SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 1

dokumen-dokumen yang mirip
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Ariefa Efianingrum ISBD - ARIEFA EFIANINGRUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

DASAR FILOSOFI MODEL-MODEL. Dr. Herpratiwi, M. Pd. Dosen FKIP Universitas Lampung Sekretaris II HEPI Lampung

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN ABAD 21. Pipit Pudji Astutik Guru SDN Tunjungsekar 3 Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

2015 PEMBINAAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PENGGUNAAN MEDIA SEARCH ENGINE BAGI PENINGKATAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan dianggap tidak cerdas atau bodoh.dalam perkembangan tentang teori

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif,

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Reach for the expectation and dream of fully confidence ARIEFA EFIANINGRUM AKP FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 1

Setiap orang berada di dalam masyarakat (man in society) dan sekaligus berada di dalam kebudayaan (man in culture). Setiap pribadi adalah makhluk biososiokultural: makhluk biologis yang melakukan aktivitas belajar dalam proses sosial dan proses budaya. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 2

Perlu pendekatan kultural Mendidik siswa dalam keterpisahan dengan kebudayaan, mengakibatkan siswa tercabut dari akar kebudayaannya. Pendidikan memerlukan pendekatan kultural, karena peserta didik dibesarkan dalam kultur masingmasing yang berbeda-beda. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 3

Perspektif sosiobudaya terhadap kegiatan belajar perlu dipahami oleh calon pendidik supaya dapat memberikan layanan yang sesuai dengan karakteristik siswa. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 4

Potret Pendidikan 1 Kurikulum Sentris, Subject matter oriented 2 Kognitif Sentris, keluhuran budi terabaikan 3 Tidak Kontekstual, kurang relevan dengan pengalaman dan kebutuhan siswa 4 Indoktrinatif, siswa diberondong informasi kognitif SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 5

Multiple Intelligences/ Kecerdasan Majemuk Menurut Howard Gardner, setiap individu memiliki kecerdasan majemuk, yaitu: Kecerdasan Matematika-Logika Kecerdasan Verbal- Linguistik Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan Musik-ritmik Kecerdasan Visual-spasial Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan Natural SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 6

Kondisi yang Memprihatinksn Memudarnya: Sense of identity Sense of humanity Sense of community Sense of culture (values) SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 7

Banking System of Education Anak ibarat bejana yang harus diisi dengan pengetahuan. Menurut Paulo Freire, sistem pendidikan belum mampu membebaskan anak dari ketertindasan (pedagogy of the opressed). SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 8

Pilar Pendidikan 1 Learning to Know 2 Learning to Be 3 Learning to Do 4 Learning to Live Together SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 9

Pendidikan perlu dikembalikan kepada fungsi imperatifnya, yaitu menanamkan nilai-nilai budaya dan budi pekerti. Ketidakmampuan pendidikan melakukan integrasi nilai budaya dan budi pekerti, menyebabkan masyarakat rentan terhadap pengaruh negatif budaya lain. Perlunya pendidikan melakukan hibridasi terhadap local wisdom yang telah dimiliki sejak dulu. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 10

Proses memberikan peluang dengan menciptakan lingkungan kepada setiap individu dan kelompok untuk kegiatan belajar. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 11

Keberhasilan belajar disebabkan karena kesesuaian budaya Kegagalan belajar disebabkan karena hambatan-hambatan budaya SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 12

Kontinuitas Azas Trikon Ki Hadjar Dewantara Menjamin keberlanjutan/ keberlangsungan kebudayaan melalui berbagai forum Konvergensi Untuk menuju kebudayaan dunia, perlu membuka diri terhadap dunia luar/lain Konsentrisitas Menjaga dan meneguhkan identitas supaya tetap kokoh SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 13

Puisi Mahatma Gandhi Biarkan jendela dan pintu rumahku terbuka Tetap terbuka lebar Sehingga semua angin dari utara dan selatan, dari timur dan barat Dapat meniup ke rumahku Tetapi jangan sampai meruntuhkan fondamen rumahku SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 14

Hasil Penelitian Miriam Bryan, Warren Findly, Dominick Esposito Pengelompokan siswa atas dasar kemampuan akademik secara homogen, tidak akan memberikan kondisi belajar yang menguntungkan bagi siswa. Dalam kelas yang homogen, siswa tidak memiliki kesempatan luas untuk belajar mengembangkan aspek afektif. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 15

Pengelompokan siswa secara homogen lebih cocok untuk mengakomodasi pengembangan minat dan bakat siswa Tari Musik Olah Raga Komputer, dll SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 16

Keluarga Sekolah Masyarakat Media Informasi SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 17

Pemrosesan Majemuk Pendidikan bukan merupakan proses tunggal, melainkan pemrosesan majemuk yang melibatkan berbagai pusat-pusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat, media informasi) SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 18

Pola Asuh/Parenting style Otoriter Komunikasi 1 arah, pengawasan ketat, memerintah, memaksa, menghukum. Demokratis Memprioritaskan kepentingan anak, bersikap rasional, realistis, hangat. Permisif Pengawasan longgar Penelantar Kurang perhatian, baik fisik maupun psikhis. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 19

Pola Asuh Efektif Pola Asuh Dinamis Sesuai dengan kebutuhan/kemampuan anak Ayah-Ibu kompak Pola asuh disertai perilaku positif dari orang tua Komunikasi efektif Disiplin Orang tua konsisten Ariefa Efianingrum Ariefa Efianingrum 20

FUNGSI KONSERVATIF TRANSMISI BUDAYA Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan kepada generasi muda. MAINTENANCE LEARNING Kegiatan belajar dilakukan, terutama untuk mempertahankan apa yang sudah ada di masyarakat sebagai warisan kultural SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 21

FUNGSI TRANSFORMATIF AGENT OF CHANGE Pendidikan membantu generasi muda untuk menyesuaikan diri, sehingga dapat mengikuti laju perubahan yang cepat akibat perkembangan teknologi. INNOVATIVE LEARNING Proses belajar untuk menghadapi dan menyesuaikan dengan situasi yang baru, yang selalu berubah. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 22

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL Lembaga pendidikan (sekolah) sering dianggap sebagai salah satu lembaga sosial yang paling konservatif dan statis di masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal kurang mampu mengikuti dan menanggapi arus perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Supaya kegiatan pendidikan mampu membekali siswa menghadapi tantangan hidupnya di masa depan, perlu dilakukan antisipasi apa yang menjadi tantangan hidup mereka di masa depan. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 23

Kualitas Sekolah ditentukan oleh Proses Pembelajaran Kepemimpinan Sekolah (Leadership) Manajemen Sekolah Sarana dan Prasarana Kultur Sekolah SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 24

KULTUR SEKOLAH @ KULTUR SEKOLAH SEBAGAI KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI MILIK BERSAMA YANG MENJADI PENGIKAT KUAT KEBERSAMAAN MEREKA SEBAGAI WARGA SUATU MASYARAKAT (DEAL & KENNEDY) SAP - ARIEFA EFIANINGRUM @ 25

Kultur Sekolah yang Kondusif Open climate/open culture: Budaya terbuka, transparan, akrab Positive culture: Budaya positif Enjoyable spiritual atmosphere Atmosfir sekolah yang menyenangkan SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 26

PERAN KULTUR SEKOLAH MENGHASILKAN KINERJA YANG TERBAIK PADA: MASING-MASING INDIVIDU; KELOMPOK KERJA ATAU UNIT KERJA; SEKOLAH SEBAGAI SATU INSTITUSI; DAN HUBUNGAN SINERGIS DI ANTARA KETIGA LEVEL KINERJA TERSEBUT. MEMBANGUN MUTU SEKOLAH (JOHN GOODLAD) SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 27

Pendidikan Multikultural Kondisi masyarakat Indonesia majemuk/plural/multikultural. Pendidikan Multikultural adalah Proses penanaman cara hidup saling menghormati, toleran terhadap keanekaragaman budaya dalam masyarakat majemuk. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 28

Pendidikan Multikultural menghargai Perbedaan Gender Usia Agama Berkebutuhan Khusus Perilaku Anak/siswa Status Sosial Ekonomi Ras Budaya Bahasa SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 29

Masyarakat Multikultural Keragamana merupakan suatu kebanggaan dan kekayaan. Namun di sisi lain juga mengandung potensi menjadi sumber masalah dan sumber konflik. Perlu mengembangkan semangat pluralitas, keterbukaan/inklusivitas, toleransi, dan kesederajatan. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 30

Modal Sosial-Budaya Keragaman budaya merupakan modal sosial-budaya (sociocultural capital). Keragaman budaya perlu dipertahankan untuk memperkuat identitas dan Nation and Character Building di era global. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 31

Theodore Brameld Education is power. But character is more. Teachers as living model. SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 32

Fungsi Pendidikan secara antropologi kultural dan sosiologis Menumbuhkan kreativitas subjek didik Menjaga lestarinya nilai-nilai insanidan nilai ilahi Menyiapkan tenaga kerja yang produktif SAP - ARIEFA EFIANINGRUM 33