Bab III Metodologi Penelitian 3.1. Pendekatan dan Sifat Penelitian Mulyana (2001:33), mengemukakan pendekatan subjektif sering disebut studi humanistis, dan karena itu sering disebut humaniora (humanistis). Pendekatan subjektif mengasumsikan bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat objektif dan sifat yang tetap, melainkan bersifat interpretif. Lebih lanjut dikemukakan Mulyana, menurut pandangan subjektif, alih-alih rasional, teratur atau sistematik, perilaku manusia bersifat kontekstual, berdasarkan makna yang mereka berikan kepada lingkungan mereka. Pendekatan subyektif berupaya menangkap makna dibalik nampak dan tidak ada fenomena yang tunggal-yang dapat dipisah-pisahkan dari konteksnya. Manusia maklhuk sosial yang unik dan aktif dalam berfikir dan bertindak, disi lain manusia dapat menghubungankan gejala yang satu dengan yang lain, manusia dinamis dalam menginterpretasikan realita dalam setting situasi dan kondisi yang melingkupinya (konteksnya), dan dalam proses komunikasi individu akan merekontruksi ulang apa yang diketahui yang senantiasa berinteraksi dengan pengalaman, pandangan, nilai dsb. Sehingga untuk memperoleh pemahaman terhadap apa yang diteliti tentang manusia, peneliti harus melebur kedalamnya. Dalam konteks penelitian ini untuk mengetahui ideologi individu, oeragnisasi dan media dengan cara mengalanlisis makna teks, konteks sehingga dapat diketahui ideologi yang tersebunyi dalam teks. Sedangkan metode deskriptif bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, Isaac dan Michael dalam Rakhmat, (1991:22). 37
38 3.2. Metode Penelitian Kompleksitas problematika dan uniknya pandangan subjektif manusia pada isi media yang bersifat kontekstual serta berbagai variasi makna yang mereka berikan pada proses komunikasi yang menempatkan orang-orang, peristiwa, keadaan dan presenter sendiri sebagai bagian dari media massa dalam sebuah isi pesan. Keseluruhan pesan atau tampilan yang ditayangkan pada media televisi dipandang sebagai keseluruhan teks. Untuk dapat memperoleh pemahaman mendalam pada apa yang tersurat, makna dan ideologi individu media dsb membutuhkan metode yang fleksibel untuk beradaptasi dengan problematika yang ada. Dengan demikian metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975:5). Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan Kirk dan Miller (1986)...mendefinisikan metode kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Teori wacana ini mempelajari tentang struktur bahasa, artinya hubungan intern elemen-elemen terkecil bahasa yang membentuk satu kesatuan otonom yang tertutup. Istilah wacana mencakup pengunaan struktur bahasa dalam tulisan, obrolan, percakapan, laporan ilmiah, sandiwara dsb yang tidak saja dapat dijelaskan dengan
39 pendekatan ilmu bahasa (linguistik) tetapi juga bagaimana konteks, prinsip analogi, prinsip interpretasi, tindak tutur dsb. Persamaan bahasa dalam kalimat tutur yang sama dalam konteks situasi sosial yang berbeda dapat memiliki makna yang berbeda. Sparingga (2000) dalam Basrowi (2002:235) mengemukakan cara kerja analisis wacana : 1. Dalam pengertian luas, yaitu bahasa atau dalam pengertian sempit, yaitu kalimat, kata (berikut struktur, susunan, dan pilihan kata, atau intonasi pengekpresiannya) baik yang dikemukakan secara lisan maupun tulis, merupakan wacana. Tidak ada bahasa yang tidak berkaitan dengan wacana tertentu. Dalam bentuk yang ekstrem, setiap kata mewakili wacana. 2. Dalam sebuah wacana selalu penting untuk memperhatikan tema sentral yang tersirat dalam kata. Dengan kata lain, analisis wacana selalu memperhatikan bagaimana sebuah kata itu diproduksi dalam sebuah konteks tertentu. Konteks-lah yang melokalisasikan bagaimana kata itu berhubungan dengan kata-kata lainnya secara keseluruhan merupakan sebuah kompleksitas jaringan makna yang amat khusus. 3. Penjelasan diatas menegaskan bahwa analisis wacana: a. alisis wacana memperlakukan bahasa sebagai bagian dari praktik sosial daripada hanya representasi aktivitas individu. b. analisis wacana menegaskan adanya hubungan dialektis antara wacana dan struktur sosial... c. wacana dibentuk dan dikendalikan oleh struktur sosial dalam pengertian yang seluas-luasnya dan dalam semua tataran. d. wacana adalah fundamental secara sosial, artinya wacana selalu melibatkan proses formasi obyek, subyek, dan konsep yang tidak saja secara pasif merepresentasikan realitas, tetapi secara dialektis membuat realitas menjadi bermakna dengan mengkontruksikan realitas tersebut secara aktif. 4. Terdapat tiga hal penting dalam analisis wacana, (1) analisis wacana memperhatikan pengindentifikasian dan melokalisasi indentitas sosial dan posisi subyek. (2) analisis
40 wacana membantu usaha mengkontruksikan hubungan sosial diantara individu. (3) analisis wacana memberikan alat mengkontruksi sistem pengetahuan dan kepercayaan. 3.3. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah tayangan infotainment Insert Investigasi Trans TV (Teks naskah atau script) dalam beberapa program yang ditayangkan pada Tanggal 1, 2, 10, 11, 12, 21, dan 27 Desember 2007 ( 7 episode) dengan berbagai variasi tema. Variasi tema ini untuk memperoleh uraian, gambaran dan penjelasan lebih mendalam bagaimana media mewacanakan isi infotainment yang berbeda-beda. 3.4. Fokus Kajian (pengamatan) Fokus kajian dalam analisis wacana ini mengunakan kerangka analisis Van Dijk yang diadaptasikan pada penelitian ini. Elemen Wacana Van Dijk meliputi; struktur Wacana, Unit yang diamati dan elemen. Sedangkan deskripsi masing-masing elemen Van Dijk peneliti jabarkan lebih kongkrit, sehingga mudah untuk mengalian data.
41 Tabel 3.1 Kerangka Analisis Van Dijk Struktur Wacana Unit Yang Diamati Elemen Sruktur Makro Tematik Tema Superstruktur Skematik Skema (makna Umum) Sruktur Mikro Semantik Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi Sruktur Mikro Sintaksis Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Sruktur Mikro Stilistik (gaya bahasa) Leksikon (pilihan kata yang digunakan / diksi) Sruktur Mikro Retoris Grafis, metafora, ekpresi Diadaptasi dari elemen Wacana Van Dijk dalam Sobur ( 2006 : 74). 3.5. Tekhnik Pengumpulan Data Berbagai data yang sudah tersusun sebagai informasi yang terbukukan, terekam, atau tersimpan dapat digunakan sebagai sumber data. Hasil-hasil riset, data BPS, data institusi, data perusahaan, dsb. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan (Moleong, 2004:161).
42 Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari Data Dokumentasi KPI tayangan Insert Investigasi Trans-TV yang berupa rekaman CD. Tekhnik pengumpulan data tahap awal dilakukan dengan melakukan observasi dan penulisan script (penulisan teks) tayangan tersebut (lampiran 2). Tahap berikutnya melakukan pemeriksaan kesesuaian antara script dan tayangan yang ada. Beberapa pesan verbal yang tidak jelas karena gangguan pada tayangan yang terekam tidak discript. Data yang sudah dikumpulkan, dikategorikan berdasarkan kedekatan topik, langkah selanjutnya dianalisis sesuai dengan kerangka analisis Van Dijk untuk ke-tujuh episode unit analisis. Observasi ulang dilakukan untuk memberikan beberapa catatan konteks-konteks Teks (suara/intonasi - kata-kata, ekspresi, dan tampilan gambar) pada tayangan. Hal ini untuk melihat konteks teks, walaupun sebagian besar yang di script merupakan kata-kata (suara) dalam tayangan tersebut. 3.6. Tekhnik Analisis Data Menurut Stubbs (Arifin,2000:8), analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah ini berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari. Stubbs menjelaskan bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Senada dengan itu, Cook dalam hal ini menyatakan bahwa analisis wacana itu merupakan kajian yang membahas tentang wacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Eriyanto (2001 : 3) mengemukakan; analisis wacana secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apapun) diinformasikan oleh media melalui penggunaan bahasa. Analisis wacana suatu metode analisis yang ditujukan untuk mengetahui prinsipprinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka. Disini realitas sosial
43 dimaknai dan dikontruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu. Proses penelitian kualitatif dilakukan tidak secara linier, tetapi dilakukan secara singular, pada saat deskripsi data sekaligus dipamahi makna tersebunyi dari apa yang dideskrepsikan. Ketajaman dan penjiwaan pada apa yang diteliti dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan secara intent dan tetap memikirkan secara intent, sehingga dapat menemukan dan bagaimana keterkaitan benang merah antar elemen yang ada. Proses analisis wacana ini secara pragmatis dilakukan dilakukan dengan langkah; observasi pada pesan audio dan video 7 (tujuh) episode tayangan Insert Investigasi Trans-TV, hasil observasi tersebut berupa teks (script) isi pesan verbal per episode. Dengan alasan ada beberapa isi yang merupakan kelanjutan isi pada tayangan berikutnya, kedekatan topik, dan gaya penyajian, maka hasil script dikelompokan pada beberapa kategori. Langkah berikutnya dilakukan analisis wacana dengan menggunakan kerangka analisis Van Dijk. Hasil analisis wacana tahap ini dipadukan dengan pesan visual dan pesan audio, sebagai bahan pembahasan. Berdasarkan temuan tersebut baru ditarik kesimpulan-kesimpulan dan saran.
44 Bagan 3.1. Proses Analisis Wacana dalam Penelitian ini Pesan Visual Observasi video dan audio tayangan Insert Investigasi Trans-TV Teks (script) isin pesan verbal per episode Pengkategorian jenis isi teks Analisis wacana dengan kerangka Analisis Van Dijk Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan dan saran-saran
45 3.7. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian kuantitatif instrumen penelitian berkaitan dengan sejauhmana suatu instrumen (alat ukur) mampu mengukur apa yang hendak diukur dan memiliki konsistensi apabila mengukur gejala yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda. Disamping itu alat ukur yang memenuhi validitas-reliabilitas tersebut juga harus digunakan dengan benar oleh peneliti sehingga diperoleh data yang benar. Instrumen penelitian yang valid dan reliabel apabila salah dalam pengumpulan data juga tidak menghasilkan kualitas data yang benar, apalagi validitas-reliabilitas tidak terpenuhi dan kualitas pengumpulan data juga tidak benar, maka tidak mungkin ada temuan penelitian-jawaban permasalahan yang benar pula. Sedangkan dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian tersebut adalah peneliti sendiri, sehingga validitasreliabilitas peneliti seperti penguasaan teori, pemahaman obyek yang diteliti, penguasaann metode kualitatif, kepekaan, perhatian, kesiapan-kesiapan lain yang lain dalam penelitian dilapangan. Lincon dan Guba (dalam Sangar Karto dkk, 2006:59-60) mengemukakan tentang keabsahan hasil penelitian kualitatif, dikemas penulis sebagai berikut : Standart Dependabilitas; artinya konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi peneliti dan analisis data. Sepanjang prakonsepsi negatif - prejudise - jugment negatif peneliti, tetap sabar, tidak pantang menyerah dan konsisten dalam mengumpulkan data akan memperoleh data yang reliabel pula. Dalam penelitiai ini keabsahan data dilakukan dengan standart dependabilitas dengan konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi dan analisis data. Diskusi secara intent dengan tim peneliti dilakukan untuk menajamkan temuan penelitian.
46 3.8. Jadwal Penelitian Adapun waktu penelitian ini dimulai dari tahapan persiapan sampai dengan selesai penyusunan laporan disusun sesuai dengan jadwal berikut: No Jadwal kegiatan B u l a n 1 2 3 4 5 6 1 Orientasi/persiapan usul xxx penelitian 2 Penyusunan usulan xxx penelitian 3 Pengumpulan dan xxx xxx 4 pengolahan data xxx xxx 5 Penulisan laporan xxx 6 Presentasi / Pemaparan xx