206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran yang unik bernuansa otomotif dan menawarkan experience makan didalam sebuah kendaraan dan ada pula kendaraan yang kami letakkan diarea yang dapat bergerak circle. Tidak hanya sebagai restoran, TCR juga menawarkan paket acara birthday party, photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. Revenue TCR tidak hanya dari menjual makanan dan minuman yang ada pada menu, namun didapat dari penjualan merchandise, penyewaan ruang MICE, ruang meeting, paket wedding, paket birthday, paket meeting, event untuk photographer, bazaar weekend, perlombaan untuk hari libur anak sekolah, perlombaan komunitas RC. Pada Marketing Mix, kami menggunakan 4P untuk produk yaitu price, place, promotion dan product dan ditambah 4P untuk service yaitu people, process, partnership dan physical evidence. Keseluruhannya 206
207 terdapat 8P untuk marketing mix. Dari keseluran 8P marketing mix, TCR membandrol harga khususnya untuk makanan dan minuman yang relatif terjangkau untuk kalangan menengah atas, tentunya sesuai dengan kulitas yang kami berikan. Untuk lokasi atau tempat TCR terletak di BSD Serpong yang terbilang strategis karena dekat dengan akses jalan TOL. Untuk promotion TCR bekerja sama dengan jasa advertaising swasta dan melalui chanel komunitas mobil. Promosi yang paling kuat adalah word of mouth. Untuk produk yang paling utama ditawarkan restoran tentunya adalah makanan dan minuman namun dalam TCR tidak hanya itu akan tetapi suasana yang unik, dan berbagai event serta fasilitas untuk dipergunakan sesuai kepentingannya. Untuk people (orang) atau pelanggan adalah input bagi kami yang harus diperlakukan dengan penuh keramah tamahan dan kesopanan, agar pelanggan merasa nyaman. Untuk process kami menerapkan full service dimana pelanggan dari mulai datang disambut oleh resepsionis untuk dicarikan tempat duduk dan sampai selesai mereka makan akan sepenuhnya dilayani. Untuk partnership disini kami bekerja sama dengan supplier untuk lokal maupun import. Pada five generic force, TCR merupakan industri yang fokus pada differentiation dengan keunikannya yang membuat restoran kami menjadi berbeda dengan restoran lainnya, konsep restoran kami juga mengadakan event, perlombaan dan bazaar yang bertujuan agar restoran
208 ini menjadi wisata kota, hal ini membuktikan bahwa restoran ini fokus pada differentiation baik service, produk, dan konsep. Pada analisa PESTEL, pendekatan dengan analisa pestel ini menyangkut 6 aspek yaitu politik, ekonomi, sosial, technology, lingkungan (environment), dan legal. Restoran kami bukan hanya sekedar restoran biasa, namun kami berusaha menyediakan tempat sesuai kebutuhan para komunitas mobil. Selain itu juga kami menyewakan lahan untuk mini market 24 jam dengan manajemennya yang terpisah dari manajemen restoran dan membuka area parkir untuk para komunitas mobil yang berkumpul sampai pagi. Restoran ini juga membantu meningkatkan pendapatan perkapita negara karena menyerap banyak tenaga kerja. Restoran kami banyak melakukan kegiatan sosial seperti mengkampanyekan tentang kelestarian lingkungan dengan mendaur ulang sampah yang masih dapat dipergunakan melalui perlombaan prakarya disaat liburan anak sekolah, tentu dengan konsep yang kami sesuaikan dengan TCR. Hal tersebut juga termasuk dalam kegiatan lingkungan (environment). Untuk legalitas kami tentunya memiliki izin pendirian usaha (SIUP) dan sertifikat kebersihan serta kelayakan bahan baku dari BPOM serta surat wajib pajak. Pada five force analysis, untuk persaingan kompetitif dalam industri restoran (competitive rivalry) terbilang tinggi dan ancaman pendatang
209 baru (threat new entrants) terbilang medium to high karena industri F&B mudah untuk ditiru. Namun dengan konsep restoran yang unik serta cita rasa yang khas, maka hal tersebut menjadikan restoran ini tampil berbeda dengan restoran lainnya. Untuk kekuatan pembeli (power of buyer) dan kekuatan pemasok (power of supplier), keduanya terbilang high atau tinggi, dikarenakan konsumen memiliki banyak pilihan, begitu juga dengan substitute product yang terbilang high atau tinggi, dan banyaknya variant dari supplier yang dapat diajak kerja sama. Blue ocean strategy. Pendekatan dengan analisa blue ocean menjadikan TCR sebagai restoran yang inovatif dengan konsep yang unik dan restoran yang menawarkan sajian makanan mewah dan menyediakan fasilitas untuk berbagai kegiatan dan acara. Selain itu transformasi dari kegunaan restoran yang sebenarnya dengan yang kami aplikasikan kedalam TCR terdapat beberapa bagian yang ditingkatkan, dikurangi, dieliminasi dan diciptakan, seperti penciptaan pradigma baru terhadap sebuah restoran yang tidak hanya menjadi tempat untuk makan dan minum, selain itu juga kami menciptakan adanya 'komunitas' baru dan menjadikan sebagai tempat atau wadah bagi para pecinta mobil, keluarga dan masyarakat. 9 building bloks, analisa ini diawali dengan menentukan customer segment terlebih dahulu, dimana dalam studi ini customer segment kami adalah komunitas mobil di seluruh Jakarta dan sekitarnya, keluarga
210 kalangan menengah keatas dan para eksekutif muda. Dilanjutkan dengan menentukan value proposition, yang dalam studi ini nilai yang kami berikan kepada pelanggan adalah berupa produk makanan dan minuman dengan kualitas terbaik, service yang ramah serta menjunjung tinggi nilai nilai etika, suasana restoran yang menawarkan experience yang mengagumkan dan mengesankan. Untuk menyampaikan value proposition kami kepada segmen atau target, channels yang kami gunakan adalah para komunitas mobil, event organization, wedding organization dan photographer, yang mungkin penyampaiannya dapat melalui word of mouth. Mengenai customer relationship, demi menjaga kepuasan pelanggan dan menjalin hubungan dengan pelanggan secara baik, dalam studi ini kami menyediakan customer services agar pelanggan dapat mengakses segala informasi dan edukasi yang kami sajikan dalam bentuk website yang menarik, twitter, instagram dan facebook. Setelah melakukan semua analisis diatas kita dapat menganalisa revenue streams untuk mengetahui dari mana sumber pendapatan restoran. Key resource, pada blok ini membahas mengenai aset utama restoran kami yaitu koki yang handal, supplier yang dapat memenuhi keinginan kami dan karyawan yang memiliki effort yang baik. Dalam key activities, kami menawarkan discount dan menggelar bazaar untuk sebagai salah satu bentuk promosi kami. Yang terakhir adalah key partnership, siapa saja partner kerja kita yang dapat kita ajak bekerja sama, dalam TCR, partner kami adalah supplier makanan dan minuman
211 serta pemasok mobil bekas (classic), media advertising sebagai bentuk promosi dan para komunitas mobil. Dari keseluruhan analisa diatas kita dapat membuat analisa akhir yaitu cost structure untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran yang harus kita keluarkan. Cost structure merupakan operating expense atau dikenal biaya operasional. 6.1.2. Kelayakan Usaha Dari hasil perhitungan financial yang telah kami peroleh pada tabel dibawah ini, dapat kami tarik kesimpulan bahwa TCR dikatakan layak untuk dijalankan usahanya atau diaplikasika kedalam bisnis yang real. Berikut ini merupakan summary dari asumsi perhitungan secara moderate yang telah kami buat beserta pemjabarannya: NPV Rp. 393.837.694 IRR 12,4% Payback Period 4,06 Ratio BEP 68% Annual Return on Investment 37% Variable cost to price ratio 37% Profitability Index 1,43 Tabel 6.1: Summary Perhitungan Moderate The Cars Restaurant. Dengan tingkat bunga bank sebesar 12%, Net Present Value (NPV) merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. Pada asumsi penghitungan secara moderate, NPV TCR menunjukkan angka sebesar Rp.
212 393.837.694,02,- dimana angka tersebut menunjukkan angka positif (lebih besar dari nol), yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan data rate bunga bank yang kami peroleh dari Bank Indonesia, rata-rata dari rate suku bunga bank BCA, Mandiri dan BRI adalah 12%. Sedangkan perhitungan IRR yang kami peroleh berdasarkan asumsi secara moderate, IRR TCR menunjukkan angka 12,4% dimana angka tersebut lebih besar 0,4% dari suku bunga bank yang ada. Bukti tersebut dapat meberikan keuntungan yang lebih besar bagi investor, sehingga dapat menarik minat investor untuk ikut berinvestasi dan menunjukan kelayakan usaha TCR untuk dijalankan. Penanaman modal TCR berasal dari dana pribadi ketiga owner. Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan suku bunga 12% dan modal investasi sebesar Rp. 1.000.000.000,- setidaknya memperoleh pengembalian investasi dalam kurun waktu lima tahun. Sedangkan pada proyeksi perhitungan TCR, dengan suku bunga yang sama dan modal investasi yang lebih besar, yakni Rp. 39.000.000.000,- dapat memperoleh pengembalian investasi dalam kurun waktu empat tahun lebih satu bulan, yang artinya usaha ini dinyatakan sangat layak untuk dijalankan. Ratio Break Event Point (Ratio BEP) pada proyeksi perhitungan secara moderate dalam usaha TCR menunjukkan 68%. Dimana agar
213 tidak mengalami kerugian usaha ini harus mencapai target penjualan sebesar 68% setiap tahunnya. Return On Invesment merupakan salah satu dari rasio profitabilitas dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan. Semakin besar atau tinggi nilai Annual Return on Investment (ROI) maka perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih cepat. Apabila nilai Annual Return on Investment (ROI) kecil, maka usaha tidak layak dilakukan karena tidak mampu menghasilkan keuntungan. Jika ROI lebih besar dari tingkat bunga deposit bank, maka usaha layak dilakukan karena mampu menghasilkan keuntungan. Annual Return on Investment (ROI) pada TCR menunjukan angka sebesar 37% yang terbilang baik karena ROI menunjukan persentase yang lebih tinggi atau besar dari rate rata-rata deposito bank yang sebesar 7%, maka usaha TCR dinyatakan layak. Variable cost menunjukan angka sebesar 37%, dimana biaya yang berubah setiap periodenya harus sama dengan 37% atau lebih kecil persentasenya dari itu. Apabila angka meningkat pada periode berikutnya, dapat dikatakan timbul over cost. Angka profitability index pada TCR yang menggunakan penghitungan secara moderate menunjukkan poin 1,43. PI dikatakan baik apabila
214 lebih dari satu. Yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan dengan modal investasi sebesar Rp. 39.000.000.000,-