BAB V PEMBAHASAN. 0,40 0,70 dengan kekuatan hubungan menunjukkan cukup berarti atau sedang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian guru (X) dan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Data Penelitian. Sebelum skala disebarkan kepada responden, terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif, sehingga ranah-ranah yang lain menjadi terabaikan. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,

BAB VI KESIMPULAN. peneitian dan saran bagi berbagai pihak yang berkaitan dengan peran guru dalam. ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari analisis data penelitian, maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh Hidden Curriculum Tadarus Al-Qur an (X 1 ) terhadap Perilaku Keagamaan Siswa (Y) di MTsN Bandung Tulungagung Berdasarkan output korelasi didapat r hitung atau pearson correlation sebesar 0,647. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut terdapat di interval nilai dari korelasi antara 0,40 0,70 dengan kekuatan hubungan menunjukkan cukup berarti atau sedang. Berdasarkan analisis terdapat r hitung sebesar 0,647 dan nilai r tabel untuk responden sebesar 86 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,213 maka dapat diketahui r hitung > r tabel atau 0,647 > 0,213 maka H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara Hidden Curriculum Tadarus Al- Qur an Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa. Makna dari hasil korelasi tersebut yaitu menunjukkan semakin sering hidden curriculum tadarus Al-Qur an dilaksanakan, maka akan semakin baik pula perilaku keagamaan siswa. Berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan hidden curriculum tadarus Al-Qur an terhadap perilaku keagamaan siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semakin sering siswa melaksanakan hidden curriculum tadarus Al-Qur an maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa. Menurut pendapat M. Quraisy Shihab bahwa ayat-ayat Al-Qur an mempunyai pengaruh psikologi terhadap orang beriman yang membacanya, yang kemudian akan tercermin dalam tindakan. 1 Al-Qur an memiliki kekuatan yang dapat mengubah sikap seseorang. Sejarah mencatat Umar bin Khattab ketika mendapati adiknya,fatimah, beserta suaminya sedang membaca lembaran ayat-ayat Al-Qur an, Umar bin Khattab 1 M Quraisy Shihab, Mukjizat Al-Qur an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib,(Bandung: Mizan,2013),hal 238

langsung menampar adiknya hingga berdarah,kemudian dimintanya lembaran itu dan dibacanya. Gemetar jiwa Umar ketika membaca ayat-ayat, kemudian Umar bergegas bertemu Rasulullah Saw untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Beberap ulama menjadikan kasus tersebut sebagi bukti adanya pengaruh psikologi bagi pendengar dan pembaca ayat-ayat Al-Qur an, bahkan menjadikan hal tersebut sebagai satu aspek kemukjizatan. 2 Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca Al- Qur an akan berpengaruh pada psikologis jiwa dan berujung pada perubahan sikap seseorang setelah membaca Al-Qur an. Selain itu karena dalam kegiatan tadarus Al- Qur an guru mengawasi, yang menyebabkan siswa lebih termotivasi untuk melaksanakan kegiatan dengan baik dan tertib, sehingga akan lebih efektif dalam peningkatan perilaku keagamaan siswa. Tadarus al-qur an yang dilaksanakan di MTsN Bandung Tulungagung merupakan bentuk dari hidden curriculum yang dilaksanakan secara rutin setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung oleh seluruh siswa-siswa di MTsN Bandung Tulungagung. Kegiatan ini juga merupakan hasil implementasi dari pelajaran Qur an Hadits. Selain belajar teori melalui mata pelajaran Qur an Hadits siswa dapat mempaktekannya melalui kegiatan tadarus Al Qur an, sehingga secara tidak langsung siswa akan semakin lancar dalam membaca Al-Qur an. Hal ini dilakukan sekolah untuk memberikan pengalaman langsung kepada para siswa-siswinya untuk mempersiapkan kehidupan dimasa yang akan datang. Selain itu, kegiatan ini juga digunakan untuk mendukung mata pelajaran yang sudah ada dalam kurikulum formal, yang kemudian akan berdampak pada meningkatnya kompetensi siswa dalam mata pelajaran Qur an Hadits. Besarnya konstribusi hidden curriculum tadarus Al-Qur an terhadap perilaku keagamaan siswa ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi atau R square pada tabel. Setelah dianalisis ternyata variabel hidden curriculum tadarus Al- Qur an memberikan konstribusi terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa sebesar 2 Ibid., hal 240

41,8 % dan sisanya sebesar 58,2 % berkaitan dengan variabel lain atau variabel moderat yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 2. Pengaruh Hidden Curriculum Shalat Berjama ah (X 2 ) terhadap Perilaku Keagamaan Siswa (Y) di MTsN Bandung Tulungagung Berdasarkan output korelasi tersebut didapat r hitung atau pearson correlation sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut terdapat di interval nilai dari korelasi antara 0,20 0,40 dengan kekuatan hubungan menunjukkan rendah atau lemah. Berdasarkan analisis terdapat r hitung sebesar 0,361 dan nilai r tabel untuk responden sebesar 86 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,213 maka dapat diketahui r hitung > r tabel atau 0,361 > 0,213 maka H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara Hidden Curriculum Shalat Berjama ah Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa. Makna dari hasil korelasi tersebut yaitu menunjukkan semakin sering hidden curriculum shalat berjama ah dilaksanakan, maka akan semakin baik pula perilaku keagamaan siswa. Berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan hidden curriculum shalat berjama ah terhadap perilaku keagamaan siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semakin sering siswa melaksanakan hidden curriculum shalat berjama ah maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa. Menurut Baihaqi dalam bukunya Fiqih Ibadah, jika shalat berjama ah dilaksanakan dengan baik dan konsisten, maka akan terbina 7 disiplin sebagai berikut: 3 1) Disiplin Kebersihan Shalat membuat insan pengamalnya mejadi bersih dan tetap di dalam kebersihan, baik badan, pakaian, maupun tempat dan lingkungan. Hal ini akan membuatnya menjadi sehat, apalagi setelah dilengkapi dengan gerakan-gerakan shalat yang sempurna. 3 Baihaqi,Fiqih Ibadah,(Bandung: M2S Bandung,1996),hal 37.

2) Disiplin Waktu Shalat membuat insan menjadi terbiasa dengan mengingat dan menjaga waktu shalat. Setiap kali mendengar komando, yaitu adzan untuk shalat, ia akan dengan segera mematuhi komando itu. Hal ini secara berangsur akan membina disiplin waktu di dalam dirinya yang akan teralisasi dalam segala perbuatan dan perilakunya. 3) Disiplin Kerja Shalat membuat pengamalnya menjadi tertib dan tekun dalam mendirikan shalatnya. Sebab, didalam pengamalan shalat, setiap orang harus taat kepada aturan kerja shalat yang telah ditetapkan. Pada waktu shalat berjama ah, komandonya adalah imam yang harus dipatuhi. Ketertiban dan kepatuhan itu akan membuat manusia sangat disiplin dalam melaksanakan segala tugas dan pekerjaannya. 4) Disiplin Berfikir Shalat akan membimbing para pengamal yang berilmu, kea rah kemampuan berkonsentrasi dalam munajah dengan Tuhan melalui pembinaan kekhusu an yang bersungguh-sungguh dan konsentrasi. Semakin khusyu seseorang dalam pengamalan shalatnya akan semakin mampu ia berkonsentrasi dalam memikirkan upaya dan teknik pemecahan masalah masalah yang dihadapkan kepadanya. Kekuatan berkonsentrasi itulah yang akan termanifestasi dalam disiplin berfikir dan mendisiplinkan daya fikiran. 5) Disiplin Mental Shalat akan membimbing ke arah menemukan ketenangan batin, ketentraman psikologis dan keteguhan mental. Dengan mental yang teguh itu,tidak akan mudah tergoda oleh gemerlapnya materi duniawi. Karena mentalnya yang berbobot iman dan taqwa serta termanifestasi melalui shalatnya, cukup mampu membentenginya dari dan dalam menghadapi godaan-godaan semu yang fatamorgana itu. 6) Disiplin Moral Shalat akan membina insan pengamalnya menjadi manusia yang bermoral tinggi dan berakhlak mulia. Ia akan terhindar dari perbuatan-perbuatan rendah yang terkategori

moral atau asusila, karena shalatnya itu akan senantiasa membentenginya dari segala perbuatan keji dan munkar. 7) Disiplin Persatuan Shalat akan membuat insan pengamalnya menjadi rajin mengikuti shalat jama ah, baik di dalam rumah tangganya maupun di masjid atau lainnya. Shalat berjama ah di dalam rumah tangga akan membina persatuan antar anggota keluarga. Shalat jama ah di masjid akan membina persatuan seluruh anggota masyarakat wilayahnya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwanya dengan melaksanakan shalat berjama ah maka seseorang akan terhindar dari perbuatan yang tercela, sehingga yang muncul hanya berupa perilaku-perilaku yang baik, termasuk di dalamnya perilaku keagamaan. Selain mempunyai akhlak yang baik, seseorang yang melaksanakan shalat berjama ah akan senantiasa tertib dalam menjalankan ibadahnya. Kegiatan shalat berjama ah yang dilaksanakan di MTsN Bandung Tulungagung merupakan bentuk dari hidden curriculum yang dilaksanakan secara rutin disekolah. Kegiatan shalat berjama ah yang dilaksanakan adalah shalat dhuhur. Shalat dhuhur dilakukan secara bergilir antara kelas VII, VIII, IX agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Untuk pelaksanaanya shalat akan dipimpin oleh seorang guru yang akan menjadi imam, dan yang lainnya sebagai makmum. Kegiatan shalat berjam ah juga merupakan implementasi dari mata pelajaran fiqih. Ketika dikelas siswa belajar tentang pengetahuan atau teori, kemudian dipraktekkan dalam kegiatan shalat berjama ah yang dilaksanakan setiap hari di sekolah. Selain meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, kegiaan ini juga dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa. Pelaksanaan shalat berjama ah disekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar, karena dapat memunculkan motivasi bagi anak yang malas untuk melaksanakan shalat berjama ah baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat, selain itu juga dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan shalat dengan tertib,teratur,dan khusyu. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa. Selain siswa memiliki perilaku yang baik, mereka juga senantiasa melaksanakan shalat dengan tertib.

Besarnya konstribusi hidden curriculum shalat berjama ah terhadap perilaku keagamaan siswa ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi atau R square pada tabel. Setelah dianalisis ternyata variabel hidden curriculum shalat berjama ah memberikan konstribusi terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa sebesar 13 % dan sisanya sebesar 87 % berkaitan dengan variabel lain atau variabel moderat yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 3. Pengaruh Hidden Curriculum Berjabat Tangan (X 3 ) terhadap Perilaku Keagamaan Siswa (Y) di MTsN Bandung Tulungagung Berdasarkan output korelasi tersebut didapat r hitung atau pearson correlation sebesar 0,496. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut terdapat di interval nilai dari korelasi antara 0,40 0,70 dengan kekuatan hubungan menunjukkan cukup berarti atau sedang. Berdasarkan analisis terdapat r hitung sebesar 0,496 dan nilai r tabel untuk responden sebesar 86 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,213 maka dapat diketahui r hitung > r tabel atau 0,496 > 0,213 maka H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara Hidden Curriculum Berjabat Tangan Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa. Makna dari hasil korelasi tersebut yaitu menunjukkan semakin sering hidden curriculum berjabat tangan dilaksanakan, maka akan semakin baik pula perilaku keagamaan siswa. Berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan hidden curriculum berjabat tangan terhadap perilaku keagamaan siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semakin sering siswa melaksanakan hidden curriculum berjabat tangan maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa. Berjabat tangan juga merupakan salah satu ciri orang yang memiliki kelembutan hati. Orang yang berhati lembut, Insya Allah akan senantiasa membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan sesamanya. Selain itu, dengan berjabat tangan juga akan memberikan pengaruh yang positif lainnya, yaitu akan menghilangkan permusuhan dan kedengkian di dalam hati. Dalam hadits riwayat Imam Malik disebutkan yang artinya:

Dari Atha bin Muslim Abdullah Al-Khurasani ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Berjabat tanganlah, karena berjabat tangan akan menghilangkan kedengkian. Saling memberi hadiahlah, karena saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa saling cinta serta menghilangkan permusuhan. (HR. Imam Malik). 4 Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwasanya orang yang selalu bejabat tangan ketika bertemu dengan orang lain, maka mencerminkan bahwa orang tersebut memiliki akhlak yang baik karena akan senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang lain. Pendapat diatas kemudian dihubungkan dengan sikap tawadhu. Tawadhu adalah menampakkan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Bahkan pendapat lain mengartikan tawadhu sebagai tindakan berupa mengagungkan orang karena keutamaanya, menerima kebenaran, dan seterusnya. Indikator sikap tawadhu : a. Berbicara dengan santun b. Rendah hati c. Suka menolong d. Patuh terhadap nasihat guru e. Rajib belajar f. Dalam berpakaian rapi dan sederhana. 5 Seseorang yang memiliki sikap tawadhu akan senantiasa membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan siapapun, karena orang yang tawadhu tidak akan menyombongkan apa yang dimilikinya, karena semua orang memiliki derajat yang sama di hadapan Allah Swt. Sehingga dengan adanya hidden curriculum berjabat tangan ini akan membiasakan siswa-siswi untuk bersikap tawadhu, sopan-santun, patuh kepada guru dan sikap baik lainnya. Kegiatan berjabat tangan yang dilaksanakan di MTsN Bandung Tulungagung merupakan bentuk dari hidden curriculum yang dilaksanakan secara rutin setiap pagi di sekolah. Kegiatan ini berupa penyambutan siswa-siswi di gerbang sekolah sebagai wujud 4 http://rikzamaulan.blogspot.co.id/2011/11/fiqh-berjabat-tangan.html.akses 10 November 2016. 5 Rusdi, Ajaibnya Tawadhu dan Istiqomah, (Yogyakarta: Sabil, 2013), hal 19

disiplin antara guru dan siswa. Berjabat tangan dilakukan sesuai dengan mahromnya, jika siswa perempuan maka berjabat tangannya harus dengan guru perempuan, dan sebaliknya. Kegiatan berjabat tangan ini juga merupakan implementasi dari mata pelajaran akidah akhlak dari segi afektif dan psikomotorik. Kegiatan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, karena dengan adanya pembiasaan ini akan melatih para siswa untuk bersikap ramah tamah, rendah hati dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Hal tersebut yang kemudian akan diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Besarnya konstribusi hidden curriculum berjabat tangan terhadap perilaku keagamaan siswa ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi atau R square pada tabel. Setelah dianalisis ternyata variabel hidden curriculum berjabat tangan memberikan konstribusi terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa sebesar 24,6 % dan sisanya sebesar 75,4 % berkaitan dengan variabel lain atau variabel moderat yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 4. Pengaruh Tadarus Al-Qur an (X 1 ), Shalat Berjama ah (X 2 ), Berjabat Tangan (X 3 ) terhadap Perilaku Keagamaan Siswa (Y) di MTsN Bandung Tulungagung Berdasarkan output dengan regresi linear berganda yang pertama melalui tabel output kesatu dengan melihat nilai koefisien korelasinya maka didapat r hitung sebesar 0,650 hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut terdapat di interval nilai dari korelasi antara 0,40 0,70 dengan kekuatan hubungan menunjukkan cukup berarti atau sedang. Berdasarkan analisis terdapat r hitung sebesar 0,560 dan nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,213 maka dapat diketahui r hitung > r tabel atau 0,560 > 0,138 maka H a diterima dan H 0 ditolak. Dengan hasil tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara Tadarus Al-Qur an, Shalat Berjama ah, Berjabat Tangan terhadap Perilaku Keagamaan Siswa. Kurikulum tersembunyi berdampak sangat besar terhadap proses pembelajaran serta pengalaman belajar siswa. Seperti yang dikatakan Dede Rosyada bahwa kurikulum yang dapat menghantarkan siswa sesuai harapan, idealnya tidak cukup hanya dengan

kurikulum yang dipelajari saja (written curriculum), tetapi juga hidden curriculum yang secara teoritis sangat rasional mempengaruhi siswa baik menyangkut lingkungan sekolah, suasana kelas, bahkan pada kebijakan dan manajemen pengelolaan sekolah secara lebih luas dan hubungan vertikal dan horizontal. 6 Selain itu Kohlerg dalam bukunya Caswita juga mengatakan bahwa kurikulum tersembunyi akan lebih efektif dalam mengajarkan nilai-nilai luhur kepada siswa. 7 Diantara kedua kurikulum tersebut merupakan bagian integral yang harus padu, yang mempunyai tujuan pencapaian yang berbeda, kurikulum tertulis bertujuan pada bidang pengetahuan, penguasan ilmu-ilmu, kompetensi akademik, ketrampilan. Sementara kurikulum yang tidak tertulis dalam rangka pembentukan sikap dan kebiasaan baik. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat al-mawardi, bahwa perilaku dan kepribadian anak terbentuk melalui kebiasaan yang bebas dan akhlak yang lepas (akhlak mursalah). Oleh karenanya, perlu menekankan proses pembentukan kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, karena menurutnya di dalam kemuliaan jiwa anak terdapat sisi negatif yang selalu mengancam kebutuhan pribadinya, maka proses pembentukan jiwa dan tingkah laku anak tidak saja diserahkan pada akal dan proses alamiah, akan tetap diperlukan pembiasaan melalui normativitas keagamaan. 8 Selain itu hidden curriculum juga sebagai upaya meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. Seperti yang disampaikan Khairun Nisa dalam penelitiannya yang dikutip oleh Caswita, bahwa adanya ritual keagamaan diluar jam sekolah akan berdampak besar terhadap pemahaman keagamaan siswa dan perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa hidden curriculum dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional, menjadikan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas spiritual. 9 Hidden curriculum Pendidikan Agama yang ada di MTsN Bandung Tulungagung berupa kegiatan pembiasaan keagamaan yang dilaksanakan secara rutin di sekolah 6 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis : Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Menyelenggarakan Pendidikan (Jakarta : Prenada Media, 2004),hal 32 7 Caswita,The Hidden Curicullum,hal 9 8 Suparman Syukur,Etika Religius,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004),hal 262 9 Ibid.,hal 69

dengan maksud membentuk perilaku keagamaan siswa-siswi di MTsN Bandung Tulungagung menjadi lebih baik. Bentuk-bentuk hidden curriculum Pendidikan Agama Islam di MTsN Bandung Tulungagung adalah sebagai berikut : 1. Pembiasaan berjabat tangan kepada guru-guru ketika memasuki sekolah. 2. Pelaksanaan sholat dhuha 3. Pelaksanaan sholat berjama ah 4. Infaq setiap hari jum at 2. Kegiatan tadarus sebelum memulai kegiatan pembelajaran 3. Kegiatan pondok ramadhan (pesantren kilat). Besarnya kontribusi hidden curriculum terhadap perilaku keagamaan siswa ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefisien determinasi atau R Square pada tabel. Setelah dianalisis ternyata variabel tadarus Al-Qur an, shalat berjama ah, berjabat tangan memberikan konstribusi terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa sebesar 50,7 % dan sisanya sebesar 49,3 % berkaitan dengan variabel lain atau variabel moderator yang tidak dibahas dalam penelitian ini.