PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TARI ZAPIN SISWA KELAS IV SDN 97 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT BENDA KONSTRUKSI SISWA KELAS IV SD NEGERI 145 PEKANBARU

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

Febrina Saptayani 1, Zariul Antosa 2, Munjiatun 3

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

Permata Puti Baydar, Mahmud Alpusari, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 PEKANBARU

Keywords: Contextual Model Of Learning, Skill Meronce.

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEMAN SEJAWAT (PEER TUTORING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVC SD NEGERI 164 PEKANBARU

Keyword:Bermain Peran, Keterampilan Berbicara.

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK TARI SISWA KELAS VSD NEGERI 183 PEKANBARU

Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN ALAT MUSIK PIANIKA PADA SISWA KELAS V SDN 041 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II A SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Membuat Benda Konstruksi Pada Siswa Kelas IV. C SD Negeri 165 Pekanbaru

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI KELAS VC SDN 42 PEKANBARU

THE APPLICATION LEARNING CYCLE MODEL TO INCREASE STUDENTS RESULT ON NATURAL SUBJECT AT FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYANYIKAN LAGU DAERAH RIAU SISWA KELAS V SDN 40 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

Resti Hayati, Mahmud Alpusari, Lazim N ( )

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL INQUIRI TO IMPROVEMENT SOCIAL STUDIES (IPS) STUDENT ACHIEVEMENT OF FOURTH GRADES IV SDN 125 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT BENDA KONTRUKSI DARI KERTAS KORAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 RAMBAH

Rina Sapriani 1, Hamizi 2, Lazim N 3. : contextual teaching and learning, menulis karangan deskripsi

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ADE AYUSYA NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 148 PEKANBARU

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

Riza Elyana, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEWARNAI MOTIF MELAYU RIAU SISWA KELAS VA SDN 138 PEKANBARU. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

Tabel 1 Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas II B pada semester ganjil SD Negeri 21 Pekanbaru TP / 2012

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SDN 04 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Jufrina, Zariul Antosa, Mahmud Alpusari Cp

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Keterampilan Membuat Relief dari Bahan Plastis Siswa Kelas IV SDN 151 Pekanbaru

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Hengky Saputra, Gustimal Witri, Otang Kurniaman Otang. Cp.

IMPLEMENTATION STRATEGY FOR THE MAP CONCEPT IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES IPS SD STATE CLASS IV C 163 PEKANBARU

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS V SD NEGERI 42 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 15 PEKANBARU. Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

Transkripsi:

1 PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TARI ZAPIN SISWA KELAS IV SDN 97 PEKANBARU Fenti Putri Sari, Drs.Zariul Antosa, Jessi Alexander Alim M.Pd fentiputrisari123@yahoo.co.id, antosazariul@gmail.com, jesialexa@yahoo.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru Abstract : The problems underlying this study is the low of student s ability in Arts and Culture and Skills. This research aims to improve basic motion skills in teaching Zapin dance in study of Arts and Culture and Skills for IV grade students at SDN 97 Pekanbaru through the application of drill method. Subjects in this study were fourth grade students of SDN 97 Pekanbaru. Based on the analysis of the data shows the average value of the teacher s activities on the first meeting of the first cycle was 56.25, and 68.75 for the second meeting. The first meeting of the second cycle increased to 75 and the second meeting of the second cycle becomes 87.5. While the percentage of students meeting the activity of the first cycle of the first 50%, at the second meeting increased to 62.5%, in the first meeting of the second cycle increased to 68.75%, and at the second meeting of the second cycle increased to 81.25%. Judging from preliminary data are still many students who have not reached the standard of skills in performing basic motion zapin dance with the number of students who are categorized less skilled amounted to 9 students (30%), skilled enough 17 students (56.67%) while students are considered skilled 4 students (13,33) with an average value of 49.9. After the implementation of the drill method, at the end of the first cycle of students who are skilled as many as 14 people (46.6%) and skilled enough 11 people (36.6%) and less skilled 5 students (16.66%) with the average classical value 58, while the final value of the second cycle students who are highly skilled totaling 14 students (46.6%), skilled 15 students (50%), and only one skilled enough students (3, 3%) with the average value increased to 78.8 of the first cycle. Based on the explanation above, it can be concluded that the application of the drill method can improve the basic skills of movement zapin dance for fourth grade students of SDN 97 Pekanbaru is acceptable. Key Word : Drill Method, Zapin Dance Basic Motion skills

2 PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TARI ZAPIN SISWA KELAS IV SDN 97 PEKANBARU Fenti Putri Sari, Drs.Zariul Antosa, Jessi Alexander Alim M.Pd fentiputrisari123@yahoo.co.id, antosazariul@gmail.com, jesialexa@yahoo.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru Abstrak : Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya keterampilan siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tari zapin dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kelas IV SDN 97 Pekanbaru melalui penerapan metode Drill. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 97 Pekanbaru. Berdasarkan analisis data menunjukkan rata-rata nilai aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I adalah 56,25, pada pertemuan kedua 68,75, pada pertemuan pertama siklus II meningkat menjadi 75 dan pada pertemuan kedua siklus II menjadi 87,5. Sedangkan pada persentase aktivitas siswa pertemuan pertama siklus pertama 50%, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 62,5%, pada pertemuan pertama siklus kedua meningkat menjadi 68,75%, dan pada pertemuan kedua siklus kedua meningkat menjadi 81,25%. Dilihat dari data awal masih banyak siswa yang belum mencapai standar keterampilan dalam melakukan gerak dasar tari zapin dengan jumlah sisiwa yang berkategorikan kurang terampil 9 siswa (30%), cukup terampil 17 siswa (56,67%) sedangkan siswa yang dikategorikan terampil 4 siswa (13,33) dengan nilai rata-rata 49,9. Setelah diterapkannya metode drill, pada akhir siklus I siswa yang terampil sebanyak 14 orang (46,6%) dan yang cukup terampil 11 orang (36,6%) dan kurang terampil 5 siswa (16,66%) dengan nilai rata-rata klasikalnya 58, sedangkan pada nilai akhir siklus II siswa yang sangat terampil berjumlah 14 siswa (46,6%), terampil 15 siswa (50%), dan yang cukup terampil hanya 1 siswa (3, 3%) dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 78,8 dari siklus I. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan seni tari gerak dasar tari zapin siswa kelas IV SDN 97 Pekanbaru dapat diterima. Kata Kunci : Metode Drill, Keterampilan Gerak Dasar Tari Zapin

3 PENDAHULUAN Seni Budaya dan Keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat Sekolah Dasar di mana mata pelajaran seni ini adalah sebuah mata pelajaran yang membahas ilmu-ilmu seni untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Dalam dunia pendidikan, seni termasuk salah satu bidang ilmu yang memegang peran penting, baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam perkembangan seni. Dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar (SD), guru masih menggunakan cara tradisional di mana kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, akibatnya siswa hanya terfokus pada apa yang diberikan guru. Guru masih menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, tanpa ada contoh gerakan yang diberikan guru, sehingga kemampuan siswa belum tergali. Oleh karena itu, perlu adanya usaha dalam pembaharuan utnuk meningkatkan kemampuan siswa. Dengan menggunakan gerakan siswa dapat lebih memahami apa yang dilakukan, sehingga siswa lebih tertarik dengan pelajaran seni tari. Di mana gerakan ataupun tarian adalah gerakan yang dipertunjukkan dalam bentuk pola-pola gerakan, dan dapat dilakukan sendiri, berpasangan, maupun secara berkelompok (Anne Ahira : 2004). Seni merupakan salah satu unsur kebudayaan yang bersumber pada rasa, yakni rasa keindahan. Secara luas seni tradisi meliputi jenis kesenian rakyat dan jenis kesenian keraton, diantaranya adalah seni rupa, seni musik, dan seni lainnya termasuk seni tari. Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, dan pada waktu kapan saja. Berdasarkan hasil observasi di lapangan kelas IV SDN 97 Rumbai, ada beberapa kendala yang dihadapi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa, antara lain yaitu Guru tidak terlalu mengedepankan seni tari di sekolah, sehingga siswa kurang perhatiannya terhadap seni tari. Guru kurang memperhatikan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran seni tari. Guru kurang melihat kemampuan siswa secara umum, sehingga masih tergolong rendah pada mata pelajaran seni tari. Kurikulum seni tari di sekolah tersebut belum dilaksanakan. Guru masih menggunkan metode ceramah, tanpa memberikan contoh yang berupa gerakan tari. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus bisa memperbaiki cara atau merancang pembelajarannya. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan penggunaan metode Drill (Latihan). Dalam hal ini anak sebagai subyek pembelajaran, guru seharusnya memiliki strategi dalam membelajarkan seni tari. Pembelajaran seni tari hendaknya diajarkan secara bertahap dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang dengan peningkatan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Untuk itulah dalam pembelajaran guru memilih metode ynag tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam seni tari dari tingkat yang rendah ke yang lebih baik. Melihat masalah tersebut peran guru sangatlah penting, untuk itu guru harus pandai memilih metode yang tepat, salah satunya adalah metode drill, karena dapat dilakukan berulang-ulang yang bertujun untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktek tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan siswa menjadi lebih baik dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan.

4 Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Drill (Latihan) untuk Meningkatkan KemampuanGerak Dasar Tari ZapinSiswa Kelas IV SDN 97 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah penerapan model Drill (latihan) dapat meningkatkan kemampuangerak dasar tari zapinsiswa di kelas IV SDN 97 Rumbai?. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar seni tari zapin siswa kelas IV SDN 97 Pekanbaru melalui penerapan metode drill. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti dan guru bekerja sama dalam merencanakan tindakan kelas dan merefleksi hasil tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan kelas ini dengan subjek penelitian kelas IV di SDN 97 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan waktu penelitian dilakasanakan pada tanggal 8 November 2012 sampai dengan tanggal 29 November 2012, dengan jumlah siswa 35 orang siswa, 17 perempuan dan 13 laki-laki.. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Instrument penelitian ini digunakan dua instrument penelitian yaitu perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus dan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Instrumen pengumpulan data terdiri dari lembar observasi, tes dan dokumentasi. Untuk mengetahui peningkatan membuat keterampilan benda konstruksi siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru diadakan analisis deskriftif, komponen yang dianalisis adalah : a. Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa dan data diolah dengan rumus: Konversi nilai = Skor yang didapat x 100 % Skor maksimum (Syahrilfuddin, dkk 2011:81) Tabel 1 : Interval Aktivitas Guru dan Siswa Interval % Kategori 81-100 Amat Baik 61-80 Baik 51-60 Cukup <50 Kurang baik Sumber Purwanto (Syahrilfuddin, dkk, 2011:82)

5 Untuk rumus mencari skor penilaian proses digunakan rumus : a. Penilaian proses Nilai Proses = x 40 b. Penilaian hasil unjuk kerja Nilai Hasil = x 60 Dengan kategori sebagai berikut : Tabel 2: Kriteria Keterampilan Menarikan Gerak Tari Dasar Zapin INTERVAL 81, 25 100 62,5 81, 25 43,75 62,5 25 43,75 KATEGORI Sangat Terampil Terampil Cukup Terampil Kurang Terampil c. Nilai Akhir = Nilai Proses + nilai Unjuk Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Tindakan Dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan adalah penerapan metode drill untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar tari zapin. Adapun yang dipersiapkan sbelum tindakan dilaksanakan adalah menyiapkan silabus. Rancangan silabus yang dibuat beerdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Langkah berikutnya adalah membuat Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 4 kali pertemuan dan lembar observasi aktivitas siswa untuk 4 kali pertemuan serta lembar penilaian proses dan penilaian hasil. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit. Analisis Hasil Tindakan Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dalam penerapan metode drill untuk meningkatkan keterampilan gerakdasar tari zapin siswa kelas IV SDN 97 Pekanbaru. 1. Aktivitas guru Pengamatan aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Observer duduk dibelakang siswa dan mengamati aktivitas guru dan siswa sampai pembelajaran selesai. Observer mengamati aktivitas yang dilakukan peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru. Skor yang menjadi

6 acuan observasi untuk semua kegiatan terdapat pada kriteria penilaian aktivitas guru yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3 : Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Pada Penerapan Metode Drill Pada Siklus I dan Siklus II Tahapan Aspek yang diamati Jumlah Nilai Kategori 1 2 3 4 Skor Siklus I Pert I 3 2 2 2 9 56,25 Cukup Siklus I Pert II 3 3 2 2 10 62,5 Baik Siklus II 3 3 3 3 12 75 Baik Pert I Siklus II Pert 2 4 4 3 3 14 87,5 Sangat Baik Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perolehan skor aktivitas guru Pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase 56,25 Hal ini dikarenakan pada saat menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill, guru masih kurang jelas menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill sehingga beberapa siswa tidak serius mendengarkan penjelasan guru dan tidak melakukan pra-drill, Dan dalam menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan ada beberapa yang disampaikan guru tidak sesuai dengan pokok bahasan sehingga siswa kurang paham dalam melakukan latihan. Pada saat menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan guru lupa memberikan latihan kepada siswa, dan tidak melakukan tindak lanjut. Pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 10 dengan persentase 62,5 terdapat 2 aktivitas guru mendapat skor 3 yaitu pada kriteria guru dalam menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra drill, dan menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan pada saat menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill, guru masih kurang jelas menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill sehingga beberapa siswa tidak serius mendengarkan penjelasan guru dan berpindah tempat duduk, Dan dalam menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan ada beberapa yang disampaikan guru tidak sesuai dengan langkahlangkahnya sehingga siswa kurang paham dalam melakukan latihan. Aktivitas guru yang mendapat skor 2 ada 2 aktivitas guru yaitu menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan, memberikan motivasi dan melakukan tindak lanjut kepada siswa. Hal ini dikarenakan pada saat menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan guru lupa memberikan latihan kepada siswa, dan guru memberikan motivasi tetapi tidak melakukan tindak lanjut kepada siswa. Dan pada pertemuan pertama siklus II diperoleh jumlah skor 12 dengan persentase 75, semua kriteria pada pertemuan pertama mendapatkan skor 3 yaitu menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill, menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan, menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan, serta melakukan tindak lanjut. Hal ini dikarenakan pada menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra-drill dan menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan mendapat skor 3, guru sudah jelas dan baik dalam menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan pra-drill dan menyampaikan tujuan latihan yang akan

7 dilakukan hanya saja ada beberapa siswa yang masih susah diatur dan tidak memperdulikan guru saat menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, dan saat menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan guru juga sudah cukup bagus dalam menyampaikan tujuan latihan sehingga siswa sudah mulai mengerti dari pertemuan sebelumnya hanya ada beberapa langkah yang tidak sesuai, saat menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan guru sudah mulai melakukan latihan tetapi ada beberapa penjelasan guru yang tidak sesuai dan memberikan motivasi kepada siswa hanya saja pada melakukan tindak lanjut ada yang tidak sesuai dengan materi. Kemudian pada aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dari pertemuan pertama pada siklus II dengan diperoleh skor 14 dengan persentase 87,5, diperoleh kriteria yang mendapatkan`skor 4 yaitu menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra drill dan menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan guru sudah sangat baik dan sangat terperinci dalam menyampaikan langkah pembelajaran dan menyampaikan tujuan latihan sudah sesuai dengan langkah-langkah yang benar dan secar berurut serta menegur siswa yang bermain-main. Aktivitas guru yang mendapatkan skor 3 yaitu melakukan latihan dan tindak lanjut. Ini disebabkan karena pada saat menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan guru juga sudah membimbing siswa dalam melakukan latihan, serta memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan tindak lanjut hanya saja tindak lanjut tidak sesuai dengan materi 2. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diobservasi adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan metode drill. Obsevasi aktivitas siswa dilakukan observer dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa. Skor yang menjadi acuan observasi untuk semua kegiatan terdapat pada kriteria penilaian aktivitas siswa yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4 : Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas siswa Selama Proses Pembelajaran Pada Penerapan Metode Drill Pada Siklus I dan Siklus II Tahapan Aspek yang diamati Jumlah Nilai Kategori 1 2 3 4 Skor Siklus I Pert I 2 2 2 2 8 50 Cukup Siklus I Pert 3 3 3 2 11 68,75 Baik 2 Siklus II Pert 4 3 3 3 13 81,25 Baik I % Siklus II Pert 2 4 4 3 3 14 87,5 % Baik Berdasarkan tabel diatas, Pertemuan pertama siklus I aktivitas siswa jumlah skor pertemuan pertama 8 dengan persentase 50%, semua kriteria mendapatkan skor 2 yaitu pada kriteria siswa mencermati penjelasan guru dan melakukan latihan pra-drill, mencermati tujuan latihan yang disampaikan oleh guru, menanggapi materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru serta mengerjakan latihan, dan melaksanakan tindak lanjut

8 yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan guru dalam menyampaiakan tujuan dan langkah-langkah, menyampaikan tujuan latihan dan menjelasakan langkah langkah latihan yang didemonstrasikan guru didepan kelas dan siswa yang tidak mengerti masih malu bertanya kepada guru. Pertemuan kedua aktivitas siswa sudah lebih baik dari pertemuan pertama, ini terlihat dari jumlah skor yang didapat pada pertemuan kedua 11 dengan persentase 68,75% diperoleh 3 kriteria yang mendapatkan skor 3 yaitu mencermati penjelasan guru dan melakukan latihan pra-drill, mencermati tujuan latihan yang disampaikan, menanggapi materi pelajaran. Hal ini disebabkan siswa sudah mencermati penjelasan dan tujuan latihan yang disampaikan serta menanggapi materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru, hanya saja pada saat melakukan kegiatan pra-drill dan mengerjakan latihan siswa tidak melakukan langkahlangkah pembuatan keterampilan kolase yang diberikan guru secara teratur dan beberapa siswa kurang aktif dan tidak menanggapi penjelasan dan tujuan yang telah disampaikan oleh guru, aktivitas siswa yang mendapat skor 2 yaitu melakukan tindak lanjut yang diberikan oleh guru, hal ini disebabkan siswa sudah melakukan tindak lanjut yang diberikan oleh guru tetapi hanya beberapa siswa yang mengerjakan sesuai yang diperintahkan oleh guru dan masih ada yang melakukan tindak lanjut tidak sesuai dengan materi. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus II aktivitas siswa sudah sangat baik dan mengalami peningkatan dari pertemuan kedua siklus I, pertemuan pertama skor aktivitas siswa meningkat menjadi 13 dengan persentase 81,25% diperoleh kriteria yang mendapatkan`skor 4 yaitu menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran serta melakukan kegiatan pra drill dan menyampaikan tujuan latihan yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan guru sudah sangat baik dan sangat terperinci dalam menyampaikan langkah pembelajaran dan menyampaikan tujuan latihan sudah sesuai dengan langkahlangkah yang benar dan secar berurut serta menegur siswa yang bermain-main, aktivitas guru yang mendapatkan skor 3 yaitu melakukan latihan dan tindak lanjut. Ini disebabkan karena pada saat menjelaskan materi pelajaran dan melakukan latihan guru juga sudah membimbing siswa dalam melakukan latihan, serta memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan tindak lanjut hanya saja tindak lanjut tidak sesuai dengan materi. Pada pertemuan kedua mendapatkn skor 15 dengan persentase 93,75%, 1 kriteria siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu melakukan tindak lanjut yang diberikan oleh guru sesuai materi pelajaran. Hal ini disebabkan siswa sudah melakukan tindak lanjut yang diberikan oleh guru sesuai materi yang telah dipelajari dan sesuai langkahlangkah, tetapi masih ada beberapa orang siswa yang masih kurang aktif dan tidak mengerjakan tindak lanjut sesuai langkah-langkah, aktivitas guru yang mendapatkan skor 4 ada 3 kriteria yaitu mencermati penjelasan guru dan melakukan pra-drill, mencermati tujuan latihan dan menaggapi pelajaran yang dijelaskn oleh guru serta mengerjakan latihan, hal ini disebabkan siswa sudah mulai aktif dalam bertanya materi yang sudah dijelaskan guru dan melakukan pra-dril, siswa juga menanggapi materi pelajaran dan mengerjakan latihan sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan oleh guru. 3. Keterampilan Siswa Melakukan Gerak Dasar Tari Keterampilan siswa melakukan gerak dasar tari zapin dinilai melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Untuk melihat nilai keterampilan siswa pada ulangan harian siklus I dan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

9 Tabel 5 : Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Pada Siklus I dan II Interval Kategori Skor Dasar Siklus I Siklus II 81, 25 100 62,5 81, 25 43,75 62,5 25 43,75 Sangat Terampil Terampil Cukup Terampil Kurang Terampil 0 9 26 0 6 19 10 0 Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata 35 35 57,57 73,36 10 23 2 0 35 76,57 Dari tabel 5 di atas terlihat adanya peningkatan keterampilan siswa melakukan gerak dasar tari. Pada skor dasar siswa yang berkategori sangat terampil tidak ada, terampil hanya 9 orang siswa saja, sedangkan untuk kategori cukup terampil ada 26 orang siswa. Mengalami peningkatan pada siklus I siswa yang berkategori sangat terampil ada 6 orang siswa, siswa yang terampil ada 19 orang siswa dan cukup terampil ada 10 orang siswa. Sedangkan untuk kategori kurang terampil tidak ada siswa. Meningkat pada siklus II siswa yang sangat terampil menjadi 10 orang siswa, kategori terampil 23 orang siswa dan kategori cukup terampil hanya 2 orang siswa. Dari data di atas peningkatan keterampilan siswa ini juga tidak terlepas dari peran guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill dengan baik. Sehingga keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasar tari mengalami peningkatan. Peningkatan hasil keterampilan melakukan gerak dasar tari siswa IV SD Negeri 97 Pekanbaru pada skor dasar, siklus I dan siklus II melalui penerapan metode drill dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 : Peningkatan Hasil Keterampilan Siswa No 1 2 3 Jumlah Siswa 35 35 35 Data Skor Dasar (SD) Siklus I Siklus II Rata-rata 57,57 73,36 76,57 Peningkatan SD-Siklus I SD-Siklus II 27,42% 33% Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan rata-rata keterampilan siswa. Pada skor dasar rata-rata keterampilan siswa hany 57,57 meningkat menjadi 73,36 pada siklus I dengan peningkatan sebesar 27,42%. Begitu juga pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata keterampilan siswa menjadi 76,57 dengan peningkatan sebesar 33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran drill dari pembahasan diatas disampaikan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima. Dengan kata lain, penerapan metode pembelajaran drill dapat meningkatkan gerak dasar tari zapin siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru.

10 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian metode drill (latihan), siswa melakukan gerakan gerak dasar tari zapin.metode drill (latiahan) merupakan latihan yang dapat membuat siswa lebih banyak melakukan gerakan. Dalam tari gerakan yang lebih diutamakan, sehingga metode drill (latihan) dapat meningkatkan keterampilan gerak tari siswa. Berdasarkan hasil data penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Peningkatan rata-rata keterampilan siswa. Pada skor dasar rata-rata keterampilan siswa hany 57,57 meningkat menjadi 73,36 pada siklus I dengan peningkatan sebesar 27,42%. Begitu juga pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata keterampilan siswa menjadi 76,57 dengan peningkatan sebesar 33%. 2. Aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 9 dengan persentase 56,25 meningkat pada pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 10 dengan persentase 62,5, kemudian pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan dari pertemuan kedua yaitu diperoleh skor 12 dengan persentase 75. Pada pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari ketiga sehingga diperoleh jumlah skor 14 dengan persentase 87,5 3. Aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama diperoleh skor 8 dengan persentase 50%, meningkat pada pertemuan keduasehingga diperoleh skor 11 dengan persentase 68,75%, kemudian pada pertemuan pertama siklus II juga mengalami peningkatan dari pertemuan kedua siklus I dengan diperoleh skor 13 dengan persentase 81,25% dan pada pertemuan kedua siklus II juga mengalami peningkatan lebih baik dari pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 15 dengan persentase 93,75%. Rekomendasi Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan gerak tari siswa. 2. Bagi sekolah, metode drill dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif memperbaiki kualitas proses pembelajaran terutama untuk meningkatkan keterampilan kolase dari bahan alam disekolah dasar. 3. Kepada guru bidang studi SBK hendaknya membiasakan siswa untuk lebih mengembangkan ketermapilannya dan kemampuannya dan hendaknya guru memahami langkah-langkah pembelajaran dengan baik agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. 4. Kepada peneliti yang berminat menindak lanjuti penelitian ini dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengembangkan penelitian lanjutan.

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bina Aksara. Mulyasa, E. 2008. Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Rosda Karya. Syahrilfuddin dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. FKIP Universitas Riau. Pekanbaru: Cendekia Insani. Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Peranada Media Group