersebut. Jika memang mendapati tanpa sebab yang jelas maka dapat dikenakan sanksi bagi yang melanggar tersebut sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. 4. Siswa Bermasalah Siswa bermasalah yang penulis maksud adalah siswa yang mempunyai masalah dan harus dipecahkan masalahnya. Pelajar yang mengalami masalah terhadap tata tertib sekolah atau siswa yang melanggar tata tertib di sekolah SMP Negeri 11 Banjarmasin. 5. SMP Negeri 11 Banjarmasin SMP Negeri 11 Banjarmasin yang penulis maksud adalah sebuah lembaga sekolah yang merupakan sekolah negeri. Dengan alamat terletak di jl. Tembus Mantuil RT.2 no.161 Banjarmasin Selatan. F. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran umum pembahasan dan untuk mempermudah dalam pembuatan skripsi ini, penulis menggambarkan sistematika pembahasan sebagi berikut: pertama, memuat halaman persembahan, halaman motto, kata

11 pengantar dan daftar isi. Bagian kedua, memuat isi pembahasan dari hasil penelitian, yang terdiri dari lima bab dengan sub-sub sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian difinisi operasional dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori, didalamnya berisi tentang teori yang teori-teori yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling, siswa yang bermasalah, tata tertib sekolah dan cara menangani kenakalan siswa serta nilai-nilai yang ada dalam islam sendiri. BAB III Metode Penelitian, meliputi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data, teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data. BAB IV Laporan Hasil Penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran.