BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I1 LANDASAN TEORI

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA PAUD TERPADU AR-RAHMAN KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI DAN MENGGAMBAR

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan. sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu secara umum

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini. 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

PEMBELAJARAN TEMA. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

NAMA : ELNI NIM : :

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Menurut Sujiono, dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jermari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat, semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti melipat, menggunting kertas, mewarnai, menggambar, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 (tiga) tahun, namun demikian kemampuan seorang anak untuk melakukan gerakan motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. Hildayani dkk (2008: 8.5) kemampuan motorik halus adalah gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan dibagian jari-jari tangan, seperti menulis, menggambar, 6 6

7 memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental, misal keterampilan membuat gambar. Dalam membuat gambar selain anak memerlukan keterampilan menggerakkan pergelangan dan jari-jari tangan. Menurut Sumantri (2005: 143) kemampuan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Kemampuan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata dan tangan, seperti menulis, menggambar dan lain-lain. 2. Tujuan Perkembangan Motorik Menurut Samsudin (2008:11) tujuan perkembangan motorik bertujuan sebagai penguasaan keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menyelesaikan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu, jika tingkat

8 keberhasilan dalam melaksanakan motorik tinggi berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien. Menurut Sumantri (2005: 146) tujuan perkembangan motorik halus diusia 4-5 tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari: seperti, kesiapan menulis, menggambarkan dan memanipulasi benda-benda, anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini TK (4-5 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menggambar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perkembangan motorik adalah mengembangkan kemampuan motorik halus anak yang berhubungan dengan penguasaan keterampilan gerak kedua tangan dalam menyelesaikan tugas motorik tertentu seperti, kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda. 3. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik Menurut Sujiono (2009: 1.4) mengemukakan bahwa secara umum ada tiga tahap perkembangan motorik anak pada usia dini adalah pertama, tahap kognitif. Pada tahap ini anak berusaha memahami keterampilan

9 motorik serta apa yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Kedua, tahap asosiatif. Pada tahap ini anak banyak belajar dengan cara meralat olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali. Ketiga, tahap autonomous. Pada tahap ini gerakan yang ditampilkan anak merupakan respon yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan dan anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Samsudin (2008: 15) tahap perkembangan motorik ada tiga tahap yaitu : Tahap Verbal Kognitif, tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau penjelasan dengan maksud agar anak memahami gerak yang akan dilakukannya. Tahap Asosiatif, Pada tahap ini perkembangan anak Taman Kanakkanak sedang memasuki masa pemahaman dari gerak-gerak yang sedang dipelajarinya. Tahap Automasi, Pada tahap ini anak Taman Kanak-kanak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau spontan. Menurut Fitts dan Postner (dalam Sumantri 2005: 101) proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam tiga tahap yaitu: Tahap Verbal Kognitif, tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang

10 dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari. Tahap Asosiatif, Tahap ini disebut tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendatsendat pelaksanaanya. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. Tahap Otomasi, Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak tahap ini di tandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruhi walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakan sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan tahap-tahap dalam perkembangan motorik adalah tahap kognitif, tahap asosiatif dan tahap otomasi.

11 4. Prinsip-prinsip Perkembangan motorik Menurut Sumantri (2005: 48) mengemukakan bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik anak usia dini yang normal adalah terjadinya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya, perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Menurut B.E.F Montolalu (2009: 4.14) prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat di pengaruhi oleh gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya. Ada 5 (lima) prinsip utama perkembangan motorik yaitu kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan praktek. a. Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syarat yang mengatur gerakan tersebut. b. Urutan Pada anak usia 5 tahun anak lebih memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu kemampuan yang berkoordinasikan gerakan motorik tangan seimbang. c. Motivasi

12 Kematangan motorik memotivasi anak untuk melakukan aktifitas motorik dalam lingkungan yang luas, hal ini dapat dilihat berikut ini : - Aktifitas fisik yang meningkat dengan tajam - Anak seakan tidak mau berhenti melakukan aktifitas fisik menggunakan otot kasar dan halus d. Pengalaman Perkembangan gerakan dasar bagi perkembangan berikutnya e. Praktek Beberapa kebutuhan anak usia TK yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dipraktekkan anak dengan bimbingan guru Sedangkan menurut Samsudin (2009: 8) prinsip perkembangan motorik anak merupakan suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai masa pertumbuhannya, perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya. Berdasrakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik adalah perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikis yang ditentukan oleh kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan praktek. B. Metode Demonstrasi Menggambar Geometri Menjadi Bentuk Gambar 1. Metode Pembelajaran Di Taman kanak-kanak Menurut Moesliechatoen (2004:7) metode pembelajaran merupakan bagian yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang

13 dalam kerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak di Taman Kanak-kanak guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar. Samsudin (2009:33) metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam membelajarkan anak untuk mencapai kompetensi yang diterapkan. Menurut Moeslihatoen (2004:24) metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia Taman Kanak-kanak yaitu : pertama, Bermain. Merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan memberikan kesenangan. Kedua, Karyawisata. Dengan karyawisata akan memberikan makna penting dalam perkembangan anak dan dapat membangkitkan minat anak pada sesuatu hal. Ketiga, Bercakap-cakap. Penggunaan metode bercakap-cakap bagi anak Taman Kanak-kanak terutama akan membantu perkembangan dimensi sosial, emosional dan kognitif, dan terutama bahasa. Keempat, Bercerita. Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak Taman Kanak-kanak. Kelima, Demonstrasi. Dengan demonstrasi berarti menunjukkan dan menjelaskan cara mengerjakan sesuatu dan diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah. Keenam, Proyek. Salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan

14 anak memecahkan masalah yang dialami. Ketujuh, Pemberian Tugas. Dengan pemberian tugas memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa, kemampuan mendengar, kognitif, kemampuan bekerja sampai tuntas. Samsudin (2009: 33) metode pembelajaran yang biasa digunakan di Taman Kanak-kanak antara lain sebagai berikut : Pertama, Metode bercerita adalah kegiatan menyampaikan suatu isi buku yang mengandung unsur nilai-nilai keteladanan dan pemberian wawasan, yang dilakukan secara lisan atau membaca buku. Membaca merupakan kegiatan yang mengasyikan bagi peserta didik. Melalui bercerita semua aspek perkembangan peserta didik apabila disertai dengan gambar atau alat peraga seperti boneka. Kedua, Metode bercakap-cakap atau tanya jawab antar anak dengan guru atau antara anak dengan anak. Ketiga, Metode tanya jawab memberikan kesempatan anak untuk bertanya. Keempat, Metode Karyawisata adalah metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh guru dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan di diskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh guru, yang kemudian dibukukan, Kelima, Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang efektif untuk membantu anak mencari jawaban atas pertanyaan

15 bagaimana caranya? apa bahannya? cara mana yang paling sesuai? apakah benar atau tidak? Dengan demonstrasi sebagai metode mengajar diharapkan guru dan anak memperlihatkan dan mengamati proses dan hasil. Keenam, Metode Sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui bermain peran. Ketujuh, Metode Eksperimen adalah cara memberikan pengalaman dengan melihat langsung apa yang terjadi. Kedelapan, Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan menggunakan alam sekitarnya. Kesembilan, Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan dan melaksanakan tugas yang disiapkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam membelajarkan anak untuk mencapai tujuan kegiatan dan mencapai kompetensi yang diterapkan. Metode yang dapat digunakan seperti metode bercerita, metode bermain, karyawisata, bercakap-cakap, proyek, pemberian tugas dan metode demonstrasi. 2. Metode Demonstrasi Menurut Djamarah (2006: 90) metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

16 Menurut Sanjaya (2010: 152) metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses baik sebenarnya maupun hanya sekedar tiruan. Lebih lanjut Moeslichatoen (2004: 108) menjelaskan metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengar yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang di demonstrasikan, ia juga menambahkan bahwa metode demonstrasi dapat juga dikatakan sebagai metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urusan proses sebuah kejadian dan biasanya metode demonstrasi di pakai untuk membuktikan suatu gerakan untuk di contoh. Untuk mengajarkan suatu materi pelajaran sering kali tidak cukup kalau guru Taman Kanak-kanak hanya menjelaskan secara lisan saja, terutama dalam mengajarkan keterampilan anak usia dini lebih mudah mempelajarinya dengan cara menirukan seperti apa yang telah dilakukan oleh gurunya. Pengajaran di katakan efektif bila guru dapat membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalamanpengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara suka rela,oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus

17 relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun dengan pengalaman yang akan datang pada anak. Dengan kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu, dengan demikian selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru. Menurut Moeslichatoen (2004: 113) ada beberapa manfaat dan tujuan dari metode demonstrasi antara lain : Manfaat metode demonstrasi bagi anak usia dini adalah sebagai berikut : Pertama, metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak, bagi anak melihat bagaimana sesuai peristiwa berlangsung, lebih menarik, dan merangsang perhatian, serta lebih menantang dari pada hanya mendengar penjelasan guru. Kegiatan demonstrasi dapat mengundang perhatian dan minat anak terhadap materi yang diajarkan. Pengalaman belajar bagi anak menjadi lebih bermakna karena anak semakin paham. Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal dan mengingat. Pengembangan daya pikir yang dimulai pada

18 anak usia dini akan sangat membantu anak dalam memperoleh pengalaman belajar di bidang ilmu pengetahuan. Tujuan metode demonstrasi bagi anak usia dini adalah : Sesuai dengan manfaat penggunaan metode demonstrasi bagi anak usia dini yang telah dikemukakan diatas, demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai materi pelajarann dengan lebih baik. Melalui kegiatan demonstrasi anak dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indra itu dapat menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan. Pengamatan kedua indra itu akan saling melengkapi pemahaman anak tentang segala hal yang ditunjukan, dikerjakan, dan dijelaskan dalam kegiatan demonstrasi tersebut. Karena anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting dalam proses pengamatannya maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil bila ia harus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan penjelasan lisan oleh guru. Jadi tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan. Sebelum kegiatan demonstrasi guru harus mempersiapkan rancangan terlebih dahulu antara lain dengan : 1. Menetapkan rancangan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi 2. Menetapkan rancangan bentuk demonstrasi yang di pilih

19 3. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi 4. Menetapkan rancangan langkah kegiatan demonstrasi 5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan demonstrasi 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Menurut Roestiyah (2008: 84) pembelajaran menggunakan metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : Kelebihan metode demonstrasi, dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pembelajaran yang sedang diberikan. Memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Siswa dapat partisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat mengembangkan kecakapannya. Kelemahan metode demonstrasi, alat yang digunakan terlalu kecil atau penetapan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa, membutuhkan waktu yang panjang apabila waktu tidak tersedia dengan cukup maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, apabila siswa tidak diikut sertakan maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa sehingga kurang berhasil. Menurut Sanjaya (2010: 152) metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu : a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan

20 2) Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi 3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. b. Kelemahan metode demonstrasi 1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal. 2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai 3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional Menurut Djamarah (2006: 91) pembelajaran menggunakan metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahannya antara lain: Kelebihan metode demonstrasi, Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata), siswa lebih mudah apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi, metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif karena peralatan yang

21 memadai tidak selalu tersedia dengan baik. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain, fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang tidak sedikit 4. Menggambar Geometri Menjadi Bentuk Gambar Menurut Pamadhi dan Evan Sukardi S (2010: 2.5) menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar. Menggambar merupakan kebiasaan pada usia dini. Kegiatan menggambar seperti halnya menyanyi dapat dilakukan dengan kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti, kegiatan ini dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak sengaja. Menurut Sumanto (2005: 47) menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk garis, warna dan guna untuk proses pengungkapan ide, angan-angan perasaan pengalaman dan yang dilihatnya dengan menggunakan jenis peralatan menggambar tertentu. Sedangkan menurut Pekerti (2010: 9.23) menggambar pada hakikatnya adalah kegiatan bermain bagi anak, sehingga orang harus mengerti dengan kesibukan anak mencoret-coret tembok ataupun lantai

22 adalah merupakan permainan bagi anak sebagai media ekspresi yang menyenangkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 355) menjelaskan bahwa geometri merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari atau menerangkan tentang sifat-sifat garis, sudut, bidang dan ruang. Hal yang sama juga di jelaskan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 316) Geometri adalah suatu cabang ilmu pasti yang menerangkan mengenai sifat-sifat garis, sudut, bidang dan ruang. Geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi dan cabang matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat, ukuran dan hubungannya dengan yang lain. Objek geometri benda pikir yang berasal dari benda nyata yang tidak diperhatikan warna, bau, suhu dan sifat-sifat yang lain. Misalnya lingkaran, segitiga, dan persegi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menggambar geometri menjadi bentuk gambar adalah proses membuat gambar geometri menjadi gambar dengan cara menggoreskan pena, pensil, krayon, kapur diatas bidang datar yang mempelajari titik, garis, bidang, benda-benda ruang beserta sifat, ukuran dan hubungannya dengan yang lain dan hasilnya mengutamakan unsur garis yang lahir dari pikiran dan perasaan. Menurut Pamadhi (2010: 2.10) secara garis besar manfaat menggambar bagi anak dapat diuraikan sebagai berikut :

23 Menggambar sebagai alat bercerita, cerita dalam gambar yang dibuat anak merupakan tanda bahwa kegiatan menggambar berfungsi untuk mengungkapkan peristiwa yang akan dialami atau berimajinasi. Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan, menurut hasil penelitian anak yang mempunyai hambatan mengucapkan kata-kata namun pikirannya lebih maju akan tampak pada lukisanya. Menggambar sebagai alat bermain, ketika anak menggambar terjadi peristiwa berfantasi, jadi menggambar melatih anak untuk berfantasi. Fantasi yang muncul yaitu bentuk-bentuk yang kadangkala sulit dimengerti atau aneh dilihat. Menggambar melatih ingatan, melalui ilustrasi gambar atau kejadian yang membuat kenangan yang dalam karena dapat melatih ingatan anak terhadap kejadian yang telah berlalu. 5. Alat dan Bahan Menggambar Menurut Hajar Pamadhi (2010: 2.26) adapun alat menggambar yang dapat dipergunakan adalah pensil, penghapus dan kertas. Pensil merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menggambar, termasuk dalam menggambar menggunakan bermacammacam bentuk garis panjang, pendek, lurus dan lengkung. Sedangkan Penghapus hanya digunakan apabila benar-benar dibutuhkan oleh siswa, karena siswa masih dalam tahap belajar maka penghapus masih digunakan oleh siswa Taman Kanak-kanak. Lebih lanjut kertas yang digunakan sudah barang tentu menggunakan kertas gambar, untuk memudahkan dalam

24 menggambar hendaknya menggunakan kertas yang bagus. Bagus disini bukan berarti mahal, tetapi kertas tidak licin dan mudah untuk digores atau dicoret dengan pensil. Menurut Pekerti dkk (2009: 8.66) ada beberapa alat gambar yang lazim dipergunakan dalam menggambar antara lain pensil, kuas, konte, spidol dan pena. Jenis pensil terdiri dari jenis H (keras) dan B (lunak). Untuk menggambar lebih tepat menggunakan pensil B yang lebih lunak dan nyaman dipakai dan hasil goresan pensil tergantung dari keruncingan ujung goresannya. Kuas merupakan alat yang digunakan untuk memulas dengan cat pewarna yang sering dipakai untuk melukis. Untuk cat air bulu kuas pada umumnya menggunakan bulu kuda dan binatang sejenis. Konte pada umumnya berwarna hitam bahannya adalah arang halus dan sering digunakan untuk melukis foto hitam putih, bentuk konte ada yang persis seperti pensil ada pula yang berupa serbuk dan konte seperti daya rekat kapur. Spidol untuk menggambar dapat dibedakan bentuknya dalam dua jenis yaitu spidol dengan ujung runcing dan spidol dengan ujung rata dalam berbagai ukuran, spidol juga tersedia dalam berbagai warna. Pena merupakan alat untuk menggambar dengan efek visual lebih ekspresif yang digunakan melalui kualitas tebal tipis tarikan dan goresan garis yang spontan dan bebas, pena sering digunakan dalam menulis indah dan membuat sketsa.

25 Lebih lanjut Sumanto (2005: 49) alat yang digunakan untuk menggambar adalah pensil hitam dan pensil warna, crayon dan pastel, tinta, cat air, cat plakat atau cat poster dan pewarna gambar lainnya. Pensil yang bisa digunakan menggambar yang masing-masing berbeda tingkat keras lunaknya dan ketajaman warnanya. Pewarna crayon dan pastel sebenarnya hampir sama cirinya. Crayon adalah pewarna yang mengandung campuran lilin dan pastel tidak dicampur dengan lilin. Tinta Warna tinda yaitu warna hitam, perak dan emas. Tinta merupakan pewarna cair yang biasanya digunakan untuk menulis dan menggambar yang cara penggunaannya dapat memakai pena tulis atau memakai kuas gambar. Cat air merupakan pewarna basah yang dalam penggunaannya di encerkan dengan air terlebih dahulu diatas palet gambar terus digoreskan dengan menggunakan kuas. Sedangkan cat plakat atau cat poster merupakan pewarna cair yang memiliki sifat menutup dan penggunaannya sama seperti cat air hanya adonan warna bisa dibuat lebih kental. Cat poster lebih baik digunakan menggambar dengan pewarna yang datar. Lebih lanjut, yang termasuk pewarna gambar lainnya yaitu kapur tulis, kapur warna, spidol, bolpoint dan pewarna yang secara khusus digunakan untuk melukis yaitu cat minyak atau cat lukis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat dan bahan menggambar untuk anak taman kanak-kanak adalah pensil, penghapus, kertas dan krayon atau pewarna gambar lainnya.

26 C. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian Menurut Kemendiknas (2010: 1) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : : Anak yang belum berkembang, dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru : Anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator yang diharapkan : Anak yang sudah berkembang sesuai harapan : Anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : : Untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan : Untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan : Anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru Menurut Depdiknas (2004: 6) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : : dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak melakukan/ menyelesaikan tugas selalu di bantu guru. : artinya kemampuan anak cukup.

27 : dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak mampu melakukan/ menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru. Pedoman penilaian yang akan digunakan yaitu menggunakan pedoman penilaian menurut Kemendiknas (2010: 1) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : : Anak yang belum berkembang, dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru : Anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator yang diharapkan : Anak yang sudah berkembang sesuai harapan : Anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator 2. Indikator Keberhasilan Pengembangan keterampilan di Taman Kanak-kanak bertujuan mengembangkan motorik halus anak dalam berolah tangan dengan menggunakan alat, media kreatif, seperti : kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat dan lain-lain dengan menggunakan media tersebut anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan sehingga anak memperoleh keterampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya. Menurut kurikulum TK (2004: 15) aktifitas dalam indikator motorik halus pada anak usia Taman Kanak-kanak kelompok B antara lain dengan mencipta berbagai desain/ bentuk yang indikatornya sebagai berikut :

28 Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Anak mampu melakukan aktifitas fisik secara terkordinasi dalam rangka kelenturan, dan sebagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian Anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/ bahan menjadi suatu karya seni Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi Dapat menggambar sederhana Dapat menciptakan sesuatu dengan berbagai media - Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran (Indikator 39) - Membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi (indikator 60) - Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) (indikator 59) - Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang dan bahanbahan alam) dengan rapi (indikator 36) - Menggambar bebas dari bentuk dasar titik, lingkaran, segitiga dan segi empat (indikator 37) - Menciptakan 3 bentuk dari kepingan geometri (indikator 52) Dari penjelasan di atas tentang pengembangan keterampilan motorik halus pada anak, maka peneliti menyimpulkan indikator keberhasilan motorik halus anak melalui metode demonstrasi menggambar geometri menjadi bentuk gambar sebagai berikut : No Indikator Keberhasilan 1 Kemampuan memegang pensil dengan benar (antar ibu jari dan 2 jari) 2 Kemampuan menggambar bebas dari bentuk dasar lingkaran segitiga dan segi empat 3 Kemampuan menciptakan tiga bentuk dari kepingan geometri 4 Kemampuan membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi

29 D. Kerangka Berpikir Menurut Samsudin (2009: 33) menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran menggambar geometri menjadi bentuk gambar, dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Hal ini karena penggunaan metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya agar anak dapat memahami dan melakukannya dengan benar. Menurut Sumanto (2005: 47) menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk garis, warna dan guna untuk proses pengungkapan ide, angan-angan perasaan pengalaman dan yang dilihatnya dengan menggunakan jenis peralatan menggambar tertentu. Pembelajaran menggambar pada anak sekolah bukan hanya untuk kesenangan semata atau untuk dikenal sebagai ahli menggambar tetapi jauh bertujuan untuk dapat memperoleh berbagai pengalaman serta mengembangkan motorik halus yang mereka miliki. Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas, maka perlu disusun bagan kerangka berfikir yang merupakan landasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

30 Kondisi Awal Kondisi sudah meningkat, ada perbaikan tapi belum maksimal - Minat siswa terhadap kegiatan menggambar Geometri menjadi bentuk gambar masih rendah. - Kemampuan siswa dalam kegiatan menggambar bebas dari bentuk lingkaran, segitiga, segi empat masih rendah. - Pembelajarannya monoton - Minat siswa sedikit meningkat pada kegiatan menggambar geometri menjadi bentuk gambar. - Kemampuan siswa dalam kegiatan menggambar bebas dari bentuk lingkaran, segitiga, segi empat ada peningkatan tapi belum maksimal. - Pembelajarannya tidak monoton Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Siklus I Tindakan mengambar geometri menjadi bentuk gambar di demonstrasikan guru 3 x pertemuan Siklus II Tindakan menggambar geometri menjadi bentuk gambar di demonstrasikan guru 3 x pertemuan - Minat siswa sedikit meningkat pada kegiatan menggambar geometri menjadi bentuk gambar. - Kemampuan siswa dalam kegiatan menggambar bebas dari bentuk lingkaran, segitiga, segi empat meningkat maksimal. - Pembelajarannya tidak monoton Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Terjadi peningkatan yang optimal dalam kemampuan motorik halus anak dan penelitian berhasil Berdasarkan bagan kerangka berfikir penelitian tindakan kelas diatas, peneliti berasumsi untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui metode demonstrasi menggambar geometri menjadi bentuk gambar pada anak didik kelompok B BA Aisyiyah Banjengan tahun ajaran 2011-2012. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah demonstrasi menggambar geometri menjadi bentuk gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.