BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas edisi:4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

rendah terdapat 7 orang perawat yang menangani penyakit kronis dan 12 orang perwat yang menangani penyakit non-kronis. Adapun salah satu faktor lain

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR. v. DAFTAR ISI.ix. DAFTAR SKEMA... xii. DAFTAR TABEL xiii. DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA ISTRI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah gambaran umum subjek penelitian berdasarkan data demografi ibu

HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI IMAM DAMARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental p-issn e-issn

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

PERBEDAAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DAN ISTERI YANG DIJODOHKAN DENGAN YANG TIDAK DIJODOHKAN. Wiken Tri Nurfitria Dewanti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

asertifnya. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat religiositas seseorang, maka semakin rendah juga tingkat perilaku asertifnya.

HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN KARIR DAN KESIAPAN MENIKAH PADA WANITA DEWASA MUDA YANG BEKERJA

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

Gambaran Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami-Istri yang Menjalani Commuter marriage Tipe Adjusting yang Memiliki Anak. Fakhiratun Nisa B.

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN KERJA DAN KESIAPAN MENIKAH PADA WANITA DEWASA MUDA YANG BEKERJA

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

HUBUNGAN ANTARA RESOLUSI KONFLIK DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA EMERGING ADULT

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

DAFTAR PUSTAKA. Adhi, R Metropolitan. (11 Oktober 2003).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 4. Hasil dan Pembahasan Gambaran umum responden penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik, yaitu:

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran-saran sehubungan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

Kematangan Vokasional dan Motivasi Berwirausaha Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dewi Ratnawati 1) Istiana Kuswardani 2) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Gambaran Forgiveness Pada Orang Bercerai Di Kecamantan Kunir Kabupaten Lumajang

Gambaran Kepuasan Pernikahan Individu Lanjut Usia. Atika Saraswati (Dibimbing Oleh Langgersari Elsari Novianti, S. Psi., M. Psi.)

SKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI PNS PADA TAHUN PERTAMA PENSIUN DITINJAU DARI USIA PENSIUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah berdirinya komunitas Young Mommy Tuban. muda karena foktor usia yang belum matang.

JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

PERBEDAAN KESIAPAN MENIKAH BAGI WANITA DEWASA AWAL YANG BERKARIR DAN BERWIRAUSAHA SKRIPSI

Pengaruh Kepribadian terhadap Kepuasan Perkawinan Wanita Dewasa Awal pada Fase Awal Perkawinan Ditinjau dari Teori Trait Kepribadian Big Five

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN USIA DINI SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan yakni ada perbedaan kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha, dengan diperolehnya mean pada kelompok wanita dewasa awal yang berkarir sebesar 41.68 dan mean kelompok wanita dewasa awal yang berwirausaha sebesar 79.32 ini berarti bahwa kesiapanmenikah wanita dewasa awal yang berwirausaha lebih tinggi daripada wanita dewasa awal yang berkarir. Pada tabel 4.6. terlihat bahwa distribusi frekuensi kesiapan menikah pada wanita dewasa awal yang berkarir cenderung menyebar pada kategori sangat tinggi sebanyak 10%, pada kategori tinggi sebanyak 56,7%, sedangkan pada kategori sedang sebanyak 33,3%. Pada tabel 4.7.terlihat bahwa distribusi frekuensi kesiapan menikah pada wanita dewasa awal yang berwirausaha juga cenderung menyebar pada kategori sangat tinggi sebanyak 38,3%, pada kategori tinggi sebanyak 58,3% sedangkan pada 73

74 subjek yang memiliki kesiapan menikah dengan kategori sedang sebanyak 3,4%. Berdasarkan hasil dari kedua tabel distribusi frekuensi kesiapan menikah dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha memang tampak berbeda. Hal ini mendukung hasil uji hipotesis yang diperoleh yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan kesiapan menikah wanita dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha. Berdasarkan tabulasi silang tabel 4.8 kesiapan menikah antara wanita dewasa awal yang berkarir dengan wanita dewasa awal yang wirausaha, terlihat bahwa kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir 60 orang dan berwirausaha 60 orang. pada kategori sedang diketahui bahwa wanita dewasa awal yang berkarir lebih banyak dari pada wanita wirausaha yaitu sebanyak 20 orang dengan prosentase 33,34% sedangkan pada wanita dewasa awal yang berwirausaha sebanyak 2 orang dengan prosentase 3,34%. Berdasarkan frekuensi tersebut terlihat jelas bahwa pada kategori sedang terbanyak pada wanita karir, hal ini dikarenakan wanita karir berusaha untuk terus mencoba mengejar karirnya hingga setinggi mungkin di sepanjang hidupnya, sehingga yang terjadi adalah mereka menunda usia pernikahannya. Hal ini dapat didukung Allen dan Kallish (dalam

75 Septyandari, 2013) yang menyatakan bahwa wanita pada masa sekarang memilih untuk bekerja tidak hanya semata-mata untukmenginginkan sebuah pekerjaan namun mereka secara aktif ingin mengejar karir mereka, maka tidak heran bila pernikahan sering kali dianggap sebagai suatu hal yang menghambat karir wanita karena wanita dewasa awal berpartisipasi mengejar karirnya dan menunda usia pernikahannya. Selain pada kategori sedang juga dapat diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terbanyak pada wanita dewasa awal yang berwirausaha dari pada wanita dewasa awal yang berkarir yaitu sebanyak 6 orang dengan prosentase 10% dan pada wanita dewasa awal yang berwirausaha sebanyak 23 orang dengan prosentase 38,33%. Pada kategori tinggi dengan jumlah 35 orang dengan prosentase 58,33% dibandingkan dengan yang berkarir sebanyak 34 orang dengan prosentase 56,66%.Hal ini nampak jelas terjadi perbedaan bahwa wanita dewasa awal yang berwirausaha lebih memiliki kesiapan menikah yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa awal yang berkarir. Meskipun hasil dari tabulasi silang menyatakan kesiapan menikah wanita dewasa awal yang karir dan berwirausaha terbanyak pada kategori sedang namun mereka juga memiliki kesiapan menikah untuk kedepannya. Hasil penelitian ini memperluas penelitian Bridges (dalam Dewi.I.s:2006) yang mengatakan

76 bahwa meskipun banyak wanita bekerja yang menunda untuk menikah, mereka tetap memiliki keinginan membuat suatu komitmen pernikahan dalam hidup. Adanya komitmen pernikahan dalam hidup tersebut membuat wanita dewasa awal baik yang berkarir maupun yang berwirausaha melakukan persiapan dalam dirinya untuk menghadapi suatu pernikahan. Berdasarkan dari hasil penelitian, tampak bahwa kelompok wanita dewasa awal yang berwirausaha lebih tinggi kesiapan menikahnya dibanding dengan wanita dewasa awal yang berkarir. Hal ini kemungkinan dipengaruhi dari beberapa faktor bagi wanita karir seperti tuntutan hidup, pendapatan tambahan untuk keleluasan financial, aktualisasi diri dan prestis kejenuhan dirumah. Adanya faktor-faktor tersebut banyak wanita karir menjadikan karirnya sebagai tumpuan hidupnya, meskipun secara ekonomi sudah cukup namun tetap memilih mengejar karirnya dan menunda usia pernikahannya. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2006:17) yang mengatakan bahwa wanita bekerja yang sudah mapan secara ekonomi, sebagian dari mereka merasa tidak siap untuk menikah dan yang terjadi adalah penundaan pernikahannya. Pada tabel frekuensi 4.2 dan 4.4. kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir sampel penelitian ini terbanyak berada pada usia 22 tahun sebanyak 50%, sedangkan bagi wanita dewasa awal yang

77 berwirausaha terbanyak pada usia 21 tahun sebanyak 30% dengan jumlah rentang usia antara 20-30 tahun dengan menjalani hubungan berpacaran sekitar 6 bulan 9 tahun. Berdasarkan hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Burgessdan Cotrell (dalam Roselly, 2014) menyatakan bahwa masa berpacaran yang lebih dari 6 bulan akan memiliki tingkat kebahagiaan pernikahan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu dalam masa berpacaran tersebut seseorang akan lebih mengerti kebiasaan, perilaku, kepribadian. pasangannya dan sudah memiliki tujuan hidup. Berdasarkan hal tersebut juga dapat dilihat dari tabulasi silang pada tabel 4.10 bahwa dari keseluruhan kategori terlihat bahwa kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha terbanyak terbanyak terdapat pada kategori tinggi dengan sebesar 57,5% sedangkan pada kategori sangat tinggi sebanyak 22,5%, dan pada kategori sedang sebanyak 20%. Kemudian kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha pada dapat diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terbanyak pada subjek yang lama pacarannya 2 tahun 2 tahun 11 bulan dengan jumlah 10 orang dengan prosentase 8,4%.pada kategori tinggiterbanyak pada subjek yang lama pacarannya 1 tahun 1 tahun 11 bulan dengan jumlah 25 orang dengan prosentase 20,83%.Pada kategori

78 sedangterbanyak pada subjek yang lama pacaran 2 tahun 2 tahun 11 bulan dengan jumlah 12 orang prosentase 10%. Hal ini di dukung oleh teori Burgess dan Cotrell (dalam Andhianita dan Andayani, 2013) menyatakan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan lebih banyak terjadi pada pasangan yang mempunyai masa perkenalan kurang lebih 5 tahun, Dengan masa perkenalan yang semakin lama maka penyesuaian antar pasangan akan lebih baik. Seseorang akan lebih mengerti kebiasaan kebiasaan, perilaku ataupun kepribadian pasangannya. Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : a. Penyebaran kuisioner menggunakan Google Form Peneliti tidak melakukan pendekatan secara pribadi kepada subjek dan peneliti tidak dapat mengontrol subjek apakah subjek mengisi kuisioner berdasarkan kondisi sebenarnya sekaligus peneliti juga tidak mengetahui apakah kuisioner yang dikirim merupakan hasil dari yang di isi oleh subjek sendiri. b. Kondisi psikologis subjek Pemberian kuisioner diberikan pada saat subjek sedang bekerja dan pada saat subjeksedang mengikuti perkumpulan padakomunitas.h al ini kemungkinan dapat menyebabkan subjek merasa kelelahan

atau terganggu sehingga subjek tidak mengisi kuisioner sesuai kondisi yang sesungguhnya. Pada subjek yang mengisi kuisioner 79 secara online peneliti tidak dapat mengetahui kondisi subjek secara langsung. c. Peneliti kesulitan dalam menentukan batas jumlah sampel dalam penelitian ini karena jumlah keseluruhan wanita karir atau wirausaha yang ada di Surabaya tidak terbatas jumlahnya sehingga peneliti tidak mengetahui jumlah yang pasti wanita karir atau wirausaha yang ada di Surabaya. Hal ini membuat peneliti tidak mengetahui apakah jumlah sampel wanita dewasa awal yang berkarir atau berwirausaha dapat terwakili di tiap wilayah Surabaya. d. Penelitian ini menurunkan batas kriteria koefisien korelasi menjadi 0,25. Hal ini dikarenakan aitem yang sahih masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan yang menimbulkan terdapat aspek variabel yang belum terwakili, sehingga penelitian ini tidak menggunakan batas kriteria koefisien korelasi 0,3. 5.2. Simpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

80 a. Penelitian ini menggunakan statistik Non- Parametrik dengan diperoleh hasil bahwa ada perbedaan kesiapan menikah bagi wanita dewasa awal yang berkarir dan berwirausaha dengan diperoleh nilai p = 0.0001< 0,05 b. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terbanyak pada wanita dewasa awal yang berwirausaha sebanyak 23 orang dengan prosentase 38,33% dibandingkan wanita dewasa awal yang berkarir hanya terdapat 6 orang dengan prosentase 10%. Sedangkan pada kategori tinggi pada wanita dewasa awal yang berkarir sebanyak 34 orang dengan prosentase 56,66% namun pada kategori tinggi ini juga terbanyak pada wanita dewasa awal yang berwirausaha yaitu sebanyak 35 orang dengan prosentase 58,33%. Pada kategori sedang diketahui bahwa wanita dewasa awal yang berkarir lebih tinggi dari pada wanita dewasa awal yang berwirausaha yaitu wanita dewasa awal yang berkarir sebanyak 20 orang dengan jumlah prosentase 33,34% dibandingkan dengan wanita dewasa awal yang berwirausaha sebanyak 2 orang dengan prosentase 3,34%. c. Berdasarkan berhitungan t-test diketahui bahwa mean kelompok wanita dewasa awal yang berkarir sebesar 41.68 dan mean kelompok

81 wanita dewasa awal yang berwirausaha sebesar 79.32 ini berarti bahwa kesiapan menikah wanita dewasa awal yang berwirausaha lebih tinggi daripada wanita dewasa awal yang berkarir. 5.3. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan saran sebagai berikut : a. Bagi Partisipan Mengacu pada hasil dari penelitian yang diperoleh diketahui bahwa wanita dewasa awal yang berwirausaha lebih tinggi kesiapan menikahnya dari pada wanita dewasa awal yang berkarir. Peneliti menyarankan bagi wanita dewasa awal baik yang berkarir atau berwirausaha untuk lebih menyiapkan dirinya dalam menjalankan perannya sebagai wanita karir atau wanita wirausaha sekaligus untuk kesiapan dirinya menuju jenjang pernikahan, sehingga diharapkan dengan adanya kesiapan tersebut wanita dewasa awal tidak menunda usia pernikahannya dapat membantu menumbuhkan kualitas pernikahan yang lebih baik sekaligus dapat saling mendukung secara finansial dengan pasangan.

82 b. Bagi penelitian selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan alat ukur kesiapan menikah ini untuk penelitian selanjutnya. c. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pendekatan maupun pembentukan rapport terlebih dahulu pada subjek sehingga dapat memungkinkan subjek dapat mengisi kuisioner sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

83 DAFTAR PUSTAKA Ardhianita & Andayani. (2013). Kepuasan pernikahan ditinjau dari berpacaran dan tidak berpacaran (volume 32, no:2, 101-111).Jurnal Psikologi:UniversitasGadjah Mada. Armiati.(2013). Women entrepreneurs serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.jurnal studi pendidkan ekonimi STKIPPGRI Sumatera Barat, vol. 1, no. 2. Azwar, S.M. (2012). Penyusunan skala psikologi (ed ke 2). Yogyakarta: Pustaka pelajar. Azwar, S.M. (1997). Reliabilitas dan validitas (ed ke 3). Yogyakarta: Pustaka pelajar. Brannon, L. 1984.Gender (Psichological perspectives). Needhan heights :Mass DeGenova, M.K. (2008). Intimate, relationship,marriage& families (7th ed). New York : McGraw companies, Inc. Dewi, I.S. (2016). Kesiapan menikah pada wanita dewasa awal yang bekerja.medan : Universitas Sumatera Utara. Holman, T.B. (1997). Premarital factors influencing perceived readiness for marriage. Journal of family issues, 18, 124. DOI:10.1177 019251397018002002. Hukum.Unsrat.(2016). UU no. 1 thn 1974 perkawinan.diakses pada tanggal 14 September 2016.https://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm

Olson, D.H., & Defrain, J. (2011). Marriages and Families: Intimacy, diversity and strengthts. (7th ed). Boston : McGraw hill. 84 Kompas, Harian. (2016). Data statistik perceraian diawal pernikahan. Diakses pada tanggal 14 September 2016. https://www.google.co.id/search?q=data+statistik+perceraian+di+aw al+pernikahan+karena+karir+surabaya&spell=1&sa=x&ved=0ahu KEwiqg_ClwILPAhUFu48KHWRlBqAQvwUIFSgA&biw=360&bi h=52. Kuratko, D.F.,& Hodgetts, R.M. (2007).Entrepreneurship (ed ke 7). Canada:Louiseville. Nurbudiyani, I. (2013). Pengembangan model kewirausahaan smk melalui koperasi sekolah (vol. 12, no. 2). Anteriol jurnal. Hal : 46-53 Oktanina, N. (2013). Hubungan antara komitmen kerja dan kesiapan menikah pada wanita dewasa muda yang bekerja.jakarta: Universitas Indonesia. Pallant, J. (2007). SPSS survival manual a step by step guide to data analysis using spss for windows third edition. New York USA:Open University Press. Sarwono, S.W., & Eko, A.M. (2009).Psikologi sosial. Jakarta: Salemba humanika. Santrock,J.W. (1995). Life span development (ed ke 5). Jakarta:Erlangga. Santrock,J.W. (2011). Life span development (ed ke 2).Jakarta :Erlangga.

85 Sugiyono, (2011).Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&M. Bandung, Indonesia.Alfabeta. Septyandari, C. (2013). Hubungan antara perencanaan karir dan kesiapan menikah pada wanita dewasa muda yang bekerja.jakarta:universitas Indoesia. Upton, P. (2012). Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga. Van Vuuren, N. (1994). Wanita dan karir : Bagaimana mengenal dan mengatur karya. Alih bahasa : A.G. Lunandi. Yogyakarta:Kanisius. Wulandari, 2012.Peningkatan entrepreneurship dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran (Volume 2 no:2).jember : ESEI Yulia, A. (2007). Working mom and kids.jakarta: PT. Elex media komputindo.