48 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP Bayu Setyawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas 45 Surabaya Email : bay_setyawan@yahoo.com ABSTRAK Pemilihan karyawan terbaik pada perusahaan biasanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas seperti: General Manajer, Direktur, atau manajer tingkat atas lainnya. Secara umum, pemilihan karyawan terbaik tersebut masih dilakukan secara manual. Dengan begitu banyaknya kriteria dan alternatif yang harus dipertimbangkan biasanya akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan, sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk bisa membuat keputusan, dan bahkan kadang dengan kesulitan tersebut akan berakibat keputusan yang dihasilkan cenderung subyektif. Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang bisa membantu mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan pilihan terbaik berdasarkan kriteria yang standar, sehingga bisa terpilih karyawan terbaik dengan lebih cepat, dan lebih obyektif. Dalam penelitian ini, metode komputasi sistem pengambilan keputusan yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan karyawan terbaik ini adalah: tanggung jawab kerja, disiplin kerja, kualitas kerja, dan perilaku. Hasil akhir nilai prioritas global calon karyawan terbaik dipakai sebagai alat pengambilan keputusan pemilihan karyawan terbaik oleh manajemen atas. Kata kunci: Pemilihan karyawan terbaik, Kriteria pemilihan, Analytical Hierarchy Process I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan karyawan terbaik pada perusahaan biasanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas seperti: General Manajer, Direktur, atau manajer tingkat atas lainnya. Secara umum, pemilihan karyawan terbaik tersebut masih dilakukan secara manual. Dengan begitu banyaknya kriteria dan alternatif yang harus dipertimbangkan biasanya akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan, sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk bisa membuat keputusan, dan bahkan kadang dengan kesulitan tersebut akan berakibat keputusan yang dihasilkan cenderung subyektif. Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang bisa membantu mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan pilihan terbaik berdasarkan kriteria yang standar, sehingga bisa terpilih karyawan terbaik dengan lebih cepat, dan lebih obyektif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan; bagaimana membangun sebuah sistem pendukung keputusan yang bisa membantu mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan karyawan terbaik dengan lebih cepat dan lebih obyektif. 1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan yang bisa membantu mempermudah pengambil keputusan (menejemen
tingkat atas) dalam menentukan pilihan terbaik berdasarkan kriteria yang standar, sehingga bisa terpilih karyawan terbaik dengan lebih cepat dan lebih obyektif. II. DASAR TEORI 2.1 Definisi Keputusan Kegiatan manajemen selalu berkisar pada pengambilan keputusan untuk mempertahankan keberadaan (Existence) dan meningkatkan kinerja (Perfomance) organisasi. Hal ini terjadi baik pada manajemen puncak (Strategic Level), manajemen menengah (Tactic Level ) maupun pada manajemen bawah (Operasional Level ). Keputusan sering diartikan sebagai suatu pilihan dari strategi tindakan. Fishburn mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu pilihan dari beberapa alternatif tindakan (Course Of Action). Ahli lain, yaitu Churchman menambahkan bahwa Decision making is a process of choosing among alternatives courses of action for the purpose of attaining a goal or goals. Sedang menurut Simon, Managerial decision making is synonymous with the whole process of management. (E. Turban and J.E. Aronson,2001:35) 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Menurut Simon ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan, yaitu: (1) Intelligence phase, (2) Design phase, (3) Choice phase and (4) Implementation. (E. Turban and J.E. Aronson, 2001:41) 2.3 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (Decision Support System) awalnya diidentifikasikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan menangani situasi atau masalah yang semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan memperluas kecakapan dan pengetahuannya tetapi bukan untuk merubah keputusannya. Ahli lain yaitu Maryan Alavi dan Albert Napier memberikan definisi bahwa SPK adalah sekumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Little mengemukakan SPK sebagai a model based set of procedures for processing data and judgments to assist a manager in his decision making. (E. Turban and J.E Aronson, 2001:97) 2.4 Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan. Adapun struktur hirarki AHP ditampilkan pada gambar berikut. (Saaty, 1993) 49
Skala ukuran yang digunakan pada model AHP adalah suatu skala yang disebut dengan prioritas. Hal ini disebabkan karena dalam kehidupan akan sangat sulit menentukan suatu tindakan lebih baik dari tindakan yang lain. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah : - Elemen mana yang lebih (penting / disukai / mungkin /..dsb)? - Berapa kali lebih (penting / disukai / mungkin /..dsb)? Skala dasar (patokan) yang dapat digunakan dalam penyusunan skala kepentingan adalah : Tingkat Kepentingan 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8 Reciprocal Definisi Sama pentingnya dibanding yang lain. Moderat pentingnya dibanding yang lain. Kuat pentingnya dibanding yang lain. Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain. Ekstrim pentingnya dibanding yang lain. Nilai diantara dua nilai yang berdekatan. Jika elemen i memiliki salah satu angka di atas ketika dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibanding elemen i. III. METODOLOGI Beberapa prinsip yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan model AHP adalah : a. Membuat hirarki dari permasalahan b. Membuat penilaian tentang kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu tingkat tertentu c. Menentukan prioritas global. Hasil akhir nilai prioritas global calon karyawan terbaik dipakai sebagai alat pengambilan keputusan pemilihan karyawan terbaik oleh manajemen atas. IV. PEMBAHASAN Masalah yang diberikan adalah pemilihan karyawan terbaik di sebuah Perusahaan. Kriteria yang ditentukan untuk pemilihan karyawan terbaik adalah tanggung jawab kerja (TK), disiplin kerja (DK), kualitas kerja(kk), serta perilaku (PK). Misalkan tersedia 3 alternatif pilihan, yaitu Bpk A, Bpk B, dan Ibu C. 50
Tentukan skala prioritas yang dapat dijadikan dasar dalam pemilihan karyawan terbaik berdasar 4 kriteria tersebut. Penyelesaian : Langkah 1 : Membuat hirarki dari masalah tersebut, sebagai berikut : Tujuan Memilih Karyawan Terbaik Kriteria TK DK KK PK Alternatif Langkah 2 : Membuat penilaian tentang kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu tingkat tertentu. Hasilnya dituliskan dalam sebuah matriks pairwise comparison. Misal, ditentukan disiplin kerja (DK) 1/2 kali lebih disukai dari tanggung jawab kerja (TK), maka angka 1/2 diisikan pada sel (DK,TK). Dan berdasar pada aksioma reciprocal, maka sel (TK, DK) diisi dengan 2, yang artinya tanggung jawab kerja (TK) 2 kali lebih penting dibanding disiplin kerja(dk). Sel yang lain dapat diisi dengan cara yang sama. Matriks pairwise comparison untuk Tujuan (memilih karyawan terbaik) TK DK KK PK TK 1 2 3 4 DK ½ 1 2 3 KK 1/3 1/2 1 2 PK ¼ 1/3 ½ 1 Matriks diatas dapat juga dituliskan : TK DK KK PK TK 1 2 3 4 DK 0.5 1 2 3 KK 0.34 0.5 1 2 PK 0.25 0.34 0.5 1 Jumlah 2.09 3.84 6.5 10 51
Sehingga diperoleh normalisasi matriks dan hasil cek konsistensi sbb : Matriks Normalisasi TK DK KK PK TK 0.4785 0.5208 0.4615 0.4000 0.4652 1.8608 4.00 DK 0.2392 0.2604 0.3077 0.3000 0.2768 1.1073 4.00 KK 0.1627 0.1302 0.1538 0.2000 0.1617 0.6467 4.00 PK 0.1196 0.0885 0.0769 0.1000 0.0963 0.3850 4.00 Dimana : ( Z maks n) (4,000 4) CI 0 n 1 4 1 dimana Z maks adalah nilai rata-rata dari ratio. CR CI RI 0 0,9 0, Random Consistency Index (RI) dapat digunakan patokan pada tabel berikut : N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 Karena CR < 10 %, maka matriks tersebut dikatakan konsisten Menurut kriteria, berdasarkan nilai bobot calon karyawan terbaik Matriks pairwise comparison untuk Tanggung jawab Kerja (TK) Bpk A 1 2 4 Pak A 1 2 4 Bpk B 1/2 1 2 Pak B 0.5 1 2 Ibu C 1/4 1/2 1 Pak C 0.25 0.5 1 Jumlah 1.75 3.5 7 Matriks Normalisasi 52 Bpk A 0.5714 0.5714 0.5714 0.5714 1.7143 3.00 Bpk B 0.2857 0.2857 0.2857 0.2857 0.8571 3.00 Ibu C 0.1429 0.1429 0.1429 0.1429 0.4286 3.00 Matriks pairwise comparison untuk Disiplin Kerja (DK) Bpk A 1 1/2 1/3 Pak A 1 0.5 0.3333 Bpk B 2 1 1/3 Pak B 2 1 0.3333 Ibu C 3 3 1 Pak C 3 3 1
Matriks Normalisasi Jumlah 6 4.5 1.6667 Bpk A 0.1667 0.1111 0.2000 0.1593 0.4778 3.00 Bpk B 0.3333 0.2222 0.2000 0.2519 0.7556 3.00 Ibu C 0.5000 0.6667 0.6000 0.5889 1.7667 3.00 Matriks pairwise comparison untuk Kualitas Kerja (KK) Bpk A 1 1/7 1/3 Pak A 1 0.1429 0.3333 Bpk B 7 1 3 Pak B 7 1 3 Ibu C 3 1/3 1 Pak C 3 0.3333 1 Jumlah 11 1.4762 4.3333 Matriks Normalisasi Bpk A 0.0909 0.0968 0.0769 0.0882 0.2646 3.00 Bpk B 0.6364 0.6774 0.6923 0.6687 2.0061 3.00 Ibu C 0.2727 0.2258 0.2308 0.2431 0.7293 3.00 Matriks pairwise comparison untuk Perilaku (PK) Bpk A 1 ¼ 1/7 Bpk A 1 0.2500 0.1429 Bpk B 4 1 1/2 Bpk B 4 1 0.50 Ibu C 7 2 1 Ibu C 7 2 1 Jumlah 12 3.2500 1.6429 Matriks Normalisasi Bpk A 0.0833 0.0769 0.0870 0.0824 0.2472 3.00 Bpk B 0.3333 0.3077 0.3043 0.3151 0.9454 3.00 Ibu C 0.5833 0.6154 0.6087 0.6025 1.8074 3.00 53
Langkah 3 : Menentukan prioritas global. Global priority : KM (0,4652) TD (0,2768) PS (0,1617) KK (0,0963) global priority Bpk A 0.5714 0.1593 0.0882 0.0824 0.3321 Bpk B 0.2857 0.2519 0.6687 0.3151 0.3411 Ibu C 0.1429 0.5889 0.2431 0.6025 0.3268 V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Tanggung jawab Kerja (KM) merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan karyawan terbaik di sebuah perusahaan, karena perioritasnya tertinggi dibanding kriteria yang lain, yaitu 0,4652. Kemudian diikuti oleh disiplin kerja (TD), kualitas kerja (PS), serta Perilaku (KK). Berdasar keempat kriteria secara bersama, pilihan yang paling diunggulkan menjadi karyawan terbaik adalah Bpk B (dengan prioritas sebesar 34,11%), kemudian Bpk A (33,21 %) dan prioritas pilihan terakhir adalah Ibu C (32.68%). VI. DAFTAR PUSTAKA Mulyono, S, 1996, Teori Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, Saaty. T., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, Pustaka Binama Pressindo, Turban, Efraim, and Jay E. Aronson. 2001. Decision Support System and Intelligent System. Prentice Hall International. New Jersey. Umar, Daihani dan Dadan, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta,. 54