GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

b) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

KONSELING ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS NY. E SUMUR PANGGANG

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR ASUPAN GIZI DAN PEMAKAIAN ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN KETERATURAN KONSUMSI TABLET BESI DAN POLA MAKAN DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS MUARA TEMBESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI POLINDES JABUNG. Siti Aisyah*

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

RELATIONSHIP BETWEEN THE CONSUMPTION OF TABLETS FE COMPLIANCE OF EVENTS Anemia HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI DESA PAGERAJI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kharisma Virgian Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

Transkripsi:

PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN SUPLEMENTASI ZAT BESI Lailatul Mustaghfiroh Ita Rahmawati Luluk Hidayah ABSTRAK Pendahuluan: Pemerintah menganjurkan ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet besi setiap hari minimal 90 hari. Hal ini disebabkan jumlah zat besi yang diabsorpsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan. Konsumsi tablet besi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Namun sampai saat ini belum ada data mengenai efektifitasnya, dalam arti dengan pemberian tablet besi selama kehamilan dapat meningkatkan kadar Hb berapa gram%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suplemen zat besi bagi ibu hamil terhadap peningkatan kadar Hemoglobin. Metode: Jenis penelitian dengan quasi eksperimen pendekatan kohort perpektif dengan suplementasi zat besi sebanyak 90 tablet. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I di BPM Ummi Haniek Jepara bulan April 2017 sebanyak 50 responden dengan teknik insidental sampling. Jenis data primer dan sekunder. Analisa data univariat menggunakan mean sedangkan bivariat menggunakan uji t-test berpasangan. Hasil: Rerata kadar hemoglobin sebelum intervensi sebesar 12,216 gr% sedangkan setelah intervensi sebesar 13,128 gr%. Hasil uji t-test terdapat pengaruh suplemen zat besi bagi ibu hamil terhadap peningkatan kadar Hemoglobin (p < 0,05) dengan peningkatan kadar Hemoglobin sebesar 0,912 gr%. Kata kunci: hemoglobin, ibu hamil, zat besi, PENDAHULUAN Sekitar 2 milyar orang atau sekitar 30% dari populasi dunia diketahui anemis, terutama anemia defisiensi besi. Perkiraan global, 51 juta wanita hamil atau sekitar 41,8% dari seluruh wanita hamil juga mengalami anemia, terutama juga diakibatkan defisiensi besi. Kasus anemia defisiensi besi ini lebih banyak terjadi di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Husin, 2014). Penelitian Idris dkk (2008) dalam Husin (2014) menyatakan secara umum di Indonesia sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil, dan 3% pria kekurangan zat besi. Data Depkes RI (2004) menunjukkan 52% remaja perempuan menderita anemia. Masalah kesehatan gizi pada remaja sering berlanjut pada masalah gizi masa dewasa. Bila anaknya lahir hidup akan disertai dengan gangguan pertumbuhan dan tingkat kecerdasan yang kurang (Hadi (2005) dalam Badriah (2011)). Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu-minggu kehamilan cenderung melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang, karena system saraf pusat sangat peka pada 2 sampai 5 minggu pertama konsepsi. Ibu dengan malnutrisi sepanjang Trimester III akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) < 2500 gram (Info Ibu (2006) dalam Badriyah (2014)). Anemia defisiensi zat besi bagi ibu hamil masih menjadi masalah utama gizi di Indonesia (Husin, 2014). Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, nifas, maupun dalam masa selanjutnya. Penyulit yang timbul akibat anemia antara lain abortus, partus prematurus, partus lama, perdarahan postpartum, syok, infeksi, dekompensasi kordis. Selain bagi ibu, anemia juga memberi pengaruh kurang baik bagi hasil konsepsi antara lain kematian mudigah, kematian perinatal, prematuritas, cacat bawaan, dan janin dengan cadangan besi kurang (Saifuddin, 2010). 304 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Ibu hamil potensial terjadi anemia. Hal ini disebabkan secara fisiologis dalam masa kehamilan terjadi proses pengenceran darah (hemodilusi/hipervolemia) guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Terjadi peningkatan plasma darah (40-45%) yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah (20-30%). Hal ini mengakibatkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai di bawah 11 g/dl. Suatu keadaan dimana kadar Hb kurang dari 11 g/dl disebut dengan anemia. Kadar Hb di bawah 11 g/dl pada kehamilan lanjut merupakan suatu keadaan abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorpsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan. Oleh karena itu pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan (Saifuddin, 2010). Comitte on Maternal Nutrition menganjurkan pemberian zat besi dilakukan pada trimester II dan III. Dianjurkan untuk minum 30-60 mg tiap hari mulai minggu ke-12 kehamilan sampai 3 bulan (Badriah, 2014). Pemerintah menganjurkan ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari (Kemenkes RI, 2015). Hal ini sesuai dengan ketentuan deteksi anemia ibu hamil yang dilakukan 2 kali pemeriksaan Hb pada trimester I (kunjungan awal) dan trimester III. Apabila pada kunjungan awal diketahui ibu hamil mengalami anemia, ibu dapat mengonsumsi tablet besi tablet setiap hari minimal selama 90 hari. Menurut Riskesdas (2013), di Indonesia cakupan ibu hamil yang mengkonsumsi 90 tablet besi selama kehamilan sebanyak 82%, sementara itu di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 83,6 %. Konsumsi tablet besi yang dilakukan selama kehamilan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil dengan peningkatan kadar Hb. Namun sampai saat ini belum ada data pasti mengenai efektifitasnya, dalam arti dengan pemberian tablet besi selama kehamilan dapat meningkatkan kadar Hb berapa gram%. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh suplemen zat besi bagi ibu hamil terhadap peningkatan kadar Hemoglobin. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap program Pemerintah mengenai jumlah tablet besi yang dikonsumsi selama kehamilan disesuaikan dengan kadar Hb ibu hamil sebelumnya (pada pemeriksaan Hb di awal kehamilan) sehingga manfaat yang diharapkan akan lebih efektif. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh suplemen zat besi bagi ibu hamil terhadap peningkatan kadar Hemoglobin. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan pendekatan kohort perspektif. Penelitian ini ibu hamil trimester I diberikan suplemen zat besi sebanyak 90 tablet untuk dikonsumsi selama 90 hari. Ibu hamil dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan suplemen zat besi sebanyak 90 tablet yang dikonsumsi selama 90 hari. Penelitian dilakukan di BPM Ummi Haniek Jepara pada bulan April 2017. Responden dalam penelitian ini sebanyak 50 ibu hamil yang ditentukan dengan teknik insidental sampling. Data penelitian berupa kadar hemoglobin ibu hamil sebelum dan setelah diberikan suplemen zat besi yang diperoleh melalui pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan Hb elektrik. Pengolahan data dengan menggunakan editing, koding, dan tabulasi data. Analisis secara deskriptif menggunakan mean. Untuk menguji pengaruh suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dengan menggunakan paired sample t test. HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh meliputi data karakteristik responden, kadar hemoglobin ibu hamil sebelum dan setelah pemberian suplemen tablet besi. 305 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Tabel 1. Kadar Hemoglobin ibu hamil (n=50) Kadar Hemoglobin Mean SD n Sebelum Intervensi 12,216 1,3417 50 Setelah Intervensi 13,128 1,0043 50 Tabel 2. Pengaruh Suplementasi Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin ibu hamil (n=50) Kadar Hemoglobin Mean SD ρ.value Pre Post suplementasi tablet fe pada ibu hamil -.9120 1.0139 0,000 Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Pengujian Kesimpulan Terdapat pengaruh suplementasi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil Berdasarkan hasil paired sample t-test didapatkan nilai p=0.000 (p< 0,005) yang brarti bahwa H0 ditolak. Terdapat pengaruh suplementasi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat selisih kadar hemoglobin sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi suplementasi zat besi sebanyak 90 tablet. Pengukuran kadar Hb sebelum diberikan suplemen zat besi dilakukan pada ibu hamil trimester I akhir. Menurut Husin (2014) ibu hamil sejak awal kehamilan mengalami peningkatan volume plasma darah sekitar 15% pada kehamilan 12 minggu dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Peningkatan volume darah ibu bertambah cepat pada trimester kedua kehamilan, melambat pada trimester ketiga. Menurut Saifudin (2010) ibu hamil mengalami metabolisme yang tinggi, sehingga memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui Hb di dalam sel-sel darah merah. Oleh karena itu, ibu hamil perlu asupan zat besi dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah trimester kedua, untuk menjaga konsentrasi Hb yang normal. Hal ini didukung oleh program pemerintah dengan menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi paling sedikit 90 tablet besi selama kehamilannya (Kemenkes RI, 2015). Selain itu, World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengonsumsi suplemen Fe 60 mg per hari selama 6 bulan. Jika tidak dapat mengonsumsi selama 6 bulan (mengonsumsi pada waktu yang lebih singkat), dosisnya dinaikkan menjadi 120 mg per hari atau melanjutkan mengonsumsinya hingga 3 bulan postpartum. Pengukuran kadar Hb setelah pemberian suplementasi zat besi 90 tablet dilakukan pada ibu hamil trimester III awal. Menurut Husin (2014), peningkatan volume darah ibu melambat pada trimester ketiga. Hal ini ditunjukkan hanya sebagian kecil responden yang mengalami anemia saat dilakukan pengukuran kadar haemoglobin setelah diberikan suplemen zat besi. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil sebesar 0,9120 gr/dl. Terdapat pengaruh suplementasi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil dengan ρ value lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Berdasarkan hasil uji beda t test, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh suplementasi zat besi bagi ibu hamil terhadap peningkatan kadar hemoglobin (p<0,005), dan peningkatan kadar Hb sebesar 0,912. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mardiani (2010) yang menyatakan terdapat hubungan antara sikap ibu hamil tentang anemia dengan 306 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

perilaku minum tablet tambah darah (p = 0,000). Hal tersebut dikarenakan sikap menjadi pertimbangan dalam menentukan tindakan minum tablet tambah darah. Penelitian Hidayah (2012) menyatakan semakin baik kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe maka semakin rendah risiko ibu mengalami anemia. Adanya peningkatan kadar hemoglobin setelah pemberian suplemen zat besi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain makanan yang dikonsumsi oleh responden. Beberapa bahan makanan sumber zat besi yaitu bayam, daging merah, telur, sereal, bijibijian, dan lainnya. Bahan makanan tersebut memiliki bentuk Fe 3+ (Feri), dan kemudian dilarutkan oleh sekret lambung menjadi bentuk fero (Fe 2+ ) yang mudah diserap oleh tubuh. Akan tetapi, besi adalah salah satu nutrient yang tidak dapat diperoleh dalam jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama masa hamil. Oleh karena itu, perlu diberikan suplemen zat besi (tablet sulfas ferrosus) pada ibu hamil (Husin, 2014; Herawati dan Selanty, 2017). Tablet sulfas ferosus yang dikeringkan merupakan preparat yang sering diberikan pada ibu hamil. Suplemen zat besi sebaiknya dikonsumsi tidak bersamaan dengan teh, kopi, suplemen kalsium, dan produk susu karena menurunkan absorbs zat besi tersebut. Sebaliknya, suplemen besi sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan daging, ikan, vitamin C atau jus jeruk yang dapat menstimulasi asam lambung. Efek konsumsi zat besi yaitu terjadi perubahan warna pada feses dan urine. Oleh karena itu ibu hamil yang mengonsumsi zat besi perlu diberikan pendidikan kesehatan bahwa tinjanya dapat menjadi hitam selama mengonsumsi zat besi oleh karena dapat berpengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet besi. Didukung dengan tatalaksana penanganan anemia pada ibu hamil yang dikeluarkan Kemenkes bahwa tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 µg asam folat dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin. Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab anemi (Kemenkes,2013). Menurut Mochtar (1998), penyebab anemi umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi); kurang zat besi dalam diet; malabsorpsi; kehilangan darah yang banyak saat persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain; penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain. Sedangkan Kemenkes (2013), faktor predisposisi anemia dalam kehamilan disebabkan oleh diet rendah zat basi, B12, dan asam folat; kelainan gastrointestinal; penyakit kronis; riwayat keluarga. Pemerintah tahun 2014 telah menentukan standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil yaitu mengonsumsi tablet besi setiap hari selama kehamilan atau minimal 90 tablet (60 mg besi elemental + asam folat 0,400 mg). Sementara itu, tahun 2015 Kemenkes bersama Milleneum Challenge Account menentukan kebijakan dalam pemberian tambah darah untuk ibu hamil. Kebijakan tersebut terdiri dari program pencegahan/suplementasi, yaitu dengan memberikan minimal 90 tablet tambah darah selama kehamilan; serta program pengobatan anemia, yaitu dengan memberikan tablet tambah darah sebanyak 2 tablet per hari untuk maksimum 30 hari, dan dilanjutkan dengan dosis regular (1 tablet per hari) selama 90 hari. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil sebesar 0,9120 gr/dl pada ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi sebanyak 1 tablet per hari selama 90 hari. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penentuan konsumsi tablet tambah darah sebaiknya disesuaikan dengan kadar Hb ibu hamil sebelumnya/pada pemeriksaan trimester I. Oleh karena anemia memiliki kategori dengan parameter Hb tersendiri. Menurut WHO, anemia diklasifikasikan menjadi: anemia ringan, jika kadar Hb ibu hamil 8-10.9 gr/dl; anemia berat, jika kadar Hb < 8 gr/dl. Ibu hamil dikatakan tidak anemia bila memiliki kadar Hb > 11 gr/dl. Walaupun ibu hamil didiagnosa anemia namun kadar Hb nya berbeda-beda. Oleh karena itu, dosis atau jumlah tablet besi yang dikonsumsi sebaiknya disesuaikan dengan kadar Hb ibu hamil agar tujuan untuk pengobatan anemia menjadi efektif. 307 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perubahan kadar Hb pada ibu hamil dipengaruhi oleh suplementasi zat besi. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan suplemen tablet besi disesuaikan dengan kadar Hb ibu pada pemeriksaan awal. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian anemia bagi ibu hamil selain konsumsi suplemen besi. Bagi pemerintah, diharapkan dalam penentuan kebijakan pemberian suplemen zat besi disesuaikan dengan kadar Hb ibu pada pemeriksaan awal. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Sri Utami; Nelly Mayulu, Julia Rottie. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Anemia pada Anak Sekolah Dasardi Kabupaten Bolaang Mongodow Utara. Ejournal keperawatan vol.1 No. 1. Agustus 2013. Besral; Lia Meilianingsih, Junaiti Sahar. 2007. Pengaruh Minum Teh terhadap Kejadian Anemia pada Usila di Kota Bandung. Makara Kesehatan Vol. 11, No. 1, Juni 2007: 38-43. Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Paradigma Baru dalam Asuhan Kehamilan. Jakarta: Sagung Seto. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan Edisi Pertama. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Milleneum Challenge Account. 2015. Pedoman Program Pemberian dan pemantauan mutu tablet tambah darah untuk ibu hamil. Manuaba, Ida Ayu Chandranita; Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Permenkes RI No.88 tahun 2014 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Gizi 2015. Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Supariasa, I Dewa Nyoman; Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Tristiyanti, Wara Fitria. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Anemia pada Ibu Hamil di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat; Skripsi.Program Studi S1 Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga FakultasPertanian Institut Pertanian Bogor. Varney, Helen; Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1. Jakarta: EGC. 308 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs