Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

BAB I PENDAHULUAN. media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta ( ) peran adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

MEDIA ULAR TANGGA SEGITIGA PADA MATERI LUAS DAN KELILING SEGITIGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN PENDEKATAN EKSPOSITORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. perantara, atau pengantar. Secara lebih khusus, pengertian media proses belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

II. KAJIAN PUSTAKA. Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari belajar, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Multimedia Pembelajaran SD Berbasis Konstruktivistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi mewarnai dan menjadi salahsatu faktor penting penunjang aktifitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. setiap manusia akan selalu berusaha untuk menambahi ilmu pengetahuannya.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi

Transkripsi:

10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar. Secara lebih khusus Arsyad (2004: 3) mengemukakan bahwa pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media atau alat bantu yang digunakan dalam interaksi pembelajaran disebut alat peraga pengajaran yaitu alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme dalam diri siswa. Media pembelajaran yang meliputi alat yang secara fisik dapat digunakan sebagai alat bantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajaran yang marangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan rangsangan bagi siswa yang belajar sehingga terjadi proses belajar mengajar. Rasyad (2003: 125) menyatakan bahwa media adalah seperangkat per alatan pendidikan dan pengajaran yang digunakan untuk membantu penyajian materi

11 pelajaran kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. Media dikenal luas sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan informasi, sedangkan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Media pembelajaran pada hakikatnya adalah salah satu sumber belajar yang merupakan perpaduan antara bahan dan alat pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peralatan yang digunakan untuk pembelajaran. Media sebagai salah satu sumber dalam pemanfaatnnya dapat membantu mengurangi berbagai hambatan dalam pembelajaran, sehingga efektivitas penyampaian pesan pembelajaran tidak menyebabkan kesalahan dan keberagaman penafsiran, yang meliputi hambatan psikologis, fisik, kultural dan lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai kecenderungan pada upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat atau media pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menggunakan media dapat menciptakan interaksi aktif siswa dengan memberikan berbagai rangsangan yang melibatkan pengalamanpengalamannya. Pembelajaran berjalan lebih efektif, apabila pengalamanpengalaman yang diberikan merangsang keseluruhan aktifitas daya indera siswa. Semakin banyak fungsi indera diaktifkan, maka semakin besar kecenderungannya informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan.

12 Secara umum pemanfaatan media dalam pembelajaran memiliki kegunaan untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, daya indera, meningkatkan partisipasi siswa, memberikan rangsangan, pengalaman, serta persepsi yang relatif sama. Media memiliki ciriciri yang merupakan petunjuk mengapa suatu media dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, dan fungsi media dalam pembelajaran yang mungkin tidak efisien, bila dilakukan oleh guru. Sudjana (dalam Suryosubroto, 2004: 48) menyatakan, bahwa: memiliki fungsi pokok, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelaran efektif, (2) merupakan bagian integral keseluruhan situasi belajar, (3) integrasi dengan tujuan dan isi pelajaran, dan (4) mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap penger Melihat fungsi pokok dari media pembelajaran peran guru perlu ditingkatkan, yaitu kompetensi guru mengajar perlu memiki keterampilan dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan dalam penyajian bahan materi pelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan membangkitkan stimulus yang kuat untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa. Apalagi pelajaran matematika merupakan pelajaran yang abstrak, sehingga dengan penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar matematika. B. Media Microsoft PowerPoint Di era globalisasi ini telah banyak perkembangan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi-teknologi canggih dan modern. Hal ini terbukti dengan adanya berbagi teknologi media pembelajaran yang muncul. Semula media

13 pembelajaran hanya berupa alat peraga, media model, alat-alat bermain dan media grafis lainnya. Namun, sekarang telah banyak media yang menggunakan alat-alat elektronik dengan teknologi canggih seperti komputer, internet, Microsoft PowerPoint, VCD, OHP, rekaman dan lain-lain. Micrisoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi Yang merupakan program apilkasi di bawah Microsoft Office. Wijaya dan Surya (2009: 17) Microsoft PowerPoint merupakan salah satu program aplikasi komputer yang banyak digunakan sebagai medi Dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada seperti fasilitas animasi, suara, maupun hyperlink, program ini dapat dipergunakan untuk menyajikan suatu bahan pelajaran yang menarik bagi siswa. Micrososft PowerPoint merupakan sebuah program berbasis multimedia yang dibuat oleh perusahaan Microsoft dan dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi karena program ini dilengkapi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik, keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah tersedia di Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan tersendirinya Microsoft PowerPoint akan terinstal. Hal ini tentu akan mengurangi beban pengembangan pembelajaran dengan komputer, utamanya dalam hal pembiayaan. Keutungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikonikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemograman. Oleh karena adanya ikon yang dikenal dan pengoperasian tanpa bahasa pemograman, maka hambatan lain dari pembelajaran

14 dengan komputer dapat dikurangi, yaitu hambatan penguasaan teknis dan teori. Guru atau ahli matematika dapat membuat sebuah program pembelajaran matematika tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu. menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreativ beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah, slide, teks, gambar dan bidangbidang warna yang dapat dikombinasikan dengan background yang telah tersedia. Unsur-unsur tersebut dapat diatur dengan gerak, atau diatur tanpa gerak, atau dengan gerakan tertentu sesuai dengan keinginan kita. Jika Microsoft PowerPoint dilengkapi dengan laptop dan proyektor LCD maka Microsoft PowerPoint tidak lagi hanya sebagai suatu program, melainkan Microsoft PowerPoint akan disebut sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana peranan media Microsoft PowerPoint dalam proses belajar mengajar, Ibrahim dkk (1992: 38) merumuskan sebagai berikut: 1. Pola pembelajaran guru dengan media Tujuan Penerapan isi dan metode Guru dengan media Siswa Dalam pola ini guru sebagai komonen utama, kehadiran media dalam pola instruksional ini hanya mamandangnya sebagai alat bantu untuk menjelaskan pesan yang akan disampaikan. Dalam pola ini lebih banyak bergantung ketepatan

15 pilihan, ketepatan cara menggunakan oleh guru dan karakteristik serta kondisi siswa saat kegiatan instruksional dilaksanakan. 2. Pola pembelajaran guru bermedia Tujuan Penerapan isi dan metode Guru Siswa Media Pola pembelajaran ini melibatkan guru dalam merancang dan menilai serta menyeleksi, maupun berperan dalam fungsi pemanfaatan untuk segala suatu yang belum tercakup dalam sistem pembelajaran yang lain. Sebagian besar proses pembelajaran dalam pola ini telah dirancang sebelumnya. Dalam pembelajaran guru bermedia, tugas guru dalam menyampaikan informasi pada siswa sebagian diambil oleh media. Dengan kondisi demikian, maka para siswa terlibat dalam mengelola belajarnya melalui media, walaupun tergantung pada guru. Pola pemanfaatan tersebut yang digunakan dalam penayangan media Microsoft PowerPoint dalam penelitian ini. 3. Pola pembelajaran bermedia Tujuan Penerapan isi dan metode Media Siswa Di dalam pola ini peranan guru tidak ada, jadi siswa belajar benar-benar malalui media pembelajaran secara langsung, dan masalah adalah sebagai satu-satunya sumber belajar, kehadiran guru hanya sebagai fasilitator, motivator atau peran lain yang bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Artinya, dalam pola ini

16 seluruh kegiatan pembelajaran terjadi dan berlangsung oleh berperannya media pembelajaran tersebut. Terkait dengan konstribusi dalam sistem pembelajaran, Abidin (1998: 4) mengemukakan sebagai berikut: -bentuk alternatif pendidikan dan pola sistem pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaan sistem pembelajaran dari beberapa bentuk lembaga penyelenggara pendidikan, yaitu: 1) pola pembelajaran tradisional; 2) pola pembelajaran guru dibantu alat bantu media; 3) pola pembelajaran guru dengan media; 4) pola Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam-macam pola pembelajaran pada sistem pendidikan Indonesia diantaranya seperti yang telah dikemukakan diatas. Untuk pola pembelajaran yang memanfaatkan media, kita dapat melihat konstribusi yang diberikan oleh media Microsoft PowerPoint. Tidak dipungkiri Microsoft PowerPoint membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa mudah memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Selain itu Micosoft PowerPoint dapat melengkapi beberapa media yang telah dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Konstribusi lain yang diberikan oleh Microsoft PowerPoint dalam kegiatan pembelajaran yaitu dapat menyempurnakan rangkaian media yang selama ini ada dan kurang efektif bagi kegiatan pembelajaran. Secara umum, Microsoft Powerpoint memberi banyak kontribusi bagi sistem pembelajaran. Kontribusi-kontribusi tersebut diantaranya adalah Microsoft PowerPoint dapat memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang sedang diajarkan, mengekalkan ingatan siswa tentang pengertian yang didapat dari apa yang disampaikan guru.

17 Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan sarana pembelajaran sebagai alat bantu siswa yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar, maka pembelajaran menggunakan media Microsoft PowerPoint didesain sedemikian rupa juga bisa digunakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan memenuhi tuntutan tersebut. Dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada seperti fasilitas animasi, suara, maupun hyperlink, program ini dapat dipergunakan untuk menyajikan suatu bahan pelajaran yang menarik bagi siswa. Haryanto (dalam wijaya, 2009:22), guru matematika SMP Negeri 20 Malang mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya mengajar matematika dengan menggunakan media komputer (program Microsoft Power Point) respon siswa sangat positif, siswa merasa senang dan antusiasmenya sangat bagus. C. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Pengertian paham menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti mengerti dengan benar d KBBI matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Menurut Sagala (2006: 7 1) konsep merupakan buah pemikiran seseorang yang dinyatakan dalam definisi

18 sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Jadi, pemahaman konsep disini merupakan kemampuan menyerap suatu materi yang nyata sehingga nantinya siswa dapat memahami pembelajaran tersebut. Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bennu (2010: 2) yang matematika adalah bahwa siswa harus Matematika merupakan disiplin ilmu yang meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi dan prinsip. Menurut pendapat Soedjadi (2000:11-13) terdapat beberapa definisi matematika yaitu Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan, tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, tentang struktur-struktur yang logik, dan tentang aturan-aturan yang ketat. Matematika memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karakteristik yang dimaksud, yaitu: Memiliki objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya. Pemahaman akan

19 karakteristik-karakteristik matematika dapat membantu siswa dalam mempelajari matematika yang sedang dipelajari. Pemahaman ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan. Mulyono (2003 : 254) berpendapat bahwa konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan konsep ketika mereka mampu mengklasifiksikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Hal senada, Nasution (2006:164) rena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lainlain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM (National Council of Teachers of Mathematics) (Herdian, 2011: 2) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa kriteria yaitu: mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya, mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep, mengidentifikasi sifatsifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, dan membandingkan serta membedakan konsep-konsep. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan matematika seseorang untuk memahami suatu materi atau objek dalam suatu pembelajaran matematika.

20 Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pemahaman konsep. Menurut Depdiknas (Jannah, 2007: 18) menjelaskan bangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator pemahaman konsep yang digunakan adalah menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep. Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis yaitu kemampuan matematika seseorang untuk memahami, mengelompokkan atau mencirikan suatu objek atau peristiwa yang ada sehingga dapat menjelaskan apakah suatu objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari pengertian tertentu dalam pembelajaran matematika. D. Kerangka Pikir Matematika merupakan cabang ilmu hitung yang memiliki objek kajian abstrak sebagai bahan pelajaran yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan pendidikan maka untuk menunjukkan objek abstrak menjadi lebih jelas maka pembelajaran bisa menggunakan media Microsoft PowerPoint. Pembelajaran dengan memanfaatkan beberapa program dalam komputer yang dibuat sedemikian sehingga bisa menarik dalam pembelajaran matematika,

21 supaya siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang sudah ada. Selain itu juga apabila dalam pembelajaran ada perubahan tampilan, prosesnya dapat dilakukan pada saat itu juga dalam waktu yang sangat singkat didepan peserta didik, sehingga lebih menarik dan lebih inofatif. Salah satu program yang bisa digunakan sebagai pembelajaran menggunakan media komputer ini dalam mengasah ketrampilan guru adalah menggunakan program Microsoft PowerPoint. Media Microsoft PowerPoint dalam penelitian ini akan di padukan dengan LCD untuk memroyeksikan materi yang akan disampaikan langsung dari laptop. Siswa akan lebih memahami materi lingkaran yang akan disampaikan, yaitu dengan adanya penampilan gambar lingkaran yang lebih jelas dan pembelajaran akan lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran matematika di kelas. Pada pembelajaran tanpa menggunakan media tidak dapat menampilkan gambar dengan menggunakan efek gerak sehingga siswa kurang tertarik untuk memperhatikannya. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam hasil belajar. Dengan adanya media Microsoft Powerpoint, siswa akan mudah memahami konsep materi pelajaran yang diberikan. Dengan bantuan media Microsoft Powerpoint, siswa mampu memahami indikator-indikator pemahaman konsep yaitu dapat menyatakan ulang suatu kosep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta dapat mengaplikasikan konsep. Hal itu terjadi karena siswa dapat menangkap secara langsung materi yang diberikan.

22 Materi yang disampaikan dalam bentuk gambar atau visualisasi dengan bantuan media Micsosoft Powerpoint. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran yang bisa memberikan pola gambar yang lebih jelas dan dapat bergerak, diduga dapat lebih mempengaruhi pemahaman konsep matematis siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint. E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir yang ditinjau dari kajian pustaka, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu terdapat pengaruh penggunaan media Microsoft PowerPoint terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dari hipotesis tersebut, hipotesis khusus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan media Microsoft PowerPoint lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint.