Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN INDUKSI, PARTUS LAMA, DAN BERAT BAYI MAKROSOMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUMDI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN KONTRAKSI DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN USIA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD UNGARAN PADA BULAN MEI 2014 MEI 2015

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta)

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

HUBUNGAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN LAMA DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2014

HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2007 dan 2008 NASKAH PUBLIKASI

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

Transkripsi:

Kes Mas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 10, No. 1, March 2016, pp. 18 ~ 24 ISSN: 1978-0575 18 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Putri Noorrizky Fijriah, Munaya Fauziah Program Studi Kesehatan Masyarakati, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Jakarta Selatan, Indonesia Email: putrinoorrizkyf@yahoo.com Abstract Background: Haemoragic postpartum is one of the important issues related to maternal health because it can cause death. Method: This study aimed to analyze the risk factors which related to the events in the maternity hospital haemoragic postpartum Wijaya Kusuma Serpong in 2014. The sample of this study was 313 maternal. This research was descriptive analytic with cross sectional approach. Results: The results of this study showed that the prevalence of postpartum haemoragic in Wijaya Kusuma Serpong was 13.1%. There was a significant correlation between the incidence of haemoragic postpartum with age (p= 0.000), parity (p= 0.047), atonic (p= 0.000), retained placenta (p= 0.000). While no significant correlation between the incidence of haemoragic postpartum with education (p= 0.087), and employment (p= 0.588). Conclusions: Need to improve knowledge of pregnant women to be aware of the possibility of haemoragic postpartum. Keywords: haemoragic postpartum, maternity, parity Copyright 2016 Universitas Ahmad Dahlan. All rights reserved. 1. Latar Belakang Penyebab kematian ibu terbesar selama tahun 2013 yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus 1,6%, dan lain-lain 40,8% (Depkes, 2010) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 terjadi 12 kasus kematian ibu sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 14 kasus. Penyebab kematian ibu di Kota Tangerang Selatan yaitu preeklamsia 35,7%, perdarahan 14,3% dan sebab lain 50% (Dinkes Tangsel, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2013, angka kematian ibu mencapai 216 orang, ini menyebabkan Provinsi Banten secara nasional menempati peringkat kelima dalam kasus kematian ibu. Paling banyak, kematian tersebut karena perdarahan saat melahirkan. Sekitar 37% ibu meninggal karena perdarahan, 22% karena infeksi, 14% karena hipertensi, dan sisanya karena hal lain. 2. Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik Rumah Bersalin (RB) Wijaya Kusuma Serpong tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RB Wijaya Kusuma Serpong-Tangerang Selatan, pada bulan Mei 2016. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang bersalin di RB Wijaya Kusuma tercatat dalam rekam medis periode Januari-Desember 2014 sebanyak 313 orang. Jumlah pasien dengan status haemorrhagic postpartum sebanyak 41 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu bersalin yang mengalami haemoragic postpartum di RB Wijaya Kusuma Serpong periode Januari-Desember tahun 2014. Data-data dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat, dengan menggunakan perangkat lunak (software computer) yaitu SPSS 16.

KESMAS ISSN: 1978-0575 19 3. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukan terdapat 41 (13,1%) ibu dengan status haemoragic postpartum dan 272 (86,9%) ibu yang tidak haemoragic postpartum. Prevalensi kejadian haemoragic postpartum di RB Wijaya Kusuma masih lebih rendah dari angka nasional menurut Direktorat kesehatan ibu tahun 2013 yaitu 30,3%. Secara rinci kejadian haemorraghic postpartum terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Haemorraghic Postpartum di RB Wijaya Kusuma Haemoragic Postpartum Frekuensi % Ya 41 13,1 Tidak 272 86,9 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rata-rata usia responden yaitu 28,30 dengan standar deviasi 7,347. Usia responden minimal 16 tahun dan usia responden maksimal 45 tahun. Tabel 2. Distribusi Rata-rata Usia di RB Wijaya Kusuma Variabel Mean SD Minimal-Maksimal Usia 28,30 7,347 16-45 Tabel 3 menunjukkan terdapat 115 (36,7%) ibu dengan kategori usia risiko tinggi (<20 atau >35 tahun) 198 (63,3%) ibu dengan kategori usia rendah (20-35 tahun). Distribusi responden usia risiko tinggi di RB Wijaya Kusuma lebih rendah dari penelitian Pardosi (2005) yaitu 52,3%. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Usia di RB Wijaya Kusuma Usia Frekuensi % Risiko Tinggi 115 36,7 Risiko Rendah 198 63,3 Tabel 4 menunjukkan terdapat 182 (58,1%) ibu dengan paritas kategori primipara dan 131 (41,9%) ibu dengan paritas multi atau grandepara. Distribusi responden multi atau grandepara di RB Wijaya Kusuma masih lebih rendah dari penelitian Lailatul (2015) yaitu 68,9%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas di RB Wijaya Kusuma Paritas Frekuensi % Multi/Grandepara 131 41,9 Primipara 182 58,1 Tabel 5 menunjukkan terdapat 119 (38,0%) ibu dengan atonia uteri dan 194 (62,0%) ibu yang tidak atonia uteri. Distribusi responden dengan atonia uteri di RB Wijaya Kusuma masih lebih rendah dari penelitian Sukamto (2011) yaitu 48,8%. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Atonia Uteri di RB Wijaya Kusuma Atonia Uteri Frekuensi % Ya 119 38,0 Tidak 194 62,0 Tabel 6 menunjukkan terdapat 117 (37,4%) ibu dengan sisa plasenta dan 196 (62,6%) ibu yang tidak memiliki sisa plasenta. Distribusi responden dengan sisa plasenta di RB Wijaya Kusuma masih lebih rendah dari penelitian Lailatul (2015) yaitu 45,3%.

20 ISSN: 1978-0575 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Sisa Plasenta di RB Wijaya Kusuma Sisa Plasenta Frekuensi % Ya 117 37,4 Tidak 196 62,6 Tabel 7 menunjukkan terdapat 110 (35,1%) ibu dengan kategori pendidikan rendah (Tidak sekolah, SD, dan SMP) dan 203 (64,8%) ibu dengan kategori pendidikan tinggi (SMA, PT). Distribusi responden dengan pendidikan rendah di RB Wijaya Kusuma lebih rendah dari penelitian Pardosi (2011) yaitu 97,7%. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendidikan di RB Wijaya Kusuma Pendidikan Frekuensi % Rendah 110 35,1 Tinggi 203 64,8 Tabel 8 menunjukkan terdapat 148 (47,3%) ibu yang bekerja dan 165 (52,7%) ibu yang tidak bekerja. Distribusi responden yang bekerja di RB Wijaya Kusuma lebih tinggi dari penelitian Arthina (2015) yaitu 43,4% Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan di RB Wijaya Kusuma Pekerjaan Frekuensi % Kerja 148 47,3 Tidak Kerja 165 52,7 Prevalensi haemoragic postpartum pada usia risiko tinggi (<20th dan >35th) (70,7%) dan usia risiko rendah (29,3%) (20-35 tahun). Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan usia. Odd Ratio () 4,72 artinya ibu dengan usia risiko tinggi mempunyai risiko mengalami kejadian haemoragic postpartum 4,72 kali dibanding ibu dengan usia risiko rendah. Data penelitian ini dapat membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian haemoragic postpartum dengan usia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Syafneli (2010) pada pasien dengan perdarahan postpartum di RSUD Rokan Hulu, dimana mayoritas perdarahan postpartum adalah pada usia >35 tahun yaitu sebesar 72,2% dan minoritas terjadinya perdarahan postpartum pada usia <20 tahun yaitu sebesar 33,3%. Tabel 9. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Usia di RB Wijaya Kusuma Tahun 2014 Usia ya tidak N % N % Tinggi 29 70,7 92 33,8 115 4,72 0,000 Rendah 12 29,3 180 66,2 198 Prevalensi haemoragic postpartum pada paritas multi atau grandepara (56,1%) lebih tinggi dibanding paritas primipara (43,9). Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,047 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan paritas. Dari hasil analisis diperoleh 0,51 artinya ibu dengan paritas multi atau grandepara mempunyai risiko mengalami kejadian haemoragic postpartum 0,51 kali dibanding ibu dengan paritas primipara. Pada ibu dengan paritas tinggi akan mempengaruhi keadaan uterus ibu. Hal ini karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat KESMAS Vol. 10, No. 1, March 2016: 18 24

KESMAS ISSN: 1978-0575 21 berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum primer lebih besar (Manuaba, 2012). Tabel 10. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Paritas di RB Wijaya Kusuma Tahun 2014 Paritas Ya Tidak n % n % (95%CI) Multi/Grandepara 23 56,1 108 39,7 131 0,51 0,047 Primipara 18 43,9 164 60,3 182 Prevalensi haemoragic postpartum dengan atonia uteri (65,9%) lebih tinggi dibanding tidak atonia uteri (34,1%). Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0.000 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan atonia uteri. Hasil analisis diperoleh 3,77 artinya ibu dengan atonia uteri mempunyai risiko mengalami kejadian haemoragic postpartum 3,77 kali dibanding ibu tanpa atonia uteri. Data penelitian ini dapat membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian haemoragic postpartum dengan atonia uteri. Hal ini sejalan dengan penelitian Lailatul (2015) pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tentang hubungan antara atonia uteri dengan kejadian perdarahan postpartum. Hasil menunjukan bahwa p- value 0.000. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara atonia uteri dengan perdarahan postpartum. Penelitian ini juga menunjukan bahwa atonia uteri merupakan faktor risiko kejadian perdarahan postpartum (:2.6) artinya ibu yang mengalami atonia uteri mempunyai risiko 2,6 kali lebih besar untuk terjadi perdarahan postpartum dibandingkan ibu yang tidak mengalami atonia uteri. Tabel 11. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Atonia Uteri di RB Wijaya Kusuma Atonia Ya tidak Uteri N % N % (95%CI) Ya 27 65,9 92 33,8 119 3,77 0,000 Tidak 14 34,1 180 66,2 194 Prevalensi haemoragic postpartum dengan sisa plasenta (68,3%) dan (31,7%) tidak. Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan sisa plasenta. Hasil analisis diperoleh 4,42 artinya ibu dengan sisa plasenta mempunyai risiko mengalami kejadian haemoragic postpartum 4,42 kali dibanding ibu tanpa sisa plasenta. Data penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian haemoragic postpartum dengan sisa plasenta. Hal ini sejalan dengan penelitian Lailatul (2015) pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tentang hubungan antara sisa plasenta dengan kejadian perdarahan postpartum. Hasil menunjukan bahwa p-value 0,001 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sisa plasenta dengan perdarahan postpartum. Penelitian ini juga menunjukan bahwa sisa plasenta merupakan faktor risiko kejadian perdarahan postpartum (:2.2) yang artinya ibu yang mengalami tertinggalnya sisa plasenta mempunyai risiko 2,2 kali lebih besar untuk terjadi perdarahan postpartum dibandingkan ibu yang tidak.

22 ISSN: 1978-0575 Tabel 12. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Sisa Plasenta di RB Wijaya Kusuma Sisa ya tidak Plasenta N % N % (95%CI) Ya 28 68,3 89 32,7 117 4,42 0,000 Tidak 13 31,7 183 67,3 196 Prevalensi haemoragic postpartum dengan pendidikan tinggi (48,8%) dan pendidikan rendah (51,2%) pendidikan rendah. Uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,050 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan pendidikan. Data penelitian ini dapat membuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian haemoragic postpartum dengan pendidikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Friyandini (2013) pada ibu di RSUP Dr. M. Djamil Padang tentang Hubungan kejadian perdarahan postpartum dengan faktor risiko karakteristik ibu. Hasil menunjukkan p-value 0,437 hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian haemoragic postpartum dan pendidikan. Tabel 13. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Pendidikan di RB Wijaya Kusuma Pendidikan ya Tidak N % N % Tinggi 20 48,8 90 33,1 110 0,050 Rendah 21 51,2 182 66,9 203 Prevalensi haemoragic postpartum ibu yang bekerja (51.2%) dan (48.8%) ibu yang tidak bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0.0588 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara haemoragic postpartum dan pekerjaan. Data penelitian ini dapat membuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian haemoragic postpartum dengan pekerjaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Depkes RI (2007) Pada ibu hamil yang bekerja mempunyai kekhawatiran terhadap kondisi janinnya, sehingga mendorong mereka untuk memeriksakan kehamilan ketenaga kesehatan terdekat dan juga kepada ibu hamil yang bekerja sosialisasi akan lebih luas sehingga akan lebih banyak mendapat informasi. Tabel 14. Hubungan Haemoragic Postpartum dengan Pekerjaan di RB Wijaya Kusuma Pekerjaan ya tidak N % N % Kerja 21 51,2 127 46,7 148 0,588 Tidak Kerja 20 48,8 145 53,3 165 4. Simpulan Faktor Risiko yang berhubungan dengan haemoragic postpartum meliputi; usia, paritas, atonia uteri, sisa plasenta, pendidikan dan pekerjaan. Daftar Pustaka 1. Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id 2. Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Jawa Barat. http://www.diskes.jabarprov.go.id 3. Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Provinsi. http://www.depkes.go.id KESMAS Vol. 10, No. 1, March 2016: 18 24

KESMAS ISSN: 1978-0575 23 4. Depkes RI. (2013). Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi baru lahir di Indonesia. http://www.gizikia.depkes.go.id 5. Gordis, Leon (1996). Epidemiologi 176-179. United States of America : W.B Saunders Company. 6. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan rujukan. Jakarta : Kementerian kesehatan RI. 7. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Kementerian Jakarta : kesehatan RI. 8. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas Tahun 2013. Jakarta : Kementerian kesehatan RI. 9. Dinkes Tangerang Selatan. 2014. Profil kesehatan Tangerang Selatan. Dinkes.tangerangkota.go.id 10. Dinkes provinsi Banten. 2013. Profil kesehatan Provinsi banten. Dinkes.bantenprov.go.id 11. Dwicaksono, Adenantera, (2013). Monitoring Anggaran dan Kebijakan Komitmen Pemerintah Indonesia dalam Kesehatan Ibu. Bandung : Perkumpulan Inisiatif. 12. Hurlock, EB. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 13. Oxorn, Harry, Et Al. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & fisiologi persalinan. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica (Yem). 14. Manuaba, I.G.B, dkk (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit keandungan, dan Keluarga berencana, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC. 15. Manuaba, I.G.B. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit keandungan, dan KB, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC. 16. Mochtar, Rustam, Prof. Dr, MPH. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. 17. Obgynacea, (2009). Obgynacea. Yogyakarta : Tosca Enterprise. 18. Prawirohardjo, Sarwono. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 19. Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 20. Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 21. Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 22. Saifuddin AB, (2010). Buku Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 23. Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. (2010). Asuhan kebidanan IV (potologi kebidanan).jakarta: Trans info media. 24. Saifuddin, AB. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 25. Wiknjosastro,G, dkk. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 26. WHO, (2008). Safe Motherhood, Modul Eklampsia : Materi Pendidikan Bidan, alih bahasa : Wijayarini, M. EGC. 27. Sulaiman, 2000. Obstetri Fisiologis. Bandung : FKUPB. 28. Sulaiman, 2000. Obstetri Patologi. Bandung : FKUPB. 29. Sabri, 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. 30. Yulfar, A, 2003. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Selatan panas Kota Jambi, Depok : Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 31. Pardosi, M. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perdarahan pasca persalinan dan upaya penurunannya di wilayah kerja Puskesmas kota Medan tahun 2005. Medan : Skripsi Universitas Sumatra Utara 32. Arthina, BN. 2015. Hubungan pekerjaan dengan perdarahan postpartum di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2013-2014. Yogyakarta : Skripsi Program DIV Kebidanan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. 33. Sukamto. 2011. Kejadian perdarahan post partum di BLUD RS. DR. H. Anshari shaleh Banjarmasin 2011.Banjarmasin : dinas kesehatan provinsi Kalimantan Selatan.

24 ISSN: 1978-0575 34. Lestari, H. 2009. Hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan Antepartum.Surakarta : Skripsi Program DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 35. Lailatul, N. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD Kabupaten Tangerang.Jakarta : Skripsi Program DIV Kebidanan. Universitas Nasional Jakarta. 36. Friyandini, F, dkk. 2013. Hubungan kejadian perdarahan post partum dengan faktor resiko karakteristik ibu di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Padang : Jurnal Fakultas Kedokteran. Universitas Andalas. 37. Dina, D, dkk. 2013. Faktor Determinan kejadian perdarahan post partum di RSUD Majene Kabupaten Majene. Majene: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Stikes bina bangsa Majene. 38. Syafneli, 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Rokan Hulu. Riau : Jurnal fakultas kesehatan masyarakat. Universitas Pasir Pengaraian. 39. Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. KESMAS Vol. 10, No. 1, March 2016: 18 24