PUBLIKASI KARYA ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Kepatuhan diet

DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 2, Nov 2016 : ARTIKEL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengalami penurunan tetapi terjadi peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

HUBUNGAN MOTIVASI, HARAPAN, DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK UNTUK MENJALANI HEMODIALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

KARAKTERISTIK PASIEN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN SIKAP PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSUD DR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD IBNU SINA GRESIK

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA KLIEN HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA. Alam et al., Gagal Ginjal, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi


HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DALAM MELAKUKAN DIET DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

PENAMBAHAN BERAT BADAN ANTARA DUA WAKTU HEMODIALISAPADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSD MARDI WALUYO KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA RAWAT JALAN DI RSUD KAYEN KABUPATEN PATI TAHUN 2015

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

MOTIVASI MAKAN PASIEN, LAMA PERAWATAN DAN SISA MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

Rifka Hanum 1, Sofiana Nurchayati 2, Yesi Hasneli N 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPUTUSAN INISIASI HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUANG DAHLIA RSUP PROF. DR. R.

FIETRAS NASTITI J

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

Transkripsi:

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA (HD) RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi Di SusunOleh : Eti Umayah J310110033 PROGRAM STUDI ILMUGIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA (HD) RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Eti Umayah (J 310 110 033) Pembimbing : Ririn Yuliati S.SiT, M.Si Tuti Rahmawati S.Gz, M.Si Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102 Email : Umayah_Eti@yahoo.com ABTRAK PENDAHULUAN: Keberhasilan terapi hemodialisa tergantung pada kepatuhan pasien, termasuk kepatuhan terhadap asupan cairan. Tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga merupakan faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi diet termasuk pembatasan asupan cairan. TUJUAN :Mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluargadengankepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalandi RSUD Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN :Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 31 orang. Data tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner, data kepatuhan didapatkan dari persentase penambahan berat badan. Data tingkat pendidikan berdistribusi tidak normal sehingga di analisis menggunakan Rank Spearman Test, sedangkan data pengetahuan dan dukungan keluarga berdistribusi normal sehingga di analisis menggunakan Pearson Produck Moment Test HASIL: Sebagian besar responden menempuh pendidikan dasar (74.19%), 58.06%responden memiliki pengetahuan kurang, 58.06% responden memiliki dukungan keluarga baik dan 54.84% respon den patuh terhadap pembatasan asupan cairan. Hasil analisis uji hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan diperoleh nilai p=0,019, pengetahuan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan diperoleh nilai p=0,002, dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan diperoleh nilai p=0,047. KESIMPULAN: ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga denga kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa (HD) rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo Kata Kunci : Berat Badan, DukunganKeluarga, Gagal Ginjal Kronik, Kepatuhan, Pengetahuan,Tingkat Pendidikan Kepustakaan : 44 (1998-2014)

ABSTRACT INTRODUCTIO :The success of HD treatment depends on patient compliance, including compliance with fluid intake restriction. Education level, knowledge and family support are some the factors that can improve patient compliance on dietary restriction of fluids intake. OBJECTIVE: To determain the relationship betwen education level, knowledge, family support and compliance on fluid intake in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis out patients in Sukoharjo General Hospital. METHODS: Observational study with cross sectional design with a sample of 31 people was performed. Data on education level, knowledge, family support were obtained through direct interview using questionnaire. Compliance data obtained from the percentage of weight gain recorded during observational. Education level was not normally distributed and analysed using Spearman Rank Test, while knowledge and family support data normally distributed and analysed using Pearson Produck so Moment Test. RESULTS: Most respondent have primary education with percentage 74.19%, 58.06% of them have knowledge, 58.06% of respondents have a good family support, and 54.84% of respondents adhere to restrictions on fluid intake. P velue of relationship between level of education and compliance restrictions on fluid intake was 0.019, knowledge and compliance restrictions on fluid intake was 0.002, family support and compliance restrictions on fluid intake was 0.0047 CONCLUSION: There is a relationship between education level, knowledge, family support and adherence to restrictions on fluid intake in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis in Sukoharjo General Hospital. Keywords: Weight, Family Support, Chronic Renal Failure, Compliance, Knowledge, Education Level Bibliography: 44 (1998-2014) PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit. Gagal ginjal tahap akhir (end stage renal failure) adalah stadium gagal ginjal yang dapat mengakibatkan kematian kecuali jika dilakukan terapi pengganti yaitu hemodialisa, dialysis pentoneal dan transplantasi ginjal. (Suhardjono, 2003). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi Gagal Ginjal Kronik di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,2% sedangkan prevalensi Gagal Ginjal Kronik berdasarkan diagnosis dokter di Jawa Tengah lebih tinggi yaitu sebesar 0,3%. Berdasarkan data Persatuan Nefrologi Indonesia (Pernefri) pada tahun 2011 diperkirakan ada 70.000 penderita ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi gagal ginjal tahap akhir yang menjalani terapi hemodialisis hanya 4.000-5.000 orang. Pembatasan cairan seringkali sulit dilakukan oleh pasien, terutama jika pasien mengkonsumsi obat-

obatan yang membuat membran mukosa kering seperti diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus dan pasien berusaha untuk minum. (Potter & Perry, 2008 dalam Kartika, 2009). Kepatuhan terhadap pembatasan cairan diperlukan untuk mencegah terjadinya kelebihan cairan yang dapat menyebabkan odema dan meningkatkan resiko pada kardiovaskuler dan hipertensi (Barnet 2007). Salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan adalah dengan meningkatkan pemahan pasien mengenai pentingnya pembatasan asupan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisa. Pemahaman materi konseling yang baik dapat mempengaruhi sikap pasien sehingga pasien lebih patuh dalam pembatasan asupan cairan. Penelitian yang dilakukan oleh Ismail dkk (2012) dengan subjek pasien gagal ginjal kronik di RSUD Pusat DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan dan motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan adalah dengan meningkatkan pengetahuan pasien mengenai diit dan terapi yang sedang dijalani. (Neliya, 2012). Faktor lain yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi pengobatan termasuk pembatasan asupan cairan adalah keluarga. Niven (2002) dalam Desitasari dkk menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhandan keluarga seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk meningkatkan kepatuhan dalam pembatasan cairan. Dukungan yang diberikan olehkeluarga yaitu berupa dukungan secara instrumental, informasional, emosional dan dukungan berupa pengharapan. Penelitian yang dilakukan oleh Yulinda (2014) dengan subjek pasien gagal ginjal kronis yang melakukan hemodialisa di RS Telogorejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet. Hasil survey di RSUD Sukoharjo terjadi peningkatan tindakan hemodialisa dari tahun 2013 sampai tahun 2014 sebesar 42.68 %. Tahun 2015 pada bulan Januari-Mei 2015 terdapat 968 kali tindakan hemodialisa yang dilakukan pada 164 pasien rawat jalan. (Rekam medik RSUD Sukoharjo 2013, 2014, 2015) Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo? METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan metode cross sectional. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015 di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Sampel penelitian ini pasein gagal ginjal kronik dengan hemodialisa rawat jalan berusia 18-60 tahun. Jumlah sampel penelitian ini adalah 31

orang. Cara yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah non probability sampling yaitu dengan consecutive sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai subjek penelitian sampai jumlah yang dibutuhkan terpenuhi. Data tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner, data kepatuhan didapatkan dari persentase penambahan berat badan. Data tingkat pendidikan berdistribusi tidak normal sehingga di analisis menggunakan Rank Spearman Test, sedangkan data pengetahuan dan dukungan keluarga berdistribusi normal sehingga di analisis menggunakan Pearson Produck Moment Test HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo merupakan rumah sakit negeri milik pemerintah Sukoharjo kelas B yang berlokasi di jalan Dr. Moewardi No. 71 Sukoharjo. RSUD Kabupaten Sukoharjo mempunyai beberapa fungsi. Fungsi tersebut meliputi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan nonmedis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan. Selain itu, rumah sakit ini juga memberikan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pengelolaan urusan ketatausahaan dan keuangan RSUD Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini dilakukan di Instalasi hemodialisa. Instalasi RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan unit instalasi yang melakukan proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal kronik yang ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam dan perawat sudah terlatih. Dalam kerjanya, unit hemodialisa RSUD Kabupaten Sukoharjo memiliki SDM 12 orang perawat dan jumlah mesin hemodialisa sebanyak 22 unit (2 shift pagi dan sore). B. Karakteristik Responden Sampel pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa rawat jalan usia 18-60 tahun di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Tabel 1 Karakteristik Responden Variabel Frekusensi Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur 18-25 25-65 Pendidikan Dasar Lanjut 12 19 1 30 23 8 38,71 61,3 3,22 96,78 74,19 25,81 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 61,3%, sebagian besar berusia 25-65 tahun yaitu 96,78%, sebagian pendidikan terakhir dasar yaitu sebesar 74,19%.

Tabel 2 Distribusi respnden Menurut Pengetahuan Pengetahuan N Persentase (%) Baik 18 58.1 Kurang Baik 13 41.9 Total 31 100.0 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa distribusi responden menurut pengetahuan sebanyak 18 (58,07%) memiliki pengetahuan yang baik. Tabel 3 Distribusi respnden Menurut Dukungan Keluarga Pengetahuan N Persentase(%) Baik 15 48.4 Kurang Baik 16 51.6 Total 31 100.0 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa distribusi responden menurut Dukungan keluarga sebanyak 15 (48,04%) memiliki dukungan keluarga yang baik. Tabel 4 Distribusi respnden Menurut Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Kepatuhan N Persentase(%) Patuh 17 54.8 Tidak Patuh 14 45.2 Total 31 100.0 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa distribusi responden menurut kepatuhan terhadap pembatasan asupan cairan, sebanyak 17 (58.9) responden patuh dalam membatasi asupan cairan yang dikonsumsi C. Hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Kepatuhan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepatuhan Total Patuh Tidak Patuh Ρ * Pendidikan N % N % N %Total Dasar 15 68.2% 7 31.8% 22 100% 0.019 Lanjut 2 22.2% 7 77.8% 9 100% Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100% * pearson product moment test Tabel diatas menunjukkan kepatuhan responden terhadap pembatasan asupan cairan berdasarkan tingkat pendidikan. Sebanyak 15 (68.2%) responden yang menempuh pendidikan dasar

patuh terhadap pembatasan asupan cairan, sedangkan dari responden yang menempuh pendidikan lanjut sebanyak 2 (22.2%) patuh dalam membatasi asupan cairan. Dari uji hubungan yang dilakukan diketahui nilai value yang didapat sebesar 0.019. Nilai ini menunjukan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lama tahun pendidikan formal yang ditempuh oleh responden. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan responden mampu memahami anjuran yang katakana oleh petugas kesehatan termasuk anjuran untuk membatasi asupan cairan. Menurut Kamalludin dan Rahayu (2009) Pada pasien dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien dapat menontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail dkk (2012) dengan subjek pasien gagal ginjal kronik di RSUD Pusat DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan dan motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik. Pendidikan kesehatan yang terus dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan pasien sehingga peningkatan berat badan yang tidak diinginkan dapat dicegah. Persentase responden yang telah menempuh pendidikan lanjut sebagian besar (77.8%) tidak patuh terhadap pembatasan asupan cairan. Hasil ini berbanding terbalik dengan teori-teori yang ada, seperti yang diungkapkan teori Riskesdas (2010) menjelaskan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan seseorang tersebut akan semakin tinggi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan responden, yaitu faktor pendorong (usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, lama sakit, tingkat pengetahuan, dan status pekerjaan, faktor penguat (pelayanan kesehatan), faktor pemungkin (peran perawat, dokter, ahli gizi, dan dukungan keluarga). Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi kepatuhan dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan, ada faktor lain yang saling berkaitan, sehingga tidak serta merta responden dengan pendidikan tinggi memiliki kepatuhan yang lebih baik. D. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan gagal ginjal kronik dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6 Kepatuhan Responden Berdasarkan Pengetahuan Kepatuhan Patuh Tidak Patuh Total ρ * Pengetahuan N % N % N %Total Baik Kurang 14 3 77.8% 23.1% 4 10 22.2% 76.9% 18 13 Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100% * pearson product moment test Tabel diatas menjelaskan bahwa sebanyak 77.8% responden dengan pengetahuan baik patuh dalam pembatasan asupan cairan, sedangkan 22.2% responden lainnya tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan. Sebanyak 23.1 % responden dengan pengetahuan kurang patuh dalam pembatasan asupan cairan dan 76.9% responden dengan pengetahuan kurang tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan..dari uji hubungan yang dilakukan diketahui nilai value yang didapat adalah 0.002 dan nilai r =0,0.542. Nilai ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Ketika pasien di diagnosis gagal ginjal kronik dan harus menjalani hemodialisa, poliklinik gizi RSUD Kabupaten Sukoharjo memberikan konseling dan pasien dibekali leafleat dan buku panduan diet yang haarus dijalani. Secara umum sumber pengetahuan pasien GGK mengenai pembatasan asupan cairan berasal dari sumber yang sama yaitu konseling serta leaflet dan buku panduan tersebut. Namun tingkat pemahaman yang berbedabeda antar individu yang menyebabkan pengetahuan masingmasing responden berbeda. Salah 100% 100% 0.002 satu penyebab perbedaan pemahaman diantara responden disebabkan karena faktor pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2007) Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mudah pula individu dapat memahami suatu permasalahan yang mucul pada dirinya ataupun di lingkungan. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamalludin dan Rahayu (2009). Pada penderitayang mempunyai pengetahuan yang lebih luas memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasimasalah yang di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkanoleh petugas kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan. Hasil penelitian ini didukung dengan teori dimana pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan,perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 1985).

E. Hubungan Dukungan Hasil analisis hubungan Keluarga dengan Kepatuhan dukungan keluarga dengan dalam Pembatasan Asupan kepatuhan dalam pembatasan Cairan asupan cairan pada kronik dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Kepatuhan Responden Dilihat Dari Dukungan Keluarga Kepatuhan Patuh Tidak Patuh Total ρ * Dukungan Keluarga N % N % N %Total Baik 12 66.7% 6 33.3% 18 Kurang 5 38.5% 8 61.5% 13 Total 17 54.8% 14 45.2% 31 100% * pearson product moment test Tabel diatas menunjukkan bahwa 66.7% responden dengan dukungan keluarga baik patuh dalam pembatasan asupan cairan, dan sebanyak 61.5% responden dengan dukungan keluarga kurang baik, tidak patuh terhadap pembatasan asupan cairan. Uji hubungan yang dilakukan adalah pearson product moment dari uji hubungan yang dilakukan didapat nilai ρ value sebesar 0.047 dan nilai r sebesar 0.0360 Keluarga merupakan bagian dari pasien yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Pasien akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan baik, sehingga penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk penunjang pengelolaan penyakitnya (Friedman, 1998). Dukungan keluarga diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga (Kamalludin dan Rahayu, 2009). Baekeland dan Luddwall dalam Niven (2002) mengatakan bahwa keluarga merupakan faktor yang 100% 100% 0.047 berpengaruh dalam menentukan program pengobatan pasien, derajat dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial secara negatif berhubungan dengan kepatuhan. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulinda (2014) dengan subjek pasien gagal ginjal kronis yang melakukan hemodialisa dirs Telogorejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet. Penelitian ini juga selaras dengan teori yang diungkapkan Rini (2013) keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang diterima. Rini (2013) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan.

PENUTUP Kesimpulan Ada hubungan antara tingkat pendidikan, Pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan terhadap pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo (ρ * = 0.019, 0.002, 0.047) Saran 1. Poliklinik Gizi RSUD Kabupaten Sukoharjo Perlu ditingkatkan kerjasama antara poliklinik gizi dengan unit hemodialisa agar merujuk pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan DAFTAR PUSTAKA Alam & Hadibroto. 2008. Gagal Ginjal. Jakarta : PT Gramedia. Almatsier. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Utama Arikunto, Suharsimi, Supardi, Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara Arlija, L. (2006). Dukungan Sosial pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa. Diunduh dari http://library.usu.ac.id/ pada tanggal 4 Juni 2014 Black, M.J. & Hawk, H.J. 2005. Medical Surgical Nursing Clinic Management For Positive Outcomes. Volume 2. Australia: Elsevier Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC atau tanpa komplikasi untuk menjalani konseling gizi, sehingga pasien selalu ingat tentang pembatasan asupan cairan yang harus dijalani. 2. Unit Pelayanan Hemodialisa RSUD Kabupaten Sukoharjo Petugas di unit pelayanan hemodialisa hendaknya lebih kooperatif dan tanggap terhadap adanya penambahan berat badan pasien yang menjalani hemodialisa, sehingga diketahui penyebab terjadinya kenaikan berat badan dan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. Draugirdas, T.J., Blake, G.P., & Todd S. Ing. 2001. Handbook of Dialisis. Published: lippincott Williams & Wilkins. Friedman, M. J. (1998). Keperawatan keluarga: teori dan praktik. Jakarta: EGC Hasanah, U. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Perawatan Organ Genetalia Eksterna pada siswi SMAN Futtuhiyyah Mranggen Demak. Hendra, AW. 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, Jakarta : Pustaka Sinar. Harapan Hudak C.M.,Gallo B.M. 2004. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Edisi VI, Volume II. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Ihsan Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan Jakarta. PT RINEKA CIPTA. Jakarta Istanti Permatasari Yuni 2014. Hubungan Antara Masukan Cairan dengan Interdialytic Weight Gains (IDWG) Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Unit Hemodiaalisa RS PKU Muhammadyah Yogyakarta. PROVESI Volume 10 Istanti, Y. P. 2009. Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap interdialytic weight gains (IDWG) pada Pasien chronic kidney Disease (CKD) di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Universitas Indonesia Kim, Y., Evangelista l.s., Phillips, L.R., Pavlish, C., & Kopple, J.D. (2010). The End-Stage Renal Disease Adherence Questionnaire (ESRD-AQ): Testing the psychometric properties in patients receiving in-center hemodialysis. Nephrology Nursing Journal, 37 (4), 377-393. Kamaluddin, Ridwan, Rahayu Eva. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman ( The Soedirman Journal of Nursing).Volume 4 No.1 Maret 2009. Kammerer J., Garry G., Hartigan M., Carter B., Erlich L. 2007. Adherence in Patients On Dialysis: Strategies for Succes, Nephrology Nursing Journal. Vol 34, No.5, 479-485. Kring, D.L & Crane. (2009). Factors affecting Quality of life in persons on hemodyalisis. Nephrology Nursing Journal, 36, 15 55, (2014). Kresnawan, Triyani.2005. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta : PERNEFRI &PGII Morgan, Lois. BSN, RN, (2000): A Decade review: Methods to improve Adherence to the Treatment Regimen Among Hemodialysis Patients, Nephrology Nursing Journal; Jun 2000; 27,3; Academic Research Library, pg 299. National Kidney Foundation Disease Outcomes Quality Initiative / NKF DOQI, 2002. Definition And Stages Of Chronic Kidney Disease. American Journal of Kidney Diseases, Vol 39, Neliya, S. W. 2012. Hubungan Pengetahuan tentang Asupan Cairan dan Cara pengendalian Asupan cairan terhadap Penambahan Berat Badan.JurnalNursing Studies Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat & profesional kesehatan lain. Edisi 2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 1985, Pengantar ilmu perilaku Kesehatan, Badan Penerbit Kesehatan Masyasrakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta

Notoatmodjo, S. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Pelayanan Mediki. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006 Perhimpunan Nefrologi Indonesia, JNHC, 2004. Pernefri. 2003. Konsensus Dialisis. Edisi pertama. Jakarta : FKUI. Price, A. S., Wilson M. L., 2006. PatofisiologiKonsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. EGC.Jakarta Rini Setia, Rahmalia Siti, Dewi Pristiana. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan dalam Pembatasan Asupan Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa. Program Studi Ilmu Kesehatan Universitas Riau. Pekanbaru Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Riyanto, W. (2011). Hubungan antara penmabahan berat badan diantara dua waktu hemodialisa (interdialysis weight gain = IDWG) terhadap kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di unit Hemodialisa IP2K RSUP Fatmawati Jakarta. Saragih, A. Desita. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi. Fakultas Keperawatan USU. Medan. Susalit, Endang. 2003. Rekomendasi Baru Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik Jakarta: JNHC Suhardjono, J. R. 2009. Sehat dengan Penyakit Ginjl Kronik. Jakarta: Pernefri, AsDI dan Fresenius Kabi Suharyanto., Abdul, Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada KLien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Trans Info Media. Jakarta. Utami, S. 2011.Faktor-faktor ynag Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Pembatasan Diet dan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. Kultura Volume 12 No. 1 September 2011 USRDS: The United StatesRenal Data System: Overall hospitalization and mortality. Am

J Kidney Dis 2009; 1(Suppl 1):S1 Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. 2013. Buletin Dialife. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. 2008. Yulinda, 2004. Karakteristik Penderita GGK Yang Di Rawat Inap Di RSUDr. Pirngadi Medan Tahun 2002. Skripsi. Fakultas KesehatanMasyarakat USU. Medan.