Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan tahun 2005, pengertian UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang mengelola dana Bantuan Masyarakat (BLM) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan yang mencakup kegiatan sarana / prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP dan SPP / dana bergulir di tingkat Kecamatan. Penilaian aspek keuangan ditekankan pada pendekatan rasio-rasio keuangan yang mengarah kepada operasional UPK yang sehat. Penilaian ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas pengelolaan keuangan yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan 2005, pengelolaan dana bergulir dalam PNPM Mandiri pada hakekatnya dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Unit Pengelola Kegiatan sebagai pengelola dan penyalur seluruh dana bergulir ditingkat Kecamatan. 2. Kelompok peminjam sebagai pengelola dan penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung. 3. Aturan dan prosedur / mekanisme perguliran. UPK yang mengelola dana bergulir (UEP dan SPP) harus dikembangkan menjadi pengelola kegiatan pinjaman yang profesional sebagai dasar pelestarian dan pengembangan dana bergulir. B. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2007 : 17), laporan keuangan adalah : ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan Keuangan merupakan output dari proses siklus akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007 : hal 1, 2) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan tambahan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografi serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Pelaporan Keuangan UPK menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir PPK tahun 2005 bahwa pelaporan keuangan UPK harus mengikuti format pelaporan yang sesuai dengan ketentuan pelaporan UPK, meliputi : 1. Realisasi Pencaiaran BLM (Jika UPK masih mengelola BLM) Realisasi Pencairan BLM melaporkan perkembangan daya serap desa atas BLM secara periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan masing-masing desa. 2. Neraca Neraca keuangan UPK adalah laporan posisi keuangan UPK pada saat tertentu yang memuat nilai kekayaan dan penggunaan dana berdasarkan alokasi masingmasing kegiatan secara utuh, sumber dana dari KPKN, laba dan hutang. 3. Laporan Operasional Laporan laba-rugi adalah penjelasan lengkap dan rinci tentang perhitungan laba atau rugi, melaporkan seluruh hasil dan biaya, laba (rugi) perusahaan selama satu periode tertentu. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. 5. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan modal (equity) dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
6. Laporan Perkembangan Pinjaman Laporan perkembangan pinjaman adalah laporan yang menjelaskan perkembangan pinjaman dalam suatu UPK yang menjelaskan tentang realisasi penyaluran pinjaman, target pengembalian, realisasi pengembalian, saldo pinjaman, tingkat pengembalian dan jumlah tunggakan. 7. Laporan Kolektibilitas Laporan kolektibilitas adalah laporan yang menjelaskan kualitas pinjaman yang didasarkan pada lamanya tunggakan dan juga memberikan informasi tingkat risiko pinjaman. C. Elemen Laporan Keuangan a. Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Posisi yang digambarkan sudah tertentu yaitu posisi harta (asset), hutang, dan modal. b. Laporan Laba - Rugi Laporan laba rugi adalah penjelasan lengkap dan rinci tentang perhitungan laba atau rugi yang melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) perusahaan selama satu periode tertentu. Untuk menyusun laporan laba rugi perlu mengetahui mana yang termasuk hasil (pendapatan) dan mana yang termasuk biaya. c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. d. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan modal (equity) dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode. D. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan dianalisis dengan cara menghubungkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan untuk dapat menemukan kelemahan-kelemahan yang ada dalam kinerja keuangan perusahaan serta dapat menentukan kekuatan-kekuatan yang ada dalam perusahaan yang mungkin dapat diandalkan. Analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap kinerja masa lalu dan posisi sekarang serta menilai potensi masa depan dan kemungkinan risikonya. Untuk mengukur hubungan masing-masing pos yang ada dalam laporan keuangan digunakan teknik analisis. Tehnik-tehnik analisis keuangan menurut Simamora (1999) antara lain : 1. Analisis Vertikal Analisis vertikal terkonsentrasi pada hubungan-hubungan di antara berbagai pos keuangan pada laporan keuangan tertentu. Untuk memperlihatkan hubungan ini, setiap pos laporan keuangan dinyatakan sebagai suatu persentase dari suatu pos dasar yang juga terdapat pada laporan tersebut. 2. Analisis Horisontal
Analisis horisontal merupakan analisis perubahan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun. Analisis horisontal memungkinkan para pengambil keputusan untuk memusatkan perhatian pada pos-pos yang mengalami perubahan signifikan selama periode yang ditelaah. 3. Analisis Trend Suatu variasi analisis horisontal adalah analisis trend, dimana perubahanperubahan persentase dikalkulasi untuk beberapa tahun berturut-turut tidak hanya dua tahun. Periode waktu yang dipilih untuk perbandingan biasanya 5 sampai 10 tahun. 4. Analisis Rasio Analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan- hubungan yang bermakna di antara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dihitung dengan membagi nilai rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan nilai rupiah pos lainnya yang dilaporkan. A. Penilaian Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisien dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Prawirosentono (1999), kinerja pada dasarnya adalah merupakan
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika. Sedangkan penilaian kinerja menurut Prawirosentono (1999) merupakan proses penilaian hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak manajemen untuk memberi informasi kepada para karyawan secara individual, tentang mutu hasil pekerjaannya di pandang dari sudut kepentingan perusahaan. Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan secara obyektif, tepat dan didokumentasikan secara baik cenderung akan menurunkan potensi penyimpangan yang dilakukan karyawan, sehingga kinerjanya diharapkan akan menjadi lebih baik sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan perusahaan. Penilaian kinerja menurut Mardiasmo, bahwa penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Sistem penilaian kinerja dan mekanisme reward & punishment harus didukung dengan manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Insentif positif bagi pencapaian tujuan disebut penghargaan (reward), sedangkan insentif negatif jika tujuan tidak tercapai disebut hukuman (punishment). Peran penting adanya penghargaan (reward) dalam sebuah organisasi adalah untuk
mendorong tercapainya tujuan organisasi dan untuk menciptakan kepuasan bagi setiap individu (Mardiasmo, 2002 : hal : 58). Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja organisasi publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat ukur yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan untuk memenuhi tiga maksud: (Mardiasmo, 2002 : hal : 58) 1. Dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. 2. Digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. 3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Manfaat Pengukuran Kinerja: (Mardiasmo, 2002: hal: 58) 1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. 2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. 3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati. 5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan atasan. 6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. F. Penilaian Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK Analisis tingkat kesehatan UPK adalah analisis terhadap hasil usaha UPK dalam kurun waktu tertentu yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja UPK. Penilaian kesehatan UPK bertujuan untuk memberikan tingkat kesehatan (rating) dalam pengelolaan pinjaman yang meliputi aspek penilaian pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan kualitas kelembagaan. 1. Aspek Pengelolaan Pinjaman Penilaian aspek pengelolaan pinjaman meliputi : a. Aturan perguliran dana. b. Permodalan. c. Tingkat Pengembalian. d. Kualitas aktiva dan pinjaman. 2. Aspek Pengelolaan Keuangan : Penilaian aspek keuangan meliputi : a. Manejemen, yang harus dimiliki adalah perencanaan untuk pelestarian dana pertumbuhan permodalan, administrasi dan pelaporan. b. Rasio Keuangan, meliputi :
a). Rasio Pendapatan. b). Rasio Biaya. c). Rasio Laba. d). Rasio Likuiditas. e). Efektifitas Pengelolaan Dana. 3. Aspek Kualitas Kelembagaan. Aspek kualitas kelembagaan adalah penilaian terhadap kelembagaan yang terkait. G. Indikator Klasifikasi Kesehatan UPK. Penilaian kesehatan UPK bertujuan untuk memberikan tingkat kesehatan (rating) dalam pengelolaan pinjaman yang meliputi aspek penilaian pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan kualitas kelembagaan yang sudah ditentukan dalam Petunjuk Pelaksanaan Audit Keuangan UPK PPK 2006 dengan kriteria sebagai berikut : a. Rasio Saldo Kredit Berisiko Risiko dapat diartikan sebagai penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Rasio ini membandingkan antara jumlah nominal kolektibilitas pinjaman dengan jumlah kredit yang digulirkan. Saldo Kredit Berisiko adalah sisa pinjaman yang memiliki tingkat penyimpangan dari jadwal atau target yang diharapkan. Sedangkan kolektibilitas menjelaskan mengenai tingkat kualitas pinjaman yang didasarkan pada lamanya tunggakan sehingga akan memberikan informasi tentang tingkat risiko pinjaman. Rasio ini
membandingkan antara jumlah nominal kolektibilitas pinjaman dengan jumlah kredit yang digulirkan. Semakin besar tingkat kolektibilitasnya semakin tinggi risiko pinjaman. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot yang dicapai kurang ( < ) dari 10 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 10 % dan kurang( < ) dari 15 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 15 % dan kurang ( < ) dari 20 % predikatnya kurang sehat. 4) Bobot lebih ( > ) dari 20 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Jumlah Tingkat Kolektibilitas 2 s/d 5 = 100 % Pinjaman SPP UEP b. Rasio Cadangan Risiko Kredit Rasio ini membandingkan antara surplus / defisit dengan jumlah cadangan risiko. Cadangan risiko kredit adalah jumlah yang dialokasikan sebagai cadangan terhadap penghapusan pinjaman bagi kredit berisiko. Rasio cadangan risiko kredit membandingkan antara jumlah surplus / defisit dengan jumlah cadangan penghapusan. Semakin tinggi surplus yang didapat semakin besar kemampuan lembaga menutup risiko kreditnya. Kriterianya adalah sebagai berikut :
1) Berbobot lebih ( > ) dari 90 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 70 % dan kurang ( < ) dari 90 % predikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 50 % dan kurang ( < ) dari 70 % predikat kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 50 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Surplus / Defisit = 100 % Jumlah Cadangan Penghapusan c. Rasio Laba Bersih terhadap Kekayaan UPK Rasio ini membandingkan antara surplus / defisit dikurangi jumlah cadangan penghapusan dengan jumlah aset UPK (kas + bank + pinjaman). Laba bersih adalah laba yang diperoleh lembaga dalam periode tertentu setelah dikurangi cadangan penghapusan. Kekayaan atau asset UPK adalah jumlah kas, bank dan pinjaman. Rasio laba bersih terhadap kekayaan UPK membandingkan laba bersih dengan kekayaan UPK. Semakin besar laba bersih yang diperoleh, maka semakin tinggi predikat yang dimiliki. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobotnya lebih ( > ) dari 0,75 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 0,45 % dan kurang ( < ) dari 0,75 % predikatnya cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 0.15 % dan kurang ( < ) dari 0,45 % berpredikat kurang sehat.
4) Bobot kurang ( < ) dari 0,15 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Surplus / Defisit Jumlah Cadangan Penghapusan = x 100 % Kas + Bank + Pinjaman d. Rasio Biaya Operasional Rasio ini mengukur sejauhmana efisiensi biaya operasional UPK dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Biaya Operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan lembaga untuk berbagai kegiatan operasional dalam periode tertentu. Semakin kecil (efisien) biaya operasional yang digunakan semakin tinggi predikat yang dimiliki. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot kurang ( < ) dari 50 % predikatnya sehat. 2) Bobot kurang ( < ) dari 70 % dan lebih ( > ) dari 50 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot kurang ( < ) dari 90 % dan lebih ( > ) 70 % berpredikat kurang sehat. 4) Bobot lebih ( > ) 90 % predikatnya tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Total Biaya = 100 % Total Pendapatan e. Rasio Saldo Kredit Terhadap Kekayaan UPK
Rasio ini membandingkan antara saldo pinjaman SPP dan UEP terhadap kekayaan UPK (kas + bank + pinjaman + inventaris). Dalam perbandingan ini menyatakan semakin besar saldo kredit yang dimiliki lembaga maka semakin tinggi predikat penilaiannya. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot lebih ( > ) dari 80 % predikatnya sehat. 2) Bobot lebih ( > ) 70 % dan kurang ( < ) dari 80 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 60 % dan kurang ( < ) dari 70 % berpredikat kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 60 % predikatnya tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Saldo Pinjaman SPP UEP = 100 % Kas + Bank + Pinjaman + Inventaris f. Rasio Kekayaan Bersih UPK Rasio ini membandingkan antara aset UPK (kas + bank + pinjaman + inventaris) dikurangi jumlah cadangan penghapusan dengan modal awal UEP + SPP. Modal awal SPP dan UEP adalah modal yang berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau dana awal program yang dialokasikan untuk kegiatan dana bergulir baik pada SPP maupun UEP. Semakin besar
jumlah kekayaan bersih yang dimiliki UPK maka semakin tinggi tingkat predikat yang dicapai. Kriterianya adalah sebagai berikut: 1) Bobot lebih ( > ) dari 107,5 % predikatnya sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 102,5 % dan kurang ( < ) dari 107,5 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 97,5 % dan kurang ( < ) dari 102,5 % predikatnya kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 97,5 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : (Kas + Bank + Pinajaman + Inventaris) - Jml Cad Risiko = 100 % Modal Awal SPP UEP Dalam memberikan penilaian terhadap klasifikasi tingkat kesehatan lembaga UPK, harus menggabungkan penilaian enam indikator tersebut diatas, yang berarti bahwa masing-masing indikator tidak bisa memberikan penilaian secara terpisah. Penilaian terhadap tingkat kesehatan lembaga UPK diklasifikasikan sebagai berikut : a. Sehat, jika jumlah nilai dari semua indikator lebih dari ( > ) 87,5. b. Cukup sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) dari 62,5 dan kurang ( < ) dari 87,5. c. Kurang sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) 37,5 dan kurang ( < ) dari 62,5. d. Tidak sehat, jika jumlah nilai semua indikator kurang dari ( < ) 37,5.
H. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian dalam satu kesatuan yang utuh. Kerangka pemikiran digunakan untuk memudahkan arah didalam penelitian. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : UPK PNPM Mandiri Kecamatan Kalijambe LAPORAN KEUANGAN UPK Rasio Saldo Kredit Berisiko Rasio Saldo Cadang an Risiko Kredit Rasio Laba Bersih terhadap Kekaya an UPK Rasio Biaya Operasi onal Rasio Saldo Kredit Kekayaa n UPK Rasio Kekaya an Bersih UPK Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK SEHAT / TIDAK SEHAT GAMBAR II. I
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN Keterangan : UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe sebagai lembaga penyalur dan pengelola dana bergulir UEP dan SPP dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, yang dalam pengelolaannya berprinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin, akuntabilitas serta berdasar pada aspek pengembangan dan pelestarian, maka setiap tahun periode akuntansi menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan perkembangan pinjaman dan laporan kolektibilitas sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dana bergulir tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui rasiorasio keuangan yang digunakan sebagai parameter perhitungan klasifikasi tingkat kesehatan lembaga UPK yaitu : Rasio Saldo Kredit Berisiko, Rasio Saldo Cadangan Risiko Kredit, Rasio Laba Bersih terhadap Kekayaan UPK, Rasio Biaya Operasional, Rasio Saldo Kredit terhadap Kekayaan UPK serta Rasio Kekayaan Bersih UPK. I. Variabel Penelitian 1. Laporan Keuangan Adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan Lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen, yang dapat memberikan gambaran jelas mengenai sifat dan perkembangan lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen sampai dengan tahun 2008. 2. Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK
Penilaian klasifikasi tingkat kesehatan UPK adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan kinerja lembaga UPK yang bersangkutan melalui parameter rasio saldo kredit berisiko, rasio saldo cadangan risiko kredit, rasio laba bersih terhadap kekayaan UPK, rasio biaya operasional, rasio saldo kredit kekayaan UPK serta rasio kekayaan bersih UPK. Kriteria klasifikasi tingkat kesehatan tersebut adalah : a. Sehat, jika jumlah nilai dari semua indikator lebih dari ( > ) 87,5. b. Cukup sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) dari 62,5 dan kurang ( < ) dari 87,5. c. Kurang sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) 37,5 dan kurang ( < ) dari 62,5. d. Tidak sehat, jika jumlah nilai semua indikator kurang dari ( < ) 37,5.