Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

dokumen-dokumen yang mirip
= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

3.2 Kapasitas lentar penampang persegi beton bertulang tunggal...8

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

DAFTARSIMBOL. DAFTAR Sllv!BOL - HAL vii. tinggi blok persegi tegangan tekan ekivalen. Ast At. j arak s pada komponen struktur lentur tinggi.

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB III LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara

Yogyakarta, Juni Penyusun

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG STRUKTUR PORTAL GEDUNG PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Januari Penulis

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR GEDUNG YAYASAN PRASETIYA MULYA DENGAN LANTAI BETON BERONGGA PRATEGANG PRACETAK

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

1.2 Tujuan Penelitian 2

DAFTAR ISI HALAMANJUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATAPENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI FAKTOR KONVERSI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

TUGAS AKHIR PENELITIAN KAPASITAS MOMEN LENTUR DAN LEKATAN GESEK DARI PELAT BETON DENGAN SISTEM FLOORDECK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

xxiv r min Rmax Rnv Rnt

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

1.2) Kolom Tampang L a) Kondisi Regangan Berimbang b) Kondisi Tekan Menentukan c) Kondisi Tarik Menentukan BAB III.

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

tegangan pada saat beban transfer dan layan. Saat transfer, ketika beton belum

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

OPTIMASI STRUKTUR FLAT-PLATE BETON BERTULANG

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Permasalahan Yang Akan Diteliti 7

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

2.4.1 Kapasitas dukung tiang pancang tunggal... 9

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

ANALISIS STRUKTUR MODEL BANGUNAN SEKOLAH DASAR DI DAERAH RAWAN GEMPA

KAJIAN PEMODELAN BALOK T DALAM PENDESAINAN BALOK PADA BANGUNAN BERTINGKAT TUGAS AKHIR R O S A L I N

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAKSI PRAKATA DAFTAR -ISI i i i iii iv v vii DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ix DAFTAR GAMBAR xii BAB 1. TENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Dan Pembatasan Masalah 3 1. 3 Tujuan dan Manfaat 3 BAB 2. LANDASAN TEORI 5 2.1. Tinjauan Pustaka 5 2.2. Dasar Asumsi Struktur 6 2.2.1. Struktur Pelat Berusuk 6 2.2.2. Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 2.3. Kerangka Pikir 12 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN 14 3.1. Uraian Umum 14 3.2. Tinjauan Terhadap Lentur 17 3.3. Tinjauan Terhadap Geser 18 3.4. Tinjauan Terhadap Torsi 18 BAB 4. TEMBAHASAN 25 4.1. Analisis Beban 25 VI1

4.2. Desain on 4.2.1. Desain Pelat Berusuk o< 4.2.2. Desain Balok-Rusuk 30 4.3. Pembahasan 38!9 4.4. Hitungan Manual BAB 5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA 40 44 44 45 LAMPIRAN VI11

DAFTAR NOTASI DAN SXMBOL Ag = luas penampang brutto beton (mm2). A± = luas total penampang baja longitudinal penahan torsi (mm2) As = luas penampang baja tulangan tarik (mm2). As' = luas penampang baja tulangan tekan (mm2). A T - luas penampang baja yang ditransformasi (mm2) Av = luas penampang baja untuk sengkang pendukung geser (mm2), a = tinggi balok persegi ekivalen pada beton yang diperhitungkan sebagai daerah tekan pada penampang (mm). b = lebar muka tekan dari penampang beton yang mendukung lentur (mm). be = lebar efektif penampang beton yang diperhitungkan dalam analisis lentur pada balok (mm). bw = lebar badan penampang beton yang mendukung geser (mm). Ct = konstanta yang menghubungkan penampang efektif geser dan torsi pada suatu tampang balok. D = diameter tulangan (mm). d = jarak pusat tulangan tarik dari serat tekan terluar beton (mm). d' = jarak pusat tulangan tekan dari serat tekan terluar beton (mm). E Ec Es f'c fr fy = Modulus Elastisitas bahan (MPa). = Modulus Elastisitas beton (MPa). = Modulus Elastisitas baja (MPa). = kuat desak'beton (MPa). = kuat tarik beton (MPa). = kuat tarik baja tulangan (MPa). IX 4 * * '-

G - Modulus geser bahan. h = tinggi elemen struktur total. Ig = Momen Inersia penampang bruto beton terhadap sumbu pusat dengan mengabaikan tulangan (mm4). Ie = Momen Inersia efektif penampang (mm4). 1 = panjang bentangan. Mcr = momen retak penampang (Nmm). MD = momen tak berfaktor akibat beban mati (Nmm). ML = momen tak berfaktor akibat beban hidup (Nmm). Mn = momen nominal yang harus tersedia pada penampang (Nmm). MT = momen yang mampu didukung penampang (Nmm). Mu = momen ultimit, merupakan kombinasi momen berfaktor akibat beban hidup dan beban mati (Nmm). n = jumlah tulangan. q = intensitas beban (kn/mm2). qd = intensitas beban mati (kn/mm2). ql = intensitas beban hidup (kn/mm2). qu = intensitas beban ultimit = 1,2 qd + 1,6 ql (kn/mm2). qw = intensitas beban kerja = qd + ql (kn/mm2). Rn = reaksi nominal akibat momen pada penampang = M / (b d2 ). S = spasi tulangan (mm). TD = torsi tak berfaktor akibat beban mati. TL = torsi tak berfaktor akibat beban hidup. Tn = torsi nominal yang harus tersedia pada penampang. Tu = torsi ultimit berfaktor akibat kombinasi torsi beban mati dan beban hidup. Vc = kuat geser yang disumbangkan beton (N).

VD VL = gaya geser tak berfaktor akibat beban mati (N). = gaya geser tak berfaktor akibat beban hidup (N). Vn Vs = gaya geser nominal yang harus disediakan penampang (N). = kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser (N). Vu = gaya geser ultimit berfaktor akibat kombinasi gaya geser akibat beban hidup dan beban mati (N). wd wl ww = lendutan akibat beban mati. = lendutan akibat beban hidup. = lendutan akibat beban kerja. X = ukuran pendek bagian persegi dari penampang (mm), xl = dimensi pusat ke pusat yang pendek dari sengkang persegi tertutup. Y = ukuran panjang bagian persegi dari penampang (mm), yl = dimensi pusat ke pusat yang panjang dari sengkang persegi tertutup. yt = jarak sumbu pusat penampang bruto terhadap serat tarik ter luar dengan tulangan. j3 = faktor reduksi kekuatan bahan. f = rasio luas tulangan tarik terhadap penampang bruto beton. f = rasio luas tulangan tekan terhadap penampang bruto beton. fb = rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang antara baja dan beton. 0 = faktor reduksi kekuatan untuk penampang terhadap gaya dalam. v = angka pembanding Poisson untuk material. xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Tampang balok-rusuk 1 Gambar 2.1 Diagram tegangan tarik pada tampang beton 7 Gambar 2.2 Diagram alir kerangka pikir 13 Gambar 3.1 Waffle-slab dan struktur pendukungnya 16 Gambar 3.2 Diagram alir desain tulangan lentur balok rusuk 21 Gambar 3.3 Diagram alir desain tulangan geser rusuk 22 Gambar 3.4 Diagram alir desain tulangan torsi 23 Gambar 4.1 Pelat berusuk yang dianalisis 25 Cambar 4.2 Sistem grid untuk pelat 3x3 m2 28 Gambar 4.3 Balok tampang persegi 33 Gambar 4.4 Balok tampang T 34 Gambar 4.5 Diagram tegangan lentur pada tumpuan 38 Gambar 4.6 Pelat dan balok-rusuk yang dihitung 40 Gambar 4.7 Balok-rusuk yang dihitung 41 Gambar 4.8 Diagram SFD dan BMD 42 Xll