BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari berbagai uraian yang penulis tulis di atas, dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDA ACEH NOMOR 81/PID.B/2015/PN.BNA TENTANG PENODAAN AGAMA

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

OLEH : Dr. M. ADI TOEGARISMAN JAKSA AGUNG MUDA BIDANG INTELIJEN.

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1965 TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PNPS TAHUN 1965 TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

SKB GAFATAR & SKB AHMADIYAH (TINJUAN TEOLOGIS ) Oleh: Prof. H. Abd. Rahman Mas ud, Ph.D Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

BAB III SANKSI HUKUM TERHADAP PELAKU PENODAAN AGAMA DALAM KETENTUAN HUKUM DI INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

P U T U S A N. Nomor : 620/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Jakarta, 6 Agustus Kepada Yang Terhormat:

RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA SE-INDONESIA TAHUN 2018

BAB IV ANALISIS HUKUM TATA NEGARA INDONESIA DAN FIQH SIYASAH TERHADAP SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 1983/49, TLN 3262]

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

APA ITU CACAT HUKUM FORMIL?

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

BAB l PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-undang Dasar 1945

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

BAB II SANKSI TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA DALAM HUKUM PIDANA ISLAM. A. Tindak Pidana Penodaan Agama dalam Hukum Pidana Islam

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGEDARAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

Menyoal Delik Penodaan Agama dalam Kasus Ahok. Husendro Hendino

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya disamping. pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi.

Bahan Bacaan TINDAK PIDANA TERHADAP AGAMA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA. Oleh: Prof. Dr. Barda Nawawie,

BAB IV ANALISIS PENETAPAN PA SIDOARJO NOMOR. 94/PDT.P/2008/PA.SDA TENTANG PERUBAHAN NAMA SUAMI DALAM PERKAWINAN

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XV/2017 Kewenangan Pemerintah dalam Menetapkan Aliran Kepercayaan Terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

BAB III KASUS PENODAAN TERHADAP AGAMA DI INDONESIA. 1. Kasus Basuki Tjahja Purnama (Ahok) Tempat Tanggal Lahir : Belitung, 29 Juni 1966

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 1 mengatakan bahwa kekuasaan kehakiman

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

MANUSIA, AGAMA, DAN ISLAM. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

peradilan dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Dalam hal ini, untuk

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

JUSTICE COLLABORATORS DALAM HUKUM POSITIF DAN FIQH JINAYAH

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA [LN 1997/10, TLN 3671]

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILA N NEGERI MEDAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENGEDARAN MATA UANG PALSU

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana, pertanggungjawaban pidana, dan pidana. (Tri Andrisman : 9 ). Penegakan

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191]

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

BAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH. A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

BERITA NEGARA. No.1109, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

Ringkasan Putusan.

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN MENURUT UU RI NOMOR 13 TAHUN 2006 DAN FIQH SIYASAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tata Cara Pelaksanaan Putusan Pengadilan Terhadap Barang Bukti

Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

Delik Penodaan Agama Islam di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

FATWA FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 6 Tahun 2016 Tentang ALIRAN GERAKAN FAJAR NUSANTARA (GAFATAR)

BAB I LATAR BELAKANG. yang diajukan oleh warga masyarakat. Penyelesaian perkara melalui

kearah yang tidak baik atau buruk. Apabila arah perubahan bukan ke arah yang tidak

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III DASAR HUKUM PEMBERHENTIAN TIDAK TERHORMAT ANGGOTA KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT PERPRES NO 18 TAHUN 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai uraian yang penulis tulis di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Nomor: 81/Pid.B/2015/PN.Bna Tentang Penodaan Agama a. Perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pasal 156a KUHP, yakni : 71 1) Barangsiapa Berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap terdakwa tersebut selama persidangan berlangsung, maka Majelis Hakim berkeyakinan bahwa terdakwa adalah orang yang identitasnya sebagaimana tercantum dalam surat dakwaan Penuntut Umum, karena selama pemeriksaan berlangsung tidak terdapat adanya keberatan maupun sangkalan, sehingga unsur ini harus dinyatakan terpenuhi. 2) Dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat bermusuhan, 71 Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor:81/Pid.B/2015/PN.Bna 76

77 penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia. Ketentuan perbuatan-perbuatan di dalam delik pasal 156a huruf a KUHP juga bersifat alternatif, yaitu: mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat penyalahgunaan atau mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia, yaitu: Budha, Hindu, Islam, Kristen Protestan, Katolik dan kong Hu Cu (Confusius). Maka apabila salah satu dan/atau lebih perbuatanperbuatan sebagaimana dimaksud dalam unsur delik ini telah terpenuhi, maka unsur delik ini dapat dinyatakan telah terbukti. b. Adanya usaha-usaha atau cara-cara yang dilakukan oleh terdakwa secara sadar untuk tetap mempertahankan eksistensi aliran yang telah dilarang di tengah-tengah masyarakat Aceh. 72 Majelis Hakim menilai adanya kesamaan pengalaman sebelumnya sebagai anggota Komunitas Millata Abraham lah yang lebih menjadi daya tarik terdakwa dan saksi-saksi yang sama-sama pernah menjadi pengikut Komunitas Millata Abraham Aceh untuk bertemu dan bergabung kembali dalam organisasi Gafatar, apalagi kemudian dengan diberi wadah organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan dan terstruktur, terdakwa bersama dengan pengurus lainnya menjadi 72 Ibid,

78 lebih solid, lebih leluasa dan dapat bahkan dapat lebih dekat serta membaur di tengah masyarakat Aceh guna mengaktualisasikan dan merealisasikan apa yang telah mereka pelajari dan ikuti ketika masih menjadi anggota Komunitas Millata Abraham tanpa memeperdulikan adanya larangan Pemerintah Aceh bagi penganut, anggota dan/pengurus aliran/ajaran Millata Abraham, termasuk organisasinya untuk menghentikan segala kegiatannya. c. Menjadikan seseorang sebagai Mesias yang artinya pembawa risalah Tuhan. Majelis Hakim berkesimpulan tidak ada satupun dari ketiga agama diatas, yaitu: Yahudi, Kristen/Nasrani, dan Islam yang memaknai Mesias sebagai pembawa risalah Tuan Semsesta Alam untuk menggenapi segala kehendak dan perintahnya bagi umat manusia, terlebih lagi menyebutkan Mesias adalah seorang guru spiritual pembawa risalah Tuan Semesta Alam seseorang yang bernama Ahmad Musadeq. 2. Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Putusan Nomor: 81/Pid.B/2015/PN.Bna Tentang Penodaan Agama 73 a. Perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pasal 156a KUHP 73 Ibid,

79 Perbuatan dianggap atau dikategorikan sebagai jarimah atau tindak pidana dalam syari at Islam, perbuatan tersebut harus memiliki beberapa persyaratan atau beberapa unsur yaitu: 1) Unsur formal (al-rukn al shar i>) 2) Unsur materil (al-rukn al-ma>di>) 3) Unsur moril (al-rukn al- adabi>) Dalam hal ini perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur jarimah dalam Hukum Pidana Islam, maka perbuatan terdakwa telah termasuk dalam jarimah atau tindak pidana. b. Adanya usaha-usaha atau cara-cara yang dilakukan oleh terdakwa secara sadar untuk tetap mempertahankan eksistensi aliran yang telah dilarang di tengah-tengah masyarakat Aceh. Sebagian fuqaha mengatakan bahwa orang murtad yang berulang kali dikenakan hukuman yang lebih berat dan diberi maaf kepada mereka yang baru melakukannya. Terhadap orang murtad diwajibkan bertaubat dengan segera, apabila tidak bertaubat maka hendaknya dijatuhkan hukuman kepadanya. 74 c. Menjadikan seseorang sebagai Mesias yang artinya pembawa risalah Tuhan. Salah satu penyebab orang dikatakan murtad adalah dengan keyakinan tidak mengakui atau ragu-ragu bahwa Muhammad adalah utusan Allah 74 Marjuqi Yahya, Panduan,176.

80 (Rasulullah) dalam menyampaikan petunjuk dan kebenaran kepada seluruh manusia, atau mengingkari salah satu dari Rasul-rasul Allah yang lebih dahulu dari Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini terdakwa memberikan pengertian bahwa Mesias yaitu pembawa risalah Tuan semesta alam yang dalam Islam pembawa risalah adalah Nabi Muhammad Saw dalam organisasi Gafatar adalah Ahmad Musadeq. Maka dengan terpenuhinya unsur tersebut, dalam Hukum Pidana Islam telah masuk dalam jarimah riddah atau murtad yang hukumannya adalah dibunuh setelah diberikan kesempatan untuk bertaubat. B. Saran Adapun saran yang mungkin bermanfaat yang penulis sampaikan dalam bab akhir skripsi ini semoga bermanfaat dan berguna sebagaimana berikut: 1. Para ulama agar memberikan pembinaan dan pembimbingan terhadap para pengurus, pengikut, dan simpatisan eks Gafatar supaya kembali kepada ajaran Islam untuk mempertinggi kewaspadaannya agar tidak terpengaruh oleh aliran sesat. 2. Untuk pemerintah diminta agar tetap menjamin hak keperdataan dari para pengikut, anggota dan pengurus Gafatar, termasuk hak kepemilikan atas aset dan properti.

81 3. Masyaraat dan umat Islam dihimbau dapat menerima kembali para pengikut Gafatar yang mau bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam agar dapat kembali menjadi bagian dari umat Islam. 4. Masyarakat agar senantiasa mengawasi penyebaran ajaran menyimpang dan melaporkan kepada yang berwenang serta tidak melakukan langkahlangkah anarkis.