BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi sumber daya alam

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

A. Struktur Akar dan Fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa,

Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah

Kegunaan bambu SNI 8020:2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Termasuk dalam devisi spermatophyta, subdevisi angiospermae, klas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

Penelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok. Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN :

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

Sekapur Sirih. Cilacap, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kab. Cilacap. SUBIYANTO, S.Si NIP

TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

KERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA

TINJAUAN PUSTAKA. yang didominasi oleh pohon. Jhon A. Helms (1998) dalam suharjito (2000) memberi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

BAB 1 PENDAHULUAN. Partisipasi 1 Masyarakat dalam Pengurangan..., Andhip Whenda Polisa, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. keputih-putihan atau kekuning-kuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Ini Dia Si Pemakan Serangga

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA NON SATRALatihan soal 6.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Fisiografi Wilayah. karakteristik kondisi sosial ekonomi daerah penelitian. Karakteristik kondisi

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

PEMANFAATAN BAMBU DI INDONESIA. RIDWANTI BATUBARA, S. HUT Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. (gramineae) dan masih berkerabat dekat dengan padi dan tebu. Tanaman bambu dimasukkan ke dalam subfamili bambusoideae.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Bambu Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada (Widjaja, 2000). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan (Dransfield dan Widjaja, 2000). Tumbuhan bambu yang sering kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Namun ada juga bambu yang tumbuh sebagai batang soliter (monopodial). Tumbuhan bambu yang tumbuh subur di Indonesia merupakan tumbuhan bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus dkk. 2006). Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga menyulitkan dalam proses penebangannya. Arah pertumbuhan biasanya tegak dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunnya seakan melambai. Tumbuhan ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga (Berlian, 1995). 5

6 2.2 Morfologi Bambu 1. Akar bambu Bambu memilki serabut akar (radix fibrilla) yaitu, cabangcabang akar yang lebih halus dan berbentuk serabut, rambut-rambut akar (pillus radicalis) yaitu bagian akar yang sesungguhnya merupakan penonjolan sel-sel epidermis akar, tudung akar (calyptra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, merupakan jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah (Muzayyinah, 2008). 2. Batang bambu Batang-batang yang sudah tua, keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder, memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Pada bagian batang terdapat organ-organ daun yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang terdapat perpanjangan tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut subang yang biasanya gugur terlebih dulu (Widjaja, 2001). 3. Daun Daun bambu merupakan daun lengkap karena memiliki bagianbagian seperti pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Bangun daun berbentuk lanset, ujung daunnya meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, dan daging daun seperti kertas. Pertulangan

7 daun bambu sejajar, yaitu mempunyai satu tulang ditengah yang besar sedangkan tulang-tulang yang lainnya lebih kecil dan tampak sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun bagian atas berbulu kasar, bagian atas daun berwarna hijau cerah sedangkan permukaan bagian bawahnya berwarna hijau gelap (Widjaja, 2001). 4. Rebung Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan rimpang disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup rimpang di dalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung dapat dipakai untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya. Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat (Widjaja, 2001). 5. Pelepah Buluh Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat sambungan antara pelepah daun dan

8 pelepah buluh. Pelepah buluh sangat berperan penting terutama ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu talang (Schizostachyum brachycladum) (Widjaja, 2001). 2.3 Klasifikasi Bambu Klasifikasi bambu berdasarkan buku Identikit Jenis-Jenis Bambu di Jawa menurut Widjaja, 2001 adalah sebagai berikut : Kongdom Divisio Classis Ordo Familia Genera : Plantae : Spermatophyta : Monocotyledoneae : Graminales : Graminaceae : Bambusa, Fimbribambosa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Neololeba, Schizostachyum. 2.4 Tipe Pertumbuhan Tumbuhan bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun, yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung rimpang dengan batang yang lebih pendek tumbuh tidak beraturan. Sistem percabangan rimpangnya di dalam tanah

9 cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun. Bambu tipe simpodial tersebar di daerah tropik, seperti yang terdapat di Indonesia, Philipina, Thailand, India, Amerika Selatan, Afrika. Beberapa jenis juga tumbuh dengan merambat pada pohon yang ada disekitarnya seperti layaknya rotan (Widjaja dkk., 2001). Pada bambu tipe monopodial tunas bambu keluar dari buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun dengan batang yang panjang dan lurus serta tumbuhnya sendiri-sendiri. Batang dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti tegakan pohon yang terpisah-pisah. Jenis bambu ini biasanya ditemukan di daerah yang memilki 4 musim, subtropics seperti di Jepang, Cina. Amerika dan Korea (Berlian, 1995). 2.5 Syarat Tumbuh Pertumbuhan setiap tanaman di pengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor syarat tumbuh tumbuhan bambu, yaitu meliputi jenis iklim dan jenis tanah. Lingkungan yang sesuai dengan tumbuhan bambu yaitu dengan suhu sekitar 8,8-36 C. Bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam dengan ph 3,5 dan umumnya mendekati tanah dengan ph 5,0 sampai 6,5. Pada tanah yang subur tumbuhan bambu akan tumbuh dengan baik karena kebutuhan makanan yang terpenuhi (Berlian, 1995).

10 2.6 Pemanfaatan Tanaman Bambu Tumbuhan bambu merupakan hasil hutan non kayu potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Di bidang kehutanan tumbuhan bambu dapat meningkatkan kualitas hutan yang selama ini menjadi bahan baku industri perkayuan nasional melalui substitusi atau keanekaragaman bahan baku, mengingat potensi hutan kayu semakin langka sedangkan industri sudah telanjur ada dengan kapasitas besar, maka tuntutan pemenuhan bahan baku industri kehutanan menjadi agenda prioritas penyelamat aset kehutanan nasional (Dransfield, and Widjaja 1995). Secara tradisional umumnya bambu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti alat-alat rumah tangga, kerajinan tangan dan bahan makanan. Sebagai bahan bangunan rumah banyak dipakai didaerah pedesaan, sedangkan di daerah perkotaan bambu merupakan bahan penting untuk rumah bangunan sementara untuk bangunan bertingkat (Widjaja dkk., 1994). Bambu merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Sampai saat ini bambu sudah dimanfaatkan sangat luas, mulai dari penggunaan teknologi yang paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Pemanfaatan di masyarakat umumnya untuk kebutuhan rumah tangga dan dengan teknologi sederhana, sedangkan untuk industri biasanya ditujukan untuk orientasi ekspor. Pada umumnya seluruh bagian dari bambu dapat kita manfaatkan yaitu, mulai dari akar, daun, rebung sampai pada batang. Adapun pemanfaatan bambu diantaranya adalah: bambu lapis, bambu lamina, papan semen, arang bambu, pulp, kerajinan dan handicraft, supit, furniture dan perkakas rumah tangga, komponen bangunan dan rumah, sayuran dan bahan alat musik tradisional (Batubara, 2002).

11 Konsumen barang-barang kerajinan bambu tidak hanya di dalam negeri. Masyarakat mancanegara juga meminatinya karena kenaturalan dan kecantikannya. Hasil kerajinan bambu di Indonesia dapat dengan mudah kita peroleh karena banyak sekali dijajakan dikaki lima atau pinggir jalan. Selain itu di pasar swalayan pun, kerajinan bambu dapat ditemukan. Aneka produk Bambu Berkah misalnya, dapat dijumpai di Plaza Indonesia di jantung kota Jakarta (Bapedal, 2010). a. b. c. Gambar 1 ; a. Rumah tradisional (bahan bangunan yang digunakan dari bambu yaitu untuk dinding, usuk, dan saka), b. Rumah modern (semua dari bahan bambu dibuat lebih indah), c. Anyaman untuk dinding dan atap rumah. a. b. Gambar 2:. a. mebel (kursi modern yaitu kursi yang dibuat lebih menarik), b. Kursi yang sederhana.

12 a b c d Gambar 3 : Alat-alat rumah tangga, a. Piring, b. Tudung saji, c.kipas/ilir, d. Tampah. a b c Gambar 4 : Berbagai macam alat musik, a. Suling, b. Kentongan, c. Angklung Gambar 5 : arang bambu a b c d Gambar 6 : a. Keranjang angkut (biasanya digunakan dengan menaikan pada kendaraan motor/sepeda), b. Bahan pembuat kertas, c.jembatan, d. Perahu getek.

13 a b c d Gambar 7 : Pembuat Kerajinan, a. lampu hias, b. Perahu hias, c. Vas bunga d. Bunga hias. a b c d Gambar 8 : Berbagai macam mainan anak-anak, a. Tembakan, b. Tulup, c. Egrang, d. Layang-layang. 2.6.1 Kelebihan bambu; - Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaaan secara khusus. Untuk melakukan budidaya bambu tidak diperlukan investasi yang besar, jika tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara terus menerus tanpa menanam lagi. Budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi. - Pada masa pertumbuhan, bambu tertentu dapat tumbuh vertikal 5 cm perjam, atau 120 cm perhari. Bambu dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Berbeda dengan pohon kayu hutan yang baru siap tebang

14 dengan kualitas baik setelah berumur 30-50 tahun, maka bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh pada umur 3-5 tahun. - Tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa, rumpun bambu yang terbakar masih bisa tumbuh lagi, bahkan pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih dapat bertahan hidup. - Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembaman tinggi, oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. Ditambah dengan sifat bambu yang elastis. Struktur bambu mempunyai ketahannan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa. 2.6.2 Kekurangan bambu - Bambu menpunyai durabilitas yang sangat rendah sehingga sangat potensial untuk diserang kumbang bubuk. - Kekuatan sambungan bambu yang pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau ijuk. - Sifat bambu mudah terbakar. 2.7 Kabupaten Cilacap Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten yang terletak di Jawa Tengah bagian Selatan Barat. Wilayah kabupaten Cilacap bagian barat terdiri dari 24 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Desa-desa

15 tersebar di 24 kecamatan, sedangkan kelurahan ada ditiga kecamatan kota administratif Cilacap. Kecamatan tersebut adalah Dayehluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karang pucung, Sidareja, Gandrung mangu, Kedung reja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawungawanten, Jeruk legi, Kesugihan,Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu, Kampung laut, Cilacap utara, Cilacap tengah, Cilacap selatan, ibukota kabupaten Cilacap adalah Cilacap, yang terdiri atas kecamatan Cilacap utara, Cilacap tengah, Cilacap selatan. Cilacap dulunya merupakan kota administratif, namun sejak diberlakukannya undang-undang no 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan kota administratif Cilacap kembali menjadi bagian dari wilayah kabupaten Cilacap. Diantara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di kabupaten Cilacap adalah : Sidareja, Majenang, Karangpucung dan Kroya. Majenang dan Sidareja menjadi pusat pertumbuhan kabupaten Cilacap di bagian barat. Kroya dan Sampang menjadi pusat pertumbuhan dibagian timur. Secara geografis kabupaten Cilacap terletak di antara 108.04.30-109.30.30 Bujur timur dan 07.30.00 07.45.20 Lintang selatan, sedangkan luas kabupaten Cilacap adalah 225.360,840 Ha sudah termasuk pulau nusa kambangan 11.510,552 Ha (Wikipedia, Kab cilacap 2005). 2.8 Penelitian Terdahulu Murtodo & Setyati. 2015 telah melakukan penelitian di area kebun masyarakat di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten

16 Jember. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 11 jenis bambu yaitu; Bambusa Blumeana, Bambusa maculata, Bambusa vulgaris, Bambusa vulgaris, Dendrocalamus asper, Gigantochloa apus, Gigantochloa atter, Gigantochloa pseudoarundinaceae, Gigantochloa sp, Shizostachyum silicatum, Shizostachyum zollingeri. Dan terdiri dari 4 marga, yaitu marga Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schisostachyum.