BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. metode observasi dan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

II. METODELOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

CARA MEMBUAT MEDIA TUMBUH DALAM PENGEMBANGAN MASSAL APH GOLONGAN JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Transkripsi:

49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 ulangan dan perlakuan sebagai berikut: P1: Tanpa perlakuan (Kontrol) P2: Jamu Sidoarjo dengan konsentrasi 50% P3: Jamu Sidoarjo dengan konsentrasi 100% P4: Jamu Madura dengan konsentrasi 50% P5: Jamu Madura dengan konsentrasi 100% 3.2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yang meliputi:1) variabel bebas, 2) variabel terikat dan 3) variabel terkendali. Variabel bebas dalampenelitian ini adalah jenis yaitu jamu keputihan dari Sidoarjo dengan komponen daun sirih, kunyit putih dan pinang, jamu keputihan dari Madura dengan komponen kulit delima dan sambiloto, yang termasukvariabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan jamur Candida albicans, sedangkan variabel terkendali adalah jenis jamur yang digunakan yaitu jamur Candida albicans.

50 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Mei-Juni 2013. 3.4. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi: Cawan petri, Penggaris, Bunsen, Botol semprot, Erlenmeyer, Tabung reaksi, Jarum Ose, hot plate and stirrer Inkubator, Pinset, Mikroskop, Deck glass, obyek glass, autoklaf, beaker glass, micropipet. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi: medium padat agar Sabouraud Dekstrosa, medium PDB (Potato Dextrose Broth), jamu keputihan dari Sidoarjo dan Madura, suspensi jamur Candida albicans, Kertas cakram (Paper disk), Plastik wrap, Alkohol 70 %, kapas, larutan cat anylin crystal violet, larutan cat safranin, aquades dan aluminium foil. 3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Pembuatan Media Media SDA (Sabouroud Dextrose Agar) Media yang digunakan adalah Sabouroud Dextrose Agar (SDA) sebanyak 19,5 g. Media tersebut dilarutkan dalam 300 ml aquades (65 g SDA per 1000 ml aquades). Kemudian dipanaskan menggunakan hot plate and stirrer sampai media tersebut matang dan homogen setelah itu dituang ke tabung reaksi masing-masing

51 diisi dengan media sebanyak ±15 ml dan dibiarkan sampai dingin (Murniana, 2011). Media PDB (Potato Dextrose Broth) Media yang digunakan adalah PDB manual. Bahan yang dibutuhkan yaitu kentang sebanyak 200 g, aquades sebanyak 1000 ml, dan dextrose sebanyak 20 g. Pertama yaitu mengupas kentang dan membersihkannya, lalu memotongnya seperti dadu kecil-kecil. Kemudian memasaknya dalam 1000 ml aquades sampai volume menjadi 500 ml. Selanjutnya menyaring ekstrak kentang dan mengambil filtratnya. Setelah itu memasukkan dextrose dan aquades 1000 ml, kemudian memanaskannya sampai mendidih dan homogeny (Tim penyusun, 2011). 3.5.2. Sterilisasi Alat dan Bahan Apabila pembuatan media telah selesai maka setelah itu disterilisasi bersama-sama dengan cawan petri, aquades dan paper disk dalam autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit (Murniana, 2011). 3.5.3. Pembuatan Stok Jamur Candida albicans Jamur Candida albicans ditanam dalam medium SDA miring, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar selama 24-48 jam. Hasil inkubasi digunakan untuk stok jamur Candida albicans (Nopiyanti, 2011). Selain itu jamur Candida albicans juga ditanam dalam media cair PDB (Potato Dextrose Broth), kemudian diinkubasi selama 7 hari pada suhu kamar. Hasil inkubasi digunakan untuk uji seri pengenceran.

52 3.5.4. Uji Zona hambat Uji zona hambat dilakukan dengan metode dilusi atau uji seri pengenceran tabung, menggunakan 10 tabung reaksi steril (setiap tabung diisi dengan aquades steril sebanyak 9 ml) dengan interval pengenceran 10 kali secara aseptis, yaitu diambil 1 ml suspensi jamur Candida albicans dari media Potato Dextrose Broth (PDB) dengan menggunakan micropipet. Suspensi jamur Candida albicans sebanyak 1 ml diencerkan dari tabung 1 ke tabung 2 dipindah ke tabung 3, dan seterusnya sampai tabung 10. Setelah itu hasil pengenceran tersebut dituang ke cawan petri yang telah disterilkan sebelumnya dan ditambahkan media SDA diatasnya lalu ditunggu sampai padat. Apabila media telah padat, maka selanjutnya memasukkan paper disk yang telah direndam dengan jenis jamu dan konsentrasi berbeda selama 30 menit. Kemudian diinkubasi 24-48 jam pada suhu 37 0 C dan diamati zona hambatnya (Bonang dan Koeswandono, 1982). Penentuan zona hambat dilakukan dengan cara mengamati zona terang yang berada di zona terluar kertas cakram yang mengandung jamu keputihan pada media agar yang telah disetrik jamur Candida albicans. Semakin besar zona hambat (zona terang) maka semakin besar pula kemampuan jenis jamu keputihan untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Cara mengukur zona hambat adalah dengan mengukur zona terluar dari kertas cakram sampai pada batas terluar zona hambat dengan menggunakan jangka sorong atau penggaris (Murniana, 2011). 3.5.5. Uji Kerusakan Dinding Sel Jamur dengan Metode Pewarnaan Pewarnaan jamur Candida albicans dilakukan dalam beberapa tahap. Langkah pertama yaitu mengambil satu ose biakan jamur yang ada di medium cawan petri

53 dan diratakan di atas kaca benda. Kemudian dikering anginkan dan difiksasi dengan Bunsen. Hal ini bertujuan agar biakan jamur melekat pada preparat. Langkah selanjutnya yaitu menetesi kaca benda dengan larutan cat anylin crystal violet. Larutan ini memberikan warna ungu pada dinding sel. Kemudian memanaskan kaca benda yang telah ditetesi larutan tersebut diatas bunsen. Setelah itu dicuci dengan air mengalir. Kemudian ditambahkan lagi dengan larutan cat safranin dan biarkan hingga 10-15 detik. Lalu kembali dicuci dengan air mengalir. Pencucian dengan air ini untuk menghilangkan kelebihan larutan yang tidak dapat diserap oleh biakan jamur. Kemudian, biakan jamur yang telah diwarnai tersebut diamati dibawah mikroskop. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna crystal violet lepas atau luntur sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (Lay, 1994). Apabila dinding sel dalam kondisi baik maka akan berwarna ungu namun apabila dinding sel rusak maka akan berwarna pucat atau tidak berwarna ungu. Semakin besar kerusakan dinding sel maka warnanya akan semakin pucat apabila dibandingkan dengan kontrol. 3.6. Analisis Data Zona hambat yang telah dihitung dianalisis menggunakan uji Anava tunggal. Apabila F hitung > F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan BNT α 0,01.