81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Selain sebagai tempat pariwisata di Pantai Depok juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan atau sering disebut TPI. Tujuan didirikannya TPI yaitu untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan membantu para nelayan menjual ikan-ikan hasil tangkapannya. Nelayan yang berada di Pantai Depok sebagian besar bukan warga Depok dan sekitarnya melainkan warga pendatang yang kebanyakan berasal dari daerah Cilacap yang datang ke Pantai Depok untuk menangkap ikan pada saat musim ikan saja. Tetapi saat tidak musim ikan mereka pergi ke tempat lain, nelayan seperti itu disebut sebagai nelayan Andon. Selain nelayan Andon juga terdapat nelyan asli Pantai Depok yang benar-benar asli penduduk Depok. Nelayan Andon yang berada di Pantai Depok tinggal di rumah-rumah nelayan yang berada di tepi laut, pada saat tinggal di Pantai Depok mereka tidak dipungut biaya tetapi untuk makan mereka mencari sendiri. Nelayan di Pantai Depok juga dibedakan menjadi 2 menurut jenis pekerjaannya, yaitu nelayan darat dan nelayan laut. Kedekatan lingkungan tempat tinggal, kesamaan nasib, kesamaan profesi, dan kesamaan pemikiran merupakan beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya suatu kelompok diantara nelayan-nelayan yang berada di Pantai Depok. Beberapa faktor di atas telah membentuk hubungan dan interaksi sosial
antar nelayan yang lebih menonjolkan sebuah hubungan kerja yang didasarkan atas rasa kebersamaan antar nelayan. Bentuk interaksi antara nelayan bisa dapat berwujud asosiatif, asosiatif meliputi kerjasama dan akomodasi. Kerjasama antara nelayan bisa dilihat jika ada salah satu teman nelayan mereka yang mengalami kerusakan dengan alat melautnya, pasti dengan segera teman nelayan yanng berada di darat langsung menolong nelayan yang mengalami kesulitan tersebut. Bentuk kerjasama lainnya adalah membersihkan pantai secara gotong royong. Hal ini dilakukan agar pengunjung yang datang ke Pantai Depok merasa nyaman disana, terlebih lagi juga untuk menjaga kebersihan laut karena sampah yang berada di tepi pantai jika tidak dibersihkan akan hanyut ke laut dan itu akan menjadikan laut kotor. Akomodasi yang dilakukan para nelayan jika ada masalah berwujud toleransi dan mediasi. Selain asosiatif bentuk interaksi lainnya adalah disasosiatif, disasosiatif meliputi persaingan, kontravensi, konflik. Persaingan yang terjadi antara para nelayan bisa dilihat saat mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan ikan yang banyak agar pendapatan mereka pun juga banyak. Persaingan bentuk lain juga bisa dilihat dengan kepemilikan peralatan melaut yang bagus dan lengkap. Tetapi persaingan yang terjadi antara para nelayan merupakan pesaingan yang sehat. Kontravensi antara nelayan yaitu terjadi ketika salah seorang nelayan merasakan rasa cemburu ataupun iri ketika nelayan lain mendapatkan hasil 82
tangkapan yang lebih banyak dari dirinya. Akan tetapi perasaan tersebut tidak lantas menimbulkan kebencian antar para nelayan karena perasaan tersebut hanya dipendam sendiri atau diceritakan kepada orang terdekatnya. Bentuk disasosiatif lainnya yaitu konflik, pemicu terjadinya konflik yang ada di antara nelayan lebih ke masalah pribadi mereka, hal ini bisa dilihat dengan adanya salah satu nelayan yang merusak jaring temannya sendiri karena masalah pribadi diantara mereka. Bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat tersebut menyikapi keadaan sekitar yang tentunya memiliki banyak perbedaan. Sebagai suatu masyarakat proses asosiatif dan disasosiatif selalu berdampingan karena keadaan suatu masyarakat yang dinamis yang selalu berkembang mengikuti perubahan masyarakat. B. Saran Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai bentuk interaksi nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari Empat Lima Depok Parangtritis Kretek Bantul Yogyakarta, peneliti memberi saran sebagai berikut. 1. Bagi Nelayan a. Menjaga kekompakan dan kebersamaan agar pertentangan dan perselisihan bisa ditekan seminimal mungkin. b. Sebaiknya para nelayan lebih menjaga ucapannya, karena sebagian dari mereka suka berbicara kasar. 83
2. Bagi Pengelola Tempat Pelelangan Ikan a. Sebaiknya tidak membedakan status antara nelayan Andon dan nelayan asli dalam hal apapun terutama dalam pemenuhan fasilitas melaut. b. Sebaiknya koperasi yang ada disana lebih dilengkapi lagi peralatan melautnya, supaya nelayan bisa dengan mudah membelanjakan uangnya untuk membeli keperluan melautnya tanpa harus susah-susah mencari ke tempat lain. 3. Bagi Pengunjung a. Agar menjaga kebersihan pantai selama berkunjung di Pantai Depok b. Menjaga keamanan dan kenyamanan dan tidak berbuat hal-hal yang melanggar norma-norma yang berlaku agar pengunjung lain merasa nyaman. 4. Bagi Pemerintah Daerah a. Supaya pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para nelayan yang berda di Pantai Depok. b. Dalam memberikan bantuan hendaknya pemerintah lebih teliti agar tepat sasaran. 84
DAFTAR PUSTAKA Buku: Bagong Suyatno & Sutinah. (2007). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana. Burhan Bungin. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Elly M. Setiadi & Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi. Bandung: Kencana Prenada Media Group. George Ritzer & Douglas J. Goodman. (2008). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana. Herbitus B. Sutopo. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif : Metodologi Penelitian untuk Ilmu sosial dan Budaya. Surakarta: Depdikbud Universitas Sebelas Maret. Imron Masyuri. (2003). Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan. Jakarta: Rineka Cipta. Kusnadi. (2002). Nelayan Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Utama Press. Lexy J. Moleong. (2008). Rosdakarya. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Margaret M. Poloma. (2004). Persada. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Miles, Matthew B. & A. Michael Hubberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Refika Aditama. Nasution, MA. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Pruit, Dean. G dan Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Ristaka Pelajar 85
Sastrawidjaja. dkk. (2002). Nelayan Nusantara. Jakarta: Pusat Riset Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Soejono Soekanto. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. (1984). Teori Sosiologi Pribadi dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.. (1983). Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajawali. Soleman L. Taneko. 1994. Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: CV Rajawali Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suranto A.W. (2010). Komunikasi Sosial Budaya.Yogyakarta. Syahrial Syarbaini dan Rudiyanto. 2009. Dasar Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu Skripsi: Febry Rahmayanti. H. (2012). Perubahan Interaksi Sosial Pada Masyarakat Pesisir atau nelayan Pulau Galang Kota Batam Pasca Pembangunan Jembatan Barelang. Skripsi. Yogyakarta: FIS UNY. Neni Setyaningsih. (2010). Pola dan Bentuk Interaksi Mahasiswa Multikultural Indekos di dusun Pringgondani Mrican Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIS UNY. Retnowati. (2011). Bentuk Interaksi Antar Pedagang Aksesoris di Emperan Toko (Perko) Malioboro Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIS UNY Internet: Nn. (2000). Pengertian dan arti Tempat Pelelangan Ikan (TPI) secara umum http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30711/4/chapter%20ii.p df. Diakses pada 21 Maret 86