PENGARUH CURING UDARA DAN CURING AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN SLAG NIKEL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN CURING UDARA DAN CURING AIR LAUT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT DAN SUPERPLASTICIZER

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

TEGANGAN LEKAT PADA BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN SERAT BAJA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN VARIASI TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

BAB III LANDASAN TEORI

JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN BETON AIR LAUT OLEH : MUH. ARINIL HIDAYAT D JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini merupakan hasil limbah olahan besi-besi bekas produksi dari PT. Inti General Yaja

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME PADA BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR GERABAH

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

STUDI KEKUATAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR PADA DAERAH PASANG SURUT

JURNAL TUGAS AKHIR VARIASI CURING TERHADAP LEKATAN ANTARA TULANGAN DAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN PASIR LAUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

BAB III LANDASAN TEORI

MIX DESIGN METODE SKSNI MENGGUNAKAN MATERIAL AGREGAT KASAR DAN HALUS DENGAN BERAT JENIS RENDAH

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

BAB IV HASIL DAN ANALISA

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PENGARUH BAHAN KIMIA TAMBAHAN TERHADAP IKATAN AWAL DAN SLUMP BETON

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

HUBUNGAN ANTARA MODULUS ELASTISITAS DENGAN KUAT TEKAN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN MAUPUN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...

Trian Cahyarini 1), Andang Widjaja 2) 1) Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME, FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

NILAI KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI UKURAN DIMENSI BENDA UJI

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

Transkripsi:

JURNAL TUGAS AKHIR PENGARUH CURING UDARA DAN CURING AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN SLAG NIKEL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Oleh : BOBY RAHMAN D 111 12 106 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2017

PENGARUH CURING UDARA DAN CURING AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN SLAG NIKEL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR M.W. Tjaronge (1), Abd. Rahman Djamaluddin (1), Boby Rahman (2). ABSTRAK : Permasalahan sumber daya alam yang semakin berkurang hampir melanda semua negara di dunia. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan penduduk yang meningkat tiap tahunnya. Menurut data PBB, populasi dunia diprediksi akan meningkat lebih dari satu milyar penduduk dalam kurun waktu 15 tahun ke depan (UN, 2015). Untuk mendukung peningkatan populasi membutuhkan infrastruktur pendukung utama seperti perumahan, jalan dan jembatan. Aspek infrastruktur tersebut merupakan aspek yang paling banyak menyerap sumber daya alam dalam pembangunannya. Slag baja yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil limbah olahan nikel bekas produksi dari PT. Vale, Sorowako. Slag yang dihasilkan dapat mencapai 10-15 ton per harinya sehingga merupakan ancaman bagi kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pendayagunaan slag tersebut. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui karasteristik slag nikel, apakah dapat digunakan untuk menggantikan agregat kasar dalam pembuatan beton atau tidak.. Penelitian dilakukan dengan menggunakan silinder berukuran diameter 100 mm dan tinggi 200 mm pada umur 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan beton curing udara meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 31,50 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 33,63 %. Untuk curing air meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 13,38 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 42,59 %. Kata Kunci : Air Tawar, Beton, Semen Portland Komposit, Slag Nikel. (1) Pembimbing, tjaronge@yahoo.co.jp, jamaluddin_abdulrahman@yahoo.co.id (2) Mahasiswa, bbyrhman@gmail.com I. PENDAHULUAN Beton adalah Material komposit yang terdiri dari medium pengikat (pada umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir) dan agregat kasar (pada umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan / campuran / additives ( Buku Pedoman Pekerjaan Beton PT. WIKA ). Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahanbahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis (Sutikno, 2003). Sifat-sifat positif dari beton antara lain relatif mudah dikerjakan serta dicetak sesuai dengan keinginan, tahan terhadap tekanan, dan tahan terhadap cuaca. Sedangkan sifat-sifat negatifnya antara lain tidak kedap terhadap air (permeabilitas beton relatif tinggi), kuat tarik beton rendah, mudah terdesintegrasi oleh sulfat yang dikandung oleh tanah (Murdock, 1991). Sifat positif dan negatif dari beton tersebut ditentukan oleh sifat-sifat material pembentuknya, perbandingan campuran, dan cara pelaksanaan pekerjaan (Sudipta dan Sudarsana, 2009). Slag dalam hal ini dimaksudkan sebagai bahan pengganti agregat kasar. Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi, yang dihasilkan oleh industri peleburan yang secara fisik menyerupai agregat kasar. Slag baja yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil limbah olahan nikel bekas produksi dari PT. Vale, Sorowako. Slag yang dihasilkan dapat mencapai 10-15 ton per harinya sehingga merupakan ancaman bagi kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pendayagunaan slag tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh curing udara dan curing air terhadap kuat tekan beton dengan memanfaatkan slag sebagai pengganti agregat kasar. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah Material komposit yang terdiri dari medium pengikat (pada umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir) dan agregat kasar (pada umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan / campuran / additives ( Buku Pedoman Pekerjaan Beton PT. WIKA ).

Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya ronggarongga udara. Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis (Sutikno, 2003). Sifat-sifat positif dari beton antara lain relatif mudah dikerjakan serta dicetak sesuai dengan keinginan, tahan terhadap tekanan, dan tahan terhadap cuaca. Sedangkan sifat-sifat negatifnya antara lain tidak kedap terhadap air (permeabilitas beton relatif tinggi), kuat tarik beton rendah, mudah terdesintegrasi oleh sulfat yang dikandung oleh tanah (Murdock, 1991). Sifat positif dan negatif dari beton tersebut ditentukan oleh sifat-sifat material pembentuknya, perbandingan campuran, dan cara pelaksanaan pekerjaan (Sudipta dan Sudarsana, 2009). 2.2. Perilaku Mekanis Beton Perilaku Mekanis Beton ditunjukkan dengan kuat tekan beton yang lebih tinggi, Faktor air semen, dan Modulus elastisitasnya. 1. Faktor Air Semen Air yang terlalu banyak akan menempati ruang menempati ruang di mana pada waktu beton sudah mengeras dan terjadi penguapan, ruang itu akan menjadi pori. Meskipun faktor kekuatan terutama dipengaruhi oleh porositas kapiler atau rasio gel/ ruang, namun hal ini sulit diukur atau diperkirakan. Jadi tidak cocok dipakai pada mix design. Untungnya porositas kapiler dari beton yang dipadatkan secara baik pada derajat hidrasi manapun ditentukan oleh faktor air semen. (D.A Abrams, 1918) menyatakan bahwa untuk material yang diberikan, kekuatan beton hanya tergantung pada satu faktor saja, yaitu faktor air semen dari pasta. Ini dinyatakan dengan rumus: f c = A B( w c ) Dimana: f c = kuat tekan pada umur tertentu A = konstanta empiris B = konstanta tergantung sifat semen w/c = faktor air semen 2. Kuat Tekan Berdasarkan SNI 1974:2011, kuat tekan beton dihitung dengan membagi kuat tekan maksimum yang diterima benda uji selama pegujian dengan luas penampang melintang. Persamaan kuat tekan diperlihatkan pada persamaan. f c = P (1) A Dimana: f c = Kuat tekan beton dengan benda uji silinder (Mpa) P = Gaya tekan aksial (Newton, N) A = Luas penampang melintang benda uji (mm 2 ) Dalam penelitian ini, kuat tekan beton diwakili oleh tegangan tekan maksimum f c dengan satuan kg/cm 2 atau MPa (Mega Pascal). 3. Modulus Elastisitas Pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas ini bertujuan untuk menentukan mutu beton yang diisyaratkan dan modulus elastisitas dari sampel beton pada umur 28 hari. Rumus Modulus Elastisitas secara eksperimental menurut SNI 03-4169-1996 dapat dihitung dengan rumus : E c = S 2 S 1 ε 2 0,00005 (2) Dimana : Ec = Modulus Elastisitas Beton(MPa) S1 = Tegangan pada regangan S1 = 0.000050 (MPa) S2 = 40 % tegangan max (MPa) Ɛ2 = Regangan longitudinal pada saat tegangan S2 Sedangkan secara teoritis, modulus elastisitas beton normal tanpa penambahan serat (Ec) dapat dihitung dengan rumus (SNI 2847:2013): E c = W 1,5 c 0,043 f c (3) Dimana : Ec = Modulus Elastisitas Beton(MPa) f c = Kuat tekan beton umur 28 hari (MPa) Wc = Berat satuan beton (kg/m 3 ) E c = 4700 f c (4) Dimana : Ec = Modulus Elastisitas Beton(MPa) f c = Kuat tekan beton umur 28 hari (MPa) III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian

Metode yang digunakan dalam penenelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus Gowa selama kurang lebih 2 bulan. Sebelum pembuatan benda uji beton, dilakukan pengujian terhadap karakteristik agregat halus dan agregat kasar. Pemeriksaan karakteristik agregat kasar dan agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penentuan komposisi mix design dengan cara trial mix yang mengacu pada SNI-03 2834-2000. Dalam penetapan faktor air semen akan dipengaruhi oleh kondisi agregat. Untuk mendapatkan nilai kuat yang tinggi diusahakan nilai faktor air semen sekecil mungkin dengan tetap memperhatikan workability-nya. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Total benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 benda uji dengan uraian 10 buah benda uji silinder untuk uji tekan umur 3 hari yaitu curing udara dan curing air, 10 buah benda uji silinder untuk uji tekan umur 7 hari curing udara dan curing air, dan 10 buah benda uji silinder untuk uji tekan dan modulus elastisitas 28 hari curing udara dan curing air. Gambar 2. Dimensi benda uji silinder 3.3 Benda Uji 3.3.1 Pengujian Karakteristik Agregat Sebelum pembuatan benda uji beton, dilakukan pengujian terhadap karakteristik agregat halus dan kasar. Pemeriksaan karakteristik agregat yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan SNI yang meliputi: Tabel 3.1. Pemeriksaan Agregat Halus No. Jenis Pemeriksaan Standar Yang Digunakan 1. Pemeriksaan Analisa Saringan SNI 03-1968-1990 2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan SNI-1970-2008 3. Pemeriksaan Berat Volume SNI 03-1973-1990 4. Pemeriksaan Kadar Air SNI 03-1971-1990 5. Pemeriksaan Kadar Lumpur SNI 03-4142-1996 6. Pemeriksaan Kadar Organik SNI 03-2816-1992 Tabel 3.2. Pemeriksaan Agregat Kasar No. Jenis Pemeriksaan Standar Yang Digunakan 1. Pemeriksaan Analisa Saringan SNI 03-1968-1990 2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan SNI-1969-2008 3. Pemeriksaan Berat Volume SNI 03-1973-1990 4. Pemeriksaan Kadar Air SNI 03-1971-1990 Gambar 1. Diagram Alir Penelitian. 3.2. Benda Uji IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Material

Kuat Tekan Kuat Tekan Material yang digunakan adalah agregat halus (pasir) berasal dari daerah Bili bili dan slag nikel sebagai pengganti agrregat kasar yang berasal dari PT. Vale yang berada di soroako. Slag nikel ini merupakan salah satu jenis limbah peleburan biji nikel setelah melalui proses pembakaran. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Riset Eco Material Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Pengujian dilakukan berdasarkan SNI. Slag mempunyai butiran partikel berpori pada permukaannya. Slag merupakan material dengan gradasi yang baik, dengan variasi ukuran partikel yang berbeda-beda. Di percobaan ini kita menggunakan slag sebagai pengganti agregat kasar. Komposisi kimia terak nikel yang sekitar 70% terdiri dari Silika 41.47%, Ferri Oksida 30.44% dan Alumina 2.58%. Dengan silika yang besar dari terak nikel, diharapkan proses hidrasi yang terjadi antara pasta semen dan agregat akan membentuk interface yang lebih sempurna, sehingga kehancuran beton tidak terjadi pada interface, bila terjadi kehancuran pada interface diperlukan energi yang cukup tinggi, dengan kata lain akan diperoleh kekuatan beton yang cukup tinggi. 4.2. Rancangan Campuran Beton (mix design) Rancangan campuran beton dilakukan dengan variasi umur dan waktu curing dengan penambahan superplasticizer jenis Glenium SKY 8614. Beton didesain dengan kuat tekan rencana dan dengan nilai slump rencana sebesar 5±2.5 cm. Komposisi rancang campuran beton dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Komposisi rancang campuran beton untuk volume 1 m 3 Material Berat (kg) Volume (l) Berat Jenis (kg/l) Air+Glenium 135 135 1 Semen 600 199.34 3.01 Udara (1%) - 10 - Pasir 755.94 293 2.58 Slag 1179.63 362.96 3.25 Total 2670.57 1000-4.3. Pengujian kuat tekan beton 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 3 7 28 Umur Curing Udara Curing Air Gambar 3. Perbedaan Kuat Tekan Beton Pada Umur 3,7, dan 28 Hari Antara Curring Air dan Curing Udara 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 3 7 28 Umur Curing Udara Curing Air Gambar 4. Perbandingan Kuat Tekan Beton Pada Beton Curring Udara Dan Curring Air Umur 3,7, dan 28 Hari. Pengujian Kuat Tekan Beton bertujuan untuk mengetahui kekuatan beton (compressive strength) yang di rendam (curing) di Laboratorium pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari. Peningkatan kuat tekan beton seiring dengan bertambahnya umur beton. Kuat tekan rata-rata beton Curing Udara pada umur 3 hari sebesar 23,49 MPa kemudian meningkat sebesar 31,50 % pada umur 7 hari dan pada umur 28 hari meningkat 33,63 % sehingga memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 51,70 MPa, sedangkan pada curing air umur 3 hari kuat tekan rata-rata sebesar 42,59 MPa kemudian mengalami peningkatan sebesar 13,38 % pada umur 7 hari setelah itu pada umur 28 hari mengalami peningkatan sebesar 42,59 % sehingga memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 66,03 Mpa jadi, jika dibandingkan kuat tekan curing udara dan curing air laut persentase kenaikannya sebesar 21,71 %. Berdasarkan hasil pengujian Kuat Tekan Beton dengan penggunaan slag sebagai bahan pencampur beton mampu membuat ikatan yang baik dengan semen PCC (Portland Composite

Modulus Elastisitas (MPa) Cement) dan Superplesticizer sehingga mampu mengikat agregat kasar dengan baik. 4.3 Modulus Elastisitas Beton Untuk pengujian modulus elastisitas beton akan dilakukan pada beton yang berumur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari dengan menggunakan silinder berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Hasil perhitungan modulus elastisitas rata rata yang ditampilkan pada Gambar 4.7 menunjukkan nilai elastisitas pada beton dengan curing menggunakan air lebih besar dibandingkan beton dengan curing udara. Dimana nilai elastisitas rata rata dari curing air sebesar 27616,96 MPa sedangkan nilai elastisitas rata rata beton dengan curing air sebesar 30164,22 MPa. Sehingga selisih nilai elastisitas antara beton curing udara dan beton curing air sebesar 8,44 %. 30500 30000 29500 29000 28500 28000 27500 27000 26500 26000 curing udara Variasi Curing curing air Gambar 5. Hubungan variasi curing. curing udara curing air V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan beton yang menggunakan slag sebagai pengganti agregat kasar dengan curing air dan udara maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil yang didapatkan setelah pengujian karasteristik, dapat disimpulkan bahwa slag nikel dapat dijadikan sebagai pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton. 2. Dari pengujian kuat tekan maka diperoleh sifat sifat mekanis beton sebagai berikut : a. Kuat tekan rata rata curing udara meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 31,50 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 33,63 %. b. Kuat tekan rata rata curing air meningkat dari umur 3 hari ke umur 7 hari sebesar 13,38 % sedangkan umur 7 hari ke 28 hari sebesar 42,59 %. c. Nilai modulus elastisitas rata rata yang di peroleh untuk curing udara sebesar 51,70 Mpa sedangkan pada curing air sebesar 66,03 MPa. Ini membuktikan bahwa nilai elastisitas pada beton berbanding lurus dengan kuat tekan beton. Dimana semakin besar modulus elastisitas pada beton maka semakin tinggi juga kuat tekannya d. Berdasarkan peningkatan kuat tekan rata rata dan nilai modulus elastisitas beton yang terjadi pada curing udara dan curing air terlihat bahwa penggunaan slag sebagai pengganti agregat kasar. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka sebagai bahan pertimbangan, diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kuat tekan curing air dan udara hampir sama. VI. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih sebesar besarnya kepada bapak Prof. Dr. Muhammad Wihardi Tjaronge, ST, M.Eng dan Dr. Ir. Abd. Rahman Djamaluddin, MT. selaku pembimbing 1 dan 2 dalam penyelesaian tugas akhir ini serta bapak (alm) Sudirman Sitang, ST. selaku laboran Laboratorium Struktur dan Bahan yang sangat membantu dalam penelitian ini. Selain itu, kepada teman-teman Lab. Riset Eco Material tetap semangat dan kerja keras, keep on fighting till the end. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 03-1974-1990). Departemen Pekerjaan Umum 2. Anonim. 1980. Standar Industri Indonesia (SII) 0052-80. Mutu dan Cara Uji Agregat. Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 2. Anonim. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI03-2834- 2000). Departemen Pekerjaan Umum. 4. Anonim. 2004. Semen Portland Pozzolan (SNI 15-0302-2004). Departemen Pekerjaan Umum. 5. Anonim. 2004. Semen Portland Komposit (SNI 15-7064-2004). Departemen Pekerjaan Umum. 6. Anonim. 2002. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013). Departemen Pekerjaan Umum. 7. ASTM Standard C469. (2002). Standard Test Method for Static Modulus of Elasticity and Poisson's Ratio of Concrete in Compression,

(ASTM C 469-02). Wes Conshohocken, PA, USA: ASTM International. 8. M. Wihardi Tjaronge, a. m. Akkas, R. A. 2013. Muhlis Studi Eksperimental Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Material Pasir dan Air Laut 9. Antoni dan Paul Nugraha. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi 10. Biro Enjiniring. (2004) Pedoman Pekerjaan Beton. Jakarta: PT Wijaya Karya. 11. Iskandar, Darmansyah Tjitradi. Nilai Slump Ideal Untuk Perencanaan Campuran Beton Mutu 50 Mpa. Media Komunikasi Teknik Sipil. 12. J. J. Emery. (1982). Slag Utilization In Pavement Construction. American Society For Testing and Materials 1916 Race Street. 13. Madjid Akkas, a.m. Arwin. 2011. Studi Lekatan Tulangan Deform Pada Beton Dengan Penambahan Additive Superplasticizer. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Hasanuddin, Makassar. 14. M. Wihardi Tjaronge. 2012. Teknologi Bahan Lanjutan Semen dan Beton Berongga, Makassar 15. Neville. A. M. dan Brooks J.J. 1987. Concrete Technology. Longman Scientific & Technical, New York. 16. Nawy, E.G., (alih bahasa : Bambang Suryatmojo), 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Refika Aditama, Bandung 17. Otsuki, Nobuaki. 2011. Possibility Of Sea Water As Mixing Water In Concrete. Conference on Our World in Concrete & Structures. Tokyo Institute of Technology, Japan. 19. Syamsuddin, Ristinah. 2011. Pengaruh Air Laut Pada Perawatan (Curing) Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Absorpsi Beton Dengan Variasi Faktor Air Semen Dan Durasi Perawatan. Jurnal Rekayasa Sipil. Teknik Sipil. Universitass Brawijaya, Malang 20. Vis, W.C. & Kusuma Gideon, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang.Erlangga, Jakarta. 21. Wang, C.K. dan Salmon, C.G., 1993, Desain Beton Bertulang, Edisi Ke-4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. 22. Winter G., and Nilson, A.H., 1993, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Pradnya Paramita, Jakarta.