PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri...

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE)

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

PENERAPAN ALAT PENCAMPUR BUMBU DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE SANAN

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas

RAMA FAJAR TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. oleh. Universitas Sumatera Utara

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: ERGONOMI & IPTEK KEOLAHRAGAAN (POK701) Di Susun oleh: Dr. Ahadin, M. Ed Dr. Iskandar, M.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ILMU GIZI

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

REKOMENDASI APD MASKER SARUNG TANGAN KACAMATA SEPATU BOOT

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting

PRODUCTIVITY MEASUREMENT BASED ON WORK LOAD (CASE STUDY IN INDUSTRY CRACKERS)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH WORKSTATION TERHADAP BEBAN KERJA PERSONIL KESEHATAN DI RUANG OPERASI RSB. Reiny Ditta Myrtanti Fakultas Teknik Universitas Soerjo Ngawi

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

. II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

EVALUASI BULLWHIP EFFECT PADA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE CENTRALIZED DEMAND INFORMATION (CDI).

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar

USULAN RANCANGAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA YANG ERGONOMIS DITINJAU DARI ASPEK DISPLAY SEHINGGA MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA JALAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING CV. KETUT ABADI DESA KARANG ASEM, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental, pendidikan atau keahlian,

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta *

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU TERHADAP BEBAN KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Transkripsi:

PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST Yuanita Kusumadewi, Ketut Artana Program Studi Magister Teknik Industri, PascaSarjana Institut Teknologi Nasional Malang Kampus I ITN, JL Bend.Sigura-Gura No.2 Malang e-mail : pascaitn@telkom.net e-mail : saia_yuanita@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan daya saing dan mewujudkan keunggulan dalam persaingan, diantaranya secara internal perusahaan harus mampu bekerja secara produktif, berproduksi tetap waktu, tepat jenis dan tepat jumlah, yang pada akhirnya dapat menghasilkan produksi dengan biaya yang rendah dan bersaing. Berkaitan dengan pengelolaan waktu kerja, agar dalam satuan waktu yang sama dapat diperoleh hasil yang lebih besar, perusahaan harus senantiasa melakukan perbaikan metoda kerja pada stasiun stasiunnya. Dari hasil penelitian yang merupakan studi kasus pada PT. TSPM, penelitian diawali dengan melakukan pengukuran kondisi awal meliputi : pengukuran beban kerja pada setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode SWAT, pengukuran waktu kerja dengan metode MOST dan pengukuran denyut jantung untuk kebutuhan kalori setiap pekerja pada setiap stasiun kerja. Kemudian dilanjutkan dengan perbaikan stasiun kerja Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan kondisi awal dan kondisi sesudah perbaikan didapatkan hasil beban kerja (SWAT Rescale) mengalami penurunan sebanyak 60 %, waktu kerja (MOST) mengalami penurunan sebanyak 5 %, dan jumlah kebutuhan kalori mengalami penurunan sebanyak 18 %. Kata kunci : Beban Kerja, SWAT, Denyut Jantung, Kalori, MOST PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya persaingan dalam industri rokok, PT. TSPM ingin memberikan produk yang terbaik kepada konsumen, dimana output perharinya tergantung jumlah forecast (peramalan) per minggu. Dalam pembuatan dan penyelesaian produksinya yang semakin lama semakin bertambah banyak dimana para pekerja tiap harinya harus dapat memenuhi output produksi yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan, maka beban kerja pekerja proses produksi menjadi tinggi. Dari pengamatan pada observasi awal, dilakukan penyebaran kuisioner untuk 10 orang pekerja pada masing masing stasiun kerja dan ditemukan bahwa ada beberapa stasiun kerja pada proses pembuatan rokok, khususnya di area Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak sesuai dengan prinsip ergonomi diantaranya pada stasiun kerja proses pelintingan rokok, pengawas pelintingan rokok, trainer, QC, pengawas verpack, pengebalan 1 pengebalan 2 menyatakan bahwa pekerja merasa terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini terlihat dari nilai % rata-rata terbebani yang bernilai diatas 50 %. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur prosentase terbebani dengan Metode Summated Ratings pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja.

2. Mengukur beban kerja pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. 3. Mengukur denyut jantung untuk mengetahui kebutuhan kalori pekerja proses produksi rokok pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. 4. Mengadakan pengukuran dan menghitung waktu kerja untuk membandingkan metode kerja sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja. METODOLOGI PENELITIAN Dalam kegiatan pelaksanaan penelitian ada beberapa langkah langkah sistematis yang harus dilakukan dalam pengolahan dan penganalisaan data sebelum dan sesudah perbaikan stasiun kerja adalah sebagai berikut : Penyebaran Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan pada pekerja area Sigaret Kretek Tangan (SKT) proses pembuatan rokok sejumlah 10 orang pada tiap stasiun kerja yang ada. Dari kuisioner yang sudah disebarkan tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Metode Summated Ratings dan didapatkan hasil nilai % rata rata terbebani atau tidak terbebani. Analisa data beban kerja subjektif Metode yang digunakan dalam pengukuran beban kerja subjektif adalah dengan metode SWAT. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut : a. Para subjek diminta untuk mengurutkan kartu SWAT yang berjumlah 27 kartu yang berisi penjelasan tentang posisi Time Load, Mental Effort dan Pshycological Stress. b. Hasil pengurutan kartu dimasukkan ke software MAIN SWAT untuk mendapatkan hasil SWAT Rescaled. c. Para subjek diminta menilai tentang posisi Time Load, Mental Effort dan Pshycological Stress untuk masing masing deskripsi pekerjaan. Analisa Diagram Pareto Dari nilai masing masing tentang posisi Time Load, Mental Effort, dan Phsycological Stress kemudian diketahui nilai SWAT Rescalednya dan diurutkan dengan menggunakan Diagram Pareto. Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui letak deskripsi kerja yang perlu diperbaiki dengan menggunakan prinsip diagram pareto bahwa 80 % ketidaknyaman adalah berasal dari 20 % masalah. Analisa data beban kerja objektif Metode yang digunakan dalam pengukuran beban kerja objektif adalah dengan pengukuran denyut jantung. Dengan menggunakan alat Polar Heart Rate yang ditempatkan di dada dan di pergelangan tangan, alat ini akan mencatat signal elektrik yang diukur dari denyut jantung pada permukaan kulit dada sehingga diketahui jumlah denyut jantungnya per satuan waktu. Analisa data kebutuhan kalori dari denyut jantung Setelah didapatkan nilai denyut jantungnya maka dihitung jumlah kebutuhan kalori pada pekerja dengan menggunakan rumus Metabolisme Basal Harris Bennedict. Rumus Metabolisme Basal untuk pria dan wanita adalah berbeda. Kemudian dilakukan penggolongan kategori denyut jantung untuk tiap denyut jantung yang telah diukur sehingga didapatkan jumlah kebutuhan kalori pekerja. Analisa gerakan waktu kerja Analisa ini digunakan untuk mengetahui waktu kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan rokok. Metode yang digunakan adalah Metode MOST. A-28-2

Langkah langkah yang dilakukan adalah dengan menyusun deskripsi pekerjaan dari setiap stasiun kerja, menganalisa indeks gerakkan atau mentransformasikan tiap pekerjaan dengan tabel MOST, dan menghitung indeks waktu. HASIL DAN DISKUSI Sebagai contoh perhitungan sebelum dan sesudah perbaikan keempat data tersebut adalah stasiun kerja pelintingan rokok. 3.1 Hasil pengukuran beban kerja dengan kartu SWAT sebelum perbaikan didapatkan nilai 93.2 dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 20.1. 3.2 Hasil pengukuran denyut jantung sebelum perbaikan didapatkan nilai 130 pulses/min dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 120 pulses/min. 3.3 Hasil penghitungan kebutuhan kalori sebelum perbaikan didapatkan nilai 425.07 kal dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 348.96 kal. 3.4 Hasil perhitungan waktu kerja dengan Metode MOST sebelum perbaikan didapatkan nilai 148.11 menit dan sesudah perbaikan didapatkan nilai 146.01 menit. Tabel 1. Perbandingan % Rata rata Summated Ratings Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja % Rata - rata No. Stasiun Kerja Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan 1. Pelintingan 63.32 % 45.11 % 42.9 % - 3. Pengawas Pelintingan 51 % 35.33 % 4. Trainer 70.4 % 41.89 % 5. Quality Control ( QC ) 67.8 % 46.56 % 6. Verpack 49.77 % - 7. Pengawas Verpack 56.6 % 44.22 % 8. Pengebalan 1 53.89 % 49.7 % 9. Pengebalan 2 53.3 % 46.33 % Tabel 2. Perbandingan SWAT Rescaled Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja SWAT Rescaled Perban Sebelum Sesudah dingan Perbaikan Perbaikan Prosentase 1. Pelintingan 93.2 20.1 73.1 78 % 37.7 37.7 - - 3. Pengawas Pelintingan 69.2 31.5 37.7 54 % 4. Trainer 69.2 8.6 60.6 87 % 5. Quality Control ( QC ) 69.2 34.6 34.6 50 % 6. Verpack 26.2 26.2 - - 7. Pengawas Verpack 69.2 38.9 30.3 43 % 8. Pengebalan 1 92.7 8.7 84 90 % 9. Pengebalan 2 76.6 38.6 38 49 % Prosentase Rata Rata Penurunan Beban Kerja 60 % A-28-3

No. Tabel 3. Perbandingan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja Stasiun Kerja Sebelum Perbaikan Denyut Jantung (Pulses/ min) Assesment of Workload Sesudah Perbaikan Denyut Jantung (Pulses/ min) Assesment of Workload Perban dingan Prosen tase 1. Pelintingan 130 High 120 Moderate 10 8 % 120 Moderate 120 Moderate 0 0 % 3. Pengawas Pelintingan 115 Moderate 100 Low 15 13 % 4. Trainer 130 High 126 High 4 3 % 5. Quality Control ( QC ) 130 High 123 Low 7 5 % 6. Verpack 130 High 100 Low 30 23 % 7. Pengawas Verpack 150 High 125 Moderate 25 17 % 8. Pengebalan 1 120 Moderate 100 Low 20 17 % 9. Pengebalan 2 130 High 125 Moderate 5 4 % Prosentase Rata Rata Penurunan Denyut Jantung 10 % Tabel 4. Perbandingan Kebutuhan Kalori Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja Sebelum Sesudah Perbandingan Prosentase Perbaikan Perbaikan 1. Pelintingan 425.07 kal 348.96 kal 76.11 18 % 107.49 kal 107.49 kal 0.00 0 % 3. Pengawas Pelintingan 9.75 kal 5.56 kal 4.19 43 % 4. Trainer 4.95 kal 2.73 kal 2.2 44 % 5. Quality Control ( QC ) 24.5 kal 11.46 kal 13.04 53 % 6. Verpack 5.81 kal 4.84 kal 0.97 17 % 7. Pengawas Verpack 20.38 kal 9.38 kal 11.0 54 % 8. Pengebalan 1 8.33 kal 4.67 kal 3.36 40 % 9. Pengebalan 2 10.73 kal 8.06 kal 2.67 25 % Penurunan Rata Rata Penurunan Jumlah Konsumsi Energi 18 % Tabel 5. Perbandingan Waktu Kerja Sebelum dan Sesudah Perbaikan Stasiun Kerja No. Stasiun Kerja Sebelum Sesudah Perbandingan Prosentase Perbaikan Perbaikan 1. Pelintingan 148.11 menit 146.01 menit 2.1 1.4 % 39.23 menit 39.23 menit 0 0 % 3. Pengawas Pelintingan 3.959 menit 3.53 menit 0.429 11 % 4. Trainer 1.85 menit 1.019 menit 0.831 45 % 5. Quality Control ( QC ) 8.818 menit 4.139 menit 4.679 53 % 6. Verpack 2.159 menit 2.159 menit 0 0 % 7. Pengawas Verpack 7.378 menit 4.079 menit 3.299 45 % 8. Pengebalan 1 3.359 menit 2.939 menit 0.42 12 % 9. Pengebalan 2 3.059 menit 2.759 menit 0.3 10 % 253.55 menit 205.84 menit 5 % A-28-4

KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari pengukuran beban kerja dengan menggunakan didapatkan bahwa sebelum perbaikan stasiun kerja hasil SWAT Rescaled pekerja pada area Sigaret Kretek Tangan (SKT) mayoritas berada pada skala beban terbebani (diat as angka 40). Setelah adanya perbaikan stasiun kerja, maka hasil SWAT Rescaled berada pada skala di bawah 40. 2. Dari pengukuran denyut jantung per menit didapatkan bahwa sebelum perbaikan stasiun kerja, mayoritas denyut jantung pekerja berada pada level high dan setelah perbaikan stasiun kerja, denyut jantung pekerja berada pada level moderate. Sehingga pekerja mengalami penurunan denyut jantung sebanyak 10 % dan kebutuhan kalori yang dihasilkan mengalami penurunan sebanyak 18 %. 3. Setelah dilakukan penghitungan waktu kerja didapat bahwa waktu kerja sebelum perbaikan sebesar 253 menit 55 detik. Dan setelah perbaikan waktu kerjanya berkurang menjadi 205 menit 84 detik. Jadi prosentase penghematan waktu kerjanya sebesar 30 % atau setara dengan 48 menit 11 detik. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin, Drs., MA., 1997 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Arisman, Dr., MB., 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. B. Reid, Gary, 1989, Petunjuk Program SWAT, A User`s Guide. B. Zandin, K. Jell, 1980, MOST Work Measurement System, HB. Maynard and Company, Inc., Pittsburgh, Pennsylvania. Brue, Greg, 2003, Six Sigma for Managers, Cetakan Kedua, Penerbit Canary, Jakarta. Gazperz, Vincent, 2003, Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas, Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Nurmianto, Eko, 1996, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, PT. Guna Widya, Jakarta. Rizqie Auliana, Dra., M.Kes., 2001, Gizi dan Pengolahan Pangan, Cetakan Pertama, Adicita Karya Nusa, Jogjakarta. Suma`mur, 1989, Ergonomi untuk Produktivitas Kerja, C.V. Haji Masagung, Jakarta. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Cetakan Pertama, UNIBA PRESS (Universitas Islam Batik Surakarta), Surakarta. Pyzdeck, Thomas, 2002, The Six Sigma Handbook, Edisi Pertama, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta. Universitas Negeri Malang, 2000, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat, Malang. Wignjosoebroto, Sritomo, 1995, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, PT. Guna Widya, Jakarta. A-28-5

A-28-6