Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

Maharani Gita K. 4, Dinawati Trapsilasiwi 5, Arika Indah K. 6

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERDASARKAN WHOLE BRAIN TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Verial Rohisah R 34, Sunardi 35, Didik Sugeng P 36

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Alvian Agung K 22, Suharto 23, Dinawati Trapsilasiwi 24

Yudy Tri Utami 3, Susanto 4, Arif 5

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICSMATHEMATICS EDUCATION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY BERBASIS QAIT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I MATERI GRUPOIDA

M. Wildan Athoillah 13, Dafik 14, Hobri 15

Sinta Hartini Dewi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berstandar...

Rini Tri Irianingsih 47

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN BEBAN KOGNITIF PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BILINGUAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE GENIUS LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

Lubis Muzaki 3, Slamin 4, Dafik 5

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Indah Figa Wardhani 1, Hobri 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA)

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Lioni Anka Monalisa 23, Dinawati Trapsilasiwi 24 PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

Ratna Syafitri 31, Dafik 32, Hobri 33

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) POKOK BAHASAN PERBANDINGAN UNTUK SMP KELAS VII BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

Karuniaji Fitra Insani 35, Suharto 36, Arika Indah. K 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

Aya Shofia Maulida et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbantuan Media Simulasi Virtual...

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION PADA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERNUANSA KARAKTER DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3 Abstract : This research was a developmental research of mathematics learning materials nuanced of characters using Numbered Head Together (NHT) cooperative learning. The type of this research was a developmental research by using 3-D model, it consisted of 3 steps namely define, design, and develop. The subject of a research of a equation of straight line for grade VIID of SMP Negeri 1 Pakusari. The criterion of the materials developmental included three things: the validity, practically, and effectiveness. The results of the research were of Teaching Plan, Work Sheet, and achievement test. The result source of all those learning material satisfied the validity criteria, teacher activity percentage were 84,44%, 93,33%, and 95,56% of practical criteria. The effectiveness criteria of the student s activity percentage were 76,67%,78,23%,and 84,51%, the responses of student was more than 80%, and the students achievement was 88,99%. Key Words: Developmental Research, Characters, Numbered Head Together (NHT), Algebra Operation PENDAHULUAN Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahan bentukbentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal itu (Murniati, 2007:46). Belajar matematika memerlukan kesiapan intelektual dan kemampuan kognitif yang memadai karena objek kajian matematika itu abstrak. Menurut Soedjadi (2000:41-42), sifat abstrak objek matematika tersebut tetap ada pada matematika sekolah. Hal itu merupakan salah satu penyebab sulitnya seorang guru mengajarkan matematika sekolah. Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan cara bagi guru matematika untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Menurut Hobri (2010:31-32), perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasis karakter dipilih peneliti sebagai pedoman dalam penyusunan perangkat pembelajaran karena dianggap sesuai dengan paradigma baru pembelajaran. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

2 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Pakusari, materi Operasi Bentuk Aljabar dari tahun ke tahun materi ini merupakan materi yang sulit dipahami siswa. Karena materi ini merupakan prasyarat untuk materi bab berikutnya, maka mengakibatkan hasil belajar siswa kelas VII pada materi-materi selanjutnya mayoritas kurang memuaskan. Slavin (dalam Isjoni: 2007) mengemukakan cooperative learning adalah suatu sistem pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas adalah tipe Numbered Head Together (NHT). Pada Kooperatif Numbered Head Together (NHT), siswa dikelompokkan dalam tim-tim pembelajaran dengan tiga sampai lima anggota tiap kelompok yang berbeda kemampuan, jenis kelamin, dan budaya dan setiap anggota kelompok diberi nomor. Dalam penjelasan diatas dikemukakan bahwa pendidikan karakter itu penting. Maka dari itu diambil beberapa karakter untuk dikaitkan pada pembelajaran kooperatif. Karakter yang diambil yaitu ada rasa ingin tahu, disiplin, bekerja sama, teliti, percaya diri dan menghargai prestasi. Karakter rasa ingin tahu bisa dikaitkan pada saat kegiatan mengajukan pertanyaan. Disiplin dapat dikaitkan pada saat kegiatan pembentukan kelompok atau penomoran. Karakter bekerja sama dapat dikaitkan pada saat siswa berdiskusi atau berpikir bersama. Karakter teliti dan percaya diri dapat dikaitkan pada saat kegiatan menjawab pertanyaan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan karakter yang telah dipilih dapat dikaitkan dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang mempunyai langkah-langkah pembentukan kelompok atau penomoran, berdiskusi, dan menjawab pertanyaan. Langkah-langkah tersebut terdapat dalam pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) adalah perangkat pembelajaran yang menuju pada pembentukan karakter siswa yang memuat langkah-langkah pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Karakter-karakter yang dikembangkan dalam perangkat pembelajaran merupakan karakter-karakter yang digali dalam pembelajaran matematika tipe Numbered Head Together (NHT).

Ellan dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika 3 Penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar dan menghasilkan perangkat pembelajaran matematika Numbered Heads Together Operasi Bentuk Aljabar. (NHT) pada pokok bahasan Dalam penelitian ini perangkat yang dikembangkan adalah RPP, LKS dan THB pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar. Perangkat yang dikembangkan tersebut berbasis karakter dengan pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Tidak semua perangkat pembelajaran yang dikembangkan mengandung perancangan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), contohnya saja THB. Spesifikasi produk pengembangan perangkat dalam penelitian ini akan dijelaskan lebih rinci pada Tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Spesifikasi Produk No 1. 2. Perancangan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Penomoran Mengajukan Pertanyaan/Permasalahan 3. Berpikir Bersama RPP LKS THB Memberi nomor identitas kepada setiap siswa dalam kelompok yang berbeda. Memberikan masalah. Menyuruh masingmasing kelompok mengerjakan dan mendiskusikan lembar tugas yang telah disiapkan guru. Terdapat masalah yang harus diselesaikan siswa. - - Siswa memecahkan masalah dengan cara berdiskusi dengan teman kelompokny a. Terdapat masalah yang harus diselesaikan masingmasing siswa secara individu - Karakter - Rasa ingin tahu, disiplin, teliti dan percaya diri bekerja sama

4 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 4. Menjawab Meminta siswa untuk mempresentasi kan hasil kerjanya. Presentasi/ diskusi. - Percaya diri METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMPN 1 Pakusari. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang menekankan pada pengembangan bahan ajar yang berbasis karakter dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengembangan perangkat pembelajaran ini didasarkan pada pengembangan model 4-D (four-d Model) yang sudah dimodifikasi oleh Latief (2007:59) sehingga menjadi 3-D (three-d Model). Dan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar kelas VII SMP yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan tes hasil belajar (THB). Pengembangan bahan ajar ini memiliki tiga tahapan yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design) dan tahap pengembangan (develop). Pada tahap Pada tahap pendefinisian (Define), dimulai dengan menganalisis awal-akhir, menganalisis siwa, menganilisis konsep, menganilisis tugas dan membuat tujuan pembelajaran. Tahap perancangan (design) terdiri dari empat langkah pokok yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal (desain awal). Kegiatan utama dalam proses perancangan adalah pemilihan media dan format untuk bahan dan pembuatan desain awal pembelajaran. Pada tahap pengembangan (develop), desain awal bahan ajar dinilai dan divalidasi oleh ahli dan proses validasi dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan kualitas bahan ajar yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Setelah didapat bahan. Setelah bahan ajar divalidasi dan direvisi bahan ajar diuji cobakan pada siswa. Dan jika perlu setelah bahan ajar diuji cobakan ke siswa dan bahan ajar belum bisa memenuhi kriteria yang diinginkan bahan ajar bisa direvisi lagi. Nieveen (dalam Hobri, 2010:27) menetapkan bahwa kriteria pengembangan perangkat pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu kevalidan (validity), kepraktisan (practically), dan keefektifan (effectiveness). a. Bahan ajar disebut valid jika ketiga komponen bahan ajar (RPP, LKS, dan THB) memiliki koefisien validitas 0,60.

Ellan dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika 5 b. Bahan ajar dinilai praktis (dapat diterapkan) jika presentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran 80%. c. Pembelajaran dikatakan efektif jika: 1) Persentase aktivitas siswa 70% 2) Respon siswa terhadap pembelajaran bernilai positif 3) Rata-rata hasil belajar siswa 80% dan 75% siswa mendapat nilai ujian 75 Dengan demikian jika perangkat pembelajaran telah memenuhuhi semua ketiga kriteria diatas (kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan) akan diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan kriteria penetapan pengembangan perangkat pembelajaran terdapat tiga yang harus dipenuhi yaitu : a. Kevalidan Bahan ajar disebut valid jika ketiga komponen bahan ajar (RPP, LKS, dan THB) memiliki koefisien validitas 0,60. Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas RPP, LKS, dan alat evaluasi yang akan ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Koefisien Validitas dan Interpretasinya No Perangkat Koefisien Validitas ( ) Interpretasi Pembelajaran 1. Rencana Pelaksanan 0,95 Sangat tinggi Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Kerja Siswa 0,93 Sangat tinggi (LKS) 3. Tes Hasil Belajar (THB) 0,93 Sangat tinggi Dari Tabel diatas terlihat bahwa perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) memiliki koefisien validitas yang sangat tinggi. Sehingga, hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kevalidan.

6 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 b. Kepraktisan Untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif NHT, dilakukan analisis terhadap aktivitas guru selama mengelola kegiatan pembelajaran di kelas. Pada saat penelitian, peneliti sebagai guru dan O1 (guru Matematika SMPN 1 Pakusari) sebagai pengamat. Berdasarkan kriteria kualitas perangkat pembelajaran, perangkat pembelajaran dinilai praktis jika aktivitas guru dalam pembelajaran mencapai kategori baik (kategori aktivitas guru 80%). Di bawah ini akan ditunjukkan diagram dari aktivitas guru. 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 84,44% 93,33% 95,56% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Gambar 1. Presentase Aktivitas Guru Prosentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas VIID mencapai 84,44% dengan kategori baik, pertemuan kedua mencapai mencapai 93,33% dengan kategori baik dan pada pertemuan ketiga mencapai 95,56% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kepraktisan. c. Keefektifan Pada uji keefektifan, perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam uji coba lapangan didapat data presentase aktivitas siswa 70%, respon siswa terhadap pembelajaran bernilai positif yaitu 80%, dan rata-rata hasil belajar siswa 80% dan 75% siswa mendapat nilai ujian 75. Untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif NHT, maka berikut merupakan analisis terhadap aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar siswa. 1) Analisis Aktivitas Siswa Data pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dianalisis dengan cara sebagaimana yang dinyatakan pada metode penelitian. Berdasarkan data analisis aktivitas siswa hasilnya ditampilkan pada Gambar 2 di bawah ini :

Ellan dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika 7 100% 80% 60% 40% 20% 0% 76,67% 78,23% 84,51% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Gambar 2. Presentase Aktivitas Siswa Penilaian aktivitas siswa dilakukan terhadap dua kelompok siswa (terdiri dari 5 siswa) sebagai responden yang memawakili aktivitas seluruh siswa yang ada sebab dikondisikan homogen dari segi karakteristik siswa (kemampuan akademik, jenis kelamin, dan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh O2 dan O3. Kriteria perangkat pembelajaran dinilai efektif jika persentase aktivitas siswa 70%. Dari diagram diatas, diperoleh bahwa persentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 76,67%, pada pertemuan kedua persetanse mencapai 78,23% dan pada pertemuan ketiga persentase mencapai 84,51%. Hal ini menunjukkan kriteria telah tercapai dan siswa aktif dalam mengikuti kegitan pembelajaran kooperatif NHT bernuansa karakter. 2) Analisis Tes Hasil Belajar Setelah pembelajaran dilakukan, peneliti melakukan evaluasi berupa tes hasil belajar (THB). THB dikerjakan oleh siswa secara individu. Dari hasil THB tersebut dapat diketahui bagaimana perkembangan siswa terhadap materi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif NHT bernuansa karakter. Hasil analisis THB berupa validasi item soal THB ditunjukkan pada Tabel 3. berikut: Tabel 3. Validasi Butir Soal dan Reliabilitas Tes No. Validitas Interpretasi validitas Reliabilitas Soal 1 0.62934 Tinggi 2 0.40190 Sedang 3 0.37366 Rendah 4 0.57758 Sedang 0,71 5 0.88683 Sangat Tinggi 6 0.89038 Sangat Tinggi Berdasarkan data validasi tes hasil belajar diatas didapatkan bahwa dua soal (nomor 5 dan 6) validitasnya sangat tinggi, satu soal (nomor 1) validitasnya tinggi, dua soal (nomor 2 dan 4) validitasnya sedang dan satu soal (nomor 3) validitasnya rendah. Hasil

8 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 perhitungan reliabilitas tes (dalam tabel 4.10) diperoleh r = 0,71 dengan kategori tinggi. Dengan demikian, instrumen tes dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan kriteria keefektifan, ketuntasan hasil belajar yaitu rata-rata hasil belajar siswa 80% dan 75% siswa mendapat nilai ujian 75. 3) Analisis angket respon siswa Berdasarkan analisis data respon siswa diperoleh hasil analisis data respon siswa terhadap perangkat pembelajaran pada Tabel 4. berikut. Tabel 4. Persentase Respon Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran Kooperatif NHT Bernuansa Karakter No Aspek yang direspon Respon siswa Senang (%) Tidak (%) 1 Apakah kamu merasa senang terhadap komponen pembelajaran berikut ini? a) Materi pelajaran b) LKS c) Lembar soal Tes Hasil Belajar d) Suasana pembelajaran di kelas e) Cara guru mengajar 100 100 97,2 88,9 97,2 0 0 2,8 11,1 2,8 2 Apakah komponen pembelajaran berikut ini baru? a) Materi pelajaran b) LKS c) Lembar soal Tes Hasil Belajar d) Suasana pembelajaran di kelas e) Cara guru mengajar Rata-rata 96,7 3,3 Baru (%) Tidak (%) 86,1 86,1 94,4 86,1 97,2 13,9 13,9 5,6 13,9 2,8% Rata-rata 90 10 Berminat (%) Tidak (%) 3 Apakah kamu berminat mengikuti pembelajaran ini? 100 0 Jelas (%) Tidak (%) 4 Apakah kamu dapat memahami dengan jelas bahasa yang digunakan dalam: a) Lembar kerja siswa (LKS) b) Lembar soal Tes Hasil Belajar 97,2 94,4 2,8 5,6 Rata-rata 95,8 4,2 Mengerti (%) Tidak (%) 5 Apakah kamu dapat mengerti maksud setiap soal/masalah yang disajikan dalam: a) LKS b) Lembar soal Tes Hasil Belajar 97,2 94,4 2,8 5,6 Rata-rata 95,8 4,2 Tertarik (%) Tidak (%) 6 Apakah kamu tertarik dengan penampilan (tulisan/gambar dan letak gambar), dalam: a) LKS b) Lembar soal Tes Hasil Belajar 94,4 5,6 88,9 11,1 Rata-rata 91,6 8,4

Ellan dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika 9 Sesuai kriteria yang telah dijelaskan pada metode penelitian, maka hasil respon siswa berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran bersifat positif. Hal itu ditunjukkan dengan presentase yang diperoleh terhadap komponen mengajar di atas 80% yaitu rata-rata 96,57% siswa merasa senang terhadap komponen mengajar, ratarata 89,71% siswa berpendapat bahwa komponen pembelajaran ini baru, semua siswa berminat dalam proses pembelajaran, 95,71% siswa merasa mudah memahami bahasa dalam LKS dan THB, 95,71% siswa dapat mengerti maksud soal atau masalah dalam LKS dan THB, dan 91,42% siswa berpendapat penampilan LKS dan THB bagus. Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) telah memenuhi kriteria keefektifan perangkat pembelajaran dan menjadi perangkat yang konsisten dan efektif. Dibawah ini hasil perangkat yang sudah konsisten dan efektif. Gambar 1a. Halaman depan RPP Gambar 1b. Tabel nilai-nilai karakter dalam RPP Gambar 2a. Halaman petunjuk mengerjakan LKS Gambar 2b. Halaman latihan soal dalam LKS

10 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 Gambar 3a. halaman petunjuk mengerjakan THB Gambar 3b. Halaman latihan soal dalam THB KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai tahap-tahap pengembangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : (1) Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) beracuan model Thiagarajan Sammel dan Sammel yang terdiri dari 4 tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Akan tetapi penelitian hanya sampai pada tahap pengembangan saja. Pada tahap perancangan dihasilkan perangkat pembelajaran yang disebut draft I. Tahap berikutnya adalah tahap pengembangan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli dan uji coba lapangan. Berdasarkan penilaian para ahli dan uji coba lapangan draft I direvisi. Dari hasil masukan saran validator karakter yang diinginkan harus muncul pada perangkat pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kesulitan peneliti bagaimana memunculkan karakter pada perangkat pembelajaran. Kemudian hasil dari penilaian para ahli perangkat pembelajaran menjadi (draft Ii). Setelah (draft Ii) direvisi (draft Ii) dikonsultasikan (tidak perlu melakukan penilaian karena perangkat sudah memenuhi koefisien validitas 0,60) para ahli dan perangkat pembelajaran menjadi (draft II). Kemudian perangkat pembelajaran (draft II) ini dilakukanlah uji coba dan kemudian dianalisis kevalidannya. Dari sinilah setelah kegiatan uji coba selesai dan perangkat pembelajaran (draft II) valid maka bisa disebut perangkat final. (2) Penelitian pengembangan yang dilakukan menghasilkan produk perangkat pembelajaran

Ellan dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika 11 matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) untuk pokok bahasan operasi bentuk aljabar yang terdiri dari RPP I, RPP III, RPP III, LKS I, LKS II, LKS III, dan alat evaluasi berupa tes hasil belajar. Dari hasil produk tersebut dilakukan uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat. Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas RPP, LKS, dan alat evaluasi berturut-turut adalah 0,95; 0,93 dan 0,937. Perangkat tersebut dikatakan valid karena koefisien validitasnya lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kevalidan. Persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga di kelas VIID yaitu 84,44%, 93,33%, dan 95,56%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kepraktisan. Persentase aktivitas siswa di kelas VIID pada pertemuan pertama sampai ketiga mencapai 76,67%, 78,23%, dan 84,51%. Dari analisis angket yang telah diisi siswa di kelas VIID diperoleh lebih dari 80% siswa memberikan respon positif terhadap seluruh aspek yang ditanyakan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon baik terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Dari analisis tes juga diperoleh bahwa 88,89% siswa di kelas VIID memperoleh nilai 75. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria keefektifan. Terkait dengan penelitian pengembangan, khususnya pengembangan perangkat pembelajaran, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut. (1) Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika bernuansa karakter dengan pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT), hendaknya dikembangkan untuk pokok bahasan yang lain agar dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika. (2) Guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran sebagai alternatif pembelajaran di kelas agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan. (3) Guru harus lebih memotivasi siswa untuk merumuskan hipotesis dan menganalisis data pada saat pembelajaran, karena pada fase ini kurang terlaksana dengan baik. (4) Tes Hasil Belajar (THB) pada perangkat pembelajaran ini masih belum menggunakan aspek-aspek Numbered Head Together (NHT) bernuansa karakter. Sehingga diharapkan pada penelitian lain yang mengembangkan penelitian ini, peneliti dapat membuat tes hasil belajar yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

12 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 1-12, Februari 2013 DAFTAR PUSTAKA Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan [Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika]. Jember: Pena Salsabila Isjoni. 2009. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Murniati, Endyah. 2007. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Surabaya: SIC Sahadin, Latief. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Belah Ketupat di Kelas VII SMP Negeri 32 Surabaya. Skripsi. Sulawesi Tenggara. FKIP Universitas Holuoleo Soedjadi. 2000. Nuansa Kurikulum Matematika Sekolah Di Indonesia. Dalam Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia (Prosiding Konperensi Nasional Matematika X ITB, 17-20 Juli 2000)