DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cancida albicans dengan sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak

ABSTRAK. UJI EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK AIR TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SECARA IN VITRO TERHADAP Candida albicans

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BUNGA

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN EVODIA

UJI AKTIVITAS BAKTERI METODE DIFUSI SUMURAN. Oleh: REZQI NURJANNAH P

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

DAYA HAMBAT ANTIBAKTERI PROPOLIS Trigona leaviceps YANG BERASAL DARI NAGARI ANDALEH KECAMATAN BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT ABSTRACT

PENGARUH EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbil.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Stapylococcus aureus SKRIPSI

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) BUAH BELIMBING. WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO TAHUN 2014

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Candida (Brown dan Bums, 2005; Siregar, 2005). Rosalina dan Sianipar (2006)

ABSTRAK PENGARUH BAKTERI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI INTESTINAL SECARA IN VITRO

SKRIPSI OLEH: ASTRI MEILYSA DOSH SIAGIAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGHAMBATAN EKSTRAK BUBUK TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI YOGURT DAN BAKTERI PATOGEN SKRIPSI

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CAPO (Blumea balsamifera. L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypii ARTIKEL ILMIAH INDAH FADHILA PUTRI NIM.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT SECARA IN VITRO

ABSTRAK. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) DAN UJI FITOKIMIA PADA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI- FRAKSI DAUN SIRIH (Piper betle L.

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

PENGARUH KONSENTRASI GETAH BATANG JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L.) TERHADAP CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI

UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli

ABSTRAK. Mona Agustina 2012, Pembimbing I : Fanny Rahardja, dr., M.Si Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

Daya Antibakteri Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus aureus dan Escherichia coli yang Diuji Secara In Vitro

PRAKATA. rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Studi Efektivitas Ekstrak Daun Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) Sebagai Anti Fungi Candida albicans

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

UJI ANTI MIKROBA EKSTRAK METANOL BUNGA CENGKEH TERHADAP BAKTERI PENYEBAB KARIES GIGI, Streptococcus mutans SKRIPSI

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM. (Eugenia polyantha W) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI. Streptococcus mutans In Vitro SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), 12-18

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

ABSTRAK. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEMERANGKAPAN H 2 O 2 DAN UJI TOTAL FENOL FRAKSI HEKSAN DAUN SIRIH (Piper betle L.)

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah dan

ABSTRAK. Kata kunci : Dermatitis, ekstrak daun mimba, antifungal, Microsporum gypseum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Farthing, et al., 2008). Prevalensi diare pada anak usia 1 4 tahun. dengan kelompok usia lainnya (Rosari,et al., 2013).

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI ETANOL HASIL MASERASI DAUN SIRIH HIJAU

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

UJI AKTIVITAS ANTIKHAMIREKSTRAK AIR DAN EKSTRAK ETANOLIK DAUN MANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. Candida yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan selaput lendir. C. albicans


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Candida albicans Pada Plat Resin Akrilik telah dilakukan bulan

PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val.) TERHADAP PERTUMBUHAN INTISARI

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS REBUSAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN TERI JENGKI (Stolephorus heterolobus) ASIN KERING

SKRIPSI OLEH: NENY YANTI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI - HPT

OLEH : VANNY SANTOSO NRP

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

ABSTRAK. PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTICANDIDA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) SEGAR DENGAN SABUN CAIR PEMBERSIH VAGINA KEMASAN SECARA IN VITRO

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen. (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DENGAN METODE DISK DAN SUMURAN

Transkripsi:

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Ade Jasmi Astuti, Gustina Indriati, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email: adejasmi57@gmail.com ABSTRACT Hibiscus plant (Hibiscus rosa-sinensis L.) is one of the plants medicine in Indonesia, which has the chemical compounds that act as an antifungal. Hibiscus plant is used as a cure thrush. Sprue is a disease caused by C. albicans. This research aims to determine the ability of hibiscus leaf extract in inhibiting the growth of C. albicans and to determine the most effective concentration of the extracts of hibiscus leaf in inhibiting the growth of C. albicans. This research was conducted on January 2017 in Padang State University Laboratory. This research is an experimental research using the agar diffusion method with a completely randomized design (CRD). This research was conducted with 6 treatments and 3 replications that treatment hibiscus leaf extract concentration of 10%, 15%, 20%, 25%, 30% and positive control while using albothyl. The data is processed by the Analysis Of Variance (ANOVA) showed that F count > F table then followed by Least Significant Difference (LSD) test to obtain hibiscus leaf extract concentration of 30% was significantly different from other concentration. The results of the research showed that the extract hibiscus leaf has the ability to inhibit the growth of C. albicans with an average diameter at concentration of 5%, 10%, 15%, 20%, 30% are 7, 83 mm, 7.93 mm, 8.17 mm, 8.27 mm, 10.49 mm and 9.17 mm on albothyl as positive control, the most effective concentration found in concentrations of 30%. Based on these results concluded that hibiscus leaf extracts have the ability to inhibit the growth of C. albicans with the most effective concentration was 30%. Keywords: Leaf hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis L.), Candida albicans. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai tanaman obat yang sangat beragam, sehingga penggunaan tumbuhan tradisional dan produk dari alam sering digunakan dalam mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Definisi Obat Tradisional menurut UU No 23 tahun 1992 adalah bagian atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, atau campuran dari bahan tersebut yang dugunakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah kembang sepatu. Salah satu tumbuhan obat yang ada di Indonesia adalah tumbuhan kembang sepatu (Priskila, 2014). Daun kembang sepatu bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam pengobatan penyakit yang disebabkan jamur seperti sariawan, karena terkandung senyawa antijamur yaitu flavonoid, saponin, dan tanin, senyawa tersebut dapat menghambat berkembangnya jamur dalam tubuh (Mariyani,

2016). Salah satu jamur yang dapat menyebabkan penyakit sariawan adalah Candida albicans. Jamur tersebut akan merugikan jika bertambah atau meningkatnya jumlah jamur tersebut sehingga dapat mengganggu metabolisme tubuh, terutama dalam saluran pencernaan (Entjang, 2003). Sariawan adalah suatu kelainan yang terjadi di lapisan mukosa mulut yang paling sering ditemukan pada manusia yang disebabkan oleh mikroorganisme, selain itu sariawan juga dapat disebabkan karena tidak terjaganya kebersihan mulut, kekurangan vitamin C dan vitamin B (Mumpuni, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbul pertanyaan tentang kemampuan daya hambat ekstrak daun kembang sepatu terhadap pertumbuhan Candida albicans, dan tentang konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang peran daun kembang sepatu sebagai anti jamur sehingga dapat dijadikan obat alternatif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak daun kembang sepatu terhadap pertumbuhan Candida albicans, dan tentang konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candidaalbicans. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan eksperimen dengan metode difusi agar menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Negeri Padang pada bulan Januari 2017. Bahan yang digunakan adalah isolat murni Candida albicans yang telah diremajakan dengan jumlah 6 perlakuan yaitu ekstrak daun kembang sepatu konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, albothyl 2% sebagai kontrol positif dan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan setelah biakan diinkubasi hingga 24 jam kemudian dilihat dan diamati zona bening yang terbentuk disekitar kertas cakram yang berisi sampel ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). Pengukuran dilakukan terhadap zona bening yang terbentuk dengan menggunakan jangka sorong, ulangan pengukuran dilakukan tiga kali pengulangan sehingga didapatkan hasil rata-ratanya untuk mendapatkan diameter zona bening yang terbentuk untuk masing-masing konsentrasi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam (ANOVA), pada penelitian ini terdapat perbedaan pengaruh pemberian konsentrasi perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf α5%. HASIL Hasil pengujian ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) pada beberapa konsentrasi uji menunjukkan adanya zona hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa ekstrak daun kembang sepatu mampu menghambat pertumbuhan C. albicans. Ratarata zona bening pada perlakuan F tidak berbeda nyata dengan perlakuan A, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya. Zona hambat terbesar terdapat pada perlakuan F (konsentrasi 30%) sebesar 10,49 mm, zona hambat terkecil terdapat pada perlakuan B (konsentrasi 10%) sebesar 7, 83 mm, dan pada kontrol positif (Albothyl 2%) didapatkan ratarata sebesar 9,17 mm. Hasil pengukuran pengujian ekstrak daun kembang sepatu terhadap pertumbuhan C. albicans dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.Zona hambat yang terbentuk pada medium PDA, (A) biakan jamur C. albicans, (B) zona hambat, (C) kertas cakram. A B C

Tabel 1.Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada masing-masing perlakuan ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap pertumbuhan C. albicans. Rata-rata zona Perlakuan Notasi hambat (mm) F. Daun kembang sepatu konsentrasi 30% 10,49 a A. Albothyl 2% 9,17 a E. Daun kembang sepatu konsentrasi 25% 8,27 b D. Daun kembang sepatu konsentrasi 20% 8,17 b C. Daun kembang sepatu konsentrasi 15% 7,93 b B. Daun kembang sepatu konsentrasi 10% 7,83 b Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada taraf α 5% menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa semua konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu dan kontrol albothyl memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan C. albicans yang ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekeliling kertas cakram.terbentuknya zona bening diakibatkan oleh adanya senyawa aktif yang dihasilkan oleh ekstrak daun kembang sepatu yang berperan sebagai antijamur. Menurut Siswandono dan Soekardjo (2000) antifungi adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh fungi. Tabel 1 menunjukkan rata-rata diameter zona hambat ekstrak daun kembang sepatu terhadap C. albicans setelah diinkubasi 24 jam pada medium PDA. Rata-rata diameter zona hambat pada ekstrak daun kembang sepatu yang dihasilkan mengalami peningkatan seiring dengan konsentrasi ekstrak yang digunakan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi perlakuan yang digunakan, maka semakin tinggi pula kemampuan ekstrak daun kembang sepatu dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Pelczar and Chan (1988) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu zat anti mikroorganisme akan semakin cepat pula sel mikroorganisme mati atau terhambat pertumbuhannya. Zona hambat terbesar dari ekstrak daun kembang sepatu terdapat pada konsentrasi 30% yaitu sebesar 10,49 mm, sedangkan zona hambat yang terkecil terdapat pada konsentrasi 10% yaitu sebesar 7,83 mm. Besar atau kecilnya zona yang terbentuk kemungkinan dipengaruhi oleh jumlah senyawa antijamur yang terdapat pada daun kembang sepatu. Albothyl digunakan sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 2% memiliki zona hambat sebesar 9,17%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun kembang sepatu, masing-masing konsentrasi mengalami peningkatan rata-rata diameter zona hambat. Hasil penelitian Priskila dkk (2014) mengenai uji daya hambat ekstrak daun kembang sepatu terhadap bakteri E. coli juga mengalami peningkatan diameter zona hambat. Daya hambat yang ditimbulkan ekstrak daun kembang sepatu dipengaruhi oleh adanya senyawa kimia yang terkandung didalamnya yaitu flavonoid, saponin, dan tanin (Pelczar and Chan 1988). Masing-masing senyawa zat antijamur tersebut memiliki mekanisme yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Menurut Boedirahardjo dalam Ilyas (2008) flavonoid yang merupakan senyawa fenol dapat menyebabkan kerusakan membran sel sehingga terjadi kebocoran isi sel dan berakibat lisis. Saponin memiliki kemampuan mempengaruhi absorbs zat aktif dan secara farmakologi mengganggu tegangan permukaan dinding sel. Ketika tegangan permukaan terganggu, zat antimikroba akan masuk dengan mudah kedalam sel dan akan mengganggu metabolisme yang dapat meningkatkan permeabilitas membrane sehingga menyebabkan kerusakan dinding sel. Tanin merupakan senyawa komplek yang tersusun dari polifenol yang sukar dipisahkan dan tidak membentuk Kristal. Tanin tersebar hampir pada semua tumbuhan dan biasanya terdapat pada bagian daun, buah, akar, dan

batang. Tanin dan senyawa turunannya bekerja dengan jalan menciutkan selaput lender pada saluran pencernaan dan dibagian kulit yang luka (Harborne, 1978). Menurut Trimujoko (2005) dalam Uswatun (2012), aktivitas antijamur dikategorikan mempunyai sensitivitas rendah jika diameternya 6-9 mm, lalu dikategorikan sensivitas sedang jika diameternya antara 9-12 mm dan dikategorikan tinggi jika zona hambat mencapai >12 mm. Berdasarkan kategori di atas maka konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25% dari ekstrak daun kembang sepatu dikategorikan sensitivitas rendah, sedangkan konsentrasi 30% dan dikategorikan sensitivitas sedang karena diameternya sebesar 10,49 mm. Konsentrasi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan C. albicans yaitu konsentrasi 30%. Hal ini dikarenakan aktivitas antijamur pada konsentrasi 30% termasuk kedalam kategori sensivitas sedang dalam menghambat pertumbuhan C. albicans (Uswatun, 2012). Selain itu, Pelczar & Chan (1988) mengatakan suatu zat antibiotic yang ideal hendaknya memiliki sifat-sifat diantaranya harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme pathogen spesifik. Adanya perbedaan zona hambat pada konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu 30% dengan ekstrak daun kembang sepatu 10%, 15%, 20%, dan 25%, kemungkinan disebabkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu, menyebabkan zona hambat semakin bagus untuk menghambat pertumbuhan C. albicans. Menurut Hermawan et al. (2007) dan Reveny (2012) dalam Rampa, 2013 semakin besar jumlah senyawa antijamur yang terkandung di dalam ekstrak menyebabkan zona hambat semakin besar atau semakin efektif untuk menghambat pertumbuhan C. albicans. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki kemampuan antijamur dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. 2. Konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan C. albicans pada perlakuan F (konsentrasi 30%) dan dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk sariawan. SARAN Setelah dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans, maka penulis menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif dari ekstrak daun kembang sepatu yang memiliki aktivitas antijamur yang lebih spesifik. DAFTAR PUSTAKA Entjang, Indah. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Ilyas, Muhammad. 2008. Daya Hambat Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Jurnal Dentofacial. Vol 7 No. 1. Hlm 7-12. Mariyani. 2016. Uji Aktivitas Antifungi EkstrakEtanol Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L. ), dan Bunga Sepatu Kuncup (Malvaviscus arborens Cav.) terhadap Candida albicans. Skripsi FMIPA. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Mumpuni, Yekti & Pratiwi Erlita. 2013. 45 Masalah & Solusi Penyakit Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Rapha Publishing. Pelczard MJ dan Chan ECS. 1988. Dasar- Dasar Mikrobiologi 1. Terjemahan. Jakarta: UI. Priskila, Christy, Fatimawati, dan Widya A. Lolo. 2014. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 3 No. 2. Hlm 93-98. Rampa, Esther. 2013. Daya Hambat Ekstrak Etanolik Buah Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans (ATCC 1805). Jurnal Biologi Papua. Vol 5 No.2. Hlm 77-83. Sari, Mella dan Cicik Suryani, 2014.Pengaruh Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dalam

Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida albicans secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya. Hlm 325-332. Uswatun, Khoirotunnisa Hasanah. 2012. Uji Daya Antifungi Propolis Terhadap Candida albicans dan Pityrosporum ovale. Skripsi Fakultas Kedokteran. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.