BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

DENY TATAK SETIAJI C

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Multi Finance Tbk ( Adira Finance atau Perusahaan ) yang didirikan sejak tahun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

A B S T R A K S I PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI KPI KOPINDO MULTI FINANCE SURAKARTA

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

PERJANJIAN PENYERAHAN BENDA BERGERAK YANG TERIKAT LEASING SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukm normatife-terapan, karena didalam pelaksanaan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

Penyelesaian Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotordi Klaten...

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB III WANPRESTASI TERHADAP OBJEK JAMINAN YANG DISITA SEBAGAI BARANG BUKTI OLEH PIHAK KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Poduk leasing syariah di Adira Finance Surabaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berbagai jenis proyek pembangunan industri, perdagangan dan pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

SYARAT DAN KETENTUAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR DI PT. HARPINDO JAYA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN LEASING KENDARAAN BERMOTOR PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RUSDI / D

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN LEASING PADA PT. ERA CEPAT TRANSPORTINDO

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebahasaan tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan unsur-unsur, yaitu : 2

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB I PENDAHULUAN. Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing, mendorong pelaku bisnis jasa

PENGAKUAN HUTANG. Nomor : Pada hari ini, Kamis tanggal (duapuluh lima Juni duaribu Pukul

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti saling membutuhkan satu sama lainnya. Oleh sebab itu diwajibkan

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK ATAS EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS Dosen Fakultas Hukum UIEU

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE A. Gambaran Umum PT Adira Finance PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) adalah sebuah perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance). Bisnis utama yang dipasarkan Adira Finance adalah pembiayaan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Selain memasarkan produk pembiayaan otomotif, Adira Finance juga menawarkan produk pinjaman dana tunai yang menjadi tanggung jawab Divisi Non Dealer Sales (NDS). Pada bahasan ini peneliti akan menjelaskan mengenai gambaran umum industri pembiayaan, sejarah dan kinerja Adira Finance, serta produk pinjaman dana tunai Adira Finance. PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pembiayaan konsumen bidang otomotif. Adira Finance didirikan tanggal 13 Nopember 1990 dan mulai menjalankan operasional komersialnya pada tahun 1991 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 253/KMK.013/1991 tanggal 4 Maret 1991. Pada bulan Maret tahun 2004, kepemilikan saham PT Adira Dinamika Multi Finance mulai ditawarkan ke publik yang menjadikan Adira kemudian bertransformasi menjadi "Tbk" atau Terbuka (Go public) yang sekaligus menjadikannya sebagai perusahaan umum dimana dalam pengelolaan manajemennya di kepalai oleh Direktur yang kepemilikannya dikuasai oleh pemegang saham. 92

93 Pada saat ini pemegang saham terbesar dimiliki oleh Bank Danamon sebesar 75% yang kemudian diikuti oleh Mega Valu Profits Ltd sebesar 20% yang hampir seluruh pendanaannya dialihkan kedalam bisnis yang lebih kepada pembiayaan asuransi kendaraan serta dealer yang dianggap lebih kompetitif serta memiliki nilai pemasukkan yang tinggi. Pada sekitar tahun 2011 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk telah mencatatkan sebuah rekor pendapatan tertinggi melalui perannya sebagai perusahaan pembiayaan kredit kendaraan dengan nilai pemasukkan sebesar Rp 32,6 triliun atau sebesar 62,7% dari total pembiayaan sepeda motor dan sebanyak 37,3% dari pembiayaan mobil. 92 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk menganut etos kerja "manajemen dari hati" yang mana slogan tersebut merupakan bentuk dari loyalitas Adira kepada para konsumennya yang tercermin melalui pelayanan karyawan-karyawannya. Hal tersebut tentunya tak lepas dari sistem pembinaan manajemen komunikasi, inovasi serta pembinaan yang bersifat kontinuitas terhadap semua yang terdapat didalam manajemennya. Dengan cara inilah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk terus berkembang dan berkiprah menjadi salah satu perusahaan asuransi otomotif terbesar di Indonesia. Industri pembiayaan otomotif (multi finance) mulai tumbuh di Indonesia tahun 1974. Landasan hukum pendirian perusahaan pembiayaan otomotif tersebut adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan 14:00 WIB 92 https://adira.co.id/sekilas-adira-finance/ Diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 Pukul

94 Koperasi Nomor : Kep- 122/MK/IV/1/1974; No. 32/M/SK/2/1974; dan No. 30/Kpb/I/1974, tertanggal 7 Februari 1974. Landasan hukum perusahaan pembiayaan yang lebih tinggi yaitu Keputusan Presiden (Keppres) No.61 Tahun 1988 yang memuat ketentuan tentang perusahaan pembiayaan. Regulasi mengenai perusahaan pembiayaan tersebut kemudian diperbaharui dalam Peraturan Presiden No 9 tahun 2009. Di dalam peraturan tersebut dijelaskan: Pasal 1 ayat 1: Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Pasal 1 ayat 2: Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit. Pasal 1 ayat 5: Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Berdasarkan ruang lingkup usahanya, Adira Finance dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan pembiayaan non-bank dalam bidang pembiayaan konsumen. Obyek pembiayaan Adira Finance yaitu kendaraan bermotor roda dua dan empat. Terdapat dua macam target pasar Adira Finance, yaitu nasabah individu dan perusahaan. Segmen target individu Adira Finance adalah masyarakat kelas menengah ke bawah yang membutuhkan pembiayaan kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor), sedangkan untuk jasa pembiayaan mobil, Adira Finance menargetkan masyarakat kalangan menengah ke atas. Dalam menjalankan operasional bisnis, Adira Finance berkaitan dengan pihak lain, yaitu Dealer/Showroom dan Konsumen/Nasabah. Garis besar proses bisnis Adira Finance dalam dilihat pada gambar berikut :

95 Dealer/showroom e. pembayaran sisa harga c. menghubungi pihak nasabah a. memilih unit b. membayar uang muka Nasabah j f. membayar angsuran d. membayar sisa harga Gambar 3.1 Proses Bisnis PT Adira Finance Sumber: Diolah oleh peneliti 2017 Secara garis besar, proses pembiayaan kendaraan bermotor yang dilakukan Adira Finance yaitu: 1. Nasabah mendatangi dealer/showroom untuk melihat dan memilih unit yang diinginkan. 2. Nasabah membayar uang muka. 3. Dealer/showroom kemudian menghubungi Adira Finance. 4. Adira Finance melakukan survey kelayakan nasabah yang mencakup aspek kapabilitas, karakter, dan survey lingkungan 5. Adira Finance melunasi sisa pembayaran unit kepada dealer/showroom 6. Nasabah membayar angsuran dalam jumlah dan kurun waktu tertentu kepada Adira Finance.

96 B. Prosedur Pemberian Pembiayaan PT Adira Finance Pemberian Pembiayaan kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian pembiayaan antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali yang ditemui di lapangan perjanjian pembiayaan dibuat oleh pihak kreditur atau dalam hal ini adalah bank, sedangkan debitur hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Namun demikian perjanjian pembiayaan ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua belah pihak dikarenakan perjanjian pembiayaan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan dan penatalaksanaan pembiayaan tersebut dalam kesepakatan yang dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila debitur menandatangani perjanjian pembiayaan yang dianggap mengikat kedua belah pihak dan berlaku sebagai undang-undang bagi keduanya. Agar terhindar dari segala yang tidak diinginkan, maka seorang calon debitur haruslah membaca dengan teliti atau secara detail apa saja yang menjadi isi perjanjian pembiayaan konsumen tersebut, dan perusahaan pembiayaan konsumen harus memberikan informasi secara jelas dan terang kepada debitur mengenai perjanjian pembiayaan tersebut. Bentuk dan isi perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor di PT. Adira Finance. Bentuk perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor dengan jaminan fidusia di PT. Adira Finance nomor: 9070300251 tanggal 1 januari 2017 tentang perjanjian pembiayaan konsumen dengan penyerahan hak milik secara fidusia, merupakan perjanjian tertulis yang dibuat dalam

97 bentuk akta bawah tangan. Perjanjian pembiayaan tersebut menggunakan bentuk perjanjian baku. Perjanjian baku merupakan istilah yang dipakai untuk menunjuk pada apa yang dikenal sebagai standard contract. Perjanjian baku para pengusaha diharapkan akan mendapatkan efisiensi dalam pengeluaran biaya, tenaga, dan waktu. Debitur hanya dapat bersikap menerima atau tidak menerima sama sekali, dimana kemungkinan untuk mengadakan perubahan tidak ada sama sekali. Dengan kata lain, debitur harus tunduk dan patuh pada ketentuan yang dimuat dalam perjanjian baku tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan bentuk perjanjian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum perjanjian kredit tersebut telah sesuai atau tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata tentang asas kebebasan berkontrak, dan perjanjian tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat sahnya perjanjian. Perjanjian pembiayaan tersebut dibuat dalam bentuk terteulis lalu didaftarkan ke kantor notaris untuk dilegalisasi sehingga menjadi akta dibawah tangan, Isi dari perjanjian pembiayaan konsumen dengan penyerahan hak milik secara fidusia, telah memuat syarat standar sebagai syarat sahnya perjanjian didasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagai syarat bahwa perjanjian pembiayaan konsumen tersebut adalah sah di muka hukum.

98 Syarat- syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Adanya kesepakatan diantara para pihak untuk mengikatkan dirinya, yakni antara: a. PT. ADIRA FINANCE berkedudukan di jalan Jendral Gatot Subroto No. 36-38, Kp Pilar, Kelurahan Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dalam hal ini diwakili oleh Giri untuk selanjutnya disebut KREDITUR b. TUAN ENDANG MULYANA bertempat tinggal di Jalan HS Ronggo Waluyo, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, untuk selanjutnya disebut DEBITUR Selain kedua pihak di atas, masih terdapat 1 (satu) pihak yakni Supplier, dimana kedudukannya tidak merupakan bagian dari para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen. Namun secara umum dapat disampaikan, para pihak yang terkait dalam transaksi pembiayaan konsumen, meliputi: a. Pihak perusahaan pembiayaan (kreditur) b. Pihak konsumen (debitur) c. Pihak Supplier (penjual) Untuk mengetahui mengenai hubungan para pihak dalam suatu transaksi pembiayan konsumen, dapat dilihat pada tabel sebagaimana tersebut di bawah ini :

99 Perusahaan Konsumen (KREDITUR) Harga barang SUPPLIER Perjanjian pembiayaan konsumen Perjanjian jual beli dan penyerahan barang Konsumen (DEBITUR) Gambar 3.2 Hubungan Para Pihak Sumber: Diolah oleh peneliti, 2017 berikut : Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai a. Hubungan pihak kreditur dengan konsumen Hubungan antara pihak kreditur dengan konsumen, adalah hubungan yang bersifat kontraktual, yang artinya didasarkan pada kontrak yang dalam hal ini adalah kontrak pembiayaan konsumen. Pihak perusahaan pemberi biaya berkewajiban utama untuk memberi sejumlah uang untuk pembelian sesuatu barang konsumsi, sedangkan pihak konsumen sebagai penerima biaya

100 berkewajiban utama untuk membayar kembali uang tersebut secara cicilan atau angsuran kepada pihak pemberi biaya. b. Hubungan pihak konsumen dengan Supplier Antara pihak konsumen dengan Supplier terdapat hubungan jual beli (bersyarat), pihak Supplier menjual barang kepada konsumen selaku pembeli dengan syarat, bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga yaitu pihak pemberi biaya. c. Hubungan penyedia dana dengan Supplier. Antara pihak penyedia dana (pemberi biaya) dengan Supplier tidak ada hubungan hukum yang khusus, kecuali pihak penyedia dana hanya pihak ketiga yang disyaratkan untuk menyediakan dana dan digunakan dalam perjanjian jual beli antara pihak Supplier dengan konsumen. 2. Kecakapan Adanya kecakapan diantara para pihak untuk membuat suatu perjanjian. Pada perjanjian pembiayaan konsumen antara konsumen dengan pihak PT. Adira Finance mengenai ketentuan kecakapan para pihak untuk mengadakan perjanjian dapat diketahui bahwa kedua belah pihak adalah cakap secara hukum. 3. Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu dalam suatu perjanjian adalah barang yang menjadi obyek dari perjanjian, yang menjadi obyek perjanjian

101 pembiayaan antara konsumen dengan pihak PT. Adira Finance adalah kendaraan bermotor yang pembayarannya dilakukan secara angsuran. 4. Sebab yang halal Dalam perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan PT.Adira Finance syarat ini telah terpenuhi dalam akta perjanjian pembiayaan konsumen yang isinya tidak dilarang oleh Undang-Undang, serta tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan kesusilaan Apabila dalam suatu perjanjian si debitur tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maka dapat dikatakan ia telah melakukan wanprestasi. Dapat pula dikatakan bahwa ia telah lalai ingkar janji bahkan melanggar perjanjian dengan melakukan sesuatu hal yang dilarang atau tidak boleh dilakukan. Hal ini berakibat hukum yakni pihak atau para pihak yang dirugikan dapat menuntut pelaksanaan dari prestasi atau konsekuensi lain yang diatur dalam perjanjian (ganti kerugian).. C. Pelaksanaan Eksekusi PT. Adira Finance apabila pihak debitur lalai atau wanprestasi akibatnya ialah pihak kreditur berhak menuntut kepada pihak debitur agar melakukan pelunasan atas seluruh atau sisa hutang pembiayaan yang masih ada, baik yang telah jatuh tempo maupun yang belum jatuh tempo. Untuk seketika dan sekaligus dan pihak kreditur berhak untuk menarik atau mengambil barang jaminan kembali. Apabila debitur telah melakukan salah satu bentuk wanprestasi sebagaimana disebut di atas, maka upaya yang dilakukan oleh pihak

102 kreditur yaitu pihak perusahaan pembiayaan akan memberikan pernyataan lalai kepada pihak debitur. Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak debitur yang berhutang itu harus dengan formal dinyatakan telah lalai lebih dahulu yaitu dengan memperingatkan debitur bahwa kreditur menghendaki pembayaran seketika, Singkatnya bahwa hutang itu harus ditagih dan yang lalai harus ditegur dengan peringatan atau somatie. Cara pemberian teguran terhadap debitur yang wanprestasi tersebut telah diatur dalam Pasal 1238 KUHPerdata yang menentukan bahwa teguran itu harus dengan surat perintah atau dengan akta sejenis. PT. Adira Finance Cikarang memperingatkan debitur dengan Surat Peringatan I (SP I), apabila pihak debitur tidak menanggapi surat peringatan II (SP II) tersebut, maka akan dilanjutkan dengan surat peringatan III (SP III), jika tidak ditanggapi juga oleh pihak debitur, Pihak kreditur memberikan Surat Peringatan Terakhir (SPT) sebagai peringatan terakhir kepada debitur yang menunggak membayar angsuran hutang pembiayaan. Apabila Surat Peringatan Terakhir tidak juga ditanggapi pihak debitur, maka pihak kreditur yaitu pihak PT. Adira Finance Cikarang akan melakukan eksekusi atau penarikan kendaraan bermotor yang menjadi objek pembiayaan yang ada ditangan debitur. Proses penarikan kendaraan bermotor tersebut menjadi terhambat karena debitur dengan sengaja menghalang-halangi upaya pihak kreditur untuk melakukan penarikan kendaraan bermotor akibat dari tidak dipenuhinya kewajiban debitur. Apabila eksekusi tidak dapat dilakukan

103 juga, maka kreditur akan melakukan eksekusi lewat gugatan biasa kepengadilan. Wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian tersebut menyebabkan perjanjian pembiayaan tersebut berakhir, disebabkan dengan adanya wanprestasi oleh pihak debitur tersebut maka menyebabkan kerugian pada pihak kreditur. Mekanisme penyelesaian masalah yang timbul dalam perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Adira Finance Cikarang dikenal dengan istilah Collection management atau Account Receivable (A/R) Management yaitu suatu proses pengelolaan untuk mencegah atau mengurangi kerugian perusahaan yang mungkin timbul dari keterlambatan pembayaran oleh debitur. Upaya penyelesaian wanprestasi didasarkan pada beberapa keadaan, diantaranya sebagai berikut: 1. Debitur overdue (1-10 hari) Vertel mengingatkan debitur lewat telepon serta mengkonfirmasikan bahwa angsuran telah jatuh tempo dan meminta debitur untuk segera melakukan pembayaran dengan tetap selalu menjaga hubungan baik antara PT. Adira Finance dengan debitur agar angsuran-angsuran berikutnya debitur selalu membayar tepat waktu. 2. Debitur overdue (11-20 hari) Pihak PT. Adira Finance berkunjung langsung kerumah debitur melalui Costumer Marketting Officer untuk mengingatkan agar segera membayar angsuran bserta dengan denda keterlambatan pembayaran.

104 3. Debitur overdue (21-30 hari) Pihak PT. Adira Finance menurunkan team collection kerumah debitur untuk follow up dan menganalisa kasus yang penyebab overdue yang dialami debitur, diikuti dengan pengecekan objek perjanjian berupa kendaraan bermotor, dan mengingatkan pihak debitur untuk tetap bertanggung jawab dengan memberikan surat peringatan. 4. Debitur overdue (31-40 hari) Debitur dalam posisi ini sudah masuk dalam katagori debitur yang memiliki kemampuan pembayaran angsuran yang buruk, surat peringatan pertama sampai surat peringatan terakhir sudah seharusnya sampai pada debitur. Debitur tidak juga membayar angsuran hutangnya maka pihak PT. Adira Finance Cikarang dapat melakukan penarikan kendaraan. Sebelum melakukan penarikan, perlu dipersiapkan data-data pendukung proses penarikan, dan diusahakan pendekatan dengan debitur agar proses penarikan berjalan lancar. 5. Debitur overdue (41-60 hari) Pada kondisi ini pihak PT. Adira Finance menyewa jasa debt collector untuk menyelesaikan permasalahan secepatnya. Pada kunjungan kali ini pihak debt collector harus lebih intensif untuk menyelesaikan masalah antara pihak debitur dengan pihak ketiga, yang mana pada saati ini keberadaan objek yang diperjanjikan sudah

105 digadai ditangan pihak ketiga, sekaligus mengeluarkan surat peringatan terakhir (SPT). 6. Debitur overdue (61-90) Debitur dalam posisi ini adalah debitur yang telah dilakukan penarikan kendaraan karena debitur telah melakukan kelalaian dalam melakukan pembayaran lebih dari 60 hari.. Prosedur upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Adira Finance Cikarang dalam menangani masalah wanprestasi yang dilakukan oleh debitur sehingga PT. Adira Finance Cikarang dapat meminimalisir kerugian yang sangat besar walaupun sebagaimana diketahui bahwa perusahaan pembiayaan biasanya mengalami resiko lebih besar dari pada bank.