1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat ditingkatkan melalui salah satu cara yaitu melalui sebuah pendidikan. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negaranya. Sesuai dengan UU Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri serta ketrampilan yang diperlukan. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui pendidikan formal, salah satunya melalui sekolah. Susanto (2013:185) menuliskan bahwa pembelajaran di sekolah merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. 1
2 Di sekolah dasar, terdapat berbagai macam mata pelajaran salah satunya matematika. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena matematika merupakan mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu matematika sebagai disiplin ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa terutama sejak usia sekolah dasar. Siswa sekolah dasar menurut Piaget (Heruman, 2011:1) berada pada fase opersional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap panca indra. Dalam pembelajaran matematika, setiap konsep yang abstrak baru dipahami siswa, perlu diberi penguatan agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pembelajaran matematika tidak hanya sebagai transfer of knowledge yang mengandung makna bahwa siswa sebagai objek belajar, namum hendaknya siswa menjadi subjek belajar. Pada pembelajaran matematika guru berperan sebagai pembimbing bukan pemberi tahu agar siswa bisa menemukan sendiri berbagai konsep dan pengetahuan yang dipelajari dalam matematika. Susanto (2013:187) menuliskan bahwa guru menempati posisi kunci dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa
3 mencapai tujuan secara optimal serta guru harus mampu menempatkan dirinya secara dinamis dan fleksibel sebagai informan, transformator, organizer, serta evaluator bagi terwujudnya kegiatan belajar siswa yang dinamis dan inovatif. Berdasarkan pengamatan di kelas V SD Negeri 1 Tiparkidul, ditemukan permasalahan yang terjadi pada siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika yaitu siswa memiliki motivasi yang rendah pada saat pembelajaran. Motivasi yang rendah pada saat pembelajaran terlihat dari: 1) siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, 2) pada saat awal pembelajaran siswa tampak memperhatikan penjelasan guru, namum lamalama siswa terlihat mulai bosan, seperti mencoret-coret atau menggambar di bukunya, dan ada pula siswa yang bercerita dengan teman saat pembelajaran berlangsung, sehingga kelas menjadi gaduh, 3) siswa terlihat tertib dan tenang dalam mengerjakan tugas jika diawasi guru, 4) siswa mudah putus asa ketika mendapatkan soal yang sulit atau tidak bisa dikerjakan, sehingga siswa lebih memilih melihat jawaban teman, 5) siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, ketika pembelajaran sering ada waktu hening dan suara gurulah yang paling sering terdengar. Permasalah yang terjadi pada siswa disebabkan dalam pembelajaran guru langsung memberikan drill informasi tentang materi yang sedang dipelajari dan pembelajaran juga masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Dalam menyajikan materi guru jarang menggunakan metode atau model yang bervariasi. Guru lebih
4 sering menyajikan materi dengan metode ceramah dan jarang menggunakan media sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Permasalahan tersebut mengakibatkan materi yang disampaikan dalam pembelajaran matematika tidak diterima siswa dengan baik sehingga mengakibatkan mengapa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih belum memuaskan. Hal ini di ungkapkan oleh guru kelas V SD Negeri I Tiparkidul yang menyebutkan bahwa nilai mata pelajaran matematika yang diperoleh siswa masih belum memuaskan karena masih banyak siswa yang belu mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran matematika kelas V semester I tahun pelajaran 2015/2016. Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai UTS Matematika Nilai Jumlah Siswa Persentase Kriteria <70 35 92,1% Tidak Tuntas >70 3 7,9% Tuntas UTS yang diikuti 38 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 25 siswi perempuan menunjukan bahwa terdapat 3 siswa yang mampu mencapai KKM, sedangkan 35 siswa dinyatakan belum mampu mencapai KKM. Untuk dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, guru perlu menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran matematika. Setelah berdiskusi guru bersama peneliti telah sepakat untuk memilih metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
5 Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode lain. Menurut Sanjaya (2010:152) metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran yang lebih konkret. Melalui penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran matematika diharapkan siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari dalam matematika. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijadikan landasan peneliti untuk meneliti motivasi dan prestasi belajar siswa melalui metode demonstrasi pada materi mengenal sifat-sifat bangun datar di kelas V SDN 1 Tiparkidul, Ajibarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran matematika materi mengenal sifat-sifat bangun datar kelas V SD Negeri 1 Tiparkidul Tahun Pelajaran 2015/2016?
6 2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika materi mengenal sifat-sifat bangun datar kelas V SD Negeri 1 Tiparkidul Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas V SD Negeri 1 Tiparkidul Tahun Pelajaran 2015/2016 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas V SD Negeri 1 Tiparkidul Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika melalui metode demonstrasi.
7 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Siswa menjadi lebih termotivasi mengikuti pembelajaran matematika sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. 2) Siswa lebih senang untuk mengikuti pembelajaran matematika karena banyak dilibatkan dalam pembelajaran b. Bagi guru Sebagai pengetahuan mengenai pembelajaran melalui metode demonstrasi yang dapat menciptakan pembelajaran matematika yang membantu guru dalam menanamkan konsep untuk lebih meningkatkan keprofesionalan dalam mengajar c. Bagi sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika. d. Bagi peneliti Menambah pengalaman bahwa sebagai pendidik harus selalu berinovasi untuk mencerdaskan siswa sebagai generasi penerus bangsa.