PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST Yuanita Kusumadewi, Ketut Artana Program Studi Magister Teknik Industri, PascaSarjana Institut Teknologi Nasional Malang Kampus I ITN, JL Bend.Sigura-Gura No.2 Malang e-mail : pascaitn@telkom.net e-mail : saia_yuanita@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan daya saing dan mewujudkan keunggulan dalam persaingan, diantaranya secara internal perusahaan harus mampu bekerja secara produktif, berproduksi tetap waktu, tepat jenis dan tepat jumlah, yang pada akhirnya dapat menghasilkan produksi dengan biaya yang rendah dan bersaing. Berkaitan dengan pengelolaan waktu kerja, agar dalam satuan waktu yang sama dapat diperoleh hasil yang lebih besar, perusahaan harus senantiasa melakukan perbaikan metoda kerja pada stasiun stasiunnya. Dari hasil penelitian yang merupakan studi kasus pada PT. TSPM, penelitian diawali dengan melakukan pengukuran kondisi awal meliputi : pengukuran beban kerja pada setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode SWAT, pengukuran waktu kerja dengan metode MOST dan pengukuran denyut jantung untuk kebutuhan kalori setiap pekerja pada setiap stasiun kerja. Kemudian dilanjutkan dengan perbaikan stasiun kerja Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan kondisi awal dan kondisi sesudah perbaikan didapatkan hasil beban kerja (SWAT Rescale) mengalami penurunan sebanyak 60 %, waktu kerja (MOST) mengalami penurunan sebanyak 5 %, dan jumlah kebutuhan kalori mengalami penurunan sebanyak 18 %. Kata kunci : Beban Kerja, SWAT, Denyut Jantung, Kalori, MOST PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya persaingan dalam industri rokok, PT. TSPM ingin memberikan produk yang terbaik kepada konsumen, dimana output perharinya tergantung jumlah forecast (peramalan) per minggu. Dalam pembuatan dan penyelesaian produksinya yang semakin lama semakin bertambah banyak dimana para pekerja tiap harinya harus dapat memenuhi output produksi yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan, maka beban kerja pekerja proses produksi menjadi tinggi. Dari pengamatan pada observasi awal, dilakukan penyebaran kuisioner untuk 10 orang pekerja pada masing masing stasiun kerja dan ditemukan bahwa ada beberapa stasiun kerja pada proses pembuatan rokok, khususnya di area Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak sesuai dengan prinsip ergonomi diantaranya pada stasiun kerja proses pelintingan rokok, pengawas pelintingan rokok, trainer, QC, pengawas verpack, pengebalan 1 pengebalan 2 menyatakan bahwa pekerja merasa terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini terlihat dari nilai % rata-rata terbebani yang bernilai diatas 50 %. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur prosentase terbebani dengan Metode Summated Ratings pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja.
2. Mengukur beban kerja pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. 3. Mengukur denyut jantung untuk mengetahui kebutuhan kalori pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. 4. Mengadakan pengukuran dan menghitung waktu kerja untuk membandingkan metode kerja sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. METODOLOGI PENELITIAN Dalam kegiatan pelaksanaan penelitian ada beberapa langkah langkah sistematis yang harus dilakukan dalam pengolahan dan penganalisaan data sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja adalah sebagai berikut : Penyebaran Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan pada pekerja area Sigaret Kretek Tangan (SKT) proses pembuatan rokok sejumlah 10 orang pada tiap stasiun kerja yang ada. Dari kuisioner yang sudah disebarkan tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Metode Summated Ratings dan didapatkan hasil nilai % rata rata terbebani atau tidak terbebani. Analisa data beban kerja subjektif Metode yang digunakan dalam pengukuran beban kerja subjektif adalah dengan metode SWAT. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Para subjek diminta untuk mengurutkan kartu SWAT yang berjumlah 27 kartu yang berisi penjelasan tentang posisi Time Load, Mental Effort dan Pshycological Stress. b. Hasil pengurutan kartu dimasukkan ke software MAIN SWAT untuk mendapatkan hasil SWAT Rescaled. c. Para subjek diminta menilai tentang posisi Time Load, Mental Effort dan Pshycological Stress untuk masing masing deskripsi pekerjaan. Analisa Diagram Pareto Dari nilai masing masing tentang posisi Time Load, Mental Effort, dan Phsycological Stress kemudian diketahui nilai SWAT Rescalednya dan diurutkan dengan menggunakan Diagram Pareto. Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui letak deskripsi kerja yang perlu diperbaiki dengan menggunakan prinsip diagram pareto bahwa 80 % ketidaknyaman adalah berasal dari 20 % masalah. Analisa data beban kerja objektif Metode yang digunakan dalam pengukuran beban kerja objektif adalah dengan pengukuran denyut jantung. Dengan menggunakan alat Polar Heart Rate yang ditempatkan di dada dan di pergelangan tangan, alat ini akan mencatat signal elektrik yang diukur dari denyut jantung pada permukaan kulit dada sehingga diketahui jumlah denyut jantungnya per satuan waktu. Analisa data kebutuhan kalori dari denyut jantung Setelah didapatkan nilai denyut jantungnya maka dihitung jumlah kebutuhan kalori pada pekerja dengan menggunakan rumus Metabolisme Basal Harris Bennedict. Rumus Metabolisme Basal untuk pria dan wanita adalah berbeda. Kemudian dilakukan penggolongan kategori denyut jantung untuk tiap denyut jantung yang telah diukur sehingga didapatkan jumlah kebutuhan kalori pekerja. Analisa gerakan waktu kerja Analisa ini digunakan untuk mengetahui waktu kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan rokok. Metode yang digunakan adalah Metode MOST. A-28-2
Langkah langkah yang dilakukan adalah dengan menyusun deskripsi pekerjaan dari setiap stasiun kerja, menganalisa indeks gerakkan atau mentransformasikan tiap pekerjaan dengan tabel MOST, dan menghitung indeks waktu. HASIL DAN DISKUSI Sebagai contoh perhitungan sebelum dan sesudah perbaikan keempat data tersebut adalah stasiun kerja pelintingan rokok. 3.1 Hasil pengukuran beban kerja dengan kartu SWAT sebelum perbaikan didapatkan nilai 93.2 dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 20.1. 3.2 Hasil pengukuran denyut jantung sebelum perbaikan didapatkan nilai 130 pulses/min dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 120 pulses/min. 3.3 Hasil penghitungan kebutuhan kalori sebelum perbaikan didapatkan nilai 425.07 kal dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 348.96 kal. 3.4 Hasil perhitungan waktu kerja dengan Metode MOST sebelum perbaikan didapatkan nilai 148.11 menit dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 146.01 menit. Tabel 1. Perbandingan % Rata rata Summated Ratings Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja % Rata - rata No. Stasiun Kerja Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan 1. Pelintingan 63.32 % 45.11 % 42.9 % - 3. Pengawas Pelintingan 51 % 35.33 % 4. Trainer 70.4 % 41.89 % 5. Quality Control ( QC ) 67.8 % 46.56 % 6. Verpack 49.77 % - 7. Pengawas Verpack 56.6 % 44.22 % 8. Pengebalan 1 53.89 % 49.7 % 9. Pengebalan 2 53.3 % 46.33 % Tabel 2. Perbandingan SWAT Rescaled Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja SWAT Rescaled Perban Sebelum Sesudah dingan Perbaikan Perbaikan Prosentase 1. Pelintingan 93.2 20.1 73.1 78 % 37.7 37.7 - - 3. Pengawas Pelintingan 69.2 31.5 37.7 54 % 4. Trainer 69.2 8.6 60.6 87 % 5. Quality Control ( QC ) 69.2 34.6 34.6 50 % 6. Verpack 26.2 26.2 - - 7. Pengawas Verpack 69.2 38.9 30.3 43 % 8. Pengebalan 1 92.7 8.7 84 90 % 9. Pengebalan 2 76.6 38.6 38 49 % Prosentase Rata Rata Penurunan Beban Kerja 60 % A-28-3
No. Tabel 3. Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja Stasiun Kerja Sebelum Perbaikan Denyut Jantung (Pulses/ min) Assesment of Workload Sesudah Perbaikan Denyut Jantung (Pulses/ min) Assesment of Workload Perban dingan Prosen tase 1. Pelintingan 130 High 120 Moderate 10 8 % 120 Moderate 120 Moderate 0 0 % 3. Pengawas Pelintingan 115 Moderate 100 Low 15 13 % 4. Trainer 130 High 126 High 4 3 % 5. Quality Control ( QC ) 130 High 123 Low 7 5 % 6. Verpack 130 High 100 Low 30 23 % 7. Pengawas Verpack 150 High 125 Moderate 25 17 % 8. Pengebalan 1 120 Moderate 100 Low 20 17 % 9. Pengebalan 2 130 High 125 Moderate 5 4 % Prosentase Rata Rata Penurunan Denyut Jantung 10 % Tabel 4. Perbandingan Kebutuhan Kalori Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja Sebelum Sesudah Perbandingan Prosentase Perbaikan Perbaikan 1. Pelintingan 425.07 kal 348.96 kal 76.11 18 % 107.49 kal 107.49 kal 0.00 0 % 3. Pengawas Pelintingan 9.75 kal 5.56 kal 4.19 43 % 4. Trainer 4.95 kal 2.73 kal 2.2 44 % 5. Quality Control ( QC ) 24.5 kal 11.46 kal 13.04 53 % 6. Verpack 5.81 kal 4.84 kal 0.97 17 % 7. Pengawas Verpack 20.38 kal 9.38 kal 11.0 54 % 8. Pengebalan 1 8.33 kal 4.67 kal 3.36 40 % 9. Pengebalan 2 10.73 kal 8.06 kal 2.67 25 % Penurunan Rata Rata Penurunan Jumlah Konsumsi Energi 18 % Tabel 5. Perbandingan Waktu Kerja Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja Sebelum Sesudah Perbandingan Prosentase Perbaikan Perbaikan 1. Pelintingan 148.11 menit 146.01 menit 2.1 1.4 % 39.23 menit 39.23 menit 0 0 % 3. Pengawas Pelintingan 3.959 menit 3.53 menit 0.429 11 % 4. Trainer 1.85 menit 1.019 menit 0.831 45 % 5. Quality Control ( QC ) 8.818 menit 4.139 menit 4.679 53 % 6. Verpack 2.159 menit 2.159 menit 0 0 % 7. Pengawas Verpack 7.378 menit 4.079 menit 3.299 45 % 8. Pengebalan 1 3.359 menit 2.939 menit 0.42 12 % 9. Pengebalan 2 3.059 menit 2.759 menit 0.3 10 % 253.55 menit 205.84 menit 5 % A-28-4
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari pengukuran beban kerja dengan menggunakan didapatkan bahwa sebelum perbaikan stasiun kerja hasil SWAT Rescaled pekerja pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) mayoritas berada pada skala beban terbebani (diat as angka 40). Setelah adanya perbaikan stasiun kerja, maka hasil SWAT Rescaled berada pada skala di bawah 40. 2. Dari pengukuran denyut jantung per menit didapatkan bahwa sebelum perbaikan stasiun kerja, mayoritas denyut jantung pekerja berada pada level high dan setelah perbaikan stasiun kerja, denyut jantung pekerja berada pada level moderate. Sehingga pekerja mengalami penurunan denyut jantung sebanyak 10 % dan kebutuhan kalori yang dihasilkan mengalami penurunan sebanyak 18 %. 3. Setelah dilakukan penghitungan waktu kerja didapat bahwa waktu kerja sebelum perbaikan sebesar 253 menit 55 detik. Dan setelah perbaikan waktu kerjanya berkurang menjadi 205 menit 84 detik. Jadi prosentase penghematan waktu kerjanya sebesar 30 % atau setara dengan 48 menit 11 detik. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin, Drs., MA., 1997 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Arisman, Dr., MB., 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. B. Reid, Gary, 1989, Petunjuk Program SWAT, A User`s Guide. B. Zandin, K. Jell, 1980, MOST Work Measurement System, HB. Maynard and Company, Inc., Pittsburgh, Pennsylvania. Brue, Greg, 2003, Six Sigma for Managers, Cetakan Kedua, Penerbit Canary, Jakarta. Gazperz, Vincent, 2003, Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas, Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nurmianto, Eko, 1996, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, PT. Guna Widya, Jakarta. Rizqie Auliana, Dra., M.Kes., 2001, Gizi dan Pengolahan Pangan, Cetakan Pertama, Adicita Karya Nusa, Jogjakarta. Suma`mur, 1989, Ergonomi untuk Produktivitas Kerja, C.V. Haji Masagung, Jakarta. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Cetakan Pertama, UNIBA PRESS (Universitas Islam Batik Surakarta), Surakarta. Pyzdeck, Thomas, 2002, The Six Sigma Handbook, Edisi Pertama, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta. Universitas Negeri Malang, 2000, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat, Malang. Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, PT. Guna Widya, Jakarta. A-28-5
A-28-6