PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA MUARA MUNTAI ILIR KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

Oleh Nama : Haetami NPM : AP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

DESA DADAPMULYO KABUPATEN REMBANG PERATURAN DESA DADAPMULYO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG. Pedoman penyusunan organisasi dan Tata kerja pemerintahan desa

T E N T A N G PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 5 TAHUN 2006 T ENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LURAH DESA BANGUNJIWO

TENTANG TATA PEMERINTAHAN DESA BUPATI DOMPU,

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KEPENGHULUAN

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

LURAH DESA BANGUNJIWO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SUMBANG KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

KEPALA DESA KIRIG KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS PERATURAN DESA KIRIG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA KIRIG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Pasal 23 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Transkripsi:

ejournal Administrasi Negara, 4 (4) 2016: 4924-4938 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip.unmul.ac.id Copyright 2016 PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA MUARA MUNTAI ILIR KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Ardiansyah 1 Abstrak Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara yang difokuskan pada Peran Kepala Desa sebagai Motivator, Fasilitator, dan Mobilisator dalam pembangunan desa untuk mencapai kesejahteraan desa. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun narasumber yang peneliti ambil yaitu, Kepala Desa Muara Muntai Ilir beserta aparaturnya, dan Masyarakat Desa untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara, Kepala Desa harus mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan desa karena Kepala Desa sebagai Motivator, Fasilitator dan Mobilisator sangat dibutuhkan oleh masyarakat, serta Kepala Desa harus melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat dan transparan terhadap pengelolaan anggaran desa dalam program-program pembangunan desa guna untuk meningkatkan hubungan baik antara pemerintah desa dan masyarakat. Kemudian faktor penghambat dalam meningkatkan pembangunan desa adalah Sumber Dana, serta rendahnya kualitas (SDM) dan tekhnologi yang dimiliki aparatur desa di tingkat RT serta kurangnya pengetahuan desa dalam mengelola sumber daya alam yang ada, sehingga hal ini menimbulkan desa untuk tidak memiliki pendapatan desa yang sah. Kata Kunci : Peran, Kepala Desa, Pembangunan Desa, Motivator, Fasilitator, Mobilisator, Muara Muntai Ilir. Pendahuluan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengemukakan bahwa daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: ardi.jieb@gmail.com

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) pelaksanaan otonomi daerah itu tercantum prinsip-prinsip penyelenggaraan yang mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, dengan memperhatikan kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah dan keanekaragaman daerah. Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakekatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan. Yakni upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik, masyarakat yang adil dan makmur. Keberadaan pembangunan daerah otonom di oerientasikan agar bisa meningkatkan sumber daya manusia dan pendayagunaan potensi daerah secara optimal. Di dalam pelaksanaan otonomi daerah, desa merupakan bagian dari pelaksanaan otonomi daerah tersebut. Hal ini berarti bahwa pembangunan desa tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional dan merupakan unsur pokok dalam sistem pembangunan Indonesia. Memusatkan pembangunan kearah pembangunan desa berarti melaksanakan amanat dari cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam menciptakan kesejahteraan sosial yang adil dan makmur. Dalam upaya mempercepat perkembangan desa, pembangunan dan pembinaannya perlu mendapat perhatian semua pihak. Dengan cara ini dapat diantisipasi dengan mudah segala permasalahan yang ada di desa. Sumber daya alam yang ada diupayakan penggunaannya secara optimal. Adanya keikutsertaan dari masyarakat atau partisipasi masyarakat ternyata merupakan salah satu unsur penting sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan dan mempunyai prospek positif dalam rangka pemerataan dan penyebaran pembangunan. Untuk itu pemerintah daerah diharapkan dapat menjadi sasaran yang tepat dan efektif, baik itu dalam meningkatkan keberhasilan program pemerintah maupun dalam upaya menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena pembangunan tidak semata-mata menjadi tugas pemerintah saja tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab dari seluruh lapisan masyarakat. Karena keberhasilan pembangunan di suatu daerah atau desa tergantung dari partisipasi masyarakatnya baik secara fisik maupun moril. Peran pemerintah desa sangat penting didalam pembangunan, baik pada saat merancang, pelaksanaan ataupun hasil dari pembangunan itu sendiri. Hal ini mengingat pemerintah desa merupakan suatu lembaga atau instansi yang memegang kunci untuk pencapaian tujuan pembangunan dan tentunya mengikut sertakan masyarakat setempat. Peran Kepala Desa Muara Muntai Ilir dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan diwilayah cukup berat, karena tugas pembangunan tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga pembangunan non fisik. Dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah, Kepala Desa Muara Muntai Ilir bertindak sebagai pelaksana dan pengawas pembangunan di wilayahnya. 4925

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 Mengingat pentingnya peran Pemerintah Desa dalam hal pembangunan baik itu fisik maupun non fisik di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara, maka perlu adanya kerja nyata yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam hal pembangunan, disamping itu kerja sama oleh Perangkat Desa dengan masyarakat juga diperlukan. Karena itulah Pemerintah Desa harus berperan secara maksimal dalam meningkatkan pemabangunan di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai kartanegara. Kerangka Dasar Teori Peran Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahpisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya (Soekanto,2009:212-213). Peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa. Peran ialah suatu prilaku seseorang yang diharapkan dapat membuat suatu perubahan serta harapan yang mengarah pada kemajuan, meskipun tidak selamanya sesuai dengan yang diharapkan dan sebagai tolak ukur seseorang, sebagai seseorang pemimpin apakah orang itu dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sehingga akan membuat orang tersebut dapat memaksimalkan kinerja dalam menjalankan tugas-tugasnya (Gunawan, 2003:369) Peran juga dapat diartikan sebagai prilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai peran, setiap pekerjaan membawa harapan bagaimana penanggung peran berprilaku. Fakta bahwa organisasi mengidentifikasikan pekerjaan yang harus dilakukan dan prilaku peran yang di inginkan yang berjalan seiring pekerjaan tersebut juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran penting dalam mengatur prilaku bawahan. Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur social masyarakat, peranan meliputinorma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturanperaturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan (Rivai,2006:148). Kepemimpinan Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Danim, 2004:56). 4926

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) Kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi orang lain supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi (Thoha, 2002:24). Pemimpin adalah seorang yang menduduki suatu posisi dikelompok, mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dan posisi tersebut dan mengkoordinasikan serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuannya (Pasolong, 2010:110) Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok kearah tercapainya tujuan (Soenarto, 2003:184). Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak Serta Larangan Kepala Desa Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa ini di terbitkan untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Untuk lebih jelasnya, maka uraian yang ada dalam paragraf 2 pasal 14 ayat 1 menyatakan tugas, wewenang kewajiban dan hak serta larangan kepala desa sebagai berikut: 1) Kepala Desa berkedudukan sebagai alat Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan di desanya. Kepala Desa mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemerintahan Desa dalam melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum, pembangunan dan pembinaan masyarakat 2) serta menjalankan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan atau Pemerintah Kabupaten. Kepala Desa mempunyai wewenang: a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; b. Mengajukan rancangan peraturan desa; c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD; d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBD) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa; g. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa mempunyai kewajiban: a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. Melaksanakan kehidupan demokrasi; 4927

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme; f. Menjalin hubungan kerjasama dengan seluruh mitra kerja pemerintah desa; g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik; i. Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa; j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa; l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa; m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat; n. Memperdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. 4) Sedangkan yang menjadi larangan bagi Kepala Desa yaitu: a. Menjadi pengurus PARPOL. b. Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD dan lembaga kemasyarakatan di desa yang bersangkutan. c. Merangkap jabatan sebagai anggota DPRD. d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah (PILKADA). e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain. f. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya. g. Menyalahgunakan wewenang. h. Melanggar sumpah/janji jabatan. Peran Kepala Desa Pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai peran, setiap pekerjaan membawa harapan bagaimana penanggung peran bagaimana penanggung peran berprilaku. Fakta bahwa organisasi mengidentifikasikan pekerjaan yang harus dilakukan dan prilaku peran yang diinginkan yang berjalan seiring pekerjaan tersebut juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran penting dalam mengatur prilaku bawahan. Kepala Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa memiliki peranan dalam setiap kegiatan pembangunan dan proses administrasi yang berlangsung di wilayah kekuasaannya pada desa yang menjadi wilayah kekuasaannya (Widjaja, 2000:87). Fungsi Kepala Desa Peran Kepala Desa disini sangatlah penting dalam proses pembangunan desa. Kepala Desa sebagai pemimpin tertinggi di desa dalam mengatur dan mengurus urusan-urusan rumah tangga dan sumber-sumber keuangan desa baik 4928

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) dari segi perencanaan pembiayaan, dan lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh masyarakat desanya dalam bidang pembangunan desa (Bintoro Tjokroamidjojo, 2000:42). Lebih lanjut Bintoro Menjelaskan Fungsi Kepala Desa sebagai berikut: 1. Motivator 2. Fasilator 3. Mobilisator a. Mengerakan potensi masyarakat. b. Melaksanakan tugas dari pemerintah atasannya. c. Melaksanakan kordinasi terhadap jalannya pemerintahan desa. d. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya baik dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Konsep Pembangunan Di Indonesia pembangunan nasional mempunyai hakekat yaitu pembangunan manusia seutuhnya dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan pedomannya. Dilaksanakan secara merata di seluruh tanah air dan diperuntukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai perbaikan taraf hidup yang berkeadilan sosial sesuai dengan tujuan dan cita-cita dan kemerdekaan Bangsa Indonesia, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4. Sedangkan menurut Katz (dalam Yuwono 2001:47) pembangunan sebagai perubahan sosial yang besar dari suatu keadaan tertentu ke keadaan yang di pandang lebih bernilai. Maka untuk mencapai pembangunan nasional yang berkeadilan itu, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah. Pembangunan yang telah di canangkan selama ini dapat berjalan sesuai dengan harapan bersama apabila mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat, seperti yang di kemukakan oleh Gran (dalam Yuwono 2001:54) bahwa peningkatan kesejahteraan manusia menjadi fokus sentral dari pembangunan dimana pembangunan masyarakatlah yang menentukan tujuan, sumber-sumber pengawasan dan pengarahan proses-proses pelaksanaan pembangunan. Pembangunan Desa Pembangunan desa identik dengan pembangunan masyarakat desa. Bahwa semenjak lahirnya, istilah pembangunan masyarakat desa bukanlah merupakan pengertian yang hanya terdapat di Negara kita saja, akan tetapi boleh dikatakan mempunyai kedudukan internasional dan mempunyai latar belakang histories, sosial ekonomi, kultural dan spiritual. Demikian apa yang ditegaskan oleh H.Kharuddin, (2000:67) sebagai berikut: Pembangunan masyarakat desa merupakan suatu bentuk tindakan kolektif suatu masyarakat desa yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut dalam arti material dan juga sepiritual. Kemudian ditegaskan oleh H.Khairuddin, (2000:67) yang ditegaskan melalui Departemen Dalam Negri bahwasannya pembangunan masyarakat desa ialah suatu usaha pembangunan dari masyarakat pada unit pemerintah yang terendah yang harus dilaksanakan dan dibina terus-menerus, sistematis yang terarah sebagai bagian penting dalam usaha pembangunan negara dan sebagai usaha yang menyeluruh, 4929

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 jadi pembangunan masyarakat desa merupakan suatu bentuk pembangunan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terarah agar pembangunan desa dapat terus maju kearah yang lebih baik. Metode Penelitian Jenis Penelitian Berdasarkan bentuk atau format judul penelitian ini, maka dapat dikategorikan bahwa jenis dari penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta menjelaskan dari variabel yang diteliti. Deskriftif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dari pendapat ini dijelaskan penelitian deskriptif dalam penyajian data itu lebih kepada, kata-kata, kalimat ataupun gambar, juga berupa naskah wawancara, catatan lapangan, videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi atau memo. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penerapan metode kualitatif (Moleong, 2004:11). Hasil Penelitian Peran Kepala Desa Sebagai Motivator Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab. Motivasi diberikan pula oleh orang-orang berkedudukan atau statusnya lebih tinggi dan berwibawa. Berdasarkan teori diatas bahwa kepala desa sebagai motivator harus dapat memberikan motivasi kepada masyarakatnya. Motivasi positif perlu dikembangkan untuk meningkatkan pembangunan masyarakat desa. Kepala Desa perlu mempunyai strategi tertentu untuk mengembangkan motivasi tenagga kepada masyarakat dalam pembangunan. Peran Kepala Desa sebagai motivator adalah member dorongan kepada seluruh pegawai agar aktif dan mampu menjalankan pekerjaan sesuai dengan metode dan prosedur yang telah ditetapkan, karena dengan motivasi yang diberikan oleh Kepala Desa maka pegawai akan merasa mendapatkan dorongan atau semangat. Penilaian kinerja bagi pegawai Aparatur Sipil Negara Menurut Undangundang Nomor 5 Tahun 2014 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan instansi baik secara langsung maupun dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga penyelia untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dilapangan melalui metode wawancara langsung bahwa Kepala Desa memotivasi masyarakat desa untuk berpartisipasi membangun infrastruktur jalan dengan cara membuat suatu 4930

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) pertemuan dengan staf-staf desa dan tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan jalan dan bekerja sama dalam meningkatkan pembangunan. Penulis melihat Kepala Desa disini cukup baik, yaitu Kepala Desa secara langsung memberikan pengarahan dan pemahaman yang baik, yang dorongan itu bisa dilakukan melalui Ketua RT secara langsung yang tidak lain mereka merupakan salah satu perpanjangan tangan dari Kepala Desa untuk nantinya bisa mengkoordinir masyarakat dengan baik. Peran Kepala Desa Sebagai Fasilitator Kepala Desa sebagai fasilitator diharapkan banyak oleh orang-orang yang difasilitasi dalam segala pengetahuan, dengan memberikan fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan pelatihan kepada tokoh masyarakat yang bertujuan sebagai perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing dalam pembangunan desa. Kemampuan desa dalam melayani masyarakat di Desa Muara Muntai Ilir untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan tugas dan fungsi aparatur desa yang ada. Sesuai ketentuan pasal 1 ayat (10) Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah yaitu pembiayaan adalah penyediaan dana oleh pemerintah, pemerintah daerah, dengan memberikan fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan pelatihan yang bertujuan sebagai perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya saing. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Muara Muntai Ilir dan pengamatan langsung dilapangan, saat dilakukannya kegiatan perbaikan jalan dan perbaikan parit/got, Kepala Desa memfasilitasi warga dengan meminjamkan beberapa alat untuk pembangunan tersebut salah satunya seperti gerobak dorong untuk mengangkut papan/balok dan beberapa alat bangunan lainnya untuk kelancaran pembangunan desa. Kepala Desa Muara Muntai Ilir selalu berusaha untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang diharapkan akan mampu menyelesaikan masalah yang dialami. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan motivasi serta menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab Kepala Desa untuk bekerja dengan sebaik-baiknya guna mendapatkan hasil yang memuaskan dalam membangun masyarakat. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Peran Kepala Desa Muara Muntai Ilir sebagai fasilitator pembangunan fisik di Desa Muara Muntai Ilir cukup baik dari sebelumnya. Peran Kepala Desa Sebagai Mobilisator Kepemimpinan merupakan daya penggerak semua sumber-sumber, alatalat yang tersedia bagi organisasi, karena itu dapat dikatakan sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam pencapaian tujuan, sangat tergantung pada kemampuan para anggota pemimpinnya untuk menggerakan sumber-sumber dan alat-alat tersebut, sehingga penggunaannya berlangsung dengan efisien, ekonomis dan efektif. 4931

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 Dalam peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang pemerintahan desa bab IV paragraph 2 pasal 14 menyatakan bahwa kepala desa mempunyai peranan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, urusan pemerintah umum termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban. Fungsi Kepala Desa menggerakan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan fisik dengan cara mengadakan rapat atau pertemuan desa merupakan kegiatan yang harus dilakukan dan dijalankan sebaik mungkin karena melalui rapat atau pertemuan desa tersebut disusun sebuah masalahmasalah perencanaan pembangunan umumnya dan perencanaan pembangunan desa khususnya, maka akan semakin terasa manfaatnya dan memegang peranan penting untuk menjamin suksesnya pembangunan tersebut. Dimana usaha-usaha partisipasi masyarakat melalui usaha pembangunan fisik untuk mencapai tujuan pembangunan desa khususnya memerlukan perencanaan melalui proses rapat atau pertemuan desa yang melibatkan anggota masyarakat desa. Dari hasil penelitian penulis dilapangan, ternyata peran Kepala Desa dalam hal mengadakan rapat atau pertemuan di Desa Muara Muntai Ilir berjalan cukup baik dan lancar, dimana setiap ada masalah terutama masalah pembangunan Desa Muara Muntai Ilir maka akan dengan segera dilaksanakan rapat atau pertemuan desa dengan melibatkan masyarakat Desa Muara Muntai Ilir guna menyusun perencanaan pembangunan tersebut. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa Peran Kepala Desa Muara Muntai Ilir sebagai Mobilisator/penggerak dalam mewujudkan pola hubungan kemitraan/kebersamaan dan pengembangan secara partisipatif dan mandiri melalui rapat atau pertemuan desa antara pemerintah desa, Badan Perwakilan Desa dan warga masyarakat telah berjalan dengan cukup baik dan lancar. Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Kepala Desa dalam melaksanakan perannya sebagai penyelenggara pembangunan di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara. Faktor Pendukung Dalam penelitian skripsi ini, penulis mengambil sampel secara terfokus bentuk faktor-faktor pendukung Kepala Desa dalam meningkatkan pembangunan yang akan dijelaskan pada pembahasan sebagai berikut : 1. Sumber Daya Aparatur Desa Dalam melaksanakan peningkatan pembangunan diperlukan Sumber Daya Manusia yang mampu merencanakan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta pengembangan lebih lanjut secara partisipatif. Sumber Daya Manusia sebagai pelaku untuk melaksanakan koordinasi kegiatan pembangunan. Didalam ruang lingkup desa yang termasuk Sumber Daya Manusia yang memiliki peran sangat penting untuk melaksanakan pembangunan desa yaitu aparatur pemerintah desa. Aparatur Pemerintah Desa bertanggung jawab untuk 4932

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) melaksanakan program-program dalam meningkatkan pembangunan pada desa yang bertujuan untuk pembangunan desa. Sumber Daya Aparatur Desa yang ada di Desa Muara Muntai Ilir pada faktanya apabila ditinjau dari tingkat pendidikan kebanyakan masih rendah sekali. Apabila secara teori tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kinerja dalam menjalankan kegiatan pemerintah. Namun yang terjadi di Desa Muara Muntai Ilir berbeda sekali. Meskipun Aparatur Pemerintah Desa memiliki tingkat pendidikan yang relatif masih rendah namun tidak mempengaruhi kinerja dari aparatur pemerintah desa itu sendiri dalam melaklsanakan serta meningkatkan pembangunan. Dari hasil penelitian penulis maka salah satu kendala yang dihadapi oleh Kepala Desa Muara Muntai Ilir adalah minimnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi yang dimiliki oleh aparatur desa dan aparat desa lainnya ditingkat RT serta kendala lainnya yaitu partisipasi masyarakat masih kurang dikarenakan kesibukat dari warga itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari masyarakat Desa Muara Muntai Ilir sebagian besar adalah petani dan nelayan. Untuk melaksanakan pembangunan di desa sangat diperlukan sumber daya aparatur pemerintah desa yang mampu dalam merencanakan, melaksanakan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta pengembangan lebih lanjut secara partisipatif. Demikian juga yang terjadi di Desa Muara Muntai Ilir. Berdasarkan hasil wawancara dapat memberikan penjelasan bahwa sumber daya aparatur pemerintah desa memiliki peran penting untuk mengkoodinir sehingga seluruh kegiatan pembangunan di desa dapat dicapai dengan baik. Selain itu, kegiatan pembangunan selalu berjalan pada setiap tahun dengan berkelanjutan. Dari pengamatan dapat dijelaskan bahwa wewenang rendahnya sumber daya aparatur desa yang terdapat di Desa Muara Muntai Ilir dapat dilihat dari tingkat pendidikan aparatur desa yaitu rata-rata tingkat pendidikannya hanya tamatan SD dan SMA, meskipun demikian motivasi dan semangat kerja pegawai pemerintah desa di Desa Muara Muntai Ilir terlihat berjalan dengan baik hingga saat ini. Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa dan yaitu minimnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi yang dimiliki aparat desa ditingkat RT, serta Sumber Daya Aparatur Desa yang ada di Desa Muara Muntai Ilir pada faktanya apabila ditinjau dari tingkat pendidikan kebanyakan masih rendah sekali. Apabila secara teori tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kinerja dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. Namun yang terjadi di Desa Muara Muntai Ilir berbeda sekali, meskipun Aparatur Pemerintah Desa memiliki tingkat pendidikan yang relative masih rendah namun tidak mempengaruhi kinerja dari aparatur pemerintah desa itu sendiri berkoordinasii dalam melaksanakan pembangunan. 2. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat desa dalam konteks ini adalah termasuk didalamnya upaya mewujudkan gagasan-gagasan baru atau inovasi sebagai segi 4933

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 positif dari kebiasaan masyarakat mengikuti proses pengambilan keputusan pembangunan desa. Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya masyarakat secara aktif dalam melaksanakan kegiatan, sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing, baik di dalam menunjang program-program maupun adanya dukungan langsung dari masyarakat. Pengelolaan pembangunan desa pada akhirnya menuntut pendekatan secara holistik, apalagi pembangunan desa sekarang ini, dalam geraknya mencakup juga berbagai aspek kehidupan sejak dari aspek politik, ekonomi, sosial budaya, idiologi serta Hankamnas. Ditinjau dari pentingnya peran dari masyarakat maka sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat didalam melaksanakan pembangunan, sehingga memiliki kemauan, kemampuan, kesediaan, kesadaran, motivasi, kerjasama, prakarsa (motivasi), wawasan yang kuat melekat pada diri anggota masyarakat terhadap pembangunan. Pada umumnya bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat pada proses perencanaan, dan implementasi. Alasan yang menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan bahwa bahwa mereka mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan kepentingan atau kebutuhan mereka. Keterlibatan masyarakat pada proses perencanaan suatu program pembangunan dapat memberikan gambaran sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat sebelum pada tahap implementasi program pembangunan. Di dalam pembangunan usaha-usaha pembangunan desa, swadaya gotong royong masyarakat dianggap sebagai prinsip dalam pelaksanaannya. Swadaya gotong royong ini selalu ada, baik pada taraf perencanaan, pelaksanaan, pembinaan selanjutnya dan pemanfaatan segala hasil kegiatan. Bentuk konkrit dari partisipasi masyarakat dalam perencanaan program pembangunan dapat berupa kehadiran masyarakat pada saat menyusun rencana program berlangsung. Pada tingkat desa ada beberapa tahapan dalam penyusunan rencana program pembangunan. Penyusunan program diawali pada tingkat RT untuk mengenali gagasan dan usulan program pada forum musyawarah RT. Setelah menghimpun gagasan dan usulan di tingkat RT dilanjutkan menghimpun usulan dari beberapa RT untuk dibawa musyawarah tingkat desa untuk mewakili skala prioritas ditingkat dusun. Tahapan terakhir pada tingkat desa yaitu dengan mengadakan forum musyawarah rencana pembangunan desa dengan memberikan hasil kesepakatan bersama untuk menentukan skala prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan. emerintah desa memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pembangunan dan perlunya alat penunjang keberhasilan kerja. Selain itu, pemerintah desa penting untuk mengkoordinir seluruh aparatur desa dan masyarakat sehingga seluruh kegiatan pembangunan di desa dapat dicapai dengan baik. Serta gambaran yang terjadi di Desa Muara Muntai Ilir dalam hal partisipasi masyarakat menunjukan bahwa masyarakat sadar suatu pembangunan walaupun tidak semua warga desa ikut dalam partisipasi pembangunan, hal itu mesti dipikirkan bersama-sama untuk bisa tercapainya 4934

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) pembangunan dan saling bekerja sama dengan baik agar ada saling keterlibatan antara pemerintah desa dan warga desa setempat. Dari kesimpulan diatas dapat dijelaskan bahwa, kunci sukses keberhasilan pembangunan disuatu wilayah tergantung dari partisipasi pemerintah, masyarakat dan swasta yaitu perusahaan setempat. Yang kebanyakan terjadi adalah hanya baru ada peran dari pihak pemerintah, dan masyarakat. Partisipasi dari perusahaan masih setengah-setengah, terlebih lagi pihak perusahaan yang mendasarkan bahwa belum ada kebijakan peraturan perundangan yang secara implisit meminta kepada perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan di masyarakat sekitar perusahaan. 3. Sumber Dana Pembangunan sangat erat sekali dengan sumber dana agar pembangunan dapat dilaksanakan. Sumber dana secara garis besar menjadi pengaruh terhadap kegiatan pembangunan. Banyak daerah yang tertinggal, terbelakang dan mengalami kemiskinan disebabkan tidak memiliki anggaran dana untuk melakukan pembangunan. Oleh sebab itu, sumber dana sangat dibutuhkan sekali untuk membawa daerah menjadi maju. Desa Muara Muntai Ilir pada awalnya tidak banyak melakukan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Hal ini disebabkan keterbatasan pada kemampuan keuangan desa yang dimiliki. Untuk anggaran keuangan yang diperoleh desa masih terbatas untuk melakukan kegiatan pembangunan, hanya untuk kegiatan oprasional desa kemampuan anggaran digunakan. Bagaimana dengan pendapatan asli desa (PADes) yang bisa digunakan oleh desa. Hanya saja untuk daerah pedesaan belum mampu menciptakan dan memanfaatkan potensi sebagai pendapatan asli desa. Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara, pemerintah daerah memberlakukan kebijakan tentang mengalokasikan anggaran untuk desa yang dapat digunakanoleh desa untuk meningkatkan pembangunan yang berupa Alokasi Dana Desa (ADD) pada tahun 2015. Sumber dana yang diperoleh desa hanya dari ADD saja. Dengan adanya ADD desa mulai dapat melaksanakan pembangunan secara bertahap, karena pembangunan ADD telah diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang secara terinci. Dari hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dana yang diperoleh yaitu bersumber dari Alokasi Dana Desa dan ditambah dari PNPM yang nantinya digunakan untuk pembangunan desa, dan pemerintah desa harus mampu memanfaatkan jumlah dana yang ada guna untuk kepentingan bersama. Permasalahan penyusutan anggaran yang dirasakan seluruh desa-desa yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara dan mesti dipertanggung jawabkan dalam bentuk pengalokasian, kegiatan ini sangat merugikan bagi desa. Permasalahan ini juga telah diketahui oleh pihak Pemerintah Daerah. Pernah diadakannya pertemuan untuk membahas permasalahan tersebut bersama Wakil 4935

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 Bupati dan BAPEMAS beserta seluruh aparat desa dan hasilnya tidak ada solusi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Bentuk transparansi pengelolaan anggaran ADD kepada masyarakat, Kepala Desa mensiasati dengan melibatkan langsung dari pihak lembaga BPD yang memiliki peran perwakilan dari masyarakat untuk bisa disampaikan kepada masyarakat. Permasalahan tersebut bisa diterima oleh BPD karena pemerintah desa tidak menghindari sistem seperti itu. Sumber dana sebagai faktor yang tidak terpisahkan dari pembangunan. Kondisi yang dialami oleh Desa Muara Muntai Ilir menyebabkan pembangunan yang ada mengalami keterbatasan, yang seharusnya pembangunan bisa mencapai maksimal menjadi terbatas. Pemerintah Desa seharusnya mencari terobosan agar mendapatkan anggaran tambahan untuk meningkatkan pembangunan fisik dan begitu pula dengan pembangunan non fisik yang ada di desa. Faktor Penghambat Kemudian yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan pembangunan desa adalah sumber dana (sarana dan prasarana) serta rendahnya kualitas (SDM) dan tekhnologi yang dimiliki aparatur desa ditingkat RT serta kesibukan dari masing-masing warga untuk bertani dan nelayan karena sebagian besar penduduk di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara adalah petani dan nelayan. Padahal seperti yang diketahui kunci sukses keberhasilan pembangunan disuatu wilayah tergantung dari partisipasi pemerintah, masyarakat dan swasta yaitu perusahaan setempat. Rendahnya sumber daya manusia dikarenakan rendahnya pendidikan maupun pelatihan baik itu masyarakat serta pengurus desa. Hal ini kami akan coba dalam masa kepemimpinan saya terutama kami akan mengadakan pelatihan bagi masyarakat dan aparatur pemerintah desa, supaya kedepannya kami bersama masyarakat mampu menggelola dan membuka lapangan usaha yang bisa menambah penghasilan keluarga. Dari pengamatan dapat dijelaskan bahwa wewenang rendahnya sumber daya aparatur desa yang terdapat di Desa Muara Muntai Ilir dapat dilihat dari tingkat pendidikan aparatur desa yaitu rata-rata tingkat pendidikannya hanya tamatan SD dan SMA. Dengan adanya ADD yang diperoleh desa secara berangsur-angsur Desa Muara Muntai Ilir mulai terlihat kegiatan pembangunan fisik dan pembangunan non fisik walaupun masih skala kecil. Kesimpulan 1. Peran Kepala Desa dalam pembangunan di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara yang di lihat dari : a. Kepala Desa sebagai motivator sudah cukup baik, Kepala Desa secara langsung memberikan pengarahan dan pemahaman yang baik kepada ketuaketua RT secara langsung yang tdak lain mereka merupakan salah satu perpanjangan tangan dari Kepala Desa untuk nantinya bisa mengkoordinir 4936

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Desa di Muara Muntai (Ardiansyah) masyarakat dengan baik, bahwa dorongan Kepala Desa sebagai motivator sangat penting sekali guna dalam peningkatan pembangunan tersebut. b. Kepala Desa sebagai fasilitator dalam meningkatkan pembangunan desa terlihat optimal, hal ini terlihat bahwa disetiap kegiatan-kegiatan pembangunan desa seperti perbaikan jalan dan lainnya, Kepala Desa memfasilitasi warga berupa pinjaman gerobak dan alat-alat lainnya untuk kelancaran proses kegiatan pembangunan khususnya pembangunan fisik, dan Kepala Desa selalu melibatkan masyarakat untuk mengerjakan kegiatankegiatan pembangunan serta peningkatan program-program pembangunan fisik lainnya, untuk menunjang kelancaran pembangunan desa di Desa Muara Muntai Ilir seperti sedang berjalan pada saat ini disamping itu banyak kegiatan pemberdayaan yang dilakukan berupa kegiatan desa, pelatihanpelatihan dan bantuan-bantuan lainnya yang dapat memudahkan kelancaran pembangunan desa di Desa Muara Muntai Ilir. c. Peran Kepala Desa sebagai mobilisator atau penggerak cukup baik, Kepala Desa memberikan arahan kepada masyarakat desa untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan seperti, kegiatan gotong-royong, perbaikan fasilitas umum dan lainnya. Dengan demikian secara langsung Kepala Desa sudah memberikan kesadaran bahwa pentingnya kerjasama didalam proses pembangunan yang nantinya dapat dinikmati secara bersama-sama. 2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Kepala Desa dalam melaksanakan perannya sebagai penyelenggara pembangunan di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebagai berikut : 1) Faktor pendukung a. Sumber Daya Aparatur Desa, sangat disiplin kerja untuk memberikan pelayanan yang baik tertahap masyarakat serta selalu siap untuk bekerjasama dalam melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan. Baik kepada instansi yang terkait maupun kepada masyarakat langsung. b. Partisipatif Masyarakat, adanya kesadaran masyarakat yang memiliki kemauan, kemampuan, kesediaan, kesadaran, motivasi, kerjasama, prakarsa (motivasi), wawasan yang kuat melekat pada diri anggota masyarakat terhadap pentingnya pembangunan. c. Sumber Dana, pemerintah daerah memberlakukan kebijakan tentang mengalokasikan anggaran untuk desa yang dapat digunakan oleh desa untuk meningkatkan pembangunan yang berupa Alokasi Dana Desa (ADD), serta bekerjasama dengan pihak PNPM. 2) Faktor Penghambat Kemudian faktor penghambat dalam meningkatkan pembangunan desa adalah sumber dana (sarana dan prasarana), serta rendahnya kualitas (SDM) dan tekhnologi yang dimiliki aparatur desa di tingkat RT serta kesibukan dari masing-masing warga untuk bertani dan nelayan karena sebagian besar penduduk di Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara adalah petani dan nelayan. Padahal seperti yang kita 4937

ejournal Ilmu Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016: 4924-4938 ketahui, kunci sukses keberhasilan pembangunan disuatu wilayah tergantung dari partisipasi pemerintah, masyarakat dan swasta yaitu perusahaan setempat. Daftar Pustaka Bintoro Tjokromidjojo. 2000. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: P.T. Gunung Agung. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka. Gunawan Adi. 2003. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Rivai, Viethzal. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Thoha, Miftha, Prilaku Organisasi, Konsep Dasar Dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Perseda. Jakarta. 2002. Danim, Sudarwan, 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, Rineka Cipta, Jakarta. HAW. Widjaja. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh. PT. Raja Graafindo Persada. Jakarta. 2000. Khairuddin. Pembangunan Masyarakat Tinjauan Aspek Sosiologi, Ekonomi dan Perencanaan, Liberty. Yogyakarta. 2000. Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Terbaru. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sumber Sarapin. Tata Pemerintah dan Administrasi Desa. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2003. Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi Cetakan ke-16. Bandung: Alfabeta Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta Wahjosumidji, 2012. Kepemimpinan Dan Motivasi, Ghalia Indonesia: Jakarta. Sughanda, Dann, 2009. Pengantar Administrasi Negara, Intermedia, Jakarta Siagian P. Sondang, 2003. Kiat meningkatkan produktivitas kerja. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta. Soenarto, 2003. Prilaku Organisasi. Amus Yogyakarta & Mahenoko Total Design. Yogyakarta. Graha Ilmu. Zainal, Haslinda, 2008. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dokumen-Dokumen: Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Permendagri, Nomor 112 Tahun 2014 Pasal 21 Tentang Pemilihan Kepala Desa Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa 4938