FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU. Diajukan Oleh : DEKKY ADITYA K. PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia selama ini, tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA TELKOMSELFLASH ATAS PENGURANGAN KUOTA SECARA SEPIHAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali kepada masyarakat. Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa keuangan

ANALISIS YURIDIS PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN JUALBELI. Oleh: Asmawati 1. Abstrak

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting. Bank sebagai sarana dalam bertransaksi terutama transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

Penerapan Klausula Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT HASANAH CARD PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEKANBARU DITINJAU MENURUT FIQH MUAMALAH SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANK GARANSI DALAM PEMBORONGAN PROYEK JALAN LINGKAR DUKU-SICINCIN OLEH PT.BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Dunia perekonomian yang serba maju, secara psikologis berpengaruh pula

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS Dosen Fakultas Hukum UIEU

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

BAB IV ANALISIS H}URRIYYAT AL-TA A>QUD TERHADAP KONTRAK BAKU SYARI AH PADA KLAUSULA EKSEMSI

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah

BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN CREDIT CARD PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SUKOHARJO

BAB II PENGATURAN PENERBITAN KARTU KREDIT. D. Pengaturan Mengenai Pembatasan Kartu Kredit

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

Transkripsi:

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: ARSIL ARDI. S 07 140 208 Program Kekhususan: Hukum Bisnis (PK II) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 No.Reg.3412/PK II/08/2011

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG (Arsil Ardi.S, 07140208, Fakultas Hukum, Universitas Andalas, Padang, 2011) ABSTRAK Kemajuan teknologi diberbagai bidang telah membuat kebutuhan ekonomi masyarakat semakin meningkat, yang kemudian mengakibatkan gaya hidup modern dikalangan masyarakat. Salah satu buktinya adalah munculnya kartu kredit yang merupakan alat pembayaran berupa kartu yang saat ini sangat banyak digunakan masyarakat karena kepraktisannya. Mayarakat dapat membuat kartu kredit dengan melakukan perjanjian penerbitan kartu kredit dengan Bank atau Lembaga Pembiayaan lainnya. Dalam kenyataannya Bank sebagai pelaku usaha pada umumnya menggunakan perjanjian baku yang ditawarkan pada nasabah. Perjanjian baku isinya ditentukan sepihak oleh Bank yang seringkali membuat kedudukan antara bank dengan nasabah tidak sama, bank lebih diuntungkan dengan perjanjian baku ini. Dalam skripsi ini penulis membahas bagaimana pelaksanaan perjanjian baku dalam penerbitan kartu kredit dan bagaimana perlindungan hukum bagi nasabah pada Bank BNI Syariah Padang, serta apa saja kendala yang terjadi dalam penerbitan dan penggunaan kartu kredit. Metode penelitian yang penulis pakai adalah metode pendekatan yuridis sosiologis yaitu dengan melakukan analisis terhadap persoalan-persoalan yang muncul dengan melihat norma hukum yang berlaku dan kenyataan dalam praktek. Teknik pengumpulan data adalah studi lapangan untuk mendapatkan data primer dan studi dokumen untuk mendapatkan data sekunder, kemudian data dianalisis dan dituangkan dalam bentuk penulisan deskriptif. Berdasarkan penelitian yang ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan perjanjian baku dalam penerbitan kartu kredit di BNI Syariah Padang menggunakan perjanjian baku yang ditetapkan sepihak oleh pihak Bank BNI Syariah. Pihak Bank BNI Syariah juga memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah karena adanya perjanjian baku, hal ini disebekan karena kedudukan yang tidak setara antara pelaku usaha (bank) dengan konsumen (nasabah). Dalam penerbuitan dan penggunaan kartu kredit terdapat beberapa kendala yang ditemukan pihak Bank BNI Syariah, antara lain kurangnya kesadaran dari nasabah untuk memahami isi perjanjian secara keseluruhan dengan. Selain itu bahasa yang terdapat dalam perjanjian baku sulit untuk dimengerti oleh nasabah dalam waktu yang relatif singkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dewasa ini sangat pesat, ditandai oleh banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan pelaku usaha pada masyarakat. Kondisi ini memberikan manfaat bagi para pelaku ekonomi ataupun pengguna barang/jasa. Hal ini menyebabkan gaya hidup modern bagi masyarakat dan berpengaruh pula terhadap perubahan pola belanja masyarakat, dari semula menggunakan uang tunai, menjadi pembelanjaan menggunakan kartu, dalam hal ini adalah kartu kredit (credit card). Kartu kredit banyak dipilih dengan alasan keamanan dan kepraktisan bagi pemegangnya dalam melakukan transaksi. Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, pada Pasal 1 angka (4), yang dimaksud dengan kartu kredit (credit card) adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran Pemegang Kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan Pemegang Kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada

waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran. Penerbitan kartu kredit dilakukan atas persetujuan Bank Indonesia karena pada umumnya Credit card berlaku di dalam negeri. Pada dasarnya kartu kredit merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya setelah terpenuhi sejumlah prosedur dan persyaratan tertentu, sehingga nasabah Pemegang Kartu dapat menggunakan credit card untuk berbelanja pada tempat-tempat tertentu yang terdaftar dan dapat menerima credit card tersebut. Jadi, dalam hal ini bank bertindak sebagai Penerbit Kartu kredit (card issuer) dan nasabah adalah bertindak selaku Pemegang Kartu (card holder). Pihak-pihak terkait atas keberadaan kartu kredit tersebut adalah 1 : a. Penerbit Kartu (card-issuer). Penerbit kartu kredit merupakan pihak yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu kredit. Penerbit ini dapat berupa bank atau perusahaan pembiayaan. b. Pemegang Kartu Pemegang kartu adalah pihak yang namanya tercantum dalam perjanjian penerbitan kartu kredit. Pemegang kartu tersebut telah memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan oleh penerbit. c. Penjual Penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dari transaksi perdagangan barang atau jasa yang dilakukan dengan menggunakan kartu 1 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm 129

kredit pihak dimaksud adalah pengusaha dagang (merchant) yang berdasarkan perjanjian penggunaan kartu kredit ditunjuk oleh penerbit. d. Acquirer Acquirer adalah pihak perantara dalam pengelolaan penggunaan kartu kredit terutama dalam hal penagihan dan pembayaran yang terjadi antara penjual dan penerbit. Dalam hal ini, penerbit dapat juga sekaligus berfungsi sebagai acquirer atau tetap hanya menjalankan pada salah satu fungsi saja. Hal di atas dapat diartikan bahwa, Kartu kredit pada dasarnya merupakan sarana pengganti alat pembayaran dalam lalu lintas bisnis dan kehidupan sehari-hari. Penggunaan kartu kredit sangat bergantung pada kepercayaan bank kepada nasabah Pemegang Kartu kredit. Pemegang Kartu kredit berada pada posisi yang lemah dibandingkan dengan pihak bank selaku Penerbit Kartu kredit. Posisi lemah disini dikarenakan Pemegang Kartu kredit harus membayar tagihan serta menanggung semua akibat yang ditimbulkan apabila terjadi penyalahgunaan kartu kredit diluar penggunaan yang ia lakukan. Berdasarkan alasan tersebut, permasalahan kartu kredit layak mendapatkan perhatian lebih terkait dengan penyalahgunaan kartu kredit oleh pihak di luar Pemegang Kartu. Dalam penggunaan kartu kredit telah ditemukan beberapa kasus yang mengakibatkan pemegang kartu (nasabah) mengalami kerugian. Salah satu dari kasus itu adalah berkurangnya saldo rekening pemegang kartu, padahal ia belum pernah menggunakan kartu kreditnya untuk melakukan transaksi.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam bab III yang berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan senbgai berikut: 1. Secara umum dalam menjalankan kegiatan usahanya Bank menggunakan klausula baku untuk melakukan pelaksanakan perjanjian dengan nasabahnya. Perjanjian baku yang pada hakikatnya ditentukan sepihak oleh pelaku usaha seringkali merugikan konsumen (nasabah), karena nasabah tidak dapat menentukan isi dari perjanjian tersebut. Selain itu penerapan perjanjian baku ini juga sangat bertentangan dengan asas utama dalam pembuatan perjanjian yaitu asas kebebasan berkontrak. Nasabah hanya dapat menyetujui isi perjanjian baku tersebut atau tidak, tanpa sedikitpun dapat memberikan masukan atau usulan dalam ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian baku. Pada perjanjian penerbitan kartu kredit di Bank BNI Syariah Padang dapat dilihat bahwa BNI Syariah menggunakan perjanjian baku, karena telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak Bank. Penggunaan perjanjian baku diperbolehkan dalam kegiatan usaha di Indonesia termasuk dalam proses penerbitan kartu kredit di BNI Syariah, selama tidak mencantumkan ketentuan-ketentuan yang secara tegas dilarang sesuai dengan Pasal 18 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Sedangkan perjanjian penerbitan kartu kredit di BNI

Syariah Padang mencantumkan klausula baku yang dilarang oleh Undang- Undang. Hal tersebut dapat dilihat pada Poin 1 dan 5 tentang Pernyataan dan Persetujuan Nasabah Terkait Tabungan ib Hasanah Card yang terdapat dalam Formulir Aplikasi ib Hasanah Card. 2 Perjanjian baku merupakan suatu perjanjian yang mengakibatkan kedudukan yang tidak setara antara pelaku usaha (Bank) dengan konsumen (nasabah). Oleh karena itu diperlukan adanya perlindungan hukum yang dapat melindungi kepentingan maupun hak dari nasabah. Dalam perjanjian penerbitan kartu kredit di BNI Syariah Padang, pihak Bank memberikan beberapa perlindungan terhadap nasabah. Perlindungan secara langsung dari Bank dilakukan dengan memberikan informasi yang benar dan jelas kepada nasabah tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian penerbitan kartu kredit (transparansi). Kemudian yang terpenting adalah penjelasan yang diberikan oleh Bank terhadap nasabah tentang perjanjian baku, sehingga dapat dipastikan nasabah memahami seluruh klausula-klausula baku yang tedapat dalam Formulir Aplikasi sebelum nasabah menyetujui perjanjian tersebut. 3 Dalam penerbitan dan penggunaan kartu kredit di BNI Syariah Padang, pihak menemukan beberapa kendala. Yang pertama kurangnya kesadaran dari nasabah untuk memahami isi perjanjian secara keseluruhan dengan mendengarkan penjelasan dari pihak Bank. Nasabah mengganggap telah memahami isi perjanjian dengan hanya membaca isi Formulir Aplikasi tanpa mendengarkan penjelasan dari pihak Bank. Kedua yaitu masih ada nasabah yang kurang mengerti tentang sistem perhitungan tagihan dan bagi hasil

(aspek ekonomi). Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendengarkan penjelasan dari pihak bank pada saat akan terjadi perjanjian. Selain itu bahasa yang sulit dimengerti dalam formulir aplikasi juga menjadi faktor yang menyebabkan susahnya nasabah untuk memahami isi dari Fornulir Aplikasi ib Hasanah Card. B. Saran 1. Sebaiknya perjanjian baku yang dibuat oleh Bank BNI Syariah sebagai pelaku usaha dibuat lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu penulisan yang ditulis dengan huruf yang relatif kecil dan dengan spasi yang rapat juga dapat mempersulit nasabah untuk memahami isi perjanjian dalam Formulir Aplikasi. Dengan bahasa yang lebih sederhana diharapkan nasabah lebih mudah untuk memahami isi perjanjian tersebut. 2. Sebaiknya klausula no 1 pada Pernyataan dan Persetujuan dihilangkan atau diubah redaksinya. Terutama yang menyatakan pemberian kuasa dari nasabah kepada pihak Bank untuk melakukan pendebetan. Kalusula no 5 sama halnya dengan no 1, sebaiknya dihilangkan atau dirubah redaksinya, karena mencantumkan pembebasan Bank dari segala tuntutan dan gugatan. Pemberian kuasa dan pembebasan Bank teradap segala tuntutan dan gugatan (pengalihan tanggung jawab) secara tegas telah dilarang dalam Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 3. Sebaiknya pihak Bank BNI Syariah mencantumkan klausula yang menentukan penyelesaian sengketa yang harus dilaksanakan para pihak jika nantinya

terjadi perselisihan dalam pelakasanaan perjanjian penerbitan kartu kredit ini. Karena dalam formulir aplikasi ib Hasanah Card tidak mencantumkan klausula tentang alur penyelesaian sengketa antara pihak bank dan nasabah jika dikemudian hari terjadi perselisihan.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abdul Kadir Muhamad, 1990, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 6 Amirudin dan Zainal Asidikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, P.T. Raja Grafindo. Bambang Sunggono, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, hlm 113 Dahlan Siamat, 2004, Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Empat, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Hermansyah, 2011, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, hlm 20 Khotibul Umam, 2010, Hukum Lembaga Pembiayaan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, cetakan pertama Mestika Zed, 2007, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia Munir Fuady, 1999, Hukum Perbankan Modern, Citra Aditya Bakti, Jakarta, hlm 1 Salim HS, 2002, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, hlm 157-158 Subekti, Hukum Perjanjian, 2005, PT. Intermasa, Jakarta, cetakan kedua puluh satu Sunaryo, 2008, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hal 21 Khotibul Umam, 2010, Hukum Lembaga Pembiayaan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, cetakan pertama

B. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Perpres No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu