BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses


BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

1

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan


BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI UPT PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 5 PEMBAHASAN. selama periode 10 Juni-10 Juli 2014 terdapat 96 bayi atau 85,7% Hasil ini masih lebih rendah daripada penelitian yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang sama tentang pemberian ASI Eksklusif sekurang-kuragnya 6 bulan (Suradi, 2010). Berdasarkan data UNICEF (2013), sebanyak 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif di negara industri lebih besar meninggal dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif, sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI Eksklusif (UNICEF, 2013). Berdasarkan data Kemenkes RI (2015) didapatkan data cakupan pemberian ASI pada tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Menurut provinsi, hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan capaian terendah (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 menunjukkan cakupan 1

2 pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 60% masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2015 sebesar 80% (Dinkes Jateng, 2015). Pencapaian ASI yang masih jauh dibawah target nasional, merupakan tanda bahwa kesadaran para ibu dalam memberikan ASI masih perlu ditingkatkan. Anggapan bahwa menyusui adalah cara yang kuno serta alasan ibu bekerja, takut kehilangan kecantikan, tidak disayangi lagi oleh suami dan gencarnya promosi perusahaan susu formula di berbagai media massa juga merupakan alasan yang dapat mengubah kesepakatan ibu untuk menyusui bayinya sendiri, serta menghambat terlaksananya proses laktasi (Widjaja, 2012). Kendala ibu dalam menyusui ada dua faktor yaitu faktor internal kurangnya pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dan faktor eksternal ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga ibu berpikir perlu tambah susu formula, ketidakmengertian ibu tentang kolostrum, banyak ibu yang masih beranggapan bahwa ASI ibu kurang gizi dan kualitasnya tidak baik (Baskoro, 2008). Selama kehamilan, mayoritas wanita menunjukkan bahwa dirinya berencana untuk mencoba menyusui. Akan tetapi diberbagai area angka keinginan menyusui kini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka memulai menyusui. Laporan di Kanada menyatakan bahwa walaupun saat pranatal sekitar 80% diantara ibu yang bermaksud menyusui hanya terdapat 30% yang menyusui selama sedikitnya 6 bulan (Varney, 2007).

3 Pelaksanaan pemberian ASI dapat dilakukan dengan baik dan benar jika terdapat informasi lengkap tentang manfaat ASI dan menyusui serta manajeman Laktasi (Depkes, 2005). Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan dan masa menyusui bayi. Ruang lingkup manajemen laktasi periode postnatal meliputi ASI esklusif, cara menyusui, memeras ASI peras, dan memberikan ASI peras (Siregar, 2009). Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamilan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2011). Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah melahirkan dan pada masa menyusui selanjutnya. Bila manajemen laktasi tidak terlaksana maka akan berdampak penurunan pemberian ASI sehingga berdampak pada peningkatan angka gizi buruk dan gizi kurang yang beresiko pada peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi (Prasetyono, 2009). Hasil penelitian Setyowati & Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak

4 akan memberikan ASI esklusif kepada bayi mereka. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang dalam hal memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan merupakan satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI esklusif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka semakin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi tentang ASI esklusif. Berdasarkan hasil penelitian Handayani (2015) tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku pemberian ASI dipengaruhi oleh pendidikan ibu, pengalaman menyusui sebelumnya dan keterpaparan dengan sumber informasi seperti media massa, petugas kesehatan, dan kontak dengan kelompok ibu yang sudah berhasil menyusui. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Purba (2014) tentang hubungan kondisi psikologis dan tingkat pengetahuan ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Ruang Perinatal RSUD Cengkareng. Ditemukan hasil terdapat hubungan psikologis ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ada hubugan tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi terhadap keberhasian pemberian ASI ekslusif. Hasil uji statistik chi square pada hubungan psikologis didapatkan p sebesar 0,000 dimana P< 0,05. Pada hubungan tingkat pengetahuan didapatkan p sebesar 0,003 dimana P<0,05.

5 Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Puskesmas Kemangkon didapatkan data cakupan ASI Eksklusif pada Bulan Maret 2017 sebesar 14,41% dengan jumlah bayi usia 0-6 bulan sebanyak 340 bayi dan jumlah bayi usia 6-12 bulan pada bulan April 2017 sebanyak 463 bayi. Cakupan ASI Eksklusif terendah di Desa Kemangkon sebesar 20% dari jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif dibagi jumlah total bayi yang ada, dengan jumlah bayi usia 0-6 bulan 25 bayi. Berdasarkan data wawancara kepada 10 ibu yang memiliki bayi usia 6-8 bulan, menyatakan bahwa ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan oleh kesibukan ibu yang bekerja diluar rumah, jadi waktu ibu banyak di habiskan diluar rumah terutama yang bekerja sebagai buruh pabrik. Disamping itu, ibu juga menyatakan kurang memiliki pengetahuan tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja, dan cara penyimpanan ASI yang baik sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama bekerja diluar rumah. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen Laktasi dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga?.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jenis pemberian susu di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga c. Mengetahui keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan dan informasi pengetahuan serta data empiris guna pengembangan keilmuwan, khususnya bagi konseling masyarakat terkait dengan pentingnya pelaksanaan manajemen laktasi dan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.

7 2. Manfaat Praktis a. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pikiran, ide dan masukan pengetahuan baru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan di bidang Keperawatan khususnya dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif. b. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi tentang manajemen laktasi dan dan pemberian ASI eksklusif sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dalam memberikan ASI secara Eksklusif. c. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai konsep tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi untuk mengatasi masalah psikologis yang tepat agar keberhasilan pemberian ASI eksklusif dapat diwujudkan E. Keaslian Penelitian 1. Purba (2014) tentang hubungan kondisi psikologis dan tingkat pengetahuan ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif di ruang perinatal RSUD Cengkareng. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki bayi dan bayinya dirawat di ruang perinatal sebanyak 44 orang responden dengan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah cross sectional. Hasil Penelitian ada hubungan psikologis ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ada hubugan tingkat pengetahuan ibu tentang

8 manajemen laktasi terhadap keberhasian pemberian ASI ekslusif. Hasil uji statistik chi square pada hubungan psikologis didapatkan p sebesar 0,000 dimana P< 0,05. Pada hubungan tingkat pengetahuan didapatkan p sebesar 0,003 dimana P<0,05. 2. Novitasari (2013) tentang tingkat pengtahuan ibu menyusui tentang manajemen laktasi di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan sampel jenuh dengan jumlah responden 42 orang, instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabelitasnya, variabel penelitian menggunakan variabel tunggal, teknik analisa data dengan analisa univariat, menggunakan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang manajmen laktasi di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar pada kategori baik sebanyak 7 responden (16,6%), kategori cukup 26 responden (62,0%) dan kategori kurang 9 responden (21,4%). 3. Zakiyah (2012) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan Disain cross sectional dengan responden ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan di Kelurahan Semanan sejumlah 82 orang. Penelitian dilakukan pada Bulan April-Mei 2012. Hasil penelitian didapatkan proporsi pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Semanan sebesar 35,4%. Faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI eksklusif di kelurahan Semanan adalah pendidikan

9 ibu (OR= 4), status pekerjaan (OR=8), pengetahuan ibu (OR=11,56;81,71), dukungan suami (OR= 1,8;4,95) dukungan keluarga ibu (OR=2,9;8,7), dukungan mertua (OR=8,3) dan promosi susu formula (OR=31,54). Faktor yang tidak berhubungan adalah umur ibu.