BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin berkembangnya teknologi dewasa ini, maka kebutuhan akan bahan bakar minyak semakin banyak karena lebih ekonomis, tersedia dalam jumlah banyak, mudah dibawa dan bersih. Untuk bahan bakar motor gasoline seperti premium, sangatlah besar kebutuhannya, padahal unit kilang sangatlah terbatas keberadaannya sehingga diperlukan suatu proses lanjutan yang disebut proses konversi, blending, dan proses lain yang dapat menunjang kebutuhan ini. Hasil dari primary proses maupun secondary proses, pada prinsipnya masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang mungkin belum dapat memenuhi persyaratan pasaran. Seiring dengan pesatnya perkembangan dibidang otomotif dan mesin baru maka negara-negara di sebagian wilayah Asia, Eropa dan Amerika berusaha memenuhi perjanjian dalam memperkecil polusi dari kendaraan bermotor serta mencari berbagai alternatif yang bisa menurunkan penggunaan bahan bakar yang menyebabkan polusi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaanperusahaan pembuat mobil dan mesin-mesin mobil menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa kadar belerang dari bahan bakar mogas harus bisa diturunkan agar terpenuhinya kebutuhan akan bahan bakar mesin kendaraan yang lebih baik.
Di sisi lain ada sebagian Negara di dunia yang bahan bakar mogasnya masih mengandung timbal. Timbal dalam mogas akan menyebabkan polusi yang berbahaya untuk lingkungan dan masyarakat, serta mengakibatkan mesin cepat rusak. Oleh karena itu perusahaan otomotif dan para pengguna kendaraan bermotor sepakat untuk menghilangkan timbal dari bahan bakar mogas. Selain bahan bakar jenis mogas, LPG juga merupakan alternatif energi yang banyak dipergunakan dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aplikasinya sebagai bahan bakar maupun bukan sebagai bahan bakar. Hal ini disebabkan karena LPG dinilai sebagai energi yang ramah lingkungan dan memiliki tingkat kenyamanan serta efisiensi tinggi dalam penggunaannya. Untuk menjamin keamanan dan kepuasan konsumen, produk LPG yang siap dipasarkan, harus memenuhi spesifikasi atau batasan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu batasan mutu yang ditetapkan adalah komposisi komponen yang dapat menggambarkan komposisi dari komponen produk LPG tersebut. PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan adalah salah satu kilang yang memproduksi LPG, propylene, solar dan mogas unggulan yaitu Premium TT (Tanpa Timbal) Pertamax dan Pertamax plus. Premium TT ini mempunyai angka oktan 88 dan mempunyai kualitas yang baik melalui proses blending. Kualitas yang baik ini tentunya harus dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu agar memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk spesifikasi PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan mengacu pada spesifikasi Direktorat Jendral Minyak dan Gas (DIRJEN MIGAS), salah satunya ialah American Society for Testing Material.
Untuk mengukur nilai oktan Premium TT, digunakan CFR Engine (Cooperative Fuel Reserch) sesuai dengan ASTM D-2699, yang digunakan untuk mengukur nilai oktan dari produk mogas. Metoda test laboratorium ini mencakup penentuan kuantitatif knock rating liquid of spark ignition engine suatu bahan bakar dengan batasan Research Octane Number dan metode ini bisa jadi tidak bisa dipergunakan untuk fuel dan komponen fuel yang merupakan oxygenated primer. Sampel fuel dianalisa dengan mempergunakan mesin standard bersilinder tunggal, empat langkah dengan rasio kompresi bervariasi, CFR Engine yang dijalankan dengan kondisi operasi sesuai dengan set yang didifinisikan. Skala Octane Number (ON) didifinisikan dengan komposisi volumetrik campuran Primary Reference Fuel (PRF). Intensitas ketukan (knock intensity) sample fuel diperbandingkan denngan salah satu atau lebih dari campuran PRF. ON sample dinyatakan dengan memperbandingkan dengan ON dari campuran PRF yang mempunyai knock intensity (KI) yang sama dengan sampel fuel dan dinyatakan sebagai Research Octane Number (RON) Skala ON mencakup range dari 0 120 octane number. Tetapi metode test ini bekerja dengan range 40 120 RON. Tipe fuel komersial yang diproduksi untuk dipergunakan pada spark iginition engine berada dalam range 88 101 RON. Test campuran stok gasoline atau proses stream material bisa membuat kisaran dengan level yang bervariasi dan dianalisa dengan mempergunakan range RON.
1.2 Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara lain : 1. Apakah penggunaan CFR Engine dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui kualitas atau mutu dari Premium TT (Tanpa Timbal) berdasarkan standarisasi ASTM- 2699 (American Society for Testing and Material). 2. Apakah Premium TT (Tanpa Timbal) yang merupakan produk unggulan dari PT. PERTAMINA (Persero) Balongan memiliki angka oktan yang sesuai dengan ketentuan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (DIRJEN MIGAS) Indonesia. 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui metode kerja CFR engine dalam mengukur dan menganalisa nilai oktan dari mogas, dalam hal ini Premium TT (Tanpa Timbal) PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan Indramayu Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui apakah Premium TT (Tanpa Timbal) yang merupakan produk unggulan dari PT. PERTAMINA (Persero) Balongan memiliki nilai oktan yang sesuai dengan ketentuan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (DIRJEN MIGAS) Indonesia. 1.4 Manfaat CFR Engine ini digunakan untuk mengetahui angka oktan dari Premium. Angka oktan sangat mempengaruhi proses pembakaran pada mesin kendaraan bermotor. Semakin tinggi nilai oktan maka semakin sempurna pembakaran terjadi, sehingga
diharapkan pembaca dapat mengetahui nilai oktan dari bahan bakar yg digunakan demi menjaga performa mesin kendaraan yang digunakan.