PENINGKATAN SOCIAL SKILLS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN MODEL INTEGRATED (1)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA 1) Oleh

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

UPAYA PEMBENTUKAN PERILAKU BELAJAR DEMOKRATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING 1. Oleh

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PEMBINAAN RASA NASIONALISME DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT)¹ ) Oleh

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Joyful Learning Journal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI 1) Oleh

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI ACTIVE SHARING KNOWLEDGE 1. Oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI ACTIVE SHARING KNOWLEDGE 1. Oleh

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1) Oleh

Joyful Learning Journal

PENERAPAN METODE DISCOVERY

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS I SDN 22 KAMPUNG LUAR SALIDO KAB.

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS 1. Oleh. Indrawanto 2, Pargito 3, Maskun 4

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN BERPIKIR KRITIS 1) Oleh. Fauziyah 2), Sudjarwo 3), Pargito 4)

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Joyful Learning Journal


FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION ¹ ) Oleh. M. Fajar Maulana 2), Pargito 3), Darsono 4)

Economic Education Analysis Journal

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MELDA SARI SUPRIYADI A.

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SD NEGERI I NGERANGAN

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Transkripsi:

PENINGKATAN SOCIAL SKILLS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN MODEL INTEGRATED (1) Hambali (2) Darsono (3) dan Pargito (4) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dan kinerja guru sebagai subyek penelitian dengan menggunakan model Integrated pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang berbentuk Penelitian Tindak Kelas. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase perolehan kriteria penilaian keterampilan sosial pada siklus I yaitu sangat kurang dan kurang 32% dan persentase kriteria baik 68%, pada siklus II yaitu kriteria sangat kurang 0%, kriteria kurang 7%, kriteria baik 56% dan kriteria sangat baik 36%. Pada siklus III, peningkatan persentase perolehan kriteria penilaian keterampilan sosial siswa yaitu kriteria kurang 4%, kriteria baik 21% dan 75% siswa memperoleh kriteria penilaian sangat baik. Pendekatan model Integrated melalui aktivitas pembelajaran kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa pada aspek komunikasi dan membangun tim/kelompok. Kata kunci : Keterampilan Sosial, Model Integrated 1) Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Tahun 2017 2) Hambali. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email: hambaliku7@gmail.com HP: +6285384274002 3) Darsono. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp.(0721) 704624 Fax (0721) 704624 4) Pargito. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp.(0721) 704624 Fax (0721) 704624

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS SOCIAL SKILLS IN SOCIAL SCIENCES LEARNING THROUGH INTEGRATED MODEL APPROACH (1) Hambali (2) Darsono (3) and Pargito (4) The objective of this research was to improve students social skills and teachers performances as research subjects by using integrated model in grade VII students of Public Junior High School 1 in Bengkunat of Pesisir Barat district in academic year 2013/2014. This was a descriptive qualitative research in the form of action class research. This research was conducted in three cycles. The research results showed the improvements of percentages of social skill assessment criteria outcomes to be 32% of very poor and poor with 68% good criteria percentage in cycle I; 0% very poor criteria, 7% poor criteria, 56% good criteria and 36% very good criteria in cycle II; and improvement of students social skills assessment criteria in cycle III to be 4% poor criteria, 21% good criteria and 75% very good criteria. The integrated model approach through group activity learning was able to improve students social skills especially in the aspects of communication and building team/group social skills. Keywords : social skill, integrated model. 1) Postgraduate thesis of social sciences in Faculty of Education and Teacher Training in Lampung University in 2017. 2) Hambali. Student of postgraduate program of Faculty of Education and Teacher Training in Lampung University. Email: hambaliku7@gmail.com. Monile: +6285384274002. 3) Darsono. Lecturer of Faculty of Education and Teacher Training in Lampung University. Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 in Gedong Meneng of Bandar Lampung, 35145, phone (0271) 704624, fax (0721) 704624. 4) Pargito. Lecturer of Faculty of Education and Teacher Training in Lampung University. Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 in Gedong Meneng of Bandar Lampung, 35145, phone (0271) 704624, fax (0721) 704624.

PENDAHULUAN Penerapan model pembelajaran tidak hanya diarahkan pada pencapaian hasil belajar yang bersifat kognitif, namun juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berinteraksi, mengembangkan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial atau multiple intelegensi. Perkembangan keterampilan sosial berpengaruh dalam proses dan keberhasilan belajar selanjutnya, serta dalam kehidupan di masyarakat karena belajar bukan hanya persoalan intelektual saja namun juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan sosial. Pendidikan IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi maupun masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. IPS sebagai pengembangan pribadi individu maksudnya pengetahuan sosial mengembangkan pribadi siswa melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupan (social life skill) dan membekali siswa tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra diri siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah masyarakat dengan damai dan dapat menjadi teladan bagi orang lain (Sapriya, 2009:12). Tujuan mata pelajaran IPS dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006, agar siswa: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat/lingkungan; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan komunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Teori konstruktivistik berpandangan bahwa belajar merupakan usaha

pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan sturktur kognitif yang mengarah pada tujuan belajar. Pembelajaran yang didesain guru diupayakan dapat menciptakan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Slavin dalam Trianto (2010; 78), bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran merupakan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsepkonsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalahmasalah tersebut dengan temannya. Menurut Maryani (2011:11), keterampilan sosial merupakan keterampilan untuk berinteraksi, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam kelompok. Keterampilan sosial perlu didasari oleh kecerdasan personal berupa kemampuan mengontrol diri, percaya diri, disiplin dan tanggung jawab. Untuk selanjutnya, keterampilan tersebut dipadukan dengan kemampuan berkomunikasi secara jelas, lugas, meyakinkan, dan mampu membangkitkan inspirasi sehingga mampu mengatasi silang pendapat, menciptakan kerjasama. Selanjutnya Laura Cadler dalam Maryani (2011:19), menyatakan keterampilan sosial sangat diperlukan dan harus menjadi prioritas dalam mengajar. Keterampilan sosial dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yang saling berkaitan, sebagai berikut: (1) keterampilan dasar berkomunikasi: berusaha untuk saling mengenal,ada kontak mata, berbagai informasi atau material; (2) keterampilan komunikasi: mendengar dan berbicara secara bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak), meyakinkan orang untuk dapat mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut menyelesaikan pembicaraannya; (3) keterampilan membangun tim/kelompok: mengakomodasi pendapat orang, bekerjasama, saling menolong, saling memperhatikan; (4) keterampilan menyelesaikan masalah: empati, mengendalikan diri, memikirkan orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan keluar dengan

berdiskusi, respek terhadap pendapat yang berbeda. (Maryani, 2011: 20). Pembelajaran terpadu merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23). Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna; (2) mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi; (3) menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, dan komunikasi, serta menghargai orang lain; (5) meningkatkan gairah dalam belajar; dan (6) memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Sudjarwo (2012: 57). Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut; (1) pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya; (2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak; (3) kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama; (4) keterampilan anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu; (5) kegiatan pembelajaran bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak; (6) keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. keterampilan sosial ini antara lain: kerjasama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain (Peraturan Pemerintah Nomor 22, 2006;45). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model integrated, pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bengkunat, sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya dalam

berfikir objektif, berfikir kritis, argumentatif, bersikap dan berperilaku secara optimal. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yang bertujuan menggambarkan, memaparkan dan menjelaskan gejala yang muncul dalam penelitian yang dilakukan secara jelas dan logis. Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research sebagai bentuk investigasi berulang yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral yang diimplementasikan dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan model Integrated pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bengkunat, bertujuan melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi (Arikunto, 2006: 104). Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dengan tahapan pada setiap siklus yaitu 1) tahap perencanaan, langkah yang dilakukan dengan pendekatan model Integrated adalah (a) memilih dan menetapkan tema/topik; (b) perencanaan aktivitas, meliputi: pemilihan aktivitas, pemilihan sumber; (c) perencanaan evaluasi, meliputi: jenis, sasaran, aspek dan teknik evaluasi; (d) menyusun silabus pembelajaran terpadu; (e) menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) tahap pelaksanaan, langkah yang dilakukan dengan pendekatan model Integrated adalah (a) penetapan aktivitas pembelajaran, berupa pembelajaran kelompok maupun individu; (b) melakukan penilaian proses, berupa penilaian penyajian laporan, diskusi dan balikan, serta evaluasi; 3) Tahap Observasi, mencakup kegiatan pengamatan pada setiap siklus yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan kolaborator, menggunkan lembar IPKG berupa instrumen observasi kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan lembar instrumen keterampilan sosial menggunakan format keterampilan sosial siswa; 4) Tahap Refleksi, merupakan tahapan analisis terhadap hasil pengamatan dan pengolahan data penelitian sebagai bahan pertimbangan dan perenungan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah penelitian perlu dilakukan perbaikan dan dilanjutkan atau tidak pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini, penilaian kinerja guru hanya berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan refleksi dan tidak dijadikan sebagai variabel penelitian. Indikator ketercapaian peningkatan keterampilan sosial siswa dengan pendekatan model Integrated menggunakan instrumen penilaian keterampilan sosial komunikasi dengan aspek pengamatan meliputi: (a) mendengarkan pendapat; (b) berbicara secara bergiliran; (c) intonasi suara/tidak membentak; (d) menghargai/menghormati,; dan keterampilan sosial membangun tim/kelompok dengan aspek pengamatan meliputi: (a) mengakomodasi pendapat; (b) bekerjasama; (c) membantu/ menolong; (d) saling memperhatikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu (1) Observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan observasi menggunakan bentuk observasi yang terstruktur, yaitu menggunkan instrumen siap pakai, sehingga peneliti dan kolaborator hanya tinggal membubuhkan tanda ( ) pada tempat yang disediakan; (2) Alat Pengambilan Gambar atau Photo. Alat pengambilan gambar atau photo digunakan untuk merekam secara utuh tentang proses aktivitas pembelajaran, dengan photo memungkinkan peneliti melihat kelemahan-kelemahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya; (3) Dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk menyakinkan bahwa data yang diperoleh atau terkumpul dalam penelitian lebih jelas dan data tersebut benar adanya. Data yang diperoleh berupa data hasil observasi dari pengamatan siswa dalam pembelajaran, serta berupa foto hasil pengamatan pada kegiatan tiap siklus tindak kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptik analitik. Analisis kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan teknik analisis kualitatif, bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kinerja guru dalam perencanaan dan pengelolaan pembelajaran pada setiap siklus. Analisis keterampilan sosial siswa dilakukan secara

kualitatif. Nilai kualitatif masingmasing siswa ditentukan dari ratarata skor siswa yang diperoleh dari enam aspek pengamatan. Validasi data primer dan sekunder dilakukan dengan cara triangulasi, yaitu proses evaluasi terhadap kebenaran data melalui berbagai sumber untuk mendapatkan data penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya. Validasi dengan triangulasi, dapat dilakukan dengan membandingkan hasil dari siswa dengan hasil dari kolaboator dan peneliti (Pargito, 2010: 60). Tujuan dari triangulasi adalah untuk meyakinkan data dengan kepercayaan dan maksimal. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bengkunat yang berdiri sejak Tahun 2000 beralamat di Jalan Lintas Barat Sumatera Pekon Sukarame Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat. Keterampilan sosial merupakan perilaku yang perlu dipelajari, karena memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh respon positif atau negatif, sehingga keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting dimiliki oleh setiap orang termasuk didalamnya siswa, agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat dan pergaulan di lingkungan yang lebih luas (Cartledge dan Milburn, 1992: 19). Model integrated merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterampilan sosial pada siswa dalam pembelajaran IPS. Model integrated adalah pembelajaran terpadu yang dikembangkan selain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, dan komunikasi, serta menghargai orang lain Sudjarwo (2012: 57). Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data keterampilan sosial pada aspek keterampilan sosial komunikasi dan keterampilan sosial membangun tim/kelompok pada siswa dengan pendekatan model integrated dengan pemilihan aktivitas pembelajaran kelompok pada setiap

siklusnya menunjukan terjadinya peningkatan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Helius Syamsudin dan Enok Maryani. (2009:12), menyatakan bahwa pembelajaran melalui model terpadu berdasarkan topik dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa. Selanjutnya dikatakan bahwa, pengembangan keterampilan sangat tergantung pada guru sebagai pengembang kurikulum. Oleh karena itu, memahami misi kurikulum IPS, memahami transdisipliner, multi disiplin, pembelajaran kooperatif dalam memecahkan masalah social, harus dikuasai guru, disamping kemampuan pengaplikasian metode, media, sumber belakar dan asesmen yang bervariasi. Deskripsi hasil analisis tindakan, menunjukan adanya peningkatan keterampilan sosial komunikasi dan keterampilan sosial membangun tim/kelompok pada siswa setiap siklusnya sebagai berikut; (1) aspek keterampilan sosial komunikasi, ratarata persentase peningkatan aspek ini pada siklus I, II dan III sebesar 9,15%; (a) Pra tindakan ke Siklus I. Adanya peningkatan persentase keterampilan sosial komunikasi sebesar 9,82% (48,22%-58,04%) disebabkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model integrated melalui aktivitas pembelajaran kelompok dengan perencanaan dan pelaksanaan yang telah dipersiapkan dan skenario pembelajaran berdasarkan konsultasi dengan kolaborator sebagai observer 1; (b) Siklus I ke Siklus II. Adanya peningkatan persentase pada siklus II sebesar 4,46%, (58,04% - 62,50%) karena secara keseluruhan guru dalam pembelajaran menggunakan model integrated melalui aktivitas pembelajaran kelompok masih terdapat kelemahan-kelemahan yaitu guru belum maksimal dalam mengarahkan kelompok menyajikan hasil diskusi secara pleno, belum maksimal dalam memotivasi siswa untuk bertanya, belum maksimal dalam memotivasi siswa untuk berani menyampaikan pendapat, dan belum maksimal dalam memotivasi siswa untuk saling menghargai pendapat; (c) Siklus II ke Siklus III meningkat 13,17%. Perolehan presentase pada siklus III memenuhi kriteria keberhasilan tindakan karena telah mencapai > 75,67%. Peningkatan sebesar 13,17%

(62,50% -75,67%) pada siklus III karena secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran, guru telah maksimal dalam mengarahkan kelompok menyajikan hasil diskusi secara pleno, maksimal dalam memotivasi siswa untuk bertanya dan maksimal dalam memotivasi siswa untuk berani menyampaikan pendapat; (2) untuk aspek keterampilan membangun tim/kelompok, rata-rata persentase pada siklus I, II dan III menunjukkan peningkatan sebesar 12,28%; (a) Pra Tindakan ke Siklus I. Adanya peningkatan persentase pada siklus I (47,32% - 63,85%) atau sebesar 16,53%, karena dalam pembelajaran guru telah melaksanakan perencanaan pembelajaran, skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model integrated melalui aktivitas pembelajaran kelompok; (b) Siklus I ke Siklus II. Adanya peningkatan perolehan persentase pada siklus II (58,04% - 62,50%) yaitu sebesar 10,04%, karena secara keseluruhan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model integrated melalui aktivitas pembelajaran kelompok masih terdapat kelemahan yaitu guru belum maksimal dalam mengarahkan kelompok untuk mendiskusikan tugas kelompok, belum maksimal dalam mengarahkan kelompok membuat laporan hasil diskusi, belum maksimal memotivasi siswa untuk bekerjasama dan saling menolong; (c) Siklus II ke Siklus III. Perolehan presentase pada siklus III telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan karena telah mencapai > 75,67%. Peningkatan persentase sebesar 10,26% (73,89% - 84,15%) pada siklus III ini karena secara keseluruhan pembelajaran, guru telah maksimal mengarahkan kelompok mendiskusikan tugas kelompok, mengarahkan kelompok membuat laporan hasil diskusi, telah maksimal memotivasi siswa untuk bekerjasama dan saling menolong, mengakomodasi pendapat dan saling membantu antar anggota kelompok. Keberhasilan peningkatan persentase keterampilan sosial pada penelitian ini tidak terlepas dari peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, II dan III menunjukkan peningkatan persentase sebagai berikut ; (1) Peningkatan persentase kinerja guru dari siklus I ke Siklus II (63,04% menjadi 70,65%) dalam

melaksanakan pembelajaran integrated dikarenakan dalam penilaian kinerja, guru telah mampu menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dan mengaitkan materi dengan realitas kehidupan; guru telah mampu mengarahkan kelompok untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok; memotivasi siswa untuk menghargai pendapat; dan guru telah mampu memberikan umpan balik berdasarkan hasil presentasi dan tanya jawab serta menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. (2) Peningkatan persentase kinerja guru dari siklus II ke Siklus III (70,65% menjadi 79,35%) dikarenakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran integrated telah maksimal dalam mengarahkan kelompok untuk mendiskusikan tugas kelompok dan mengarahkan kelompok menyajikan hasil diskusi secara pleno; guru telah maksimal dalam memotivasi siswa untuk bertanya dan memotivasi siswa untuk berani menyampaikan pendapat. KESIMPULAN dengan model Integrated dapat meningkatkan keterampilan social siswa pada aspek keterampilan sosial komunikasi dan keterampilan sosial membangun tim/kelompok. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan skor keterampilan sosial siswa: mendengarkan pendapat, berbicara secara bergiliran, intonasi suara (tidak membentak) dan menghargai/ menghormati dalam aktivitas pembelajaran kelompok pada siklus I sampai siklus 3. Kedua; melalui aktivitas kelompok dalam pembelajaran IPS dengan model Integrated, siswa mampu mendengarkan pendapat siswa lain dengan baik, mampu berbicara secara bergiliran, mampu menggunakan intonasi suara (tidak membentak) yang baik dan mampu menghargai/ menghormati siswa lain, siswa mampu untuk mengakomodasi pendapat siswa lain, bekerjasama dalam kelompok dengan baik, membantu/menolong kesulitan siswa lain dalam kelompok dan mampu untuk ssaling memperhatikan dengan baik. Pertama; pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMPN 1 Bengkunat,

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cartledge and Milburn. 1992. Keterampilan social. Tiga Serangkai : Jakarta. Fogarty, R. 1991. How to Integrate the curricula. Palatine. Illionis: IRI/Skylight Publishing, Inc. Helius Syamsudin & Enok Maryani. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Jurnal Penelitian Pendidikan. UPI Bandung. Maryani, Enok. 2011. Pengembangan Program pembelajaran IPS Untuk Peningkatan Keterampilan Sosial. Penerbit Alfabeta : Bandung. Pargito. 2010. Dasar-Dasar IPS. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung : Bandar Lampung. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi. Jakarta. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjarwo dan Basrowi. 2012. Mengenal Model Pembelajaran. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.