1
2 FACTOR OF THRUSTER SOCIETY CHOOSING UTILIZING GROUNDWATER IN DUSUN MANGGIS BATHIN III DISTRICT BUNGO REGION By : Noni Fazria 1 Helfia Edial 2 Elvi Zuriyani 3 1.geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to identify and analyze the factors driving people choose utilizing groundwater in Dusun Manggis Bathin III district Bungo region, visits of public knowledge about the terms of clean water and healthy, the reason people use groundwater and public knowledge about water quality. This type of research is a method of combination (mixed method). Population this study is on local community Dusun Manggis Bathin III district Bungo region totaled 272 households. Samples were taken by proportional random technique sampling with proportion of 20% so that the total sample of 54 households. Collecting data using questionnaires and interviews, analysis used is descriptive statistics using the percentase interactive model analysis. The results showed as follows; 1) Public awareness of the requirements of clean water and healthy in Dusun Manggis Bathin III district Bungo region include both knowing the requirements for clean water suitable for consumption in terms of physical, chemical and biological as well as find out about the terms of the minimum distance sources of clean water with WC and a garbage disposal, 2) The reason people use ground water as a source of water for ground water used for bathing, washing and toilet facilities, and easy to obtain them, the distance of water resources, in Dusun Manggis distance PDAM generally more than 3 km, enough to eat and shower, but the availability of ground water at this time began to decrease and there is no health risk with the use of groundwater and 3) Quality of groundwater used in Dusun Manggis Bathin III district Bungo region physically qualified but in chemistry and biology has never been tested Key Words: utilizing, groundwater, knowledge, reason of using 1
2 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dasar hukum yang mengatur terkait pemenuhan kebutuhan air adalah UUD 1945 Pasal 33 yang mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara untuk digunakan sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga akses terhadap air merupakan hak asasi manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Millenium Development Goals (MDG s) pada tahun 2000 mentargetkan bahwa pada tahun 2015 akses terhadap sanitasi dasar air bersih yang harus dipenuhi sebesar 68,87%. Sementara data BPS (2014) menunjukkan persentase rumah tangga dengan air minum layak di Indonesia adalah 47, 56% per tahun. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satusatunya zat yang secara alami terdapat dipermukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar (Allafa, 2008). Air bersih adalah air yang tidak menimbulkan dampak negatif bila digunakan untuk suatu keperluan tertentu, air dikatakan bersih bila memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan pengunaannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan air sehari-hari penduduk mengusahakan pembuatan sumur bor atau sumur gali, dalam pembuatan sumur gali untuk keperluan air bersih masyarakat kurang memperhitungkan syarat-syarat air yang baik diantaranya jarak antara sumur dengan septic tank yang berdekatan ataupun jarak antara sumur dengan pembuangan air rumah tangga yang kemungkinan mikroorganisme yang ada meresap ke dalam air sumur. Sumur yang sangat dangkal juga bisa terkontaminasi dengan bahan-bahan pencemar yang terdapat di sekitar sumur. Sumur dangkal (shallow wells) yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter sedangkan sumur dalam (deep wells) yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter. Kualitas air tanah di tentukan juga oleh faktor lingkungan di antaranya jenis tanah, vegetasi, keadaan fisik air tanah yang meliputi warna, rasa, bau, kekeruhan, suhu, serta keadaan kimia air tanah yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Kabupaten Bungo merupakan daerah berkembang, dengan luas daerah 4.659 km2 dan pembangunan yang masih berkelanjutan. Dengan adanya pembangunan maka populasi di daerah ini terus bertambah dengan jumlah penduduk 303.135 jiwa pada tahun 2010. Hal ini menyebabkan penggunaan air makin bertambah, baik air PDAM maupun air sungai dan sumur. Masyarakat memanfaatkan air untuk berbagai keperluan rumah tangga maupun sehari-hari. Pemanfaatan air yang dilakukan oleh masyarakat menyebabkan kualitas air menjadi berkurang, baik air sungai maupun air sumur. Banyak masyarakat di Kabupaten Bungo yang memanfaatkan air tanah sebagai kebutuhan sehari-harinya. Masyarakat banyak mempergunakan air sumur maupun sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Sumur bor harus benar-benar mendapatkan sumber yang asli walaupun pengeborannya dilakukan didekat WC sekalipun. Sumber air tersebut bukan resapan sawah, sungai ataupun air rawa maka dari itu sumur bor tidak akan mengalami kekeringan dan air itu akan tetap bersih tidak akan pernah berubah. Karena mengingat air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air dapat menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning kecoklatan setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat menggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta bercak kuning pada pakaian. Dilihat dari bentang daerah kabupaten Bungo, khususnya daerah Dusun Manggis banyak masyarakat yang menggunakan air sumur maupun sumur bor untuk keperluan sehari-hari daripada memanfaatkan air PDAM. Mengingat daerah Dusun Manggis merupakan daerah rawa, tetapi masyarakat tetap menggunakan air tanah untuk sumber air keperluan sehari-hari. Dari penelitian awal masyarakat beralasan tidak menggunakan air PDAM karena air berbau kaporit yang terlalu keras dan terkadang macet bahkan tidak mengalir, sedangkan air tanah dapat dimanfaatkan kapan saja dan jika menggunakan air sumur tidak mesti bayar tagihan tiap bulan, hanya tagihan listrik yang sedikit bertambah. Meskipun masyarakat mengetahui daerah sekitar Dusun Manggis merupakan daerah rawa tetapi masyarakat masih memanfaatkan air tanah untuk di buat sumur dan airnya di manfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Meskipun terkadang airnya tidak jernih dan mengeluarkan bau tetapi tetap masyarakat masih memanfaatkan air sumur pada daerah
3 rawa itu dari pada memanfaatkan air PDAM. Dan mereka tidak menyadari penyakit yang akan timbul apabila masih mengkonsumsi air tanah pada daerah rawa, baik itu yang ditimbulkan dalam jangka panjang maupun pendek. Berdasarkan kepada latar belakang di atas penulis tertarik untuk melihat, meneliti tentang ketertarikan masyarakat lebih memilih air tanah untuk keperluan sehari-hari dari pada memanfaatkan air PDAM dan mengangkat judul Faktor Pendorong Masyarakat Memilih Memanfaatkan Air Tanah di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang: 1) Pengetahuan masyarakat tentang persyaratan air bersih dan sehat di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, 2) Alasan masyarakat menggunakan air tanah sebagai sumber air minum ditinjau dari kemudahan mendapatkan air, biaya mendapatkan dan resiko kesehatan di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo dan 3) Kualitas air tanah yang dipakai di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed method) yaitu metode yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pada daerah Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo yang berjumlah 272 KK. Sampel penelitian diambil dengan teknik proportional random sampling dengan proporsi 20% sehingga sampel berjumlah 54 KK. Informan penelitian adalah orang yang mengetahui tentang kualitas air bersih di Kabupaten Bungo yaitu Dinas Kesehatan dan masyarakat pengguna air. Sesuai dengan penelitian yang ditemukan, teknik analisis ini adalah deskriptif dengan penghitungan persentase dengan rumus sebagai berikut: P = x 100% Sumber : Arikunto: 2006 Kualitas air dianalisa dengan adalah analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis) HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, pengetahuan masyarakat tentang persyaratan air bersih dan sehat di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo termasuk baik, karena masyarakat mengetahui persyaratan tentang warna, bau, rasa, kekeruhan dan suhu yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh dan suhu kurang dari suhu udara. Masyarakat juga tahu jarak minimal sumber air bersih dengan WC dan tempat pembuangan sampah yaitu > 20 m. Menurut Sutrisno (2007), temperatur air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya. Temperatur air yang melebihi standar atau kurang menimbulkan pencemaran, pertumbuhan mikroorganisme serta perkembangannya bakteri dalam air (Sutrisno, 2007). Suhu air tanah maksimum diperbolehkan adalah sama dengan suhu udara daerah setempat. Fardiaz (2002) membedakan warna atas dua macam yaitu: (1) warna sejati yang disebabkan oleh adanya bahan terlarut, (2) warna semu yang disebabkan oleh adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi termasuk di antaranya bersifat koloid. Selanjutnya (Sutrisno, 2007) menyatakan air yang normal tidak mempunyai rasa, timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh polusi. Air yang mempunyai bau yang tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal, karena itu air mimun harus sesuai dengan standar persyaratan air minum yang menyangkut bau dan rasa yang ditetapkan oleh WHO dan US Public Health Service (Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS) menyatakan bahwa air minum tidak boleh berbau dan berasa. Air dikatakan keruh apabila air tersebut banyak mengandung partikel yang tersuspensi sehingga memberikan warna, bau, dan rupa yang berlumpur/kotor. Bahan yang menyebabkan kekeruhan air di antaranya: tanah liat, lumpur dan bahan-bahan organik lainnya Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia tahun 2010 menyatakan bahwa Sarana air bersih adalah semua sarana sebagai sarana air bersih bagi pemenuhan rumah yang dipakai sehari-hari. Sarana air bersih yang memenuhi syarat apabila: a) Jarak antara sumber air bersih dengan sumber pengotoran septic tank, tempat pembuangan sampah, dan tempat pembuangan air limbah minimal 11 meter. 2) Pada sumur gali dan bor, diberi tembok kedap air dengan kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dilengkapi tutup dan bibir sumur setinggi ± 70 cm, dan lantai diplester kedap air dalam jarak 1 meter
4 sekeliling atau dari bibir dan 3) Sumber air tersebut harus memiliki kualitas fisik, kimia, dan biologi yang memenuhi syarat kesehatan. Kedua, alasan masyarakat menggunakan air tanah sebagai sumber air minum karena air diperlukan untuk mandi, cuci dan kakus dengan jumlah anggota keluarga yang memanfaatkan air minimal 3 orang. Berkaitan dengan jarak sumber air, di Dusun Manggis jarak air bersih umumnya lebih dari 3 km, saat ini air tanah mencukupi untuk makan dan mandi karena air lancar, namun ketersediaan air tanah saat ini mulai berkurang. Untuk air bersih masyarakat masih menggunakan sumber lain dengan biaya rata-rata Rp 30.000.000 Rp 50.000/bulan. Berkaitan dengan resiko kesehatan, penggunaan air tanah tidak beresiko bagi kesehatan masyarakat karena masyarakat sehat dan tidak ada sakit. Schleich, Joachim (2007) menyatakan konsumsi air bersih rumah tangga dipengaruhi oleh: tarif/harga air, pendapatan perkapita, jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk, musim/iklim, suhu. Sedangkan menurut Kamen dan Darr (Alimah dan Putro, 2013) beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam mempengaruhi tingkat konsumsi air rumah tangga antara lain: ukuran rumah tangga, pendapatan perkapita, perkembangan wilayah, tipe meteran, pendidikan responden, kepadatan ruang, cakupan pelayanan.santika (2009) Untuk mendapatkan air sebagai barang publik, konsumen harus mengeluarkan sejumlah pengorbanan ( harga ) untuk mendapatkannya. Sebenarnya harga ini adalah harga rata-rata dari pengeluaran agar penyediaan air sampai ke konsumen. Komponen dari biaya diantaranya adalah biaya penyimpanan, transfer, pendistribusian, pemompaan dari dalam tanah. Harga ini sebenarnya tidak mencerminkan biaya produksi karena air tidak diproduksi melainkan pemberian dari alam yang harus dijaga bersama. Dengan dasar pertimbangan ini, harga air yang dibayarkan oleh konsumen tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan harga komoditas lainnya yang tercipta di pasar. Selanjutnya Azhar (2014) buruknya akses terhadap air minum berhubungan dengan meningkatnya beberapa kasus penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui air yaitu diare dan kolera, dan tifus. Ketiga, kualitas air tanah yang dipakai di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, dari segi kualitas fisik, air tidak berasa dan tidak berbau, air tidak berwarna dan tidak keruh. Kualitas dari segi kimia dan biologi belum diketahui karena belum diuji ke lembaga yang berwenang. Effendi (2003) Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (ph, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum dalam Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1 yaitu air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kesehatan air minum sebagaimana dimaksud pada pasal (1) meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik Kesimpulan 1. Pengetahuan masyarakat tentang persyaratan air bersih dan sehat di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo termasuk baik karena mengetahui persyaratan untuk air bersih yang layak untuk dikonsumsi dari segi fisik, kimia dan biologi serta mengetahui tentang syarat jarak minimal sumber air bersih dengan WC dan tempat pembuangan sampah 2. Alasan masyarakat menggunakan air tanah sebagai sumber air karena air tanah digunakan untuk mandi, cuci dan kakus serta mudah mendapatkanya, mencukupi untuk makan dan mandi karena air lancar, namun ketersediaan air tanah saat ini mulai berkurang dan tidak ada resiko kesehatan dengan penggunaan air tanah. 3. Kualitas air tanah yang dipakai di Dusun Manggis Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo secara fisik memenuhi syarat tetapi secara kimia dan biologi belum pernah diuji. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan : 1. Diharapkan pada masyarakat pengguna air tanah untuk melakukan pemeliharaan sumber air tanah agar tetap dapat dimanfatkan. 2. Diharapkan kepada pemerintahan atau instansi terkait untuk melakukan uji kualitas air tanah yang digunakan masyarakat supaya tidak mengakibatkan resiko pada masyarakat.
5 3. Bagi peneliti selanjutnya, untuk dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Alaerts G, Sri Simestri Santika. 2009. Metoda Penelitian Air. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pnelitian. Rineka Cipta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 Sutrisno, Totok. 2007. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.