SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

MESIN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SABUT KELAPA DI UKM SUMBER REJEKI KABUPATEN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

Gambar 3.2 Resin Polyester

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga dalam skala kecil. Misalnya bahan pembuat

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB 2 BAMBU LAMINASI

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GMP PEMBUATAN KOPRA TINGKAT PETANI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal

Analisis Termal pada Material Alami Gaba-gaba (Pelepah Sagu) sebagai Bahan Alternatif Hemat Energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

ANALISIS KINERJA MESIN PENGAYAK SERAT COCOFIBER Performance Analysis of Sieving Machine for Cocofiber

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. hutan semakin hari semakin berkurang. Untuk mengurangi ketergantungan akan

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENERAPAN IPTEK PADA USAHA SABUT KELAPA DI GAMPONG MEURIYA, KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODOLOGI PENELITIAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Transkripsi:

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, dimana dari hasil sampingnya diperoleh diantaranya adalah sabut kelapa. Petani tradisional di bidang perkebunan kelapa masih belum maksimal dalam pengolahan limbah kelapa terutama sabutnya, hanya beberapa penduduk yang menggunakan sabut kelapa sebagai keperluan rumah tangga seperti keset, sapu, dan sebagainya. Selama ini pemanfaatan serat sabut kelapa hanya digunakan untuk industri rumah tangga dalam skala kecil. Misalnya bahan pembuat sapu, tali, keset, dan alat-alat rumah tangga lain. Tidak sedikit pula yang memanfaatkan sabut kelapa sebagai bahan bakar memasak. Padahal serat sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri karpet, pengisi sandaran kursi, dashboard mobil, kasur, material bangunan seperti; genteng, plafon ataupun bahan panel dinding tahan gempa. Melihat manfaat sabut kelapa yang begitu berpotensi untuk dikembangkan ini, akan menarik sekali untuk mengadakan suatu penelitian, bagaimana supaya sabut kelapa dapat lebih bermanfaat, salah satunya yaitu di manfaatkan sebagai pembuatan material bangunan seperti papan dsb. B. Karakteristik Sabut Kelapa Penggunaan sabut kelapa banyak dimanfaatkan karena sabut kelapa memiliki sifat tahan lama, sangat ulet, kuat terhadap gesekan, tidak mudah patah, tahan terhadap air, tidak mudah membusuk, tahan terhadap jamur dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus. Untuk itu, serat sabut kelapa menjadi alternatif perkembangan komposit, karena selain murah, mudah didapat juga sangat berlimpah.

Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya yang merupakan bagian berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut), dan gabus 175 gram (25% dari sabut). Mahm ud dan Ferry, (2005) menyatakan bahwa satu butir kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19860/7/chapter%20i.pdf C. Pemanfaatan Sabut Kelapa Secara tradisional sabut kelapa belum banyak digunakan, namun dalam industri sabut kelapa ini dapat diolah lebih lanjut menjadi beragam produk yaitu : 1. Serat (cocofiber), bagian dari sabut kelapa ini ternyata memiliki beragam manfaat, yaitu iolah sebagai : 1. Rubberized 2. Matras 3. Kerajinan 4. Geotextile karpet Pengolahan serat sebagai Rubberized dan Matras dimanfaatkan dalam pembuatan jok mobil, kasur dan pelapis panas 2. Bristle, dimanfaatkan lebih lanjut dalam pembuatan : 1. Genteng 2. Hardboard 3. Debu Sabut, selanjutnya diproses sebagai bahan : 1. Cocopeat, diolah lebih lanjut menjadi : 1.1. Substitusi gambut alam 1.2. Hard board 1.3. Isolator listrik 2. Compos http://binaukm.com/2011/03/1001-peluang-usaha-olahan-kelapa/

serat sabut kelapa juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan eternit maupun profil. Hal ini didasarkan pada sifat fisik serat sabut kelapa yang sangat kuat dan tahan terhadap pelapukan. Dari hasil penelitian ternyata bahwa sabut dapat digunakan sebagai bahan pengisi eternit dan profil. http://118.97.104.179/perpusbbia/detail_buku.php?id=2389&phpsessid=1e37f65d7908ea797d3d601884c39dd9 D. Pengolahan Sabut Kelapa (cara penyiapan menjadi material bangunan) 1. PENDAHULUAN Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus. Gabus merupakan bagian yang menghubungkan untaian-untaian serat yang satu dengan yang lain. Pada pengolahan sabut, gabus tersebut dibuang sehingga dihasilkan serat yang bersih, licin dan mengkilat. Serat sabut kelapa dapat diolah secara tradisional dan modern. Pengolahan secara tradisional tidak menggunakan mesin untuk pemisahan sabut dari serat. Sedangkan pada pengolahan modern, mesin digunakan sehingga kecepatan dan efisiensi hasil lebih tinggi. 2. PERALATAN 1. Kolam perendaman. Kolam ini digunakan untuk merendam sabut selama 2-3 bulan sampai gabus cukup mudah dipisahkan dari serat karena selama perendaman, gabus akan mengalami kerusakan oleh mikroba. 2. Pemberat. Pemberat digunakan untuk menjaga agar sabut terendam secara sempurna di dalam air. Biasanya, sebagai pemberat digunakan rakit bambu yang diapungkan menutupi permukaan kolam. Ke atas rakit bambu ini dapat ditambahkan pemberat dari batu. 3. Pemukul dan landasan dari kayu. Alat ini digunakan untuk memukul sabut yang telah direndam sehingga seratnya terpisah satu sama lain dan bebas dari gabus. 4. Tempat penjemur. Tempat penjemur digunakan untuk menjemur serat sabutyang telah bersih dari gabus. Tempat penjemur dapat berupa lantai semenatau tampah persegi empat dari bambu. 3. CARA PENGOLAHAN TRADISIONAL 1. Perendaman Sabut dimasukkan ke dalam kolam, kemudian ditindih dengan rakit bambu yang diberi pemberat. perendaman ini dilakukan selama 2-3 bulan sampaigabus mengalami kerusakan oleh mikroba dan mudah dipisahkan dari serat. 2. Pemisahan gabus dari serat Sabut dicuci dan diremas-remas sampai ersih. Setelah itu, sabut dipukul-pukul di atas landasan kayu sehingga gabus terlepas dan untaian serat terlepas satu sama lain. Setelah itu, serat dicuci dan ditiriskan.

3. Penjemuran Serat dijemur dengan panas matahari sampai kering. Selama penjemuran, serat dibolak-balik sehingga pengeringan lebih merata dan sempurna. 4. Pengemasan Serat yang sudah kering disimpan di dalam karunga plastik atau goni. Untuk menghemat ruang dalam penyimpanan atau pengangkutan, sebelum dikemas, serat dapat dipres dengan mesin pres, kemudian baru dikemas. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/tanaman%20perkebunan/sabut_kelapa_tradisional.pdf E. Pemanfaatan Sabut Kelapa sebagai Material Bangunan 1. PAPAN PARTIKEL Langkah-Langkah Pembuatan: 1. Perlakukan serat kelapa dengan cara : 1. Sabut kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi lima bagian. 2. Merendam sabut kelapa dengan aquadest untuk membersihkan serat dari serbuk selama 7 hari. 3. Melunakkan sabut dengan cara memukul sabut dengan palu. 4. Mengeringkan serat secara alami dengan cara menjemur serat di panas matahari selama 2 hari. 5. Memilih serat panjangnya 120 mm untuk disusun sejajar dan anyam. Memotong serat dengan panjang 5 cm untuk serat susunan acak. 2. Pencetakan Papan Partikel Berat total komposit yang dihasilkan dalam cetakan yang dibuat adalah 230 gr. Maka perlakuan yang dibuat dengan cara : 1. Menimbang serat sabut kelapa sebanyak 23 gr untuk 10% serat. 2. Menimbang polyester sebanyak 207 gr untuk 80% polyester. 3. Menimbang katalis mekpo 20,7 gr untuk 10% katalis dari polyester. 4. Melakukan pengadukan polyester dan katalis dengan stiren selama 5 menit.

5. Menyusun serat kedalam plat dan mall cetakan yang sudah dilapisi alumunium foil. Serat disusun sandwich, dan dilakukan 3-4 kali penyusunan serat dan penuangan resin kedalam cetakan. Hal ini dilakukan agar resin terserap oleh serat sabut kelapa secara merata. 6. Melakukan pengepressan menggunakan hot press selama 30-60 menit agar didapatkan hasil komposit yang lebih padat. 7. Percobaan dilakukan dengan cara yang sama untuk perbandingan serat 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Berikut memperlihatkan komposisi bahan pembuatan papan komposit : Polyester (gr) Berat Katalis 10% Polyester (gr) 10% 23 207 20,7 15% 34,5 195,5 19,55 20% 46 184 18,4 25% 57,5 172,5 17,25 30% 69 161 16,1 Sumber : Nurmaulita, 2010. Setelah sabut kelapa di olah maka akan menghasilkan bahan sampel yang siap di uji kekuatannya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan penulis, ternyata sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan papan partikel. http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/04/17/mas-yangterbuang/ 2. GREENWOOD (opsional, aku jg masih kurang paham, ini sama ato beda sama contoh diatas :D) Greenwood merupakan kumpulan serat sabut kelapa yang dipadatkan dan direkatkan dengan berbagai jenis bahan perekat yang menghasilkan lembaran berbentuk papan yang ramah lingkungan dan dapat dipergunakan sebagai material penyerap panas. Cara Pembuatan Cara pembuatan greenwood adalah dengan cara memisahkan sabut kelapa dari batoknya. Lalu mencuci sabut kelapa dan mencampur sabut kelapa dengan Poly Vynil Acetat (PVAc). Setelah mencampurkan sabut kelapa dengan bahan kimia, campuran sabut kelapa dicetak dan

dipadatkan dengan menggunakan alat press selama 6 jam. Setelah padat dikeringkan dibawah sinar matahari. Manfaat Sifat dari greeenwood adalah menyerap panas. Greenwood yang berongga dapat cepat menyerap panas karena sifat dasar dari sabut kelapa juga menyerap panas. Selain itu, greenwood juga hemat energi karena bangunan yang menggunakan greenwood tidak mudah panas dan akan meminimalisir penggunaan AC agar menghemat energi.