BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tergolong cukup tinggi. Angka kejadian preeklampsia sebanyak 861 dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB 1 PE DAHULUA. setiap saat selama ibu hamil, pada waktu persalinan, pascapersalinan dan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

1

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu dan bayi, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/1.000 KH, sedangkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementrian Kesehatan tahun 2014, AKI sebanyak 118 / 100.000 KH, dan AKB sebanyak 24/1.000 KH (Kemenkes RI, 2011). Menurut Sudhaberata (2006) penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor non medis atau faktor tidak langsung yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh, banyak kaum ibu yang menganggap sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa, sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan menjadi sebab tingginya kematian ibu selain pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang buruk.

Sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Penyebab kematian ibu langsung atau penyebab utama adalah perdarahan (28%), eklampsia (13%), aborsi yang tidak aman (11%), serta sepsis (10%). Preeklampsia dan eklampsia, serta infeksi dan perdarahan diperkirakan mencakup 75%-80% dari seluruh kematian maternal. Kejadian preeklampsiaeklampsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case Fatality Rate Preeklampsia-Eklampsia (CFR PE-E) mencapai angka 1,4%-1,8% (Zuspan dalam Roeshadi, 2006). Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari: hipertensi, dan proteinuria. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, angka kejadian preeklampsia di seluruh dunia berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju, angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5-6% dan eklampsia 0,1-0,7% (Bahari, 2009). Menurut Roeshadi (2006), angka kejadian preeklampsia dan eklampsia di seluruh dunia adalah 6%-8% di antara seluruh wanita hamil. Pada tahun 2005, Angka Kematian Maternal (AKM) di rumah sakit seluruh Indonesia akibat eklampsia atau preeklampsia sebesar 44,91%. Di Surabaya, diperkirakan kematian akibat preeklampsia-eklampsia pada ibu mencapai 20% dan kematian perinatal berkisar 28% (Bahari, 2009). Data preeklampsia dan eklampsia yang dihimpun oleh Girsang yang dikutip Roeshadi (2006) adalah sebagai berikut: penelitian Simanjuntak di RSPM tahun 1993-1997 sebesar 5,75%, penelitian Tribawono di 12 rumah sakit di Indonesia tahun 1996-1997 sebesar 0,8-14%,

penelitian Maizia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tahun 1995-1998 sebesar 13,0%, penelitian Girsang E. di Rumah Sakit H. Adam Malik dan Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2000-2002 sebesar 7,0%, dan penelitian Priyatini di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta tahun 2002 sebesar 9,17%. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Soedjonoes (1983) di 12 rumah sakit pendidikan di Indonesia, didapatkan kejadian preeklampsia-eklampsia yaitu 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 per seribu (4,9 kali lebih besar dibanding kehamilan normal). Hasil penelitian Lukas dan Rambulangi (1994), di dua rumah sakit pendidikan di Makassar, insidensi preeklampsia berat 2,61%, eklampsia 0,84% dan angka kematian akibatnya 22,2%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditemukan 400-500 kasus/4.000 5.000 persalinan per tahun. (Dharma, 2005). Hasil penelitian Bahari (2009), di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya mendapatkan hasil bahwa kejadian preeklampsia pada ibu bersalin sebagian besar dialami oleh ibu bersalin dengan usia <20 tahun, lebih dari setengah kejadian preeklampsia pada ibu bersalin terjadi pada ibu primipara, dan ada hubungan usia dan paritas terhadap kejadian preeklampsia pada ibu bersalin. Penelitian Rozikhan (2007) yang meneliti di Rumah Sakit Dr. H Soewondo Kendal, mendapatkan hasil bahwa variabel yang mempunyai risiko terjadinya preeklampsia berat adalah riwayat preeklampsia mempunyai risiko 15,506 kali, keturunan mempunyai risiko 7,110 kali, dan paritas mempunyai risiko 4,751 kali untuk terjadi preeklampsia berat.

Sampai saat ini etiologi preeklampsia yang pasti belum diketahui. Terdapat beberapa hipotesis mengenai etiologi preeklampsia antara lain iskemik plasenta, maladaptasi imun dan factor genetik (Dharma, 2005). Risiko preeklampsia juga meningkat pada kehamilan ibu yang memang sudah pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Jika hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, preeklampsia akan segera berubah menjadi eklampsia, yaitu infeksi dan pendarahan yang dapat berakibat fatal bagi ibu. Di Sumatera Utara, dilaporkan kasus preeklampsia terjadi sebanyak 3.560 kasus dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita preeklampsia tahun 2007-2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak 2,1%, dan pada tahun 2009-2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut, 2011). Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Langkat pada tahun 2010 yaitu 24 orang atau 83,02/100.000 kelahiran hidup (KH) dan 7 orang diantaranya meninggal karena preeklampsia/eklampsia. Angka kematian bayi pada tahun 2010 yaitu 115 bayi atau 6,20/1.000 KH. Berdasarkan data kasus preeklampsia di Kabupaten Langkat, bahwa pada tahun 2010 tercatat sebanyak 250 kasus preeklampsia dari 21.192 ibu hamil (Dinkes Kabupaten Langkat, 2011). Data yang diperoleh di Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura bahwa pada tahun 2011 terdapat 36 kasus preeklampsia dari 972 ibu hamil (3,7%) (Puskesmas Pantai Cermin, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa kasus preeklampsia di Kecamatan Tanjung Pura masih tinggi,

dan memerlukan penanganan yang lebih serius. Salah satu upaya penanganan kasus preeklampsia pada masa kehamilan yaitu dengan deteksi dini. Deteksi dini dalam pelayanan atau asuhan antenatal care (ANC) merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar tidak menjadi abnormal. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2006). Pemeriksaan selama masa kehamilan (ANC) dilakukan ke dokter, bidan atau puskesmas. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 3 kali selama kehamilan. Namun idealnya sesuai standar yang ditetapkan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga, atau semakin tua kehamilan semakin sering melakukan pemeriksaan (Indiarti, 2009). Pada pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan tekanan darah sangat penting dilakukan pada setiap kunjungan karena setiap kenaikan tekanan darah saat kehamilan perlu diwaspadai terhadap bahaya hipertensi kehamilan (preeklampsia dan eklampsia). Hipertensi kehamilan hingga sekarang belum diketahui penyebabnya, tetapi jelas diketahui bahwa pembuluh nadi yang mengaliri rahim dan ginjal mengejang. Bila kekejangan ini sangat hebat, aliran darah menuju ke uri akan terganggu sehingga bayi juga terganggu pertumbuhannya atau bahkan mati sewaktu

masih dalam kandungan. Bahaya ini dapat diperkecil dengan dilakukan deteksi dini, yaitu bila tanda-tanda hipertensi dapat diketahui sejak awal (Jones, 2005). Aktivitas deteksi dini kehamilan merupakan bagian dari perilaku kesehatan. Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Meskipun perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Karakteristik merupakan faktor internal, sedangkan faktor lain dari luar merupakan faktor eksternal. Menurut Widianingrum (1999), perilaku seseorang dipengaruhi oleh karakteristik, yang terdiri dari: pengetahuan, sikap, budaya, umur, sosial ekonomi dan sebagainya. Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan (karakteristik), seperti pengetahuan, persepsi, sikap, keinginan, kehendak, motivasi, dan niat. Studi pendahuluan yang penulis lakukan di Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil hingga bulan Desember 2011 sebanyak 972 orang. Data cakupan K1 (Kunjungan Pertama) pada bulan Desember 2011 sebesar 75%, sedangkan cakupan K4 (Kunjungan Keempat) hanya 58%. Tidak tercapainya target cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil mengindikasikan masih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan dalam rangka deteksi dini

komplikasi kehamilan seperti preeklampsia. Hasil wawancara dengan beberapa ibu hamil menunjukkan bahwa ibu kurang paham tentang preeklampsia (hipertensi dalam kehamilan) ataupun berapa kali ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan selama masa kehamilan, sikap ibu juga cenderung negatif terhadap deteksi dini kehamilan. Beberapa ibu hamil mengatakan melakukan pemeriksaan kepada dukun bayi dengan frekuensi yang tidak teratur. Beranjak dari uraian dan permasalahan di atas, maka peneliti akan meneliti pengaruh karakteristik ibu hamil terhadap deteksi dini preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu di Kecamatan Tanjung Pura pada khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya. 1.2. Permasalahan Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh karakteristik ibu hamil (pengetahuan, persepsi, sikap, dan motivasi) terhadap pemanfaatan ANC untuk deteksi dini preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh karakteristik ibu hamil (pengetahuan, persepsi, sikap, dan motivasi) terhadap pemanfaatan ANC untuk deteksi dini

preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat tahun 2012. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh karakteristik ibu hamil (pengetahuan, persepsi, sikap, dan motivasi) terhadap deteksi dini preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat tahun 2012. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan reproduksi agar preeklampsia dan eklampsia dapat dideteksi lebih dini dan menambah pengalaman dalam penelitian kesehatan. 2. Bagi Puskesmas Pantai Cermin Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan untuk mengevaluasi pelaksanaan program penyuluhan tentang manfaat ANC oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia. 3. Bagi Dinkes Kabupaten Langkat Menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Langkat khususnya Dinas Kesehatan dalam perencanaan Pembangunan guna penurunan Angka Kesakitan dan Kematian Ibu di Kabupaten Langkat. 4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi serta perbandingan bagi peneliti selanjutnya.