Fenomena Monday Effect Di Bursa Efek Indonesia (Periode )

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS THE MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA. I Ketut Teguh Dharma Putra 1 Putu Agus Ardiana 2

ANTARIKSA BUDILEKSMANA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return Setelah Initial Public Offering (IPO)

PENGARUH THE MONDAY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM JII DI BURSA EFEK INDONESIA. Nur Azlina

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

PENGUJIAN WEEK-FOUR, MONDAY, FRIDAY DAN EARNINGS MANAGEMENT EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

Stabilitas Fenomena the Monday Effect di Bursa Efek Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

MONDAY EFFECT DAN WEEK FOUR EFFECT PADA INDEKS HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

PENGUJIAN MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan alternatif bagi investor untuk menanamkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANOMALI MONDAY EFFECT PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE Marselia Purnama Janny Rowena Dosen Universitas Bunda Mulia ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT

PENGUJIAN FENOMENA EFEK SENIN (MONDAY EFFECT) DAN WEEKFOUR EFFECTDI BURSA EFEK INDONESIA. Liza Alvia Delia Tika Silaban Universitas Lampung ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Manajemen Universitas Airlangga Surabaya, 2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

ANOMALI MONDAY EFFECT PADA IHSG DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Venna,. Pengujian Fenomena Anomali Pasar The Monday effect Pada Perusahaan LQ45.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DESAIN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah return saham perusahaan sektor pertambangan yang

PENGUJIAN FENOMENA MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA, SHANGHAI & NEW YORK ARTIKEL ILMIAH

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN. Periode yang diteliti 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2013.

STUDI TENTANG PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN IHSG PERIODE JANUARI 1997 SAMPAI DENGAN MEI Oleh : Purwanto Widodo 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

Transkripsi:

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 96 Fenomena Monday Effect Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2012) Marshelyna G.S. Thadete Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: marshelynathadete@yahoo.com Abstrak Dalam penelitian di berbagai negara banyak ditemukan adanya seasonal anomaly pada pasar saham, salah satunya adalah fenomena Monday Effect. Adanya keberagaman hasil penelitian mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai fenomena Monday Effect di Bursa Efek Indonesia menggunakan data terbaru. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis melalui analisis regresi. Data yang digunakan adalah return harian periode 2007-2012. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa selama periode 2007-2012, tidak terdapat anomali Monday Effect di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji regresi juga menunjukan bahwa Returnnegatif pada hari Senin tidak terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir dan return hari Senin di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi olehreturn hari Jumat pada minggu sebelumnya. Kata Kunci Anomali Pasar, Monday Effect, Return Saham. Abstract Studies in different countries found the seasonal anomaly in the stock market, one of the seasonal anomalies is Monday Effect. The diversity of research results leads to re-examine the presence of Monday Effect anomalies on the Indonesia Stock Exchange using the latest data. This study use quantitative approach by regression analysis. The sample used in this study is stock market index at Indonesia Stock Exchange (IDX), with proxy IHSG, over 2007 to 2012. The major conclusion of this study is that Monday Effect does not exist at Indonesia Stock Exchange. This study also conclude that negative Monday effect does not occur in the last two weeks of the months and the return on Monday at the Indonesia Stock Exchange are significantly driven by the previous Friday return. Keywords Market Anomaly, Monday Effect, Stock Return I. PENDAHULUAN Dalam dunia investasi saham, investor akan memperhatikan market timing yang menjelaskan kapan saat yang tepat untuk berada di dalam dan di luar pasar atau dapat diartikan kapan saat yang tepat untuk membeli aset serta saat yang tepat juga untuk menjual aset. Penentuan harga dan waktu yang menguntungkan untuk mendapatkan return dan meminimalisasi risiko dapat ditelusuri dengan melihat market timing yang tepat. Hal tersebut sangat kontras dengan hipotesispasar efisien menurut Fama (1970) yang menunjukkan suatu keadaan dimana pada suatu waktu tertentu harga akan mencerminkan seluruh informasi yang tersedia dipasar saham tertentu, dengan demikian, berdasarkan hipotesis pasar efisien, investor seharusnya tidak dapat memperoleh keuntungan diatas rata-rata (abnormal return)dalam memprediksi tingkat pengembalian suatu saham. Akan tetapi, di sisi lain menurut berbagai penelitian sebelumnya ditemukan berbagai pelanggaran terhadap hipotesis efisiensi pasar di dunia investasi nyata atau disebut juga anomali. Dalam penelitian di berbagai negara banyak ditemukan adanya seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect (efek kalender) pada pasar finansial, dengan adanya anomali-anomali tersebut muncul sebuah anggapan bahwa Return yang dihasilkan dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu (Budileksmana, 2005). Salah satu anomali yang terdapat dalam pasar saham adalah fenomena Monday effect(weekend effect) yaitu fenomenadimana return saham pada hari Senin, secara signifikan lebih rendah dari return pada hari lain dalam seminggu ataupun mengalami return negatif secara signifikan. Sehingga muncul sebuah asumsi jika return pada hari Senin dapat diprediksi, maka akan dapat dirancang suatu pedoman yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return, yaitu selisih antara return yangdiharapkan dengan return yang didapatkan. Sedangkan, seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan abnormal return pada pasar yang efisien. Beberapa faktor penyebab weekend effect adalah perbedaan perilaku pemodal individualdan lembaga bursa efek. Rendahnya return hari Senin mengidentifikasikan bahwa order penjualan lebih banyak dari pada order pembelian. Dengan demikian terjadi surplus orderpenjualan pada hari Senin (Harris, 1986 dalam Tandelilin, 2001). Pemodal perseorangan, secara umum mereka bukan profesional dalam bidang investasi, akan melakukan readjustment setelah menilai kinerja portofolio selama hari perdagangan seminggu sebelumnyadan mereka baru akan mengambi ltindakan berupa order pembelian atau penjualan pada senin minggu berikutnya. Hari Senin merupakan awal dari hari perdagangan setelah hari libur akhir pekan (non trading day). Dengan adanya hari libur tersebut menimbulkan kurang bergairahnya pasar modal dan mood investor dalam menanamkan modalnya, sehingga kinerja bursa akan rendah.rendahnya return pada hari Senin jugadapat diakibatkan karena perusahaanperusahaan emiten biasanya menunda pengumuman berita buruk (bad news)sampai dengan hari Jumat dan di respon oleh pasar pada hari Senin.Terdapat juga sebuah fenomena bahwa Monday effect terjadi terkonsentrasi pada dua minggu terakhir setiap bulannya (minggu keempat dan kelima) yang disebut juga dengan week-four effect. Hal ini terjadi karena alasan likuiditas yaitu terdapat banyak pengeluaran pada akhir bulan sehingga para investor mengurangi perdagangan dalam pasar modal. Penelitian mengenai Monday effect ini pertama kali dilakukan oleh Fields pada tahun 1931 yang menduga bahwa investor yang bersifat risk-averse cenderung

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 97 menutup posisi mereka dalam pasar saham pada hari Jumat sore dan membukanya kembali pada hari Minggu pagi (Jones-Shemesh, 2009). Cross, Keim-Stambaugh, dan Jaffe- Westerfield pada tahun 1989 dan Abraham dan Ikenberry pada tahun 1994 mengemukakan bahwa adanya efek negatif pada return saham pada rata-rata hari Senin, dan keadaan tersebut secara positif berkorelasi dengan keadaan return pada hari Jumat sebelumnya (Budileksmana, 2005). Penelitian Sun dan Tong pada tahun 2002 membuktikan bahwa the Monday effect di pasar Amerika Serikat terkonsentrasi pada dua Senin terakhir setiap bulannya (Budileksmana, 2005). Penelitian mengenai fenomena the Monday effect di Indonesia dilakukan oleh Tahar dan Indrasari pada tahun 2004 yang menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang negatif pada hari Senin. Sedangkan untuk hari-hari yang lain menunjukkan abnormal return yang positif (Tahar & Indrasari, 2004). Sementara itu Manurung (2001) dengan menggunakan model yang dipakai French (1980) dengan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan periode penelitian Januari 1993 sampai Oktober 2000 secara keseluruhan tidak menemukan adanya Monday effect di BEI (dahulu BEJ). Terdapat hasil yang sangat beragam dari penelitianpenelitian terdahulu mengenai Monday effect di pasar modal Indonesia. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, karena ketidakkonsitenan atau keberagaman hasil penelitian fenomena Monday Effect di Bursa Efek Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian mengenai fenomena Monday effectdi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data terbaru. II. TEORI PENUNJANG Dalam pasar yang efisien tidak akan ada seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Namun pada kenyataanya, terdapat berbagai penyimpangan atau disebut juga anomali yang muncul dalam pasar modal. Anomali pasar adalah salah satu bentuk fenomena yang ada di pasar, yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return. Anomali yang terjadi secara berulang akan membentuk sebuah pola return tertentu yang dapat dimanfaatkan sejumlah investor untuk mendapatkan keuntungan (abnormal return). Salah satu anomali yang telah banyak diteliti adalah anomali Monday effect (Weekend effect). Monday effect terjadi ketika return saham secara signifikan negatif pada hari Senin. Hari Senin merupakan awal darihari perdagangan setelah hari libur akhirpekan (non trading day). Dengan adanya hari libur tersebut menimbulkan kurang bergairahnya pasar modal dan mood investor dalam menanamkan modalnya, sehingga kinerja bursa akan rendah. Terjadinya Monday effect kemungkinan juga disebabkan karena pada hari Senin (awal hari bursa) banyak investor yang cenderung untuk mengkaji berbagai informasi yang relevan dan sedang berusaha menentukan strategi dalam bertransaksi berkaitan dengan informasi yang masuk ke pasar, baik informasi domestik ataupun dari luar negeri. Sehingga kebanyakan investor menunda melakukan transaksi pembelian saham. Fenomena Monday effect ini juga dapat dijelaskan dari sisi psikologis investor yang cenderung tidak menyukai hari Senin sebagai awal hari kerja, sehingga mereka merasa kurang semangat dan pesimis saat bertransaksi di bursa. Diindikasikan para investor institusional melakukan aktivitas perdagangan lebih sedikit pada hari ini, sementara investor individual melakukan aktivitas perdagangan lebih banyak tetapi dengan order penjualan lebih mendominasi aktivitas perdagangan mereka. Akibatnya kegiatan di bursa juga akan terpengaruh oleh kondisi ini, harga saham akan jatuh berkenaan dengan peningkatan supply(rita M. R., 2009). Rendahnya return pada hari Senin jugadapat diakibatkan karena perusahaan-perusahaanemiten biasanya menundapengumuman berita buruk (bad news)sampai dengan hari Jumat dan di responoleh pasar pada hari Senin (Luhgiatno, 2011).Umumnya perusahaan yang ingin menyampaikan informasi buruk akan menunggu waktu yang tepat yakni akhir pekan. Tujuannya agar para investor memiliki waktu luang selama hari libur bursa untuk mengevaluasi kembali kinerja emiten terhadap informasi tersebut sehingga pasar tidak menjadi terlalu panik saat merespon informasi tersebut (Supriyono & Wibowo 2008).Terdapat juga sebuah fenomena bahwamonday effect terjadi terkonsentrasi pada dua minggu terakhir setiap bulannya (minggu keempat dan kelima) yang disebut juga dengan week-four effect. Menurut Sun dan Tong hal ini terjadi karena alasan likuiditas yaitu terdapat banyak pengeluaran pada akhir bulan sehingga para investor mengurangi perdagangan dalam pasar modal (Budileksmana, 2005). Pada hari Senin, tekanan jual dari investor individu akan lebih tinggi jika didahului oleh kejadian hari Jumat yang memiliki return negatif (bad Friday). Abraham dan Ikenberry (1994) menemukan bahwa keseluruhan rata-rata returnsenin adalah negatif, hal ini merupakan konsekuensi dari informasi yangdiumumkan pada sesi perdagangan sebelumnya. Hasil ini menunjukkan adanya korelasi antara return hari Jumat dan rata-rata return pada hari Senin(Rita M. R., 2009). Untuk mendapatkan hasil empirik dari penelitian ini, hipotesa yang ada perlu ditetapkan dan diuji. Hipotesa penelitian ini disusun berdasarkan rumusan masalah yang ada, sehingga dapat ditarik hipotesa dalam penelitian ini, yaitu: a. Hari Senin berpengaruh terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia dan merupakan return yang terendah dalam bandingannya dengan return hari-hari yanglain b. Return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya c. Return pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh terjadinya return pada hari Jumat pada minggu sebelumnya III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan data numerik sehingga dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat kuantitatif(ghozali, 2011).

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 98 B. Gambaran Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah data harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data closing price Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG) periode 2007 2012. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data meliputi IHSG harian dari tahun 2007 sampai dengan 2012, sehingga diperoleh data sebanyak 1.465 indeks. Data diperoleh dari Bloomberg. D. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian dokumenter.pengumpulan data dilakukan dengankategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulisyg terkait dengan penelitian, lalu melakukan studi kepustakaan. Kemudian dilakukan kajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, dan gambaran cara memperoleh data. E. Teknik Analisa Data - Menghitung return harian dari data harga penutupan IHSG pada BEI tahun 2007 2012 dengan menggunakan rumus: - Mengelompokkan return yang telah dihitung ke dalam hari perdagangansenin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. - Melakukan Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. - Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi yang sebagai berikut Hipotesis 1: Return di Bursa Efek Indonesia pada hari Senin berbeda dengan return pada hari-hari lainnya. Dimana : Rt: Return harian indeks saham pada hari t yang dihitung dengan persamaan (3.3). SEN : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Senin dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Senin. SEL : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Selasa dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Selasa. RAB, KAM, JUM Hipotesa: H o : µ Sn =µ Sl =µ Rb =µ Km =µ Jm H 1 : tidak semua µ i sama : Variabel dummyrabu, Kamis dan Jumatseperti halnya di atas. Dimana µ i adalah rata-rata return hari ke i (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat). Jika signifikansi> 0,05 (α=5%), maka gagal tolak H o, yang berarti return hari Senin tidak berbeda dengan return hari lainnya. Hipotesis 2: Return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya. Dimana : Rt : Return harian indeks saham pada hari Senin ke-t. SEN1 : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari Senin ke-t jatuh pada minggu ke-1 dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada bukan minggu ke-1. SEN2 : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari Senin ke-t jatuh pada minggu ke-2 dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada bukan minggu ke-2. SEN3, SEN4, SEN5 : Seperti di atas. Hipotesa: H o : µ Senin akhir (SEN4, SEN5) 0 H 1 : µ Senin akhir (SEN4, SEN5) 0 Jika nilai signifikansi> 0,05 (α=5%) makagagal tolak H o. Artinya rata-rata return terendah tidak terjadi pada Senin dua minggu terakhir (Senin ke 4 dan 5).Sedangkan jika nilai signifikansi< 0,05(α=5%) maka H o ditolak. Artinya rata-rata returnterendah terjadi pada Senin dua minggu terakhir (Senin ke 4 dan 5). Hipotesis 3: Return pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh terjadinya return pada hari Jumat minggu sebelumnya. Dimana : a1 : Konstanta a2 : Koefisien regresi Rt : Return pada hari Senin pada minggu t. RJUM t-1 : Return pada hari Jumat yang mendahului hari Senin pada minggu t. e : Error Hipotesa: H o : µ a2 = 0 H 1 : µ a2 0 Jika nilai signifikansi> 0,05 (α=5%) maka gagal tolak H o. Artinya, return hari Jumat tidak mempengaruhireturn hari Senin.Sedangkan jika nilai signifikansi< 0,05(α=5%) maka H o ditolak. Artinya, return hari Jumat mempengaruhireturn hari Senin. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Statistik - Deskriptif Statistik Data Hipotesis 1 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah return harian periode 2007-2012 dengan total observasi sebanyak 1464. Berikut adalah hasil deskriptif statistik untuk menggambarkan return harian selama periode penelitian: Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Return Harian Hari Observasi Min Maks Mean Standar Deviasi Senin 294-0.10028 0.07640-0.00065 0.01838 Selasa 296-0.07698 0.06437 0.00044 0.01484 Rabu 302-0.10375 0.07921 0.00207 0.01672

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 99 Kamis 292-0.08880 0.05409 0.00051 0.01533 Jumat 280-0.06905 0.07057 0.00119 0.01414 Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata returnterendah terjadi pada hari Senin yaitu -0.00065. Fluktuasi return selama 5 hari bursa tersebut akan disajikan dalam gambar 4.1. Dari gambar tersebut terlihatjelas bahwa return terendah terjadi padahari Senin. - Deskriptif Statistik Data Hipotesis 3 Berikut adalah hasil deskriptif statistik return hari Senin dan return hari Jumat pada minggu sebelumnya selama periode penelitian: Tabel 4.3. Deskriptif Statistik Retun Hari Senin dan Return Hari Jumat Pada Minggu Sebelumnya Hari Observasi Min Mak Mean Standar Deviasi Senin 259-0.06302 0.07640-0.00086 0.01649 Jumat 259-0.06905 0.07057 0.00139 0.01452 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata returnhari Senin sebesar -0.00086, sedangkan rata-rata return hari Jumat sebelumnya adalah 0.00139. Berikut adalah gambar pergerakan return hari Senin dan return hari Jumat pada minggu sebelumnya: Gambar 4.1 Pergerakan Rata-Rata Return Harian Nilai standar deviasi terbesar terjadi di hari Senin, yaitu sebesar 0.01838. Hal ini dapat diartikan bahwa hari Senin memiliki risiko tertinggi dibandingkan hari perdagangan lainnya. Standar deviasi terendahterjadi pada hari Jumat yaitu sebesar 0.01414, yang menandakan bahwa risiko hari Jumat paling keciljika dibandingkan dengan hari lainnya. - Deskriptif Statistik Data Hipotesis 2 Dari total observasi sebanyak 1464, diperoleh return hari Senin sebanyak 294 observasi. Berikut adalah hasil deskriptif statistik untuk menggambarkan return hari Senin berdasarkan minggu selama periode penelitian: Tabel 4.2. Deskriptif Statistik Retun Hari Senin Berdasarkan Minggu Minggu Observasi Min Maks Mean Standar Deviasi Senin1 71-0.10028 0.07640 0.00012 0.02321 Senin2 69-0.04841 0.05093-0.00102 0.01583 Senin3 65-0.04797 0.07626 0.00018 0.01981 Senin4 66-0.06302 0.03362-0.00060 0.01498 Senin5 23-0.02984 0.03060-0.00296 0.01281 Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata returnhari Senin terendah terjadi pada minggu ke-5. Sedangkan ratarata returnhari Senin tertinggi terjadi pada minggu ke-3. Gambar 4.2 Pergerakan Rata-Rata Return Hari Senin Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada dua mingguterakhir, rata-rata return hari Senin mengalami penurunan.penurunan terjadi cukup besar pada Senin minggu terakhir. Gambar 4.3.Pergerakan Retun Senin dan Return Jumat Sebelumnya Dari Gambar 4.3 diketahui bahwa pergerakan retun hari Senin cenderung mengikuti pergerakan return hari Jumat pada minggu sebelumnya. Jika return hari Jumat pada minggu sebelumnya rendah, maka return hari Senin juga rendah. Sebaliknya jika return hari Jumat pada minggu sebelumnya tinggi, maka return hari Senin juga tinggi. B. Uji Asumsi Klasik - Uji Normalitas Pada analisis regresi pengujian normalitas dilakukan pada nilai residual yang dihasilkan model regresi.pengujian normalitas residual dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov. Jika nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov> 0.05 (α=5%), maka residual model regresi berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov residual model regresi 1, 2 dan 3: Tabel 4.4 Uji Normalitas Model Regresi Nilai Signifikansi Uji Kolmogorov Smirnov 1 0.000 2 0.003 3 0.112 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikan uji kolmogorov smirnov pada model regresi 3 lebih besar dari 0.05, sedangkan nilai signifikan uji kolmogorov smirnov pada model regresi 1 dan 2 kurang dari 0.05. Berdasarkan hasil ini maka asumsi normalitas residual pada model regresi 3 telah terpenuhi, namun pada model regresi 1 dan 2 belum terpenuhi.akan tetapi berdasarkan Dalil Limit Pusat (Limit Central Theorem), asumsi normalitas tidak terlalu kritis untuk sampel yang besar (Solimun, 2002). Dalam Dalil Limit Pusat disebutkanbila jumlah sampel besar (n 30), maka statistik dari sampel tersebut akan mendekati distribusi normal (Walpole, 1995). Diketahui sampel yang digunakan pada model regresi 1 dan

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 100 2 masing-masing sebanyak 1464 dan 294.Dengan demikian berdasarkan Dalil Limit Pusat, asumsi normalitas residual pada model regresi 1 dan 2 telah terpenuhi. - Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang kuat antara variabel bebas atau variabel dummy dalam model regresi. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF.Apabila nilai VIF <10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas.berikut adalah nilai VIF yang dihasilkan model regresi 1 dan 2: Tabel 4.5.Uji Multikolinearitas Model Regresi Variabel Colinierity Statistics Tolerance VIF SEN 1.000 1.000 SEL 1.000 1.000 1 RAB 1.000 1.000 KAM 1.000 1.000 JUM 1.000 1.000 SEN1 1.000 1.000 SEN2 1.000 1.000 2 SEN3 1.000 1.000 SEN4 1.000 1.000 SEN5 1.000 1.000 Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui nilai VIF masing-masing variabel dummy pada model regresi 1 maupun pada model regresi 2 semuanya di bawah angka 10, sehingga disimpulkan model regresi 1 dan 2 bebas dari multikolinearitas, dengan demikian asumsi non multikolinearitas telah terpenuhi. Untuk model regresi 3 tidak perlu dilakukan uji multikolinearitas karena hanya terdapat satu variabel bebas dalam model regresi. - Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan adanya ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan korelasi rank spearman. Jika korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan nilai residual menghasilkan nilai signifikansi > 0.05 (α=5%), maka disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.berikut adalah hasil korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan nilai residual pada model regresi 1, 2 dan 3: Tabel 4.6.Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Variabel Nilai Signifikansi Korelasi Rank Spearman SEN 0.862 SEL 0.947 1 RAB 0.783 KAM 0.608 JUM 0.995 SEN1 0.584 SEN2 0.931 2 SEN3 0.304 SEN4 0.601 SEN5 0.811 3 RJUM 0.251 Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui korelasi rank spearman menghasilkan nilai signifikansi variabel dummy model regresi 1 dan 2 semuanya lebih besar dari 0.05 (α=5%), nilai signifikansi variabel bebas model regresi 3 juga lebih besar dari 0.05 (α=5%), sehingga disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi 1, 2 dan 3, dengan demikian asumsi non heteroskedastisitas telah terpenuhi. - Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan Run Test. Jika nilai signifikansi Run Testyang dihasilkan regresi > 0,05, maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi(ghozali, 2009). Berikut adalah nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi 1, 2 dan 3: Tabel 4.7. Uji Autokorelasi Model Regresi Nilai Signifikansi Run Test 1 0.105 2 0.640 3 0.951 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai nilai signifikansi Run Testyang dihasilkan model regresi 1, 2 dan 3 di atas 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi. C. Analisis Regresi - Uji Hipotesis 1 Hasil uji t pada model regresi 1 adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Uji Hipotesis 1 Variabel Koefisien Regresi t Sig. Ket. SEN -0.00065-0.701 0.483 tidak signifikan SEL 0.00044 0.472 0.637 tidak signifikan RAB 0.00207 2.253 0.024 signifikan KAM 0.00051 0.541 0.589 tidak signifikan JUM 0.00119 1.242 0.215 tidak signifikan Pada model regresi 1, hanya hari Rabu yang menghasilkan nilai signifikansi uji t kurang dari 0.05, sedangkan hari Senin, Selasa, Kamis dan Jumat nilai signifikansi uji t lebih besar dari 0.05. Hasil ini menyimpulkan bahwa secara parsial hari Rabu memberikan efek terhadap return di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012, sedangkan hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat secara parsial tidak memberikan efek. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh hari Senin terhadapreturndi Bursa Efek Indonesia. Tetapi terdapat pengaruh hari Rabu terhadapreturndi Bursa Efek Indonesia. Meskipun return pada hari Senin lebih rendah daripada return pada hari lainnya(koefisien regresi bernilai negatif yaitu -0.00065), namun terbukti return pada hari Senin tidak berpengaruh signifikan terhadapreturndi Bursa Efek Indonesia.Dengan demikian maka hipotesis pertama penelitian yang menduga hari Senin berpengaruh terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia dan merupakan return yang terendah dalam bandingannya dengan return hari-hari yanglain, tidak dapat diterima, atau gagal tolak H 0. - Uji Hipotesis 2 Hasil uji t pada model regresi 2 adalah sebagai berikut: Tabel 4.10. Uji Hipotesis 2 Variabel Koefisien Regresi t Sig. Ket. SEN1 0.00012 0.055 0.965 tidak signifikan SEN2-0.00102-0.458 0.647 tidak signifikan SEN3 0.00018 0.080 0.937 tidak signifikan SEN4-0.00060-0.265 0.791 tidak signifikan SEN5-0.00296-0.770 0.442 tidak signifikan Pada model regresi 2, nilai signifikansi yang dihasilkan uji t pada semua variabel dummy lebih besar dari 0.05, maka disimpulkan hari Senin minggu ke-1, minggu ke-2, minggu ke-3, minggu ke-4 maupun hari Senin minggu ke-5, secara parsial tidak memberikan efek terhadap return di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Hal ini berarti returnterendah tidak terjadi pada Senin dua minggu terakhir (Senin ke 4 dan 5). Meskipun return hari Senin pada 2 minggu terakhir

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 96-101 101 cenderung lebih rendah daripada return hari Senin pada minggu lainnya (koefisien regresi bernilai negatif yaitu - 0.00060 dan -0.00296), namun terbukti return hari Senin pada 2 minggu terakhir tidak berpengaruh signifikan terhadap hari perdagangan. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis kedua penelitian yang menduga return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya, tidak dapat diterima. - Uji Hipotesis 3 Hasil uji t pada model regresi 3 adalah sebagai berikut: Tabel 4.11. Uji Hipotesis 3 Variabel Koefisien Regresi t Sig. Ket. RJUM 0.19068 2.730 0.007 signifikan Pada model regresi 3, nilai signifikansi yang dihasilkan uji t pada variabel RJUM kurang dari 0.05, maka disimpulkan return hari Jumat pada minggu sebelumnya memberikan efek terhadap return hari Senin di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Hal ini berarti return hari Senin di Bursa Efek Indonesia berkaitan dengan return hari Jumat pada minggu sebelumnya. Nilai koefisien regresi bernilai positif, artinya peningkatan return hari Jumat pada minggu sebelumnya, akan meningkatkan return hari Senin, dan penurunan return hari Jumat pada minggu sebelumnya, akan menurunkan return hari Senin. Berdasarkan hasil ini hipotesis ketiga penelitian yang menduga return hari Senin di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh terjadinya return hari Jumat pada minggu sebelumnya, dapat diterima. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Return pada hari Senin tidak berpengaruh terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia dan bukan merupakan return yang terendah dalam bandingannya dengan return hari-hari yanglain. Hal ini menunjukkan bahwa hari perdagangan saham tidak memiliki pengaruh yang signifikanterhadap return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012, sehinggahipotesis 1 tidak dapat diterima. 2. Returnterendah tidak terjadi pada Senin dua minggu terakhir (Senin ke 4 dan 5). Berdasarkan hasil ini maka return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia tidak terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya, sehingga hipotesis 2tidak dapat diterima. 3. Return hari Senin di Bursa Efek Indonesia berkaitan dengan return hari Jumat pada minggu sebelumnya. Peningkatan return hari Jumat pada minggu sebelumnya, akan meningkatkan return hari Senin, dan penurunan return hari Jumat pada minggu sebelumnya, akan menurunkan return hari Senin. Berdasarkan hasil ini hipotesis 3 dapat diterima. Peneliti menyadari bahwa dalampenelitian ini masih terdapat banyakkekurangan: 1. Penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pola perubahan return saham seperti ukuran perusahaan dan kondisi pasar (upand-down market). Untuk penelitian mendatang disarankan untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut sehingga dapat digunakan untuk pembuktian konsistensi keberadaan fenomena Monday effect. 2. Penelitian ini dilakukan hanya dalam rentang waktu 2007-2012. Keterbatasanrentang waktu penelitian belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai dasar untukmelakukan generalisasi mengenai gejala munculnya the Monday effect di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat memperbesar rentangwaktu penelitian agar dapat digunakan sebagai dasar yang lebih baik untuk melakukangeneralisasi. 3. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan membandingkan dugaan terjadinya Monday effect sebelum dan setelah masa krisis tahun 1998, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh krisis terhadap perilaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Algifari. (2000). Analisis Regresi. Yogyakarta: BPFE Budileksmana, Antariksa, (2005), Fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta, SNA VIII Solo, 15 16 September 2005. Damodaran, Aswath. (1996).Invesment Valuation: tools and techniques for determining the value of any asset. New York: John Wiley and Sons. Inc. Downes, J., Goodman J.E., (1987). Dictionary of Finance and Investment Terms, Second Edition. United States of America: Barron s Educational Series, Inc. Fama,Eugene.(1970), Efficient Capital Markets: a Review of Theory and Empirical Work,Journal of Finance, Vol.25, No.2.pp. 383-417. Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Undip. Ghozali, I. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Undip. Gujarati N. Dan Porter D.C. (2009). Basic Econometrics. Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill. Jones and Shemesh. (2009), The Weekend Effect in Equity Option Returns. Working Paper. Los Angeles. Ko Wang, Yuming Li, and John Erickson. (1997). A New Look at The Monday Effect. Journal of Finance, Vol LII, No. 5. Nasarudin M. I., Surya I., (2004). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana. Prihantoro, A. (2001). Pengujian efisiensi pasar modal indonesia bentuk lemah di BEJ periode 1998-1999.(Tesis). Unpublished graduate thesis, Semarang: Universitas Diponegoro. Rita M. R. (2009). Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2, 121-134. Sulaiman, Wahid. (2004). Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI. Supriyono, E., & Wibowo, W. (2008). Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four Effectdi Bursa Efek Jakarta. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. XVI No.1, 54-62. Tahar, A., & Indrasari, A. (2004). Analisis Pengaruh Day of The Week Effect Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 5 No.2, 130-145. Tandelilin, Eduardus.(2001).Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.