BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

dokumen-dokumen yang mirip
RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Penanggulangan Bencana Banjir, dinyatakan bahwa banjir memiliki dampakdampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

MITIGASI BENCANA BANJIR DI DESA NGROMBO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. persawahan adalah 546 Ha dan sisanya seluas 1377 Ha untuk pemukiman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo.

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Vulkanologi dan Mitigasi bencana, Dep ESDMRI,2005). kepada masyarakat luas (Satake, 2011).

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Jumlah Bencana Terkait Iklim di Seluruh Dunia (ISDR, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

12/12/2013 L/O/G/O.

Dukungan Tanggap Darurat Kepada Warga Terdampak Banjir Solo dan Sukoharjo Negara Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TANGGAPAN MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DI DESA BLIMBING KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

PEMBUATAN PETA TINGKAT KERAWANAN BANJIR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENGURANGI TINGKAT KERUGIAN AKIBAT BENCANA BANJIR 1 Oleh : Rahardyan Nugroho Adi 2

BAB I PENDAHULUAN. Banjir menimpa wilayah Langkat, Sumatera Utara pada tanggal 13 Januari

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atmosfer bumi selalu mengalami perubahan dari waktu - kewaktu. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika intensitasnya terlalu besar dapat menyebabkan banjir. Fenomena tersebut lebih dikenal dengan istilah perubahan iklim. Perubahan iklim salah satunya ditandai dengan musim tak menentu di Indonesia. Hujan deras dimusim penghujan mengakibatkan banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Melimpahnya debit air pada musim penghujan perlu diimbangi dengan pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur yang baik. Dalam mengelola sumber daya air yang melimpah, seringkali terkendala sifat manusia yang cenderung kurang peduli dalam menyikapi fenomena alam tersebut yang akhirnya saat bencana mulai berkembang, masyarakat belum mampu mengantisipasi bencana tersebut. Tak ada satupun bangsa di dunia yang ditakdirkan hidup berdampingan dengan segala bencana kecuali bangsa Indonesia (Kompas, 1/1/ 2005). Banjir merupakan kejadian alamiah yang umumnya disebabkan olehair sungai yang melimpah, dimana sungai membutuhkan dataran banjir di sekitarnya sebagai tempat di mana air dapat melimpah (UNESCO,2007:7). Banjir terkadang berlangsung dengan waktu yang cepat dan waktu genangan yang cepat, tetapi dapat terjadi pula dengan waktu yang 1

2 lama dan waktu genangan yang lama pula (Mawardi dan Sulaeman, 2011:1). Banjir tidak selalu merugikan masyarakat, banjir juga dapat memberi manfaat salah satunya mineral-mineral penting yang terbawa arus saat banjir dapat menyebar kepermukaan tanah. Pada hakekatnya suatu fenomena dikatakan sebagai bencana apabila telah mengancam dan mengganggu kelangsungan hidup masyarakat, sehingga dapat mengakibatkan korban jiwa. Apabila telah terdapat korban jiwa, maka upaya preventif dalam menanggulangi hal tersebut mutlak dilakukan. UNESCO(2007:13), menyebutkan bahwa penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan keterlibatan masyarakat, hal itu disebabkan berbagai hal karena : 1. Tidak ada yang lebih mengerti kesempatan dan hambatan setempat selain masyarakat itu sendiri, 2. Tidak ada yang lebih tertarik untuk memahami bagaimana bertahan hidup dalam kondisi yang terancam dari pada masyarakat itu sendiri, 3. Masyarakat akan mengalami banyak kerugian apabila mereka tidak dapat merumuskan keterbatasan mereka dan mengatasinya. 4. Masyarakat yang mandiri dapat membantu pemerintah dalam mengatasi banjir di daerah. Masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana semestinya harus tanggap terhadap perubahan lingkungan dan terlibat dalam penanggulangannya. Menurut (Triyana dan Wibowo, 2011) secara keilmuan

3 sosiologis diyakini bahwa sistem sosial masyarakat mempengaruhi dalam peran serta penanggulangan bencana. Sehingga, tidaklah heran ketika antara daerah yang satu dengan yang lain dapat ditemukan kekhasan tersendiri dalam cara bereaksi atas penanggulangan bencana. Komarudin Hidayat dalam (Nurjannah dkk., 2011:7) menjelaskan bahwa beragamnya respons masyarakat terhadap kejadian bencana berkaitan dengan tingkat pemahaman masyarakat terhadap kejadian bencana. Dapat diketahui bahwa respon masyarakat terhadap kejadian bencana berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan alam. Semakin manusia mengatur atau menaati hukum alam maka semakin baik pula hasil yang diperoleh dari interaksi antara manusia dengan alam sehingga manusia tidak merasa terganggu oleh alam. Berdasarkan data (BNPB 2012) Kabupaten Sukoharjo sendiri menempati urutan 76 dari 497 Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia dan merupakan wilayah dengan indeks bencana tinggi. Di Kecamatan Mojolaban, banjir menggenangi rumah warga Desa Tegalmade, Plumbon, Laban dan Gadingan. Rata rata banjir setinggi 50 80 cm. Di Desa Gadingan ada sekitar 100 rumah terendam banjir di Dukuh Ngrayapan, Klatak, dan Ganggang (Solopos.com8/2/2013). Dari hasil wawancara dengan Asih Suroso selaku Kepala Desa di Desa Gadingan diperoleh informasi bahwa : Desa Gadingan merupakan wilayah potensi bencana banjir setiap tahun. Banjir terbesar pada tahun 2007 dan 2009, sementara tahun lainnya intensitasnya tidak sebesar tahun itu. Pada bulan Januari kemarin banjir berlangsung setengah hari. Lama genangan air tergantung pada curah

4 hujan dan arus sungai Bengawan. Hujan lebat yang mengguyur dalam beberapa hari menyebabkan arus sungai Bengawan semakin tinggi yang kemudian meluap. Pemukiman yang paling parah terkena yaitu warga di bantaran kali (sisi barat tanggul) di dusun Ngrayapan, Dukuhan, Klatak, Ganggang, Njagang, dan Ngemplak. Tiga pintu klep air yang berada di dusun Ngombol, Njagang, Klatak tertutup secara otomatis saat arus DAS Bengawan tinggi. Sehingga arus dari anak sungai Cabak tersebut tidak bisa mengalir ke DAS Bengawan. Akibatnya air juga meluap hingga ke permukiman sebelah timur tanggul. Beberapa dukuh yang terkena luapan dari sungai Cabak yakni Karangasem, Jetis, Tempel, dan Kismosari. Sementara dalam evakuasi korban sendiri tidak mengalami hambatan yang berarti. Korban dievakuasi ke tanggul sungai dan balai Desa Gadingan. Untuk simulasi penanganan bencana banjir dulu sudah pernah dilakukan pada masa kepemimpinan kades terdahulu. Organisasi pemuda tanggap bencana baru akan diperbarui, mengingat (Gemilang) organisasi karang taruna yang lama sudah tidak aktif. Adapun jumlah korban akibat bencana banjir 2009 Desa Gadingan dapat dilihat sebagaimana pada tabel 1.1 berikut. Tabel I.1 Laporan Kerusakan Tempat Tinggal Akibat Bencana Banjir Desa Gadingan Tanggal 31 Januari 2009 No Nama Dukuh Jumlah KK Jumlah Jiwa 1 Dukuh Klatak 113 357 2 Dukuh Ngrayapan 38 117 3 Dukuh Ngemplak 91 324 4 Dukuh Ganggang 39 152 5 Dukuh Kloron 4 12 6 Dukuh Tempel 55 195 7 Dukuh Ngombol 68 246 8 Dukuh Karang Asem 44 144 9 Dukuh Kismosari 17 55 10 Dukuh Jetis 44 174 11 Dukuh Jagang 203 718 Jumlah 716 KK 2485 Jiwa Sumber: Data Monografi Desa Gadingan (2009) Desa Gadingan merupakan daerah yang cukup banyak memiliki permukiman masyarakat di bantaran DAS Bengawan Solo. Hal itu menuntut kesadaran kesiagaan yang tinggi dari masyarakat akan ancaman bencana

5 banjir terhadap keselamatan jiwa,karena bermukim di wilayah yang seharusnya menjadi dataran banjir. Kejadian alam yang terjadi secara berulang disebabkan oleh aliran sungai yang meluap dikenal dengan istilah banjir periodik (UNESCO, 2007:6). Industri rumah tangga (kerupuk, pengepul rongsok, plastik), sekolah, peternakan, permukiman warga, dan tegalan merupakan pengembangan wilayah yang terjadi di bantaran sungai. Sebuah yayasan Madrasah Ibtidaiyah Aisiyah yang berada di barat tanggul juga terkena dampak luapan DAS Bengawan Solo. Selain faktor pengembangan permukiman, faktor alam juga mendukung wilayah gadingan memiliki tingkat kerentanan banjir. Adanya hambatan aliran oleh faktor alur sungai berupa belokan belokan sungai. Setidaknya dijumpai empat meander DAS Bengawan Solo yang melewati desa. Adapun mengapa Desa Gadingan berada pada wilayah rawan banjir, dapat diketahui berdasarkan peta kerawanan banjir Kecamatan Mojolaban berikut.

6 Gambar 1.1 Peta rawan banjir penelitian. 6

7 Dari sekian kali banjir yang terjadi itu menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat yang terkena dampak. Terutama masyarakat di bantaran DAS Bengawan Solo. Baik masyarakat secara tanggap dalam merespon ataupun acuh tentang pemahaman masyarakat terhadap banjir. Mengingat ancaman bencana yang setiap tahun masih terjadi dan masih jarang kegiatan simulasi bencana maka perlu adanya kesiapsiagaan dan tata cara penanggulangannya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai tanggapan masyarakat dari berlangsungnya banjir dan melakukan penelitian dengan judul Respon Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Kawasan Rawan Banjir Desa Gadingan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bencana banjir senantiasa terjadi setiap datang musim penghujan. 2. Interaksi manusia dengan alam yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. 3. Tuntutan kesadaran dan kesiapan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai akan resiko bencana yang timbul. 4. Kegiatan simulasi bencana banjir hanya didapatkan oleh sebagian perangkat desa, sementara keseluruhan masyarakat setempat masih jarang dilakukan.

8 5. Faktor alamiah dan perkembangan permukiman yang terjadi di bantaran sungai mempengaruhi terjadinya banjir. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tetap mengarah kepada permasalahan dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan hingga menimbulkan suatu kerancuan maka diperlukan suatu pembatasan permasalahan. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penafsiran judul, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan meliputi : 1. Tingkat pengetahuan bencana banjir 2. Respon masyarakat D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu : 1. Seberapa baik tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bencana banjir di Desa Gadingan? 2. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dan respon terhadap bencana banjir di Desa Gadingan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

9 1. Mengetahui seberapa baik tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bencana banjir di Desa Gadingan. 2. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat danresponterhadap bencana banjir di Desa Gadingan. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi karya ilmiah untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan geografi, khususnya materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanganannya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadiacuan referensi terhadap penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai informasi bagi masyarakat Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo mengenai pentingnya mengetahui karakter bencana banjir. b. Diperoleh informasi mengenai hubungan tingkat pengetahuan masyarakat dalam merespon bencana banjir di Desa Gadingan.