BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan

HOSPITALISASI. NS. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

1

BAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang menentukan gaya personal individu serta mempengaruhi


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009). Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab nyeri pada anak tidak hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, operasi, luka bakar, infeksi, dan efek kekerasan. Anak-anak juga mengalami nyeri dari banyak prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh dokter dan perawat untuk menyelidiki dan mengobati penyakit (Finley, 2005). Respon perilaku anak toddler terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi yaitu mimik wajah, perubahan nada suara dan aktivitas, serta menangis, menunjukan sikap menjauh dari stimulus nyeri dan aneka vokalisasi. Namun macam perilakunya bertambah, termasuk menggosok nyeri dan prilaku agresif (menggigit, memukul, dan menendang). Sejumlah toddler sanggup mengutarakan bila sakit, namun tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri tersebut (Betz, 2009). 1

2 Peran pemberi perawatan primer pada penanganan nyeri yaitu untuk mengidentifikasi, mengobati penyebab nyeri dan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga professional kesehatan lain tetapi juga memberikan intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi dan bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif (Smetlzer dan Bare, 2002). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Wawan, 2010). Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010). Pada pengkajian nyeri anak berbeda dengan pengkajian nyeri pada orang dewasa, pada pengkajian nyeri anak perawat harus mengkaji dari respon verbal dan non verbal. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah QUESTT: Question the child (Bertanya pada anak mengenai rasa nyeri yang dialami), Use pain rating scale (menggunakan skala peringkat rasa nyeri yang sesuai dengan umur dan kemampuan anak, misal dengan menggunakan skala wajah), Evaluate behavior and physiologic changes (mengevaluasi perubahan tingkah laku dan fisiologis seperti: menangis keras atau menjerit, memukul dengan tangan atau kaki), Secure parent`s involvement (melibatkan orang tua untuk mengamati

3 reaksi anak dalam menghadapi nyeri), Take cause of pain into account (menentukan dan mencatat penyebab rasa nyeri), Take action and evaluate results (mengambil tindakan dan mengevaluasi hasilnya, mengambil tindakan yaitu dengan menggunakan obat/ tanpa obat, sedangkan untuk mengevaluasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal) (Wong, 2003). Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi merupakan tempat rawat inap untuk umum. Selain itu, ada ruang rawat inap untuk anak, yaitu ruang Melati II. Perawat yang bekerja di Melati II (bangsal anak) sebanyak 20 orang. Berdasarkan observasi hasil studi pendahuluan melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti di Melati II RSUD Dr Moewardi Surakarta ditemukan adanya perawat yang melakukan pengkajian nyeri pada anak hanya melihat ekspresi anak. Perawat kurang mempedulikan prinsip pengkajian rasa nyeri untuk anak sebagaimana mestinya, yaitu tidak menggunakan skala wajah dan tidak melibatkan orang tua dalam mengkaji tingkat nyeri yang dialami anak. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa tindakan keperawatan tidak memperdulikan beberapa dari prinsip pengkajian nyeri pada anak. Ini merupakan masalah yang serius dan perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan kompetensi dalam melakukan tindakan. Maka peneliti akan meneliti tingkat pengetahuan dalam tindakan pengkajian nyeri pada anak toddler.

4 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pendahuluan diatas dapat diketahui bahwa tingkat peengetahuan perawat tentang nyeri sangat penting untuk perawat sehingga dirumuskan masalah penelitian : Adakah hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang nyeri dengan prilaku pengkajian nyeri anak toddler di Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang nyeri dengan prilaku pengkajian nyeri anak toddler di Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang nyeri di Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta b. Mengetahui gambaran tindakan perawat dalam melakukan pengkajian nyeri anak toddler di Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan keperawatan dalam pengkajian nyeri anak toddler.

5 D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a) Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan dan asuhan keperawatan bagi pasiennya serta meningkatkan pengetahuan bagi perawat di rumah sakit tersebut. b) Bagi institusi kependidikan Sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk bisa membantu penelitian dalam mencapai tujuan penelitian. c) Bagi perawat Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan dalam asuhan keperawatan dalam mengelola ataupun pelayanan bagi pasien. d) Bagi peneliti Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut pada umumnya dan khususnya bagi peneliti memperoleh pengetahuan tentang prilaku pengkajian respon nyeri anak toddler di bangsal anak RSUD Dr Moewardi Surakarta.

6 E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang hubungan antara pengetahuan perawat dengan prilaku pengkajian respon nyeri pada anak toddler di bangsal anak di RSUD dr Moewardi Surakarta, sejauh yang diketahui peneliti belum pernah dilakukan penelitian, tapi ada penelitian yang mendukung penelitian ini yaitu: 1. Saekhatun, (2008) tentang Hubungan sikap perawat dengan tindakan perawat dalam managemen nyeri (teknik distraksi) pada pasien post OP di ruang bedah Ortopedi RSUI Kustati Surakarta penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, pengumpulan data menggunakan kuisioner dan checklist observasi. Hasil penelitiannya X2 hitung = 5,578 dengan nilai ada hubungan ρ = 0,018) pada taraf signifikan 0.05, karena nilai ρ < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara sikap perawat dengan tindakan perawat dalam management nyeri (teknik distraksi) pada pasien post OP ruang bedah Ortopedi RSUI Kustasti Surakarta. 2. Triyani, (2005) Hubungan tingkat peengetahuan perawat tentang respon hospitalisasi anak usia pra sekolah dengan tindakan perawatan dalam melakukan Atraumatic care di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan checklist

7 observasi. Hasil penelitianya respon hospitalisasi anak usia pra sekolah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 69,6 %, tindakan perawat dalam melaksanakan atraumatik care di RSUD Dr Moweardi 73,9%. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa ternyata ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara tingkat pengetahuan perawat tentang respon hospitalisasi antara anak usia pra sekolah dengan tindakan perawatan dalam atraumatic care di RSUD Dr Moewardi Surakarta.