KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG ANTENA PANJANG (COLEOPTERA:CERAMBYCIDAE) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, JAWA BARAT MIHWAN SATARAL

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG ANTENA PANJANG (COLEOPTERA:CERAMBYCIDAE) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, JAWA BARAT MIHWAN SATARAL

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG CERAMBYCID (COLEOPTERA: CERAMBYCIDAE) DI CAGAR ALAM PANGANDARAN, JAWA BARAT SEPTIANI DEWI ARISKA

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

ANGKA BENTUK DAN MODEL VOLUME KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DIANTAMA PUSPITASARI

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

PERSAMAAN PENDUGA VOLUME POHON PINUS DAN AGATHIS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT WIWID ARIF PAMBUDI

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN

SERANGAN Ganoderma sp. PENYEBAB PENYAKIT AKAR MERAH DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT DEASY PUTRI PERMATASARI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG CERAMBYCID (COLEOPTERA : CERAMBYCIDAE) PADA EMPAT TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI PROVINSI JAMBI FAHRI

Pengaruh Formula dengan Penambahan Bumbu untuk Makanan Rumah Sakit pada Status Gizi dan Kesehatan Pasien LIBER

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

CERAMBYCIDAE (COLEOPTERA) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN KONSERVASI ALAM BODOGOL, TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO, INDONESIA

PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI

ANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA

KOMUNITAS COLLEMBOLA PERMUKAAN TANAH PADA LIMA TIPE HABITAT DI KAWASAN TELAGA WARNA KABUPATEN BOGOR DAN CIANJUR INA TIANA WIDYAWATI

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS GETAH PINUS (Pinus merkusii) EVA DANIAWATI

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH LAKSMI WIJAYANTI

PRAKATA. Purwokerto, Februari Penulis

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,

KEANEKARAGAMAN TEGAKAN HUTAN DAN POTENSI KANDUNGAN KARBON DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS OLEH

MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

LAJU INFILTRASI TANAH DIBERBAGAI KEMIRINGAN LERENG HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT LINGGA BUANA

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)

KERAGAMAN STRUKTUR TEGAKAN HUTAN ALAM TANAH KERING BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN HERI EKA SAPUTRA

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG PADA SEKTOR PERKEBUNAN DI INDONESIA RIZKY PRIMA LUBIS

PRODUKTIVITAS SERASAH DAN LAJU DEKOMPOSISI DI KEBUN CAMPUR SENJOYO SEMARANG JAWA TENGAH SERTA UJI LABORATORIUM ANAKAN MAHONI

ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

Berita Biologi 10(4) - April Keywords: longhorn beetles, Coleoptera, Cerambycidae, Gunung Slamet.

DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT SPONS KELAS DEMOSPONGIAE DI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA KARJO KARDONO HANDOJO

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

PERENCANAAN HUTAN KOTA UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN DI KOTA GORONTALO IRNA NINGSI AMALIA RACHMAN

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM) ASRI BULIYANSIH E

ANALISIS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HAYCKAL RIZKI H.

KARAKTERISTIK Fe, NITROGEN, FOSFOR, DAN FITOPLANKTON PADA BEBERAPA TIPE PERAIRAN KOLONG BEKAS GALIAN TIMAH ROBANI JUHAR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

DEMOGRAFI DAN POPULASI KUMBANG Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) SEBAGAI PENYERBUK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

Autekologi Begonia Liar di Kawasan Remnant Forest Kebun Raya Cibodas NUR AZIZAH Abstrak

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI LERENG GUNUNG LAWU KALISORO, TAWANGMANGU. Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI (Oryza Sativa L.) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH :

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

KAJIAN PROFIL VEGETASI TERHADAP KONSERVASI AIR (ALIRAN BATANG, CURAHAN TAJUK, DAN INFILTRASI) DI KEBUN CAMPUR SUMBER TIRTA SENJOYO SEMARANG

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

PERBANDINGAN UNIT CONTOH LINGKARAN DAN UNIT CONTOH N-JUMLAH POHON DALAM PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DITO SEPTIADI MARONI SITEPU

DISTRIBUSI BENTUK C-ORGANIK TANAH PADA VEGETASI YANG BERBEDA. Oleh : ANRI SUNANTO A

KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS KINERJA DAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PRODUK REKSA DANA YANG DIPERJUALBELIKAN DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK.

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Struktur Komunitas Collembola di Lingkungan Rhizosfer Chromolaena odorata Pada Lahan Vulkanik, Pantai Berpasir, dan Karst SKRIPSI

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI DENGAN SISTEM ROTASI DAN MONOKULTUR DI DESA BANYUDONO BOYOLALI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

PERILAKU ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DAN TAMAN SAFARI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI BERBAGAI TIPE LAHAN SKRIPSI OLEH : ANNA SARI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

PRAKATA. Purwokerto, Februari Penulis. iii

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

TEKNIK PEMANFAATAN ANAKAN ALAM PUSPA (Schima wallichii (DC) Korth) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW), SUKABUMI FITRI APRIANTI

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG ANTENA PANJANG (COLEOPTERA:CERAMBYCIDAE) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, JAWA BARAT MIHWAN SATARAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang (Coleoptera:Cerambycidae) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2015 Mihwan Sataral NIM G352130211

RINGKASAN MIHWAN SATARAL. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang (Coleoptera:Cerambycidae) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan WORO A NOERDJITO. Kumbang antena panjang (Coleoptera: Cerambycidae) adalah serangga penting dalam ekosistem hutan karena ketergantungan mereka pada sumber makanan di berbagai jenis pohon. Dalam ekosistem, kumbang antena panjang memiliki peran penting dalam siklus nutrisi. Beberapa spesies kumbang antena panjang berperan sebagai polinator. Larva kumbang antena panjang, hidup sebagai pengebor kayu, yang cenderung memilih kayu mati atau kering yang sedang melapuk, dan beberapa spesies diketahui sebagai hama. Kumbang antena panjang juga dapat berperan sebagai indikator suatu kawasan hutan. Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki berbagai jenis tegakan pohon, diantaranya Agathis, pinus, dan puspa. Dalam penelitian ini dipelajari keanekaragaman, kelimpahan, dan kesamaan komunitas kumbang antena panjang berdasarkan tipe habitat di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 April 2015 di lima tipe habitat hutan, yaitu hutan puspa, hutan Agathis, hutan pinus, hutan campuran, dan hutan alami. Koleksi kumbang dilakukan pada bulan September dan Oktober 2014 dengan menggunakan perangkap cabang berdaun segar dari tumbuhan nangka (Artocarpus trap) yang diikatkan di pohon setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Setiap lokasi penelitian dipasang 10 perangkap dengan jarak antar perangkap sekitar 100 m. Koleksi sampel dilakukan pada hari ke-4, 8, 12, 16, dan 20 pada bulan September dan ke-4, 8, 12, dan 16 pada bulan Oktober, setelah pemasangan perangkap dengan cara memukul (beating) perangkap. Spesimen kumbang diidentifikasi di Laboratorium Entomologi LIPI Cibinong, kemudian diverifikasi dengan spesimen koleksi di Museum Zologicum Bogoriense. Data kumbang dianalisis, meliputi indeks keanekaragaman Shannon- Wiener (H ), indeks kemerataan (E) menggunakan program R versi 3.1.3 dan indeks kesamaan Bray-Curtis menggunakan program PAST (Paleontological Statistics) versi 2.17c. Kurva akumulasi spesies yang diperoleh berdasarkan jumlah koleksi menggunakan program EstimateS versi 9 dengan tingkat kepercayaan 95%. Total jumlah individu kumbang yang didapatkan sebanyak 2065 individu, terdiri dari 7 tribe, 12 genus, dan 16 spesies. Jumlah individu kumbang tertinggi terdapat di hutan Agathis (655 individu), diikuti hutan campuran (416 individu), hutan alami (386 individu), hutan pinus (364 individu), dan hutan puspa (244 individu). Beberapa spesies memiliki jumlah individu tinggi, yaitu Sybra binotata (1247 individu), Ropica strandi (249 individu), Acalolepta rusticatrix (178 individu), Sybra fuscotriangularis (146 individu), dan Pterolophia melanura (129 individu). Keanekaragaman kumbang tertinggi ditemukan pada habitat hutan alami (H' = 1,80), diikuti hutan pinus (H'= 1,62), hutan campuran (H'= 1,267), hutan puspa (H'= 1,028), dan hutan Agathis (H'= 0.556). Nilai indeks kemerataan spesies tertinggi ditemukan pada habitat hutan alami (E= 0,750), diikuti hutan pinus (E= 0,703), hutan campuran (E= 0,509), hutan puspa (E= 0,428), dan hutan

Agathis (E= 0,232). Kesamaan komunitas kumbang antena panjang antar habitat berdasarkan indeks kesamaan Bray-Curtis, didapatkan nilai tertinggi (0,75) yaitu antara habitat hutan alami dan hutan pinus. Jumlah individu yang didapatkan pada koleksi bulan September tertinggi pada koleksi hari ke-8 dan rendah pada koleksi hari ke-20. Pada koleksi bulan Oktober, jumlah individu tertinggi dikoleksi pada hari ke-8 dan rendah pada koleksi pada hari ke-16. Kumbang C. montanus, R. strandi, S. fuscotriangularis, M. javanicus, N. notatus, dan E. artocarpi merupakan spesies endemik di pulau Jawa. Kumbang Ropica marmorata merupakan catatan baru (new record) mengenai distribusinya di pulau Jawa. Kata kunci: Keanekaragaman, kelimpahan, kumbang antena panjang, Gunung Walat

SUMMARY MIHWAN SATARAL. Diversity and Abundance of Longhorn Beetle (Coleoptera : Cerambycidae) in Gunung Walat Education Forest, West Java. Supervised by TRI ATMOWIDI and WORO A NOERDJITO. Longhorn beetles are important insect in forest ecosystem due to their dependence on food sources in various species of trees. In natural ecosystems, longhorn beetle have an important role in nutrient cycling and some species role as pollinators. Larvae of longhorn beetles are wood borer and tend to choose dead or decaying wood and some species are known as pests. The longhorn beetles can be used as indicator of forest conditions. Gunung Walat Education Forest have various of trees species, included Agathis, pine, and Schima. The aims of this research were to study the diversity and abundance of longhorn beetles communities in different types of plantation forest at Gunung Walat Education Forest, West Java. The study was conducted on September 2014 April 2015 in five types of forest, i.e. Schima forest, Agathis forest, pine forest, mixed forest, and natural forest in Gunung Walat Education Forest, West Java. Longhorn beetles were collected in September and October 2014, using branch of jackfruit (Artocarpus trap) with fresh leaves that tied up to tree trunk as high as 1.5 m from the ground. In each type of forest was set up 10 traps and the distance between the trap was approximately 100 m. Collection of longhorn beetles were conducted on days 4, 8, 12, 16, and 20, respectively in September and days 4, 8, 12, and 16 respectively in October, after traps setup by using beating method. The beetle specimens were identified in the Laboratory of Entomology, Indonesian Institute of Science (LIPI) Cibinong and were verified with the specimen references in Museum Zoologicum Bogoriense. Data of longhorn beetles were analyzed using Shannon-Wiener index (H'), evenness index (E) using R program version 3.1.3 and Bray-Curtis similarity index by using PAST program version 2.17c. The species accumulation curve was contructed based on time of collections by using EstimateS 9, with 95% confidence level. A total of 2065 individuals were found from this study, consisted of 7 tribes, 12 genera, and 16 species. The highest number of individuals was found in Agathis forest (655 individuals), followed by mixed forest (416 individuals), natural forest (386 individuals), pine forest (364 individuals), and Schima forest (244 individuals). Some species have a high abundance, i.e. Sybra binotata (1247 individuals), Ropica strandi (249 individuals), Acalolepta rusticatrix (178 individuals), Sybra fuscotriangularis (146 individuals), and Pterolophia melanura (129 individuals). The highest diversity of longhorn beetle was in natural forest (H'=1.80), followed by pine forest (H'=1.62), mixed forest (H'=1.267), Schima forest (H'=1.028), and Agathis forest (H'=0.556). The evenness of beetles was highest in natural forest (E= 0.750), followed by pine forest (E= 0.703), mixed forest (E= 0.509), Schima forest (E= 0.428), and Agathis forest (E= 0.232). Based on the Bray-Curtis similarity index, similarity of longhorn beetles was highest between natural forest and pine forest (0,75).

The number of individuals collected in September, was highest in day 8 and lowest in day 20. In October, the number of individuals was highest in day 8 and lowest in day 16. Beetles, Cleptometopus montanus, Ropica strandi, Sybra fuscotriangularis, Myagrus javanicus, Notomulciber notatus, and Exocentrus artocarpi are endemic species in Java and Ropica marmorata is a new record of distribution in Java island. Keywords: Diversity, abundance, longhorn beetles, Gunung Walat

Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUMBANG ANTENA PANJANG (COLEOPTERA:CERAMBYCIDAE) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, JAWA BARAT MIHWAN SATARAL Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biosains Hewan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Rika Raffiudin, MSi

Judul Tesis : Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang (Coleoptera : Cerambycidae) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat. Nama : Mihwan Sataral NIM : G352130211 Disetujui oleh Komisi Pembimbing Dr Tri Atmowidi, MSi Ketua Prof Dr Woro A. Noerdjito Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Biosains Hewan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Ir RR Dyah Perwitasari, MSc Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Ujian: 10 Agustus 2015 Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga tesis dengan judul Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang (Coleoptera:Cerambycidae) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan September 2014. Penelitian ini terlaksana atas bantuan dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Tri Atmowidi dan Prof Dr Woro Anggraitoningsih Noerdjito selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran, nasihat serta bimbingan selama penelitian di lapangan dan penulisan tesis. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Rektor Universitas Tadulako, Dekan Fakultas MIPA, dan Ketua Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNTAD yang telah memberikan rekomendasi untuk melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). 2. Institut Pertanian Bogor Rektor dan Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) atas izin untuk melanjutkan studi pada Mayor Biosains Hewan. 3. Ketua Program Studi Biosains Hewan, staf pengajar serta laboran atas segala ilmu, bimbingan dan fasilitas yang telah diberikan selama studi. 4. Direktur Eksekutif dan Staf Hutan Pendidikan Gunung Walat Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB) atas izin dan fasilitas yang diberikan selama melaksanakan penelitian. 5. Kepala Divisi Zoologi, Peneliti dan Staf di Laboratorium Entomologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong yang telah menyediakan fasilitas dan membantu dalam proses identifikasi spesimen. Terimakasih penulis sampaikan kepada Endang Prasetyawati Wahyunungsih SSi, Rizaldi SPd MSi, Andi Dewi Riska, Matius Paundanan SSi dan Rahmat Pangestu SSi yang telah membantu dalam proses koleksi sampel di lapangan, serta teman-teman BSH angkatan 2013 atas kerjasama dan persahabatan selama ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Sulawesi Tengah atas bantuan dan kerjasamanya. Ungkapan terimakasih dan kecintaan kepada ayah, ibu, istri, kakak dan seluruh keluarga atas segala do a, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Bogor, Oktober 2015 Mihwan Sataral

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 2 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE 3 Waktu dan Lokasi Penelitian 3 Pengumpulan Spesimen Kumbang 4 Preservasi dan Identifikasi Spesimen Kumbang 5 Analisis Data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Hasil 6 Keanekaragaman dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang 6 Pembahasan 11 SIMPULAN 14 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 30

DAFTAR TABEL 1 Jumlah spesies dan individu kumbang antena panjang yang ditemukan di hutan pinus (HPi), Agathis (HAg), puspa (HPu), campuran (HCa), dan hutan alami (HAl). 7 2 Matriks kesamaan komunitas kumbang antena panjang antara habitat hutan pinus (HPi), hutan Agathis (HAg), hutan puspa (HPu), hutan campuran (HCa), dan hutan alami (HAl) berdasarkan indeks Bray- Curtis menggunakan metode Bray-Curtis distance. 9 DAFTAR GAMBAR 1. Lokasi pengambilan sampel kumbang antena panjang di Hutan Pendidikan Gunung Walat; hutan pinus (A), hutan puspa (B), hutan Agathis (C), hutan campuran (D), dan hutan alami (E). 4 2. Desain pemasangan Artocarpus trap yang digunakan untuk pengumpulan spesimen kumbang. = Perangkap, AT = Artocarpus trap, 1-10 menunjukan nomor perangkap 5 3. Perangkap cabang tumbuhan nangka Artocarpus trap yang diikatkan pada pohon (a) dan pengumpulan spesimen kumbang dengan metode beating (b). 5 4. Kumbang antena panjang yang terkoleksi di HPGW: Ropica marmorata (a), R. strandi (b), R. honesta (c), Sybra binotata (d), S. fuscotriangulaaris (e), Apomecynini sp. (f), P. melanura (g), P. uniformis (h), N. notatus (i), G. sticticollis (j), A. rusticatrix (k), P. bipuncatus (l), E. luscus (m), M. javanicus (n), E. artocarpi (o), dan C. montanus (p). 8 5. Dendogram kesamaan komunitas kumbang antena panjang pada habitat hutan pinus (HPi), hutan Agathis (HAg), hutan puspa (HPu), hutan campuran (HCa) dan hutan alami (HAl) berdasarkan matriks Bray- Curtis menggunakan metode pair-group average. 9 6. Jumlah individu kumbang antena panjang yang didapatkan pada habitat hutan pinus (HPi), hutan Agathis (HAg), hutan puspa (HPu), hutan campuran (HCa), dan hutan alami (HAl) berdasarkan waktu koleksi; koleksi bulan September (a), dan koleksi bulan Oktober (b). 10 7. Jumlah spesies kumbang antena panjang yang didapatkan pada habitat hutan pinus (HPi), hutan Agathis (HAg), hutan puspa (HPu), hutan campuran (HCa), dan hutan alami (HAl) berdasarkan waktu koleksi; koleksi bulan September (a) dan koleksi bulan Oktober (b). 11 8. Kurva akumulasi spesies kumbang antena panjang pada keseluruhan habitat setiap koleksi berdasarkan data observasi dan estimasi Jacknife- 2. 12

DAFTAR LAMPIRAN 1 Kunci determinasi subordo dan famili dari ordo Coleoptera 19 2 Karakter subordo kumbang; (a) Adephaga, (b) Polyphaga. 19 3 Karakter famili kumbang; (a) Curculionoidea, (b) Chrysomeloidea. 19 4 Karakter famili kumbang; (a) Chrysomelidae, (b) Cerambycidae. 20 5 Kunci determinasi untuk subfamili dari famili Cerambycidae. 20 6 Sketsa karakter morfologi subfamili Lamiinae dalam famili Cerambycidae; Necydalinae (a), Parandrinae (b), Prioninae (c), Dorcasominae (d), Lepturinae (e), Spondylidinae (f), Cerambycinae (g), dan Lamiinae (h), menggunakan software Snapstouch (http://www.snapstouch.com/sketch.aspx). Sumber gambar: Slipinski dan Escalona 2013; Nearns et al. 2015). 21 7 Deskripsi morfologi kumbang antena panjang. 22 8 Kunci determinasi tribe dan spesies dari subfamili Lamiinae. 26 9 Morfologi tribe dari subfamili Lamiinae; Apomecynini (a), Pteropliini (b), Gnomini (c), Agapanthiini (d), Monochamini (e), Homonoeini (f), dan Pogonocherini (g). 27

PENDAHULUAN Latar Belakang Serangga mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan hutan dan dapat digunakan sebagai indikator kondisi ekosistem hutan. Pembukaan hutan untuk lahan pertanian atau keperluan lainnya menyebabkan penurunan kelimpahan dan keragaman spesies hutan (Sutrisno 2010). Kumbang merupakan kelompok serangga yang berperan penting dalam struktur trofik (Dagobert et al. 2008). Kumbang antena panjang famili Cerambycidae merupakan salah satu kelompok kumbang yang paling beragam dengan lebih dari 35.000 spesies. Di Indonesia, sekitar 800 spesies kumbang antena panjang telah dilaporkan dari hutan dataran rendah di Kalimantan Timur (Makihara et al. 1999), 128 spesies dari Taman Nasional Gunung Halimun (Makihara et al. 2002), 178 spesies tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (Makihara dan Noerdjito 2004), 38 spesies dari Taman Nasional Gunung Ciremai (Noerdjito 2008), 13 spesies dari Kebun Raya Bogor (Noerdjito 2010), 38 spesies didapatkan dari bagian selatan Gunung Salak (Noerdjito 2012), dan 72 spesies dari perkebunanan masyarakat dan hutan karet di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi (Fahri 2013). Sebagian besar larva spesies kumbang antena panjang hidup sebagai pengebor kayu, yang cenderung memilih kayu mati atau kering yang sedang melapuk (Hanks 1999; Noerdjito 2010; Raje et al. 2012). Kumbang dewasa merupakan pemakan nektar, pucuk daun, dan kulit kayu (Noerdjito 2011). Beberapa jenis kumbang ini hidup pada kayu tanaman industri, sehingga dianggap sebagai hama (Noerdjito 2010). Beberapa spesies kumbang ini juga mempunyai tumbuhan inang spesifik, namun beberapa spesies dapat hidup pada berbagai tumbuhan (Waqa-Sakiti et al. 2013). Kumbang antena panjang menggunakan reseptor penciuman untuk menemukan tanaman inang yang cocok (Linsley 1959; Goldsmith et al. 2007). Kumbang antena panjang berperan penting dalam proses dekomposisi dan siklus hara untuk keseimbangan ekosistem hutan (Nieto dan Alexander 2010). Beberapa spesies kumbang ini berperan sebagai polinator (Gutowski 1990; Hawkeswood dan Turner 2007). Populasi spesies kumbang ini bervariasi, tergantung tipe hutan (Maeto et al. 2002; Ohsawa 2004) dan luasan hutan (Pavuk dan Wadsworth 2013). Kehidupan kumbang antena panjang sangat tergantung pada tumbuhan, sehingga kumbang ini dapat dipakai sebagai indikator suatu kawasan hutan (Ohsawa 2010; Noerdjito 2011; Lachat et al. 2012). Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan hutan pendidikan yang dikelola oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 1969 sesuai Surat Keputusan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1973, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian, IPB mendapatkan hak pengelolaan sepenuhnya atas HPGW (Damayanti 2003). HPGW merupakan salah satu hutan pendidikan yang memiliki tujuan edukasi khusus, namun kini telah memiliki tujuan yang luas. Selain tujuan pelestarian hutan, HPGW menghasilkan hasil hutan bukan kayu.

2 Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak pada ketinggian 500-700 mdpl dengan kondisi topografi bergunung (98 ha), berbukit (42 ha), bergelombang (23 ha), berombak (9 ha), dan datar (4 ha) dengan luas total area saat ini sekitar 349 ha (Syaufina et al. 2007). Vegetasi di kawasan ini didominasi oleh beberapa jenis pohon yang sebagian besar adalah hutan tanaman yang ditanam sejak tahun 1958, yaitu Agathis (Agathis loranthifolia), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima walichii) (Roslinda 2002; Haneda dan Firmansyah 2012). Jenis pohon yang ada di kawasan ini memberikan kontribusi terhadap kehidupan hewan termasuk serangga. Sejauh ini, penelitian mengenai kumbang antena panjang di HPGW belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian mengenai serangga yang telah dilakukan di HPGW yaitu keanekaragaman jenis lebah (Purawidjaja dan Muntasib 1989) dan keanekaragaman arthropoda tanah (Syaufina et al. 2007). Kumbang antena panjang dapat berperan sebagai indikator suatu kawasan hutan dan juga sebagai hama bagi tanaman industri. Oleh karena itu, perlu adanya kajian mengenai keanekaragaman dan kelimpahan kumbang antena panjang di HPGW. Perumusan Masalah Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan salah satu hutan pendidikan yang memiliki berbagai tipe hutan. Variasi tipe habitat yang terdapat di HPGW berpengaruh terhadap keberadaan kumbang antena panjang. Kumbang antena panjang adalah spesies penting dalam ekosistem hutan karena sumber pakan kumbang ini tergantung pada berbagai jenis pohon. Pengaruh tipe terhadap keanekaragaman dan kelimpahan kumbang antena panjang dipelajari dalam penelitian ini Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan kelimpahan kumbang antena panjang pada habitat hutan pinus, hutan Agathis, hutan puspa, hutan campuran, dan hutan alami di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data awal mengenai keanekaragaman dan kelimpahan kumbang antena panjang pada beberapa tipe habitat. Pengaruh tipe hutan terhadap populasi kumbang antena panjang juga dapat diketahui. Data yang didapatkan juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam usaha konservasi kumbang antena panjang dan habitatnya.