BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari. Rumah sakit ini terletak di Jalan May.Jend. Soengkono Km 1 Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah. Rumah sakit ini bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit alternatif dan menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. Tersedia 43 dokter dengan 28 diantaranya adalah spesialis dan tersedia 88 tempat tidur rawat inap dengan 15 diantaranya berkelas VIP keatas. Hal ini membuat Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga lebih unggul dibanding rata-rata rumah sakit tipikal di wilayah Jawa Tengah. 2. Deskripsi Subjek Penelitian Responden penelitian ini adalah pasien gastritis yang memiliki keluhan nyeri ulu hati baik rawat inap maupun rawat jalan. Total responden sebanyak 51 orang, 15 orang laki-laki dan 36 orang perempuan. Hawari (2008), menjelaskan wanita lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan pria. Perbandingan kecemasan antara wanita dan pria adalah dua banding satu. Kemudian dari 51 responden, responden terbanyak berusia 51-60 tahun dan pada umumnya responden tidak memiliki 44

45 pekerjaan. Data tersebut didapatkan dari survey secara langsung di RS Harapan Ibu Purbalingga dengan karakteristik sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis kelamin Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Jenis Kelamin F Presentase Laki-laki 15 29,4 Perempuan 36 70,6 Total 51 100 Berdasarkan tabel 3 menjelaskan bahwa dari total 51 responden (100) jumlah responden yang dominan adalah perempuan yaitu berjumlah 36 responden (70,6).

46 b. Berdasarkan umur Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Usia Jumlah Presentase 20 30 tahun 4 7,8 31 40 tahun 8 15,7 41 50 tahun 11 21,6 51 60 tahun 16 31,4 61 70 tahun 8 15,7 71 80 tahun 2 3,9 81 90 tahun 2 3,9 Total 51 100 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari total 51 responden (100), jumlah responden yang usianya paling banyak adalah usia 51 60 tahun yaitu sebanyak 16 responden (31,4). Adapun jumlah responden yang usianya paling sedikit adalah usia 71 80 tahun dan 81 90 tahun yang masingmasing memiliki jumlah sebanyak 2 responden (3,9).

47 c. Berdasarkan status pekerjaan Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan status pekerjaan responden di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Pekerjaan Jumlah Presentase Tidak bekerja 37 72,5 Dagang 2 3,9 PNS 5 9,8 Petani 1 2,0 Swasta 5 9,8 Buruh 1 2,0 Total 51 100 Berdasarkan tabel 5 menjelaskan bahwa status pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai tidak bekerja sebanyak 37 responden (72,5) sedangkan status pekerjaan paling sedikit sebanyak 1 responden (2,0 ) sebagai petani dan 1 responden (2,0 ) sebagai buruh. 3. Deskripsi Data Penelitian a. Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 51 responden yang merupakan pasien gastritis dengan keluhan nyeri ulu hati di RS Harapan Ibu Purbalingga. Data tingkat kecemasan responden diperoleh dari

48 kuesioner HARS yang berisi 56 pertanyaan mengenai kecemasan secara umum. Dari data hasil kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kecemasan di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Tingkat Kecemasan F Presentase Tidak ada kecemasan 12 23,5 Kecemasan ringan 7 13,7 Kecemasan sedang 11 21,6 Kecemasan berat 15 29,4 Kecemasan sangat berat 6 11,8 Total 51 100 Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa pasien gastritis dengan keluhan nyeri ulu hati di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga mayoritas mengalami kecemasan berat dengan frekuensi 15 responden (29,4), 12 responden tidak mengalami kecemasan (23,5), 11 responden mengalami kecemasan sedang (21,6), 7 responden mengalami kecemasan ringan (13,7) dan 6 responden mengalami kecemasan sangat berat (11,8).

49 b. Tingkat Keluhan Nyeri Ulu Hati Responden Data tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis didapatkan dari observasi peneliti secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil tingkat keluhan nyeri ulu hati responden sebagai berikut. Tabel 7. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Tingkat Nyeri Ulu Hati F Nyeri ringan 19 37,3 Nyeri sedang 27 52,9 Nyeri berat 5 9,8 Total 51 100 Berdasarkan table diatas menjelaskan bahwa tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga umumnya mengalami nyeri sedang dengan frekuensi 27 responden (52,9), nyeri ringan dengan frekuensi 19 responden (37,3), dan nyeri berat dengan frekuensi 5 responden (9,8). c. Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Keluhan Nyeri Ulu Hati pada Pasien Gastritis Uji statistik diperlukan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di RS Harapan Ibu Purbalingga. Sebelumnya peneliti menggunakan

50 Spearman s rho untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di RS Harapan Ibu Purbalingga. Dalam uji statistik ini akan menguji hipotesis pertama bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di RS Harapan Ibu Purbalingga. Hipotesis pertama ini dapat diterima atau ditolak dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dari uji Spearman. Berikut hasil uji Spearman yang diperoleh dari hasil penelitian: Tabel 8. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga Tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis Tingkat Keluhan Nyeri Ulu Hati pada Pasien Gastritis Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Total N N N N Tidak ada kecemasan 8 15,7 3 5,9 1 1,9 12 23,5 Kecemasan ringan 7 13,7 0 0 0 0 7 13,7 Kecemasan sedang 3 5,9 7 13,7 1 2,0 11 21,6 Kecemasan berat 1 2,0 11 21,5 3 5,9 15 29,4 Kecemasan sangat berat 0 0 6 11,8 0 0 6 11,8 Total 19 37,3 27 52,9 5 9,8 51 100 Signifikansi = 0,000

51 Tabel diatas menjelaskan bahwa dari 51 responden sebagian besar mengalami memiliki kecemasan berat dan intensitas nyeri sedang yaitu terdapat 15 responden (29,4) diantaranya memiliki tingkat nyeri ringan (2,0), memiliki nyeri sedang (21,5), memiliki nyeri berat (5,9). Sementara pada tingkat kecemasan ringan menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 7 responden (13,7) dengan intensitas nyeri ringan. Dan pada tingkat kecemasan sangat berat terdapat 6 responden (11,8) dengan intensitas nyeri sedang. Tabel 9. Hasil Uji Spearman s rho Tingkat Nyeri Tingkat kecemasan p 0,000 r 0,545 n 51 Dari hasil analisis uji Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,545 atau p = 0,000. Didapatkan p = 0,000 < 0,01, jika nilai signifikansi < 0,01 maka secara statistic hipotesis pertama diterima yaitu terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keluhan nyeri ulu hati pada pasien gastritis di RS Harapan Ibu Purbalingga. Sementara untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel tersebut dapat diketahui dengan menggunakan tabel korelasi (Sugiyono, 2005). Dari hasil uji statistik korelasi Spearman, didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,545. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna, bersifat positif dengan tingkat keeratan hubungan sedang.

52 B. Pembahasan Hubungan antara nyeri dan kecemasan bersifat kompleks. Pada dasarnya kecemasan merupakan suatu hal yang wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan diartikan sebagai suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Respon cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakan serta mekanisme pertahanan diri untuk mengatasi kecemasannya antara lain dengan menekan konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima secara sadar, tak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya (Stuart, 2007). Kecemasan merupakan respon emosional yang berbeda pada setiap individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan yang mengganggu hidupnya sehari-hari (Swastini, 2009). Kecemasan yang dialami seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Hal ini tergantung pada psikosomatososial seseorang. Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau diperparah. Dengan kata lain, istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor mental, seperti stres dan rasa cemas.

53 Berdasarkan PPDGJ III, psikosomatis dapat mengenai setiap sistem atau bagian tubuh yang mana pun, tetapi yang paling lazim adalah yang mengenai keluhan gastrointestinal, gejala klinis dapat berupa perasaan pada perut, kembung, muntah, mual dan sebagainya. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan gastrointestinal yang paling sering terjadi. Faktor stres dan cemas dapat mempengaruhi pola makan seseorang menjadi tidak teratur sehingga dapat menyebabkan sekresi asam lambung yang meningkat. Hal ini merupakan salah satu penyebab timbulnya peradangan pada lambung atau yang dikenal sebagai maag atau gastritis. Umumnya pada pemeriksaan fisik pasien gastritis ditemukan keluhan nyeri tekan di daerah epigastrium atau nyeri pada daerah ulu hati. Menurut Ikawati (2010), ketika kondisi lambung dibiarkan kosong, akan terjadi gerakan peristaltik lambung bertambah intensif yang akan merangsang peningkatan produksi asam lambung sehingga dapat timbul rasa nyeri di ulu hati. Suatu perasaan yang tidak menentu seperti kecemasan, pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010). Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Secara klinik, kecemasan pasien menyebabkan menurunnya kadar serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang memiliki andil dalam memodulasi nyeri

54 pada susunan saraf pusat. Hal inilah yang mengakibatkan peningkatan sensasi nyeri (Le Mone & Burke, 2008). Kecemasan seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu kecemasan. Menurut Kaplan, Sadock, & Grebb (2010), orang yang cemas dan tegang akan membuka gerbang sehingga rangsang nyeri akan meningkat. Nyeri merupakan pemindahan energi dari kecemasan, semakin cemas seorang semakin besar pemindahan energi tersebut sehingga nyerinya semakin meningkat. Apabila nyeri semakin kronis akan menimbulkan kecemasan dan dengan demikian nyeri juga akan terasa lebih meningkat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keluhan nyeri seseorang. Seseorang yang sehat secara emosional, biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri dibandingkan dengan seseorang yang memiliki status emosional kurang stabil. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pembatasan masalah agar permasalahan menjadi fokus dan tidak melebar luas, namun demikian dalam penulisan karya tulis ilmiah tentu saja terdapat kekurangan dan keterbatasan penelitian. Keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian ini yaitu dalam penelitian cross sectional survey, peneliti hanya dapat mengamati dalam satu waktu sehingga ada kemungkinan di waktu berikutnya panderita mengalami peningkatan ataupun penurunan gejala kecemasan. Sementara pada proses pengambilan

55 data yang diambil hanya berdasarkan jawaban kuesioner sehingga faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi keluhan nyeri tidak dapat diungkap secara menyeluruh. Sehingga belum didapatkan informasi yang lebih mendalam dari responden. Penelitian ini mengambil sampel hanya dari satu tempat dan menjadikan sampel kurang bervariasi.