PENGGUNAAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI SMA NEGERI 9 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: IRWAN NIM F

PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER PETI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 PONTIANAK

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM DI SMA

EFEKTIVITAS KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMP NEGERI 1 AIR BESAR NONING NIM F

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENERAPAN PRAKTIKUM PADA HOME INDUSTRY MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMP

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS DI SMA

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DISERTAI OUTDOOR LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM DI SMA

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

PENGARUH TGT BERBANTUAN TTS TERHADAP HASIL BELAJAR SUBMATERI PLANTAE KELAS VII SMPN 3 SUNGAI RAYA PASKARADA NINI

`EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI INVERTEBRATA DI SMA ARTIKEL PENELITIAN.

PENERAPAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI JAMUR DI SMA ARTIKEL OLEH EKA JULIANTI NIM F

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH

EFEKTIVITAS MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA DI SMA

PENGARUH MODEL WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN 36 PONTIANAK KOTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POSTER MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP ARTIKEL. Oleh DWI ARDIANTI NIM : F

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TSTS BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

PENERAPAN KOLABORASI MODEL TPS DAN PBL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS X SMA NEGERI 6 ARTIKEL PENELITIAN OLEH WINDA ANGGRIAWATI F

PENERAPAN KOOPERATIF STUDENTTEAMSACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PETA KONSEPTERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PLANTAE DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR METODE RESITASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS XII IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEKOLAH DASAR

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ICE BREAKER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBANTUAN FLIPBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI VIRUS DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA FLIPBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SISTEM GERAK MANUSIA DI SMP

PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

Nizar Soramiranda 1, Kurnia Ningsih 2, Ruqiah Ganda Putri Panjaitan 3 Universitas Tanjungpura 3 ABSTRACT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LAERNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN 04 RASAU JAYA

PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

III. METODE PENELITIAN

Miftahul Jannah Karya Ilmiah 8 Desember 2014

PENGARUH MODEL INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF NHT DISERTAI FLASH CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SUBMATERI SEL DAN JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA MATERI ARCHAEBCATERIA DAN EUBACTERIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

STRATEGI REACT DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN FLASHCARD TERHADAP HASIL BELAJAR SUB MATERI INVERTEBRATA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 16 PONTIANAK SELATAN

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: PUTRI ADRIANTI SARAGIH NIM F05111015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PMIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

PENGGUNAAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA Putri Adrianti Saragih, Basuki Hardigaluh, Reni Marlina Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Email: poetrie.donk@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggunaan modul terhadap hasil belajar siswa pada submateri pencemaran lingkungan di kelas X SMAN 9 Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design dengan rancangan nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X A dan kelas X C. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata-rata hasil posttest siswa pada kelas eksperimen (yang diajar menggunakan bahan ajar buku teks berbantuan modul) adalah 16.08, sedangkan skor ratarata hasil post-test kelas kontrol (yang diajar menggunakan buku teks) adalah 14.44. Setelah dilakukan analisis uji U Mann-Whitney menunjukkan bahwa Z hitung < Z tabel (-3.78 < -1.96) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan bahan ajar buku teks dan modul dengan yang diajarkan menggunakan buku teks di SMAN 9 Pontianak. Kata kunci: Hasil Belajar, Modul, Pencemaran Lingkungan Abstract: This research is conducted for seeing the use of module in relation of students achievement in learning submaterial, environmental pollution in tenth grade of SMAN 9 Pontianak. This research was used Quasi Experimental Design with nonequivalent control group design. The sample in this research were X A and X C. Based on the data analysis, the average score in post-test in experimental class (class which was taught by using text book and module) is 16.08, where the average score in post-test in control class (class which was taught by using text book) is 14.44. After doing analysis with U Mann-Whitney test, it is resulted that Z count > Z table (- 3.78 < -1.96) thus it can be concluded that there is significance difference between the average score of students which were taught by using text book and module with the students which were taught by using text book in SMAN 9 Pontianak. Keywords: Learning Achievement, Module, Environmental Pollution P embelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan bahan ajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran di dalam kelas melibatkan beberapa komponen yang diantaranya manusia dan penggunaan media atau bahan ajar yang dapat mendukung terjadinya proses belajar mengajar dan 1

tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran dibutuhkan bahan ajar. Menurut Majid (2012) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetesi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar juga berisi seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014). Proses pembelajaran disetiap sekolah berbeda-beda. Perbedaan proses pembelajaran disetiap sekolah didasarkan oleh kurikulum yang diterapkan, cara guru mengajar, dan bahan ajar yang digunakan. SMA Negeri 9 Pontianak adalah salah satu sekolah negeri yang pada proses pembelajaran menerapkan KTSP pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil wawancara pada 29 Januari 2015 dengan guru biologi di SMA Negeri 9 Pontianak, didapatkan informasi bahwa dalam pembelajaran biologi selama diterapkannya KTSP, biasanya guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi, model kooperatif. Sedangkan bahan ajar yang digunakan adalah buku teks. Penggunaan buku teks sebagai bahan ajar sangat berperan dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dari data hasil ulangan harian siswa yang dalam pembelajaran submateri pencemaran lingkungan menggunakan buku teks rata-rata hasil belajar siswa yaitu 64,96. Nilai ini cukup rendah dan tidak mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hasil belajar siswa menurut Sudjana (2010) adalah perubaha n tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2013) hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Hasil belajar siswa yang rendah dapat terjadi dikarenakan terjadi masalah dalam proses pembelajaran. Masalah dalam proses pembelajaran dapat bersumber dari alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran semester genap tahun ajaran 2013/2014 guru jarang menggunakan alat dalam pembelajaran sedangkan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku teks. Buku yang dibaca oleh siswa dapat mempengaruhi minat baca siswa. Menurut guru mata pelajaran biologi minat baca siswa dalam pelajaran biologi cukup rendah, dalam pembelajaran siswa lebih mengharapkan guru yang menjelaskan dibandingkan dengan siswa yang mencari tahu sendiri tentang materi yang akan dipelajari. Selain itu dalam kegiatan belajar juga ada beberapa hal yang kurang diperhatikan oleh guru, antara lain: menuliskan/menyebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa, penambahan materi pada bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan penambahan contoh-contoh dan gambar untuk memperjelas uraian materi. Mengatasi permasalahan seperti diatas maka pada penelitian ini peneliti menerapkan sistem pembelajaran dengan berbantuan modul pada submateri pencemaran lingkungan karena pada submateri ini nilai rata-rata ulangan harian siswa tidak mencapai KKM. Topik-topik pembelajaran dalam modul dipilih 2

berdasarkan tujuan pembelajaran yang ada pada silabus mata pelajaran biologi. Digunakan bahan ajar modul karena menurut Siahaan (dalam Purnomo, 2012) modul merupakan bahan ajar yang disusun oleh guru dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, memiliki tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru, petunjuk pembelajaran, ada banyak contoh yang dapat memperjelas uraian materi pelajaran serta penampilannya menarik. Menurut Daryanto (2013) modul adalah salah satu bentuk dari bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, yang didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik agar dapat menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi belajar, dan evaluasi. Modul juga berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Selain itu modul juga mudah diperbanyak sehingga setiap siswa dapat memiliki modul tersebut. Modul merupakan buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan dari guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar (Majid, 2012). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan modul sebagai bahan ajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada submateri pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 9 Pontianak. Adapun indikasi keberhasilan penelitian akan ditunjukkan hasil belajar siswa. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu ( Quasy Experimental Design) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design yang dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 1 Rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design E O 1 X E O 2 K O 3 X K O 4 Keterangan: E : kelas eksperimen K : kelas kontrol O 1 : pre-test pada kelas eksperimen O 2 : post-test pada kelas eksperimen O 3 : pre-test pada kelas kontrol O 4 : post-test pada kelas kontrol X E : perlakuan pada kelas eksperimen X K : perlakuan pada kelas kontrol (Sugiyono, 2014) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Pontianak yang terdiri dari kelas X A, X B, X C, X D, X E, dan X F. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara intact group. Pemilihan sampel dengan melihat nilai rata-rata hasil pre-test per kelas. Kedua kelas yang memiliki rata-rata dan standar deviasi yang hampir sama, kemudian 3

dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut relatif sama atau tidak. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan cara mengundi kedua kelas tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam pemilihan kedua kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian diperoleh kelas X C sebagai kelas kontrol dan kelas X A sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan buku teks berbantuan modul, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan buku teks. Seluruh siswa dalam kelas dijadikan sampel penelitian dengan menerapkan teknik intact group. Teknik intact group adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan memilih sampel berdasarkan kelompok, semua anggota kelompok dijadikan sampel, misalnya siswa dalam satu kelas (Sutrisno, 2011). Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 2 tahap: 1) tahap persiapan dan 2) tahap pelaksanaan. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Melakukan pra-riset, yaitu melakukan wawancara dengan guru dan siswa serta mengumpulkan data hasil belajar biologi kelas X SMA Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2013/2014; (2) M embuat modul pembelajaran (menganalisis silabus, menentukan konsep esensial, pengumpulan bahan-bahan, penyusunan modul); ( 3) Menyusun perangkat pembelajaran, berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (4) Menyusun instrumen penelitian, berupa kisi-kisi soal, soal pre-test dan post-test, kunci jawaban soal pre-test dan post-test, pedoman penskoran soal pre-test dan post-test; (5 ) Memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang dilakukan oleh dua orang dosen biologi FKIP Untan dan seorang guru biologi kelas X SMA N 9 Pontianak; (6 ) merevisi perangkat pembelajaran, dan instrumen penelitian; (7) Melakukan uji coba soal tes di kelas XI IPA1 SMA Negeri 9 Pontianak; (8 ) Menganalisis hasil uji coba tes untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian; (9) M enentukan jadwal penelitian. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (1) Memberikan pre-test pada kelas X A, X B, X C, X D, X E, dan X F SMA Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2014/2015; (2) Menskor dan menganalisis hasil pre-test; (3) Menentukan dua kelas untuk sampel penelitian; (4) Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran menggunakan buku teks berbantuan modul dan kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran menggunakan buku teks; (5) Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa pada submateri pencemaran lingkungan; (6) Mengaalisis dan mengolah data hasil belajar siswa; (7) Membuat kesimpulan; (8) Menyusun laporan hasil penelitian. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Pada prinsispnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik (Sugiyono,2014). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk soal objektif pilihan ganda (PG) 4

sebanyak 20 soal. Bentuk soal pilihan ganda digunakan dalam penelitian ini karena penilaiannya bersifat objektif (Sudjana, 2010). Tes diberikan kepada siswa sebelum proses pembelajaran ( pre-test) dan sesudah proses pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah pembuatan soal pre-test dan post-test adalah: 1. Penulisan Butir Soal Penulisan butir soal dilakukan dengan membuat kisi-kisi soal. Pada kisi-kisi terdapat kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator soal, aspek kognitif yang diukur, bentuk soal, nomor soal, dan kunci jawaban. Selanjutnya butir soal ditulis berdasarkan kisi-kisi, dengan kunci jawaban. 2. Validitas Tes Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Soal tes divalidasi oleh dua orang dosen biologi FKIP Untan dan seorang guru biologi kelas X di SMA N 9 Pontianak. Dari beberapa saran dan komentar validator serta perbaikan yang telah dilakukan, maka soal tes dikatakan valid. 3. Reliabilitas Reliabilitas soal tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 (Arikunto, 2012). Dari hasil perhitungan yang diperoleh, maka nilai r diinterprestasikan berdasarkan kriteria besarnya korelasi yaitu: 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20< 0,40 : reliabilitas rendah 0,40< 0,70 : reliabilitas cukup 0,70< 0,90 : reliabilitas tinggi 0,90< 1,00 : reliabilitas sangat tinggi (Jihad dan Haris, 2013). Berdasarkan perhitungan, nilai reliabilitas soal tes adalah 0.79 dengan kategori tinggi. Tes yang disusun memenuhi kriteria valid dan reliabel, sehingga tes layak digunakan. Teknik Analisis Data 1. Pemberian Skor Soal dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda, maka jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0. Adapun jumlah soal pilihan ganda yaitu 20 soal, sehingga total skor yaitu 20. 2. Melakukan Uji Normalitas Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas distribusi digunakan uji Chikuadrat. 3. Uji Homogenitas Varians Menggunakan Uji F Berdasarkan analisis statistik data pre-test kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan melakukan uji homogenitas varian antara kelompok eksperimen dan kontrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok sama atau beda (Riduwan, 2011). 4. Uji t Karena kedua data varian homogen, maka dilanjutkan dengan uji t (Subana, 2000). 5

5. Uji U Mann Whitney Uji ini merupakan uji statistik nonparametrik. Tes U Mann-Whitney dilakukan karena dalam penelitian ini salah satu data sampel berupa post-test tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan kelas X A sebagai kelas eksperimen (menggunakan buku teks berbantuan modul) dan kelas X C sebagai kelas kontrol (menggunakan buku teks). Penelitian ini berlangsung dalam 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Skor pre-test dan post-test siswa pada materi keanekaragaman hayati Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor SD SD Pre-test 8.42 2.08 8.92 2.24 Post-test 14.44 1.50 16.08 1.63 1. Analisis Data Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Data hasil pre-test digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil pre-test berupa skor, dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji normalitas data pre-test kelas eksperimen dan kontrol Nilai Kelas Eksperimen Kontrol X 2 hitung 3.14 5.11 X 2 tabel 7.81 7.81 Berdasarkan Tabel 3, hasil uji normalitas data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga X 2 hitung<x 2 tabel. Karena harga X 2 hitung dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dari harga X 2 tabel, maka data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas, hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil uji homogenitas data pre-test kelas eksperimen dan kontrol. Nilai F hitung F tabel 1.15 2.20 6

Berdasarkan Tabel 4, diperoleh F hitung < F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data homogen. Karena kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji t, uji t dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil uji t data pre-test kelas eksperimen dan kontrol Nilai t hitung t tabel 1.02 1.67 Berdasarkan Tabel 5, diperoleh t hitung < t tabel, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pre-test kelas eksperimen dan kontrol. Sehingga siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. 2. Analisis Data Post-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data hasil post-test berupa skor, dianalisis terlebih dahulu dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil uji normalitas data post-test kelas eksperimen dan kontrol Nilai Kelas Eksperimen Kontrol X 2 hitung 13.63 8.49 X 2 tabel 9.49 7.81 Berdasarkan Tabel 6, diperoleh X 2 hitung > X 2 tabel, maka data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal, maka analisis data dilanjutkan dengan uji U Mann- Whitney. Uji U Mann-Whitney dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil uji u mann-whitney post-test kelas eksperimen dan kontrol Nilai Z hitung - Z tabel -3.78-1.96 Berdasarkan Tabel 7, diperoleh Z hitung < -Z tabel, yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembahasan 1. Proses dan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Menggunakan Bahan Ajar Buku Teks Berbantuan Modul Kegiatan pembelajaran pada submateri Pencemaran Lingkungan ini dilakukan 2 kali pertemuan, dengan tiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan bahan ajar buku teks berbantuan modul. Buku teks yang digunakan adalah buku teks Biologi kelas X terbitan Erlangga tahun 2014, dan modul yang digunakan berisi bahan pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami submateri pencemaran lingkungan yang meliputi faktor-faktor penyebab pencemaran 7

lingkungan, dampak pencemaran lingkungan, dan bahan-bahan polutan. Di dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahap yakni, pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap pendahuluan, guru mempersiapkan siswa di dalam kelas. Selanjutnya guru memberi apersepsi dan motivasi belajar kepada siswa. Setelah siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran, guru kemudian menyampaikan judul dan tujuan pembeajaran. Pada kegiatan inti, pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab dan diskusi. Guru menjelaskan submateri Pencemaran Lingkungan, kemudian siswa membaca bahan ajar yang meliputi buku teks dan modul pencemaran lingkungan dan melakukan tanya jawab dengan guru. Guru hanya menyampaikan pendahuluan dari submateri pencemaran lingkungan, untuk lebih mengetahui mengenai submateri pencemaran lingkungan siswa diarahkan untuk membaca buku teks dan modul yang tersedia. Submateri pencemaran lingkungan terdapat di dalam buku teks, modul berisi submateri pencemaran lingkungan yang dapat membantu siswa memahami submateri yang dipelajari. Modul melipui gambar, contoh dan pokok bahasan yang belum terdapat di dalam buku teks. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan mengenai pencemaran udara dan pencemaran air. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pencemaran tanah, pencemaran suara dan macam-macam pencemaran berdasarkan bahan pencemarnya. Dalam kegiatan inti ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah melakukan diskusi siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Dalam mendiskusikan pertanyaan terlihat beberapa kelompok menyelesaikan diskusi lebih cepat dari waktu yang diberikan. Setelah membahas hasil diskusi, siswa diberikan soal-soal sebagai evaluasi. Pada setiap kegiatan pembelajaran siswa terlihat antusias dalam belajar dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa mengenai submateri pencemaran lingkungan. Pada tahap penutup, siswa yang aktif dalam pembelajaran diberikan penghargaan oleh guru dalam bentuk nilai sebagai motivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan belajar. Keberhasilan pembelajaran dengan bahan ajar buku teks dan modul dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal post-test. Contohnya dalam buku teks halaman 434, dijelaskan tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, modul membantu siswa untuk memahami dan mengingat faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran udara melalui gambar-gambar yang ada pada modul. Evaluasi pokok bahasan tersebut dapat dilihat pada soal tes no 5. Pada soal no 5, siswa diminta menunjukan faktor penyebab pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan alam, 38 dari 39 siswa dapat menjawab dengan benar, sedangkan pada kelas kontrol 21 dari 36 siswa yang dapat menjawab benar. Hal ini menunjukan bahwa modul berperan dalam membantu siswa memahami dan mengingat faktor-faktor penyebab pencemaran udara melalui gambar yang ditampilkan pada modul. Sudjana dan Rivai (2001) menyatakan bahwa, gambar merupakan perangkat pengalaman yang dapat menarik minat belajar siswa, dengan gambar yang isinya berkaitan dengan kehidupan maka minat pada siswa menjadi efektif. 8

Gambar juga dapat membantu siswa dalam mengingat materi pokok pelajaran. Selain menyediakan gambar yang dapat membantu siswa memahami tentang submateri tersebut modul pencemaran lingkungan juga menampilkan penjelasan materi dalam bentuk tertulis yang tidak terdapat di buku teks tetapi harus diketahui oleh siswa. Contohnya pokok bahasan tentang macam-macam pencemaran yang dibagi berdasarkan bahan pencemarnya, meliputi pencemaran kimiawi, biologi, dan fisika. Ada penjelasan dan contoh kasus dari pencemaran kimiawi, biologi, dan fisika yang terdapat di modul dapat membantu siswa memahami macam-macam pencemaran tersebut. Dengan adanya contoh-contoh kasus dari macam-macam pencemar tersebut siswa bisa lebih memahami tentang pencemaran kimiawi, biologi, dan fisika. Terlihat dari persentase jawaban siswa pada soal no 6, 38 dari 39 siswa menjawab benar, sedangkan pada kelas kontrol hanya 25 dari 36 siswa yang menjawab benar. Hal ini juga menunjukan bahwa modul berperan membantu siswa dalam memahami macam-macam pencemaran yang dibagi berdasarkan bahan pencemarnya yaitu dengan membaca contoh kasus yang ada pada modul. Contoh dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi dalam pembelajaran,sedangkan membaca juga dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi tersebut. Cara belajar setiap siswa berbeda-beda, ada yang belajar dengan mendengarkan, ada yang belajar dengan membaca, dan belajar dengan cara menemukan. Dalam pembelajaran ini siswa dapat membaca dari modul dan juga mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi pembelajaran, jadi siswa dapat lebih efektif dalam memahami materi tersebut. Modul ini juga memberikan petunjuk pelaksanaan sehingga tidak membuat siswa bingung dalam pembacaannya. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat dari skor rata-rata post-test siswa yaitu sebesar 16,08. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 7.16 dari skor rata-rata pre-test yaitu 8.92. Siswa mengalami perubahan nilai dalam ranah kognitif setelah melalui kegiatan pembelajaran, hal ini menunjukan bahwa bahan ajar buku teks berbantuan modul memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 2. Proses dan Hasil belajar Kelas kontrol dengan Menggunakan Bahan Ajar Buku Teks Kegiatan pembelajaran pada submateri Pencemaran Lingkungan ini dilakukan 2 kali pertemuan, dengan tiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan bahan ajar buku teks. Buku teks yang digunakan adalah buku teks Biologi kelas X terbitan Erlangga tahun 2014. Di dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga tahap yakni, pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap pendahuluan, guru mempersiapkan siswa di dalam kelas. Selanjutnya guru memberi apersepsi dan motivasi belajar kepada siswa. Setelah siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran, guru kemudian menyampaikan judul dan tujuan pembeajaran. Pada kegiatan inti, pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab dan diskusi. Guru menjelaskan submateri Pencemaran Lingkungan, kemudian siswa membaca bahan ajar buku teks dan melakukan tanya jawab dengan guru. 9

Guru hanya menyampaikan pendahuluan dari submateri pencemaran lingkungan, untuk lebih mengetahui mengenai submateri pencemaran lingkungan siswa diarahkan untuk membaca buku teks. Submateri pencemaran lingkungan terdapat di dalam buku teks. Untuk pokok bahasan yang belum terdapat di dalam buku teks, dijelaskan oleh guru kepada siswa. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan mengenai pencemaran udara dan pencemaran air. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pencemaran tanah, pencemaran suara dan macam-macam pencemaran berdasarkan bahan pencemarnya. Dalam kegiatan inti ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah melakukan diskusi siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Setelah membahas hasil diskusi, siswa diberikan soal-soal sebagai evaluasi. Pada setiap kegiatan pembelajaran siswa tidak banyak pertanyaan yang muncul dari siswa mengenai submateri pencemaran lingkungan. Pada tahap penutup, siswa yang aktif dalam pembelajaran diberikan penghargaan oleh guru dalam bentuk nilai sebagai motivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan belajar. Keberhasilan pembelajaran dengan bahan ajar buku teks dan modul dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal post-test. Dari seluruh soal tes, ada beberapa soal dapat dijawab siswa dengan baik, diantaranya soal tes no 1 dan 20. Pada soal no 1, 35 dari 36 siswa menjawab benar. Pada soal ini siswa diminta untuk memilih kegiatan yang dapat menyebabkan fenomena eutrofikasi dengan benar. Pada pokok bahasan ini ada siswa yang bertanya dimana sering terjadinya eutrofikasi? guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kepada siswa lain untuk menjawab terlebih dahulu. Setelah banyak jawaban dari siswa yang masih kurang tepat guru menjelaskan bahwa fenomena eutrofikasi bisa tejadi di sungai, kolam, atau parit yang berada dekat dengan lahan pertanian. Apabila pada lahan pertanian tersebut digunakan pupuk yang berlebihan maka dapat menyebabkan fenomena eutrofikasi terjadi. Pupuk yang digunakan secara berlebihan apabila hujan deras datang akan terkikis dengan air hujan dan mengalir ke tempat-tempat penampungan air terdekat. Dengan pertanyaan yang muncul dari siswa pokok bahasan ini akan lebih dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan no 1 dengan benar. Pada soal no 20, siswa diminta menentukan polutan yang dapat menyebabkan hujan asam. Selain mendengarkan penjelasan dari guru tentang hujan asam siswa juga bisa membaca tentang hujan asam dalam buku teks pada halaman 435. Ada beberapa soal yang tidak dapat dijawab siswa dengan baik, contohnya pada soal tes no 5, siswa diminta menunjukan faktor penyebab pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan alam, hanya 21 dari 36 siswa dapat menjawab dengan benar. Hal ini dikarenakan pada buku teks halaman 434, disebutkan tentang penyebab pencemaran udara dan guru juga menjelaskan tentang pokok bahasan tersebut, tetapi tidak ada contoh gambar yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa siswa membutuhkan gambar yang dapat dilihat siswa untuk bisa lebih mengingat faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran udara. Selanjutnya pada no 6, siswa diminta untuk menggolongkan pencemaran yang ditimbulkan oleh mikroorganisme termasuk 10

dalam pencemaran biologi, kimia atau fisika. Dari 36 siswa ada 25 siswa yang menjawab benar. Pokok bahasan ini telah dijelaskan dan diberikan contoh kasus oleh guru. Contoh kasus dapat membantu siswa untuk lebih memahami pokok bahasan tersebut, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum bisa memahami dan mengingat macam-macam pencemaran yang dibagi berdasarkan bahan pencemarnya hanya dengan mendengarkan contoh dari guru. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol dapat dilihat dari skor rata-rata posttest siswa yaitu sebesar 14.44. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 6.02 dari skor rata-rata pre-test yaitu 8.42. Siswa mengalami perubahan nilai dalam ranah kognitif setelah melalui kegiatan pembelajaran, hal ini menunjukan bahwa bahan ajar buku teks memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Bahan Ajar Buku Teks Berbantuan Modul dan Kelas Kontrol Menggunakan Bahan Ajar Buku Teks Hasil belajar siswa pada subateri Pencemaran Lingkungan diketahui dari hasil tes yang diberikan sebelum ( pre-test) maupun setelah perlakuan ( posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas X A, sedangkan kelas kontrol adalah kelas X C SMA Negeri 9 Pontianak. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan bahan ajar buku teks berbantuan modul dan pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan bahan ajar buku teks. Perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari perbedaan skor rata-rata post-test siswa yang dianalisis dengan uji U Mann-Whitney. Dari hasil analisis uji U Mann-Whitney menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen dengan siswa di kelas kontrol memiliki perbedaan kemampuan, dengan Z hitung < - Z tabel yaitu -3.78 < -1.96. Perbedaan kemampuan tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor post-test siswa pada kelas kontrol yaitu 16.08 dan pada kelas kontrol 14.44. Pengaruh pembelajaran dengan bahan ajar buku teks berbantuan modul lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan buku teks. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang lebih besar pada kelas eksperimen dibanding pada kelas kontrol dapat pula dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yaitu 75. Rangkuman data siswa yang tuntas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa submateri pencemaran lingkungan Kelas Tuntas Berdasarkan KKM Jumlah siswa Persentase Eksperimen 39 89.75% Kontrol 36 41.67% KKM 75 Berdasarkan Tabel 8, kelas eksperimen memiliki persentase ketuntasan yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa 11

pada kelas eksperimen lebih banyak siswa yang tuntas yaitu dari 39 siswa, ada 35 siswa yang mampu mencapai KKM sementara kelas kontrol dengan jumlah siswa 36 hanya 15 siswa yang mampu mencapai KKM. Tingginya persentase siswa yang tuntas di kelas eksperimen dengan selisih persentase terhadap siswa di kelas kontrol yaitu 48,08% menunjukkan bahwa pembelajaran dengan berbantuan modul memiliki kelebihan. Modul yang digunakan oleh siswa memiliki gambar dan contoh-contoh. Menurut Purnomo (2012) gambar atau contoh-contoh pada modul dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari modul, sikap tertarik tersebut merupakan modal yang baik bagi siswa dalam mempelajari isi modul. Sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol menunjukkan masih ada siswa yang mendapatkan skor dibawah KKM. Ada beberapa siswa yang mendapat nilai diatas KKM, hal ini menunjukan bahwa tidak semua siswa mampu menerima materi pelajaran dengan bahan ajar buku teks. Perbedaan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa pertujuan pembelajaran, yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol per tujuan pembelajaran No 1 2 3 4 5 Tujuan Pembelajaran Menemukan faktorfaktor penyebab terjadinya pencemaran udara dan air Menjelaskan dampak pencemaran udara dan air terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup Menemukan faktorfaktor penyebab terjadinya pencemaran tanah dan suara Menjelaskan dampak pencemaran tanah dan suara terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup Memberikan contoh bahan-bahan polutan dari pencemaran biologi, fisika, kimia No Soal 5, 9, 14, 20, dan 1 16,11, 18, dan 2 7, 13, 19, dan 3 4,10, dan 8 15,12, 17, dan 6 Skor Maks Eksperimen Skor Benar % Kelas Skor Maks Kontrol Skor Benar 195 166 85.12 180 168 93.33 156 99 63.46 144 65 45.13 156 153 98.07 144 117 81.25 117 55 47.01 108 58 53.7 156 155 99.35 144 116 80.56 Jumlah 628 393.01 524 353.97 Rata-rata 125.60 78.60 104 70.79 Dari persentase rata-rata soal dijawab benar terlihat bahwa pada kelas eksperimen memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 78.6 dibandingkan kelas kontrol yang memiliki persentase yaitu 70.79. Data pada Tabel 9 menunjukan bahwa tujuan pembelajaran no 1, 3 dan 5 memilliki persentase soal-soal dijawab dengan benar di atas rata-rata pada kelas eksperimen maupun kontrol. % 12

Hasil analisis data pada Tabel 9 menunjukan bahwa tujuan pembelajaran no 2 dan 4 memiliki persentase soal-soal dijawab dengan benar dibawah dari rata-rata pada kelas eksperimen dan juga kelas kontrol. Tujuan pembelajaran no 2 berbunyi menjelaskan dampak pencemaran udara dan air terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup dan tujuan pembelajaran no 4 berbunyi menjelaskan dampak pencemaran tanah dan suara terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup kedua tujuan pembelajaran ini sama-sama membahas tentang dampak dari pencemaran. Dalam hal ini berarti lebih banyak siswa yang tidak bisa menerima materi dampak pencemaran hanya lewat pembacaan buku/modul dan penjelasan dari guru. Hal ini dapat memberikan masukan kepada guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan dampak pencemaran lingkungan dengan studi kasus ataupun penggunaan media. Dilihat dari penilaian sikap dan aktivitas siswa dalam diskusi yang dinilai oleh observer, terlihat bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan sikap yang baik hingga sangat baik dalam setiap pembelajaran, namun juga ada beberapa siswa yang menunjukan sikap kurang baik pada pembelajaran. Hal ini juga terlihat pada hasil penilaian aktivitas dalam diskusi saat mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelompok, dimana sebagian besar siswa menunjukan penilaian aktivitas diskusi yang masuk kategori baik hingga sangat baik, dan ada beberapa siswa juga yang memperlihatkan aktivitas diskusi yang kurang baik saat pembelajaran. Dalam hal ini guru sudah mencoba untuk membimbing siswa untuk aktif dalam berdiskusi, namun beberapa siswa masih memperlihatkan aktivitas diskusi yang kurang baik. Hasil penilaian sikap siswa jika dihubungkan dengan hasil belajar yang dilihat dari skor post-test ternyata siswa dengan skor post-test tinggi selalu menunjukan sikap sangat baik disetiap pertemuan atau bahkan mengalami peningkatan skor penilaian sikap. Diantaranya siswta dikelas eksperimen yaitu siswa A-2 dengan skor 19 selalu menunjukan sikap sangat baik disetiap pertemuan, begitu juga siswa A-12 dengan skor 18 dan A-25 dengan skor 19 juga selalu menunjukan sikap sangat baik disetiap pertemuan. Hal ini juga terlihat pada kelas kontrol, diantara siswa B-6 dengan skor 16 dan B-7 dengan skor 16 juga yang menunjukan sikap sangat baik pada setiap pertemuan. Penilaian diskusi yang dilakukan jika dihubungkan antara hasil penilaian dengan hasil belajar siswa yang dilihat dari skor post-test juga memperlihatkan bahwa siswa yang menunjukan aktivitas diskusi yang baik dalam setiap pertemuan memiliki skor post-test yang tinggi. Diantaranya siswa kelas eksperimen yang memiliki skor tinggi yaitu siswa A-2 dengan skor 19 dan siswa A-12 dengan skor 18 selalu menunjukan aktivitas diskusi sangat baik dalam setiap pertemuan, juga pada siswa A-25 dengan skor 19 yang selalu menunjukan aktivitas baik dalam setiap pertemuan. Hal ini juga terlihat pada siswa kelas kontrol yaitu siswa yang memiliki skor post-test tinggi diantaranya siswa B-6 dengan skor 16 dan B-7 dengan skor 16 selalu menunjukan aktivitas diskusi yang baik dalam setiap pertemuan. 13

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1). Hasil belajar siswa yang diajar dengan buku teks berbantuan modul pada submateri pencemaran lingkungan di kelas X SMA N 9 Pontianak berdasarkan skor rata-rata post-test sebesar 16.08; (2). Hasil belajar siswa yang diajar dengan buku teks pada submateri pencemaran lingkungan di kelas X SMA N 9 Pontianak berdasarkan skor rata-rata post-test sebesar 14.44; (3). Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan buku teks berbantuan modul dengan yang diajar menggunakan buku teks pada submateri pencemaran lingkungan di kelas X SMA N 9 Pontianak berdasarkan uji U Mann-Whitney dengan analisis Z hitung (- 3.78) < - Z tabel (-1.96). Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu: (1). Modul dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi; (2). Dalam menerapkan pembelajaran berbantuan modul untuk membuat modul dengan berbagai kegiatan seperti praktikum, simulasi, permainan, dan studi kasus. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. (2013). Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto, dan Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta : Gava Media. Jihad, A dan Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi press. Majid, Abdul. (2012). Rosdakarya Offset. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Purnomo, D. (2012). Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran Di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi. (online). (http://jurnal pendidikan biologi, diakses 5 Januari 2015). Riduwan. (2011). Dasar- dasar statistik. Bandung: Alfabeta. Subana. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana, N. (201 0). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, N dan Rivai, A. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. 14

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Statistik Nonparametrik. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, L. (2011). Makin Profesional Lewat Penelitian (Pengambilan Sampel). (Online). (http://s7.scribdassets.com, diakses 15 Januari 2015). 15