BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-ruz Media, Yogyakarta, 2013, hlm.18. 2

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. 2007, hlm.1. Republik Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.1.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam membentuk generasi muda yang

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu tempat untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.1 Pendidikan yaitu sepanjang hayat, sebagai suatu bangunan yang ditopang oleh empat pilar. Adapun empat pilar tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning to be, adnd learning to life together. Dengan begitu, keluaran proses pendidikan merupakan suatu pribadi utuh dengan keunggulan secara berimbang dalam aspek spiritual, sosial, intelektual, emosional, dan fisikal juga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk memperoleh kebahagiaan hidup secara seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat, antara kehidupan pribadi dengan kehidupan bersama.2 Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Maka, untuk mewujudkan tujuan pendidikan, pendidik haruslah mengetahui peranannya sebagai seorang pendidik. Dengan adanya kesadaran guru dan kreatifitas untuk memilih alternatif strategi, metode, model, dan yang lainnya dengan diimbangi peserta didik yang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka tujuan pendidikan akan berjalan dengan efektif. Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar atau pendidik dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakannya kegiatan pembelajaran setiap pendidik dituntut untuk selalu menyiapkan segala 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014,, hlm.2-3 3 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013 hlm. 14 1

2 sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. 4 Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelas harus dilakukan, karena inti dari peningkatan mutu pendidikan adalah meningkatnya mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini, bersifat dominan pada guru dan teoritis saja. Akhirnya, hanya sebatas menyampaikan materi saja dan peserta didik cenderung tidak dapat memecahkan masalahnya dengan ilmunya.5 Kemampuan dalam berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan atau hasil belajar. Oleh sebab itu, perlu suatu pendekatan, strategi, dan metode yang selaras dengan kebutuhan pencapaian tujuan dan potensi peserta didik. salah satu ciri utama yang menjadi keberhasilan pembelajaran tampak dan tergambarkan pada seperangkat kemampuan pengetahuan sikap dan keterampilan kebutuhan.6 Dalam kemampuan berpikir kritis mengisyaratkan bahwa terdapat situasi belajar dan mengajar yang dapat mendorong prosesproses yang menghasilkan mental yang diinginkan dari kegiatan. Hal ini, diperkuat dengan penilaian bahwa pemikiran dapat ditingkatkan melalui campur tangan seorang guru dan mensyaratkan adanya penggunaan proses mental untuk merencanakan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi proses berpikir dan belajar.7 Sistem pendidikan di Indonesia yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan pada hasil belajar dan sejak lama sudah tertanam dalam budaya belajar peserta didik bahwa belajar pada dasarnya yaitu menerima materi pelajaran dari guru, jadi mereka beranggapan guru adalah sumber belajar 4 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 3 5 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, Op. Cit, hlm.5 6 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 23 7 Ibid, hlm. 24

3 yang utama.8 Dengan demikian, mereka akan sulit diajak untuk memecahkan suatu persoalan, akan sulit manakala disuruh untuk bertanya, dan sulit untuk menjawab pertanyaan juga. Adanya masalah-masalah tersebut, seorang pendidik harus bisa menggunakan pendekatan, strategi, dan metode yang tepat untuk meningktakan kemampuan berpikir kritis peserta didik, agar dalam proses pembelajaran tidak hanya transfer of knowladge. Era zaman sekarang, pembelajaran yang hanya dominan guru saja, akan mengakibatkan pendidikan menurun. Dengan demikian, seorang pendidik harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran dimana peserta didik ikut aktif. Proses pembelajaran juga terdapat metode pembelajaran diantaranya: inquiry, problem solving, discovery, dan lain-lain. Penulis akan membahas metode inkuiri. Metode inkuiri yaitu suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap pertanyaan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis.9 Disini, guru bertindak sebagai seorang teman bagi peserta didik agar tercipta suasana yang kondusif dan peserta didik tidak takut untuk mengungkapkan potensi yang dimilikinya. Metode inkuiri cocok digunakan pada pembelajaran Qur an Hadits sebab, guru lebih mudah mengetahui kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis. Ini akan diketahui jika, guru menggunakan tehnik bertanya dengan baik. Dengan begitu, peserta didik dapat mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui potensi yang dimiliki. Metode ini akan mempermudah pembelajaran Qur an Hadits dalam memahami materi yang disampaikan dan lebih mengena pada peserta didik. Jadi, metode inkuiri akan menjadikan peserta didik yang tidak menjadi pendengar saja, akan tetapi juga berperan dalam pembelajaran. Peserta didik akan bersaing secara sehat dalam menemukan atau 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2011, hlm. 207 9 Setiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva Press, Jogjakarta, 2013, hlm. 85

4 memecahkan permasalahannya yang ada. Sehingga dalam pembelajaran Qur an Hadits peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu ketika diberi pertanyaan guru peserta didik menjawabnya, maka pada dasarnya itu sudah termasuk sebagian dari berpikir. Mengingat fakta-fakta yang ada didalam kehidupan sehari-hari, itu merupakan proses berpikir dimana seorang peserta didik mampu mengembangkan atau menggali potensinya. Akan tetapi, metode inquiry ini, akan berjalan dengan baik ketika guru memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis. Atas dasar hal tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Hubungan antara Metode Inquiry dengan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Qur an Hadits Di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode inquiry pada mata pelajaran Qur an Hadits di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Qur an Hadits di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 3. Adakah hubungan antara metode inquiry dengan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Qur an Hadits di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahu pelajaran 2015/2016?

5 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan penelitian yang telah dijabarkan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode inquiry pada mata pelajaran Qur an Hadits di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Qur an Hadits di MTs NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui hubungan antara metode inquiry dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran Qur an Hadits di Mts NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat dalam penelitian ini dapat membuktikan jika penerapan metode inquiry diterapkan dengan baik, maka mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru MTs NU Ibtidaul Falah, dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kemampuan pedagogiknya terutama dalam menerapkan metode inquiry, selain itu juga memberi masukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. b. Bagi madrasah, penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan dalam mengelola lingkungan dalam maupun luar madrasah.

6 c. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat menggali kemampuan berpikir kritis peserta didik, sehingga peserta didik dengan mudah menyerap materi yang telah disampaikan oleh pendidik pada mata pelajaran Qur an Hadits.