BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduknya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, taraf kehidupan, dan taraf pendidikan tetapi juga membawa dampak

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

sebaya, dan masyarakat. Hubungan ini dikaji sebagai bentuk kegiatan yang diikuti para lansia dalam kehidupan sehari hari. Pada umumnya, hubungan sosia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

para1). BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

PENDAHULUAN. keberadaannya senantiasa harus diperhatikan. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data World Health Organization (WHO) menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hiup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. (1) Penduduk di kawasan Asia Tenggara yang berusia diatas 60 tahun saat ini berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050. Untuk mencegah munculnya masalah akibat peningkatan jumlah lansia, WHO mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif. Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun. (2) Dunia kesehatan Indonesia akan mengalami sebuah pergeseran yang disebut pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena keberhasilan program Keluarga Berencana. Populasi lansia rata-rata di Indonesia adalah 7,5% dari jumlah total penduduk dan dalam waktu 20 tahun mendatang jumlah lansia Indonesia akan melebihi balita. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa milenium ini akan ditandai dengan pergeseran gerontologis (gerontological shift). Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan jumlah lansia yang diiringi dengan permasalahannya yang besar, kompleks, dan serius. (3) 1

2 Kemajuan dibidang kesehatan serta meningkatnya kesejahteraan sosio ekonomi secara langsung berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup (life expectancy) yang merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Semakin meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (Lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Laporan data penduduk yang dikeluarkan Bureau of the Census Amerika Serikat (1999, dikutip dari Darmojo & Martono, 2006) memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 1990-2025, Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia sekitar 41,4%. Pada tahun 2010 persentase penduduk lansia mencapai 9,77% dari total penduduk dan prediksi pada tahun 2020 akan mengalami peningkatan menjadi 11,34% (Departemen Sosial, 2006). Kenaikan pesat ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured population). (4) Populasi lansia Indonesia terus mengalami peningkatan baik di tingkat provinsi maupun nasional. Di Sumatera Barat, proyeksi proporsi penduduk lansia pada 2010 adalah 8,11%, pada tahun 2015 menjadi 8,77% dan terus meningkat sampai 10,08% pada 2020. (3) Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 tercatat sebesar 5.196.289 jiwa dan 8,77% diantaranya adalah penduduk berusia tua (> 65 tahun). Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Angka harapan hidup saat lahir pada 2015 mencapai 68,66 tahun yang artinya setiap bayi lahir punya peluang hidup hingga usia 68 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumbar 2015 mencapai 69,98 atau melampaui angka nasional yang hanya 69,55. (5)

3 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1), menetapkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Maka dari itu, setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya. (6) Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif,untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undangundang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi penduduknya. Menurut Undang-Undang, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik maka lansia membutuhkan banyak bantuan dalam menjalani aktivitas kehidupannya. Kualitas hidup lansia terus menurun seiring dengan semakin bertambahnya usia. Penurunan kapasitas mental, perubahan peran sosial, dementia (kepikunan), juga depresi yang sering diderita oleh lansia ikut memperburuk kondisi mereka. Belum lagi berbagai penyakit degeneratif yang menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari orang disekelilingnya. Merawat lansia tidak hanya terbatas pada perawatan kesehatan fisik saja namun juga pada faktor psikologis dan sosiologis. (8) (6, 7)

4 Usia lanjut juga dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, hal ini juga termasuk kedalam tujuan pembangunan kesehatan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga pemerintah menyelenggarakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan termasuk upaya kesehatan bagi lanjut usia. (7) Seringkali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang sakit-sakitan. Banyak lansia yang dengan sengaja dititipkan oleh anak cucunya ke panti-panti werdha karena kesibukan kerja dan merasa direpotkan dalam aktivitas hidup sehari-hari. Selain itu mereka juga ingin memberikan suasana berbeda bagi orang tuanya (lansia) agar tidak merasa kesepian, karena di panti werdha mereka akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan bersama teman-teman sebayanya. (9) Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) adalah wadah / instutusi pemerintah yang memberikan pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial, bimbingan keterampilan serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan para lanjut usia agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar pada masa tuanya. Dengan kondisi dan permasalahan tersebut, maka para lansia berhak atas perhatian dan perlindungan

5 terhadap kesehatannya melalui asuhan keperawatan dengan fasilitas dan pelayanan khusus. (10) Kegiatan proses pelayanan keperawatan bagi lansia yang diberikan oleh pengasuh atau perawat harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan pada lansia, yang terdiri atas lima standar, yaitu: pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi. (11) Peningkatan populasi kelompok lanjut usia diikuti pula dengan berbagai persoalan bagi lanjut usia itu sendiri seperti : penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, kesepian akibat ditinggal oleh pasangan atau teman seusia, depresi karena ketidakmampuan bersosialisasi, merasa terasingkan/terisolasi karena hilang kontak dengan keluarga. Kelompok lanjut usia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan yang kompleks dan progresif. Salah satu masalah keperawatan yang banyak muncul pada kelompok tersebut adalah gangguan sosial karena banyak hal yang mempengaruhi kelompok ini baik dari dukungan anggota keluarga maupun dari lingkungan. Dukungan keluarga merupakan sumber dukungan yang pertama bagi lanjut usiadan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan terhadap fungsi sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan siklus kehidupan. (11) Penelitian Febliaji di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin pada tahun 2000 di dapatkan ada hubungan pelayanan fisik, psikologi, sosil dan spiritual terhadap kesehatan lanjut usia. (12) Penelitian Widari Putri pada tahun 2015 pada Puskesmas di Kota Kisaran didapatkan bahwa kualitas pelayanan jasa dan fasilitas puskesmas berpengaruh terhadap kepuasan masyarakat. (13) Penelitian Debi Felnia tahun 2016 didapatkan bahwa kebutuhan lansia terhadap pelayanan kesehatan

6 adalah: penyuluhan, pemeriksaan badan secara berkala, pengobatan dan kunjungan rumah untuk perawatan, memberi semangat atau latihan. Harapan lansia terhadap pelayanan kesehatan adalah: penyuluhan berkelompok dengan materi kesehatan lansia dan frekuensi sebulan sekali, lansia datang sendiri untuk pemeriksaan berkala, bentuk obat tablet atau pil, ada kunjungan rumah dari petugas untuk lansia yang tidak dapat berjalan, petugas berseragam putih, jadwal pelayanan pagi hari pukul 08.00, ada alat bantu kacamata, ada pemeriksaan darah dan urin, dan ada kegiatan keagamaan, olah raga, rekreasi. Ada beberapa program kesehatan lansia menurut infodatin pusat data dan informasi kementrian Republik Indonesia, diantaranya: 1. Peningkatan dan pemantauan upaya kesehatan bagi lansia di fasilitas pelayanan kesehatan pimer (puskesmas menyelenggarakan santunan) 2. Peningkatan dan pemantapan upaya rujukan bagi lansia melalui pengembangan (poliklinik Geriatri terpadu di rumah sakit) 3. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan lanjut usia, melalui posyandu lansia 4. Pengembangan pemberdayaan lansia dalam kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat 5. Peningkatan mutu perawatan kesehatan bagi lanjut usia dalam keluarga melalui (home care dan long term care) 6. Perlambatan proses degeneratif melalui penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan lansia (fisik kognitif) 7. Peningkatan kemitraan dengan lembaga sosial, profesi, LSM, dan lembaga pendidikan dan penelitian.

7 Pemerintah mempunyai kewajiban dalam menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang dikhususkan bagi para lansia. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan tersedianya fasilitas di tempat umum sangat penting untuk diperhatikan. Semua itu bertujuan memberi kemudahan kepada lansia dalam memanfaatkan fasilitas yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin karena Panti Sosial ini dibawah koordinasi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin, adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat. Statusnya telah dikukuhkan menjadi Unit Pelaksana Teknis di bidang Bina Kesejahteraan Sosial dalam lingkungan Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Sumatera Barat. Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin menyelenggarakan pelayanan terhadap lanjut usia terlantar dalam panti dengan kapasitas tampung sebanyak 110 orang. Dengan mekanisme pelayanan adalah sebagai berikut: (14) 1. Sosialisasi 2. Home Visit 3. Penerimaan 4. Rencana Penanganan 5. Pelaksanaan Kegiatan, meliputi: a. Pelayanan fisik, seperti: makan dan minum, olahraga, dan rekreasi b. Bimbingan sosial c. Bimbingan keterampilan d. Bimbingan rohani e. Bimbingan kesenian

8 f. Sidang kasus/ Case Coference (CC) g. Pelayanan kesehatan h. Pendampingan urusan luar i. Bimbingan psiko sosial 6. Terminasi, yaitu suatu kegiatan pengakhiran pemberian pelayanan terhadap kelayan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti, didapatkan 6 dari 10 orang responden yang di wawancarai merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan di PSTW Sabai Nan Aluih, ini dikarenakan dokter yang hanya didatangkan satu kali dalam seminggu, tindakan pengobatan yang diberikan kepada lansia tidak maksimal, kurangnya tenaga perawat dan perawat yang ada kurang aktif dalam melakukan pengecekan kesehatan kepada lansia, pramulansia yang ada di PSTW hanya satu orang. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai analisi pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Kabupaten Padang Pariaman. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pelayanan Kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk diketahuinya informasi mendalam mengenai pelaksaan pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman tahun 2017.

9 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Dilakukannya analisis masukan (input) pada pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaen Padang Pariaman tahun 2017 yang meliputi aspek tenaga, sarana dan prasarana, dana, dan metode. 2. Dilakukannya analisis proses (process) pada pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaen Padang Pariaman tahun 2017 yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3. Dilakukannya analisis keluaran (output) dari pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaen Padang Pariaman tahun 2017. 4. Dilakukannya analisis outcome dari pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan secara optimal kepada lansiadi Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan tambahan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas mengenai pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman dan sebagai sumber referensi untuk dilakukan penelitian berikutnya. 3. Bagi Peneliti

10 Menambah pengetahuan penulis mengenai tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan kesehatan di panti sosial tresna werdha dan memberikan pengalaman peneliti dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan penelitian.