BAB I PENDAHULUAN. dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk. agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pribadi manajer. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer dapat

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. orientation) maupun organisasi yang tidak berorentasi pada laba (non-profit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)

BAB I PENDAHULUAN. and Gapensi dalam Hermuningsih, 2013 ). Kekayaan pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan masalah yang sering muncul berkaitan dengan

Nurlaila

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Eropa atau

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present

BAB 1 dikarenakan tidak adanya pengawasan (monitoring) yang ketat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan shareholder (pemegang saham). Banyak pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pemilik perusahaan (Diana dan Irianto, 2008:1). tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengolahan

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka. Dalam konteks keagenan, masalah keagenan dapat terjadi diantaranya, yaitu; pertama, pemilik (shareholders) dengan manajer(stakeholders) atau dapat disebut juga dengan konsep free cash flow; kedua, manajer dengan debtholders, dan ketiga, manajer dan shareholders dengan debtholders (Brigham, Gapenski, dan Daves 1999 dalam Masdupi 2005). 1

2 Dalam konsep free cash flow melihat bahwa keputusan pendanaan dengan hutang (debt financing) merupakan sebagai bentuk usaha untuk mengatasi atau mengurangi adanya konflik keagenan (agency conflict) atas cash flow sehingga kinerja perusahaan akan lebih baik begitu juga dengan nilai perusahaan. Adanya ancaman kebangkrutan karena hutang yang tinggi dapat mengurangi pengeluaran yang tidakpenting yaitu pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan bukan untuk kepentingan perusahaan seperti melakukan rekreasi dan pengadaan peralatan padahal yang lama masih bagus. Sehingga akan meningkatan free cash flow (aliran kas bebas). Dengan demikian diharapkan hutang tersebut dapat mengurangi konflik keagenan. Pendapat lain menjelaskan bahwa hutang dapat mengurangi konflik keagenan sebagai hasil dari perilaku opportunistik manajer dan membiarkan konflik antara pemegang saham dan kreditor (Fatma, 2011). Pembayaran dividen dapat memberikan pengendalian terhadap konflik keagenan, sehingga kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik. Teori agensi (agency theory) sebenarnya didasarkan atas kepercayaan sekelompok individu secara ekonomi yang selalu memilih untuk memaksimalkan kebutuhan personal atau pribadi. Kebijakan dividen juga merupakan alat manajemen yang dapat dipakai untuk memitigasi konflik keagenan (Prihandhini, 2011). Joher et al. (2006) berargumen bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu bentuk indikator bahwa perusahaan kedepan dimungkinkan akan memiliki kinerja yang lebih baik. Dalam hal ini kinerja agent atau manajer

3 dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan manfaat terhadap principal atau para investor. Manajer memiliki kewajiban untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Namun di sisi lain manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan pihakpihak ini sering kali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan. Dengan keadaan struktur kepemilikan perusahaan di Indonesia yang terbagi dalam mayoritas dan minoritas terbukti dapat memberikan penjelasan bahwa pada saat tingkat institusi pengendali yang tinggi cenderung mengurangi adanya konflik keagenan (agency conflict) antara pemegang saham (shareholders) dengan para manajer (stakeholders) sehingga memberikan keuntungan bagi minoritas. Hal ini berarti pada saat kepemilikan institusional lebih besar cenderung dapat mengurangi konflik keagenan. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri (Itturiaga dan Sanz, 2000) dalam Faisal (2005). Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer denganpemegang saham. Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan manajerial dankepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan. Kepemilikan Manajerial merupakan saham yang dimiliki oleh manajemen, yang diukur dari presentase dari saham

4 biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara efektif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan (Nur aeni, 2010). Sedangkan kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham oleh investor institusional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Farikhatun, 2013). Konflik keagenan yang ada di emerging market seperti di pasar modal Indonesia sangat unik, menurut Tandelilin dan Wilberforce (2002) yang melakukan penelitian di pasar modal Indonesia menemukan bahwa hutang dan kebijakan dividen memiliki hubungan non monotonic dengan kepemilikan orang dalam (insiderownership) mengontrol konflik keagenan antara pemegang saham dengan para manajer. Keagenan berhubungan secara khusus serta diuji oleh beberapa institusi, organisasi sosial dan banyak sekali dampak dari keagenan terhadap perusahaan yang menjelaskan konflik kepentingan antara pihak pemegang kepentingan dengan pimpinan (managers) atau juga yang memiliki keeratan kepentingan lainnya (Shapiro, 2005). Menurut Farikhatun (2013) Adanya kepemilikan institusional (institution ownership) akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja perusahaan. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Signifikasi institusional ownership sebagai agen pengawas akan ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Sesuai dengan karakteristik pasar modal Indonesia sebagai emerging market, selain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional (institutional ownership)

5 mempunyai peranan dalam melakukan monitoring untuk mereduksi adanya konflik keagenan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu pengaruh dividen, hutang, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan. Berbagai penelitian yang terkait dengan kinerja perusahaan memiliki hasil yang beraneka ragam. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2013) dengan variabel dividen, hutang, kepemilikan institusional, dan size sebagai variabel kontrol menunjukkan hasil bahwa dividen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, hutang berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitian Faizal (2005) dengan variabel struktur kepemilikan dan mekanisme corporate governance menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran total aset dan selling and general administrative (SG&A), kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran total aset dan berpengaruh positif selling and general administrative (SG&A), ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap rasio perputaran total aset dan juga berpengaruh negatif terhadap selling and general administrative (SG&A). Dengan variabel kontrol ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran total aset sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap selling and general administrative (SG&A), leverage berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran total aset dan juga terhadap and general administrative (SG&A), dividen berpengaruh positif terhadap rasio

6 perputaran total aset dan dividen berpengaruh negatif terhadap and generaladministrative (SG&A), sedangkan risiko berpengaruh negatif terhadap rasio perputaran total aset dan juga and general administrative (SG&A). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan mencoba meneliti kembali pengaruh dividen, hutang dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio perputaran total aset. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen, hutang, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Ketiga variabel tersebut diantaranya dividen, hutang, kepemilikan institusional merupakan variabel yang digunakan oleh Prasetyo (2013), sedangkan satu variabel yaitu kepemilikan manajerial merupakan salah satu variabel yang digunakan oleh Faizal (2009). Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya yaitu penelitian ini menambahkan satu variabel independen, yaitu Kepemilikan Manajerial. Berdasarkan penelitian terdahulu yang masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara dividen, hutang, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh dividen, hutang, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul PENGARUH DIVIDEN, HUTANG, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI PASAR MODAL.

7 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara Dividen terhadap Kinerja Perusahaan yang diukur dengan rasio perputaran total aset? 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara Hutang terhadap Kinerja Perusahaan yang diukur dengan rasio perputaran total aset? 3. Apakah terdapat pengaruh positifantara Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan yang diukur dengan rasio perputaran total aset? 4. Apakah terdapat pengaruh positifantara Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Perusahaan yang diukur dengan rasio perputaran total aset? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka pembatasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor industri manufaktur pada tahun 2011-2014. 2. Variabel dependen dalam penelitian ini hanya kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio perputaran total asset. 3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dividen, hutang, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial.

8 4. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu size yang diukur dengan logaritma natural kapitalisasi pasar 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan penelitian diatas, maka Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh positif antara dividen terhadap kinerja perusahaan. 2. Mengetahui pengaruh positif antara hutang terhadap kinerja perusahaan. 3. Mengetahui pengaruh positif antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. 4. Mengetahui pengaruh positif antara kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi tentang keputusan perusahaan dalam pengambilan keputusan perusahaan sehingga tidak mengalami konflik keagenan dalam kinerja perusahaan di pasar modal Indonesia. 2. Bagi investor Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan dalam kinerja perusahaan agar tidak mengalami konflik keagenan yang terjadi antara manajer dengan institusi yang terjadi di pasar modal Indonesia.

9 3. Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu dalam penelitian bidang ilmiah tentang masalah konflik keagenan dalam suatu kinerja perusahaan yang ada di pasar modal Indonesia dan sebagai syarat mencapai derajat S1. 4. Bagi akademik Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi ataupun sebagai data pembanding untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan bidang yang akan diteliti dan dapat menambah wawasan tentang konflik keagenan dalam suatu kinerja perusahaan yang ada di pasar modal Indonesia.